Apabila seorang khatib lupa mengucapkan dua kalimat syahadat ketika khutbah bagaimana hukumnya

Ridwan Kamil Khutbah. ©2015 Merdeka.com/Iman Herdiana

TRENDING | 10 April 2020 10:07 Reporter : Tantiya Nimas Nuraini

Merdeka.com - Tata cara khutbah Jumat sangat perlu untuk dipahami dan dimengerti bagi khatib. Khatib adalah seseorang yang bertugas menyampaikan khutbah saat menjalankan shalat Jumat. Bukan sembarangan, menjadi khatib pada dasarnya merupakan perwakilan yang hukumnya fardhu kifayah.

Seorang khatib juga harus bisa memberikan nasihat, peringatan serta ajaran mengenai Agama Islam kepada jemaah. Untuk itu, calon khatib harus benar-benar mengerti dan memahami tata cara khutbah Jumat sebelum naik ke atas mimbar.

Lantas, bagaimana tata cara khutbah Jumat sesuai syariat? Simak ulasannya berikut ini.

2 dari 7 halaman

Sebelum naik ke atas mimbar, ada baiknya calon khatib mengenal ketentuan lainnya terlebih dahulu. Seperti misalnya syarat khutbah Jumat. Perlu untuk diketahui, khutbah pada shalat Jumat masuk dalam bagian rukun shalat Jumat.

Penyampaian khutbah Jumat juga terbagi menjadi dua sesi. Berikut syarat khutbah Jumat yang perlu diketahui oleh calon khatib:

  1. Khatib harus laki-laki
  2. Khatib harus suci dari hadas besar maupun kecil
  3. Khatib harus menutup aurat
  4. Khatib harus berdiri bila mampu
  5. Khutbah harus dilakukan pada saat dzuhur usai azan ke-2 shalat Jumat
  6. Isi rukun khutbah baik yang pertama dan kedua harus didengar oleh jamaah sekurang-kurangnya 40 orang jamaah pria
  7. Khatib harus duduk sebentar dengan tumaninah atau mengistirahatkan sebentar dirinya di antara dua khutbah
  8. Khutbah pertama dengan kedua harus dilaksanakan secara berturut-turut, begitu pun antara khutbah dengan shalat Jumat
  9. Rukun-rukun khutbah Jumat harus disampaikan dengan bahasa Arab

3 dari 7 halaman

Adapun rukun-rukun khutbah Jumat sebagai berikut:


2015 Merdeka.com/Iman Herdiana

  1. Bacaan Alhamdulillah. Khutbah shalat Jumat wajib (harus) dimulai dengan bacaan hamdalah yaitu lafadz memuji Allah SWT. Misalnya seperti lafadz Alhamdulillah, atau Ahmadullah, atau innalhamda-lillah.
  2. Shalawat kepada Nabi SAW. Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW wajib (harus) dilafadzkan dengan jelas. Paling tidak ada ucapan shalawat seperti shalli ala Muhammad, atau as-shalatu ala Muhammad atau ana mushallai ala Muhammad. Salah satu contoh shalawat nabi, yakni: Allahumma sholli wa sallam alaa muhammadin wa alaa alihii wa ash haabihi wa man tabiahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.
  3. Membaca dua kalimat Syahadat
  4. Ajakan untuk Taqwa kepada Allah SWT. Sederhananya adalah perintah, ajakan atau anjuran untuk bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Mengenai lafadz-nya, khatib bisa memilih secara bebas. Misalnya saja seperti Takutlah kalian kepada Allah SWT.atau marilah kita bertaqwa serta menjadi hamba yang taat kepada Allah Yang Maha Esa.. Atau bisa juga dengan membaca yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun
  5. Membaca ayat suci Al-Quran di salah satu khutbah-nya. Paling tidak, khatib bisa membaca minimal satu kalimat dari ayat suci Al-Quran saat sedang khutbah.

4 dari 7 halaman

Sebelum azan berkumandang, calon khatib harus melakukan adab-adab berikut ini:

  1. Berangkat ke Masjid dengan pikiran dan hati yang tenang.
  2. Saat di Masjid, dianjurkan melakukan shalat sunah sebelum duduk sembari menunggu waktu shalat Jumat.
  3. Khatib sebaiknya merasa percaya diri dan terhormat, sebab menyampaikan khutbah Jumat adalah tugas keagamaan yang penting
  4. Naik serta berdiri di mimbar dengan khusyu. Tak lupa untuk senantiasa mengingat Allah SWT dengan berdzikir, sehingga mampu membangun suasana yang sakral.
  5. Menatap jamaah dan mengucapkan salam
  6. Duduk sejenak untuk mendengarkan azan

5 dari 7 halaman

Saat azan telah dikumandangkan, ada baiknya khatib melakukan adab-adab berikut ini:

2019 Merdeka.com

  1. Menyampaikan khutbah dengan sikap tawadlu, tidak menyampaikan khutbah seperti orasi dan tidak menunjukkan arogansi
  2. Materi yang disampaikan harus bermanfaat bagi semua jamaah
  3. Memberikan isyarat pada jamaah untuk berdoa. Bisa dengan mengangkat tangan sehingga jamaah bisa mengamini doa yang disampaikan.

6 dari 7 halaman

Setelah menyampaikan khutbah, muazin akan mengumandangkan iqamat. Setelah iqamat berkumandang, khatib segera melakukan adab-adab berikut ini:

  1. Turun dari mimbar
  2. Pastikan kondisi tenang dan bertakbir
  3. Dianjurkan membaca dengan tartil

7 dari 7 halaman

Setelah mengenal syarat, rukun dan adab khutbah Jumat, dilanjutkan dengan tata cara khutbah shalat Jumat. Adapun tata cara khutbah shalat Jumat sesuai dengan sunnah yang dianjurkan.

2020 Merdeka.com/Arie Basuki

Itu berarti, tata cara khutbah shalat Jumat ini sesuai dengan anjuran dari Rasul. Berikut tata cara khutbah shalat Jumat sesuai sunnah Rasul:

  1. Khatib berdiri di atas mimbar atau tempat yang lebih tinggi lalu mengucapkan salam. Kemudian, khatib dianjurkan untuk mengucapkan salam pada jamaah, sebagaimana disebutkan dalam hadits Jabir bin Abdullah, Sesungguhnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam jika telah naik mimbar biasa mengucapkan salam. HR Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah.
  2. Usai mengucap salam, maka suara azan akan dikumandangkan. Khatib dianjurkan untuk duduk mendengarkan dan menirukan hingga azan selesai.
  3. Selanjutnya, khatib berdiri untuk berkhutbah. Sebelum memulai ada baiknya membuka khutbah sesuai dengan rukun khutbah, yaitu dengan membaca alhamdulilah, sanjungan kepada Allah, syahadat, shalawat, bacaan ayat-ayat taqwa, dan perkataan amma bad.
  4. Khatib dianjurkan untuk berdiri dan menghadapkan wajahnya pada para jamaah. Namun, jika khatib tidak dapat berdiri maka khutbah dapat dilakukan dengan posisi duduk.
  5. Duduk di antara dua khutbah. Usai menyampaikan khutbah pertama hendaknya khatib duduk sejenak untuk beristirahat sebelum menyampaikan khutbah kedua.
  6. Khutbah Jumat ada baiknya tidak terlalu panjang. Khutbah hendaknya tidak boleh lebih lama dibandingkan dengan durasi shalat Jumat.
  7. Dalam berkhutbah, khatib hendaknya melantangkan suara dan menyampaikan khutbahnya dengan jelas. Hal ini bertujuan supaya jamaah yang mendengarkan paham dengan kata-kata yang diucapkan.
  8. Saat di akhir khutbah, hendaknya ditutup dengan kalimat permohonan ampun kepada Allah SWT. Kalimat permohonan ampun ini bisa disampaikan pada khutbah kedua.
(mdk/tan)

Rukun Dua Khutbah Jumat

Jumat , 25 Sep 2020, 08:57 WIB

Dok MASK

Rukun Dua Khutbah Jumat. Foto ilustrasi: KH Cholil Nafis PhD memberikan khutbah Jumat di Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Jakarta, Jumat (26/6).

Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rukun dua khutbah Jumat yaitu:1. Mengucapkan puji-pujian kepada Allah. Keterangan amal Rasulullah yang diriwayatkan oleh Muslim.2. Shalawat atas Rasulullah SAW. Sebagian ulama berkata bahwa shalawat ini tidak wajib, yang berarti bukan rukun khutbah.3. Mengucap syahadat (bersaksi tidak ada Tuhan yang sebenarnya melainkan Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah perusuh-Nya).Rasulullah SAW bersabda: كُلُّ خُطْبَةٍ لَيْسَ فِيهَا تَشَهُّدٌ فَهِيَ كَالْيَدِ الْجَذْمَاءِ

“Tiap-tiap khutbah yang tidak ada tasyahhud (syahadat) padanya, maka khutbah itu seperti tangan yang terpotong” (HR Abu Dawud)

4. Berwasiat (nasihat) dengan takwa dan mengajarkan apa-apa yang perlu kepada pendengar, sesuai dengan keadaan tempat dan waktu, baik urusan agama maupun urusan dunia seperti ibadah kesopanan, pergaulan, perekonomian, pertanian, siasat, dan sebagainya dengan bahasa yang dipahami oleh pendengar.5. Membaca ayat Alquran pada salah satu kedua khutbah.Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Muslim disebutkan: لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُطْبَتَانِ كَانَ يَجْلِسُ بَيْنَهُمَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيُذَكِّرُ النَّاسَ حَدَّثَنَا أَبُو كَامِلٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ قَائِمًا ثُمَّ يَقْعُدُ قَعْدَةً لَا يَتَكَلَّمُ وَسَاقَ الْحَدِيثَ

Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa dan Utsman bin Abi Syaibah sedangkan ma'na haditsnya dari Abu Al Ahwash telah menceritakan kepada kami Simak dari Jabir bin Samurah dia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam biasa menyampaikan dua kali khutbah, beliau duduk di antara dua khutbah tersebut, beliau membaca Al Qur'an dan memberi peringatan kepada orang-orang." Telah menceritakan kepada kami Abu Kamil telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Simak bin Harb dari Jabir bin Samurah dia berkata; saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam khutbah dengan berdiri kemudian duduk, beliau tidak mengatakan sepatah katapun,,,, " kemudian dia melanjutkan hadits tersebut."

 6. Berdoa untuk mu'minin dan mu'minat pada khutbah yang kedua. Sebagian ulama berpendapat bahwa doa dalam khutbah tidak wajib sebagaimana juga di lain khutbah, tidak wajib.

Baca Juga

sumber : Fiqh Islam / H Sulaiman Rasjid

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA