Apakah tujuan utama pemberian kemasan pada suatu produk

Oleh Muchlisin Riadi Oktober 29, 2016

Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).

Ilustrasi Kemasan
Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132). Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama. Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan. Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat pemasaran, yaitu :
  1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk. 
  2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik. 
  3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.
  4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.
Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu sebagai berikut:
  1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau kesalahan penempatan. 
  2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk dan memperkuat citra produk. 
  3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.
Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
  1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya. 
  2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya. 
  3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
  4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.
  5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian. 
  6. Convenience. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali. 
  7. Marketing. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk membeli produk.
Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
  1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, dll). 
  2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
  3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
  1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng. 
  2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap. 
  3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.
Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
  1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya. 
  2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
  • Klimchuk, Marianne dan Sandra A. Krasovec. 2006. Desain Kemasan. Jakarta: Erlangga.
  • Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga.
  • Kotler, Philip. 1999. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Milenium. Jakarta: Prenhallindo.
  • Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia.
  • Simamora, Bilson. 2007. Panduan Riset dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia.
  • Louw, A. & Kimber, M. 2007. The Power of Packaging, The Customer Equity Company.

Ilustrasi kemasan produk kerajinan yang erat kaitannya dengan proses pemasaran dan distribusi. Foto: Pixabay

Kemasan tidak bisa dipisahkan dari proses pemasaran dan distribusi suatu produk, termasuk salah satunya produk kerajinan. Meski beberapa produsen masih sering menyepelekannya, ternyata tujuan pengemasan produk kerajinan cukuplah krusial.

Dr. Suprihatiningsih, M.Pd dalam bukunya Prakarya dan Kewirausahaan Tata Busana di Madrasah Aliyah (2020: 41) menjelaskan bahwa kemasan produk secara umum adalah wadah ataupun pembungkus yang memiliki fungsi untuk mencegah atau meminimalisasi terjadinya kerusakan pada produk yang dikemas.

Selain itu, kemasan dapat dikatakan sebagai material pembungkus produk yang memiliki fungsi untuk menampung, melindungi, mengidentifikasi, dan mempromosikan produk.

Dalam hal tersebut, fungsi kemasan tidak hanya berguna untuk melindungi produk, tapi juga berfungsi sebagai alat pemasaran dan membangun identitas brand sekaligus meningkatkan penjualan.

Agar lebih mengenalnya, simak tujuan dan jenis-jenis kemasan produk kerajinan berikut ini.

Ilustrasi pengemasan produk kerajinan untuk melindunginya dari guncangan hingga salah satu bentuk promosi. Foto: Pixabay

Tujuan Pengemasan Produk Kerajinan

Pengemasan produk kerajinan ternyata memiliki beberapa tujuan, yaitu:

  • Physical Production, yaitu pembuatan kemasan produk kerajinan bertujuan untuk melindungi dari iklim, getaran, guncangan, tekanan, dan faktor lain yang mampu merusak produk.

  • Barrier Protection, yaitu pemasangan kemasan produk kerajinan bertujuan untuk melindungi produk dari adanya hambatan, berupa oksigen, uap, air, debu, dan lain sebagainya.

  • Containment of Agglomeration, yaitu pengemasan yang bertujuan untuk mengelompokkan produk, sehingga proses penanganan dan penyaluran akan menjadi lebih efisien.

  • Information Transmission, yaitu produk kerajinan yang dikemas dengan informasi tertentu, supaya tercantum cara penggunaan transportasi, daur ulang, atau cara membuang kemasan tersebut.

  • Reducing Theft, yaitu pemberian kemasan produk kerajinan bertujuan untuk mencegah adanya tindak pencurian, dengan cara melihat kerusakan fisik yang ada pada kemasan.

  • Convenience, yaitu kemasan adalah salah satu fitur yang mampu meningkatkan kenyamanan, distribusi, penanganan, penjualan, tampilan, penggunaan, dan masih banyak lagi.

  • Marketing, yaitu desain dan label yang menarik pada kemasan bisa digunakan oleh pihak pemasar, untuk meningkatkan minat beli para konsumen.

Ilustrasi kemasan produk kerajinan yang terbuat dari kertas. Foto: Pixabay

Jenis-Jenis Kemasan Produk Kerajinan

Merujuk pada salah satu materi yang tertuang dalam buku Saku Prakarya (Kerajinan) untuk SMA Kelas X karangan Retno Murti Setyorini, S.Pd, M.Pd (2015: 73), kemasan produk kerajinan dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama, sebelum ditemukannya plastik dan alumunium foil. Hingga saat ini, kemasan kertas juga masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lainnya, seperti plastik dan logam.

Kemasan kertas memiliki banyak keunggulan, antara lain harganya murah, perolehannya mudah, dan penggunaannya bisa mencapai ukuran yang tak terbatas.

Kemasan kayu biasanya berupa peti, tong kayu, atau palet yang banyak digunakan transportasi berbagai komoditas dalam perdagangan internasional. Pengiriman produk kerajinan seperti keramik kerap dikemas dengan peti kayu, agar dapat terlindungi dari risiko pecah.

Kemasan plastik merupakan kemasan yang paling banyak ditemui, terutama jenis akrilik. Akrilik menjadi favorit produk pengemasan produk kerajinan, karena memiliki sifat kaku dan transparan, penahan yang baik terhadap oksigen dan cahaya, hingga titik leburnya rendah.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA