Apa yg membuat plc tdk fungsi

1

INSTALASI PLC DAN SOLUSI PERMASALAHAN

POLITEKNIK NEGERI BALI

Oleh:

I GEDE SUPUTRA WIDHARMA

I Nyoman Andi Darma Kusuma (01)

Putu Martin Puja Yoga (03)

I Gede Gunem Kusuma Wijaya (05)

I Putu Gede Ari Gunawan (06)

Putu Agus Satia Pratama (09)

I Putu Deny Adi Winata (11)

POLITEKNIK NEGERI BALI

2021

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan pada penulis

untuk menyelesaikan Artikel ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan

Artikel yang berjudul ”Programmable Logic Control (PLC)” ini dengan tepat waktu.

Artikel Sistem Kontrol Terprogram Kontrol Sekuensial disusun guna memenuhi tugas dari

Bapak I Gede Suputra Widharma, S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah Sistem Kontrol

Terprogram di Politeknik Negeri Bali. Selain itu, penulis juga berharap agar Artikel ini dapat

menambah wawasan bagi pembaca tentang kontrol sekuensial.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak I Gede Suputra Widharma,

S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah sistem kontrol terprogram. Tugas yang telah diberikan ini

dapat menambah wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan

terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan artikel ini.

Penulis menyadari artikel ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan artikel ini.

Jimbaran ,25 April 2021

Penulis

3

ABSTRAK

Dalam era globalisasi saat ini efisiensi menjadi tuntutan di segala bidang usaha sebagai salah satu

kunci sukses dalam persaingan industri. Programmable controller merupakan salah satu kunci

sukses dalam meningkatkan efisiensi produksi dalam industri. Programmable Logic Control

(PLC) adalah suatu peralatan elektronik yang dioperasikan secara digital. Di dalamnya terdapat

memori untuk menyimpan instruksi instruksi dan melaksanakan fungsi khusus seperti logika,

sekuensial, timer, counter, dan aritmatika untuk control mesin dan proses. Programmable Logic

Control (PLC) adalah tipe system kontrol yang memiliki input device yang disebut sensor,

controller serta output device.

Kata kunci: PLC, control mesin,

4

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi saat ini efisiensi menjadi tuntutan disegala bidang usaha sebagai

salah satu kunci sukses dalam persaingan industri. Dalam hal ini efisiensi industry berarti:

a. Kecepatan dalam menghasilkan produk dari peralatan industry atau pun line

produksi.

b. Menurunkan biaya material dan efisiensi pemakaian tenaga kerja.

c. Meningkatkan kualitas dan menurunkan reject.

d. Meminimalkan down time dari mesin produksi.

e. Biaya peralatan produksi murah.

Programmable controller memenuhi kebanyakan dari persyaratan tersebut diatas dan

merupakan salah satu kunci sukses dalam meningkatkan efisiensi produksi dalam industri. Secara

tradisional, otomatis asihanya diterapkan untuk tipe produksi dengan jumlah yang tinggi. Tetapi

kebutuhan sekarang menuntut otomatis dari bermacam macam produk dalam jumlah yang

sedang, sebagaimana untuk mencapai produktivitas keseluruhan yang lebih tinggi dan

memerlukan investasi minimum dalam pabrik dan peralatan. Flexible Manufakture System (FMS)

menjawab kebutuhan ini. Sistem ini mencakup peralatan otomatis seperti mesin CNC, robot

industri, transfort otomatis, dan produksi terkontrol computer. Programmable controller akan

banyak dijumpai dalam peralatan industry semacam ini.

1.1 Pengenalan Programmable Logic Control (PLC)

Pada saat Programmable Logic Control (PLC) belum ditemukan, manusia telah mengenal

berbagai macam system kontrol, tapi masih konvensional, artinya system yang dikenal tersebut

masih berdiri sendiri-sendiri, seperti relay elektromagnetik. Dari beberap control tersebut, seperti

relay yang sudah berintegrasi menjadi sebuah panel. Adanya panel kontrolini yang mengilhami

terciptanya Programmable Logic Control (PLC), karena pada prinsipnya PLC terdiri dari

himpunan beberapa model kontrol yang bergabung dalam suatu alat. Seiring itu juga

5

dikembangkan relay yang dapat beroperasi pada kecepatan yang tinggi yang disebut relay

transistor, karenaitu PLC memiliki Output Relay Elektromagnetic dan Output Relay Transistor

dimana relay transistor berfungsi untuk control kecepatan tinggi seperti High Speed Counter,

Pulsa, PWM, dan lain-lain.

Sistem control Programmable Logic Control (PLC) sangat berguna bila dipergunakan pada

operasi yang berulang-ulang dalam proses industry secara sequensial. Sistem sequensial sangat

sulit diprogam kembali untuk proses produksi yang berubah dan sering dibongkar, yang kemudian

didesain kembali secara lengkap. Saat ini telah banyak industri yang melakukan pengambilan

keputusan logic, timing, counter (up/down), rekaman proses sekuensial, operasi aritmatik, laporan

pengembangan, penanganan informasi, debugging, visualisasi, dan throubleshooting. Selanjutnya

pada dekade 60-an atau tepatnya pada tahun 1969, sebuah perusahaan perangkat elektronik, yaitu

madicon (sekarang sebagian dari Gold Electronics) mulai memperkenalkan PLC melalui salah satu

divisi perusahaan tersebut (Generals Motors Hydramatic Division) khususnya untuk

pengembangan motor hidrolik. Kemudian beberapa perusahaan seperti: Allen Bradly, General

Elektric, GEC, Siemens, dan Westinghouse yang memproduksi nya dengan harga standart dan

dengan kemampuan tinggi. Pemasaran PLC dengan harga rendah didominasi oleh perusahaan

perusahaan dari jepang seperti : Mitshubishi, Omron, Toshiba.

Sekarang system control sudah meluas sampai keseluruh pabrik dan system kontrol total

dikombinasikan dengan control feedback, pemrosesan data dan sistem monitor terpusat. Sistem

control logika konvensional tidak dapat melakukan halhal tersebut dan PLC diperlukan untuk itu.

Berikut adalah perbedaan system control konvensional dengan system kontrol PLC seperti

ditunjukkan pada table 1.1..

Tabel 1.1 :Perbedaan Wired Logic dan PLC

Peralatan kontrol

(hardware)

6

1.2 Programmable Logic Control (PLC)

Programmable Logic Control (PLC) adalah suatu peralatan elektronik yang dioperasikan

secara digital. Didalamnya terdapat memori untuk menyimpan instruksiinstruksi dan

melaksanakan fungsi khusus seperti logika, sekuensial, timer, counter dan aritmatika untuk control

mesin dan proses. Programmable Logic Control (PLC) adalah tipe system kontrol yang memiliki

input device yang disebut sensor, controller serta output device. Peralatan yang dihubungkan pada

PLC yang berfungsi mengirim sebuah sinyalke PLC disebutInput device. Sinyal input masuk ke

Programmable Logic Control (PLC) disebut input point. Input point ini ditempatkan dalam lokasi

memori sesuai dengan statusnya on dan off. Lokasi memori ini disebut lokasi bit. CPU dalam suatu

siklus prosees yang normal memantau keadaan dari input point dan menjalan kan on dan off sesuai

dengan input bitnya. Demikian juga dengan output bit dalam memori dimana output poin pada unit

ditempatkan, mengirim kansinyal output keoutput device. Output bit akan on untuk mengirim kan

sebuah sinyal keperalatan output melalui output point. CPU secara periodic menjalankan output

point on atauoff sesuai dengan status dari output bit.

Programmable logic controllers (PLC) merupakan suatu peralatan elektronik yang

dioperasikan secara digital. Di dalamnya terdapat memori (yang dapat diprogram) tempat

menyimpan instruksi-instruksi yang penggunaannya berkaitan dengan fungsi pengendalian

tertentu. Di dalamnya terdapat juga rangkaian logika, urutan eksekusi, perhitungan, selangwaktu,

dan fungsi aritmatika. Berdasarkan namanya konsep Programmable logic controllers (PLC)

adalah sebagai berikut:

1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memor iuntuk menyimpan

program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau ke

gunaannya.

2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic

(ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan,

membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.

7

3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses

sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

Berdasarkan pada standar yang dikeluarkan oleh NEMA (National Electrical

Manufactures Association) ICS3-1978 Part. ICS3-304, PLC didefinisikan sebagai berikut:

Programmable logic controllers (PLC) adalah suatu peralatan elektronik yang bekerja secara

digital, memiliki memori yang dapat deprogram, menyimpan perintah-perintah untuk melakukan

fungsi-fungsi khusus, seperti logic, sequencing, timing, counting, dan aritmatic untuk mengontrol

berbagai jenis mesin atau proses melalui analog / digital input/output modules”.

Secara umum fungsi Programmable logic controllers (PLC) adalah sebagai berikut:

1. Sequencing Control. Programmable logic controllers (PLC) memprosessinyal

input menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara

berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam

proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.

2. Monitoring Plant. Programmable logic controllers (PLC) secara terus menerus

memonitor (mengawasi) status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan,

tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan

proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan

pesan tersebut pada operator.

Sistem control adalah Programmable Logic Control (PLC) dan seluruh peralatan

I/O device yang digunakan untuk mengontrol system eksternal. Sebuah sensor yang

mengirim informasi adalah input device yang merupakan bagian dari system kontrol. Tabel

dari peralatan input (sensor), controller dan output dapat dilihat pada tabel 1.2.

Tabel1.2 :Peralatan input, output serta controller dari PLC

8

Selintas Programmable Logic Control (PLC) hanya berfungsi sebagai kontrolON dan OFF saja.

Sebenarnya banyak hal yang dapat dilakukan oleh PLC.

1.3 Macam macam Programmable Logic Control (PLC)

Programmable Logic Control (PLC) dapat melakukan tiga macam tipe control yaitu:

1. Kontrol Sekuensial

Pengganti relay kontrol logic konvensional.

Pewaktu / pencacah.

PenggantiPengontrol Card (PCB).

Mesin kontrol Auto / Semi Auto / Manual dari berbagai proses di industry

2. Kontrol Canggih

Operasi Aritmatik.

Penanganan Informasi.

Kontrol Analog (suhu, tekanan, dan lain lain).

PID (Propotional Integrator Differensiator).

Fuzzy Logic.

Kontrol motor servo.

3. Kontrol Pengawasan

Proses monitor dan alarm.

Monitor dan diagnose kesalahan.

Antar muka dengan komputer( RS-232C/RS-442).

Antar muka dengan printer /ASCII

Jaringan kerja otomatis asi pabrik.

Local Area Network.

Wide Area Network.

9

1.4 Bagian-bagian PLC

Ada tiga komponen utama yang menyusun PLC yaitu: Central Processing Unit (CPU),

input / output, dan programming device. Seperti digambarkan pada blok diagram 1.1.

Sedangkan komponen lainnya adalah seperti: power supply, recorder player / tape atau

disk, optional remote interconnection, dan optional remote master computer. CPU bekerja

berdasarkan mikroprosesor yang bekerja menggantikan fungsi relay, counter, timer, dan

sequences. Karenanya programmer biasa membuat rangkaian yang menggunakan fungsi

fungsi relay:

Gambar 1.1. Bagian-bagian PLC

Unit Input / Output

Berfungsi untuk mendeteksi kondisi on-off sinyal yang diterima dari peralatan luar yang

dihubungkan kebagian input / output, juga menyesuaikan isinya l tegangan kedala marus level /

tingkat konstan serta menghilang kan sinyal yang tidak terpakai, kemudian diimplementasikan

keperalatan yang akan dikontrol. Terdapat modul input analog pada beberapa PLC, seperti CQM1-

AD041 dari sebuah SYSMAC CQM1 yang mengubah sinyal sinyal analog menjadi sinyal digital.

Hal ini memungkinkan untuk mengurangi nomor nomor dari word input yang input unit

analognya tergantung oleh pembatasan angka dari point input dari unit-unit input analog

kemaksimum2 unit input analog. Pengubahan data ditempatkan pada word input yang

dialokasikan ke unit input analog. Pengubahan data dilakukan hanya jikamembaca isi word input.

Unit input analog memiliki batasan tegangan sinyal input dari (-10 s/d +10) V, (0 s/d 10) V, dan

(1 s/d 5) V. Beberapa dari batasan tersebut dapat dikombinasikan secara bebas dengan CQM-

AD041 yang mempunyai batasan arus sinyal input dari 4 sampai 20 mA. Unit input analog diakui

sebagai nilai rata rata fungsi pemrosesan sehingga output stabil dalam mengkonversikan data. Unit

10

ini juga diakui mendeteksi kabel yang putus, mendeteksi tidak terhubungnya beberapa kawat input

yang sebelumnya telah terhubung ke unit input analog yang memberikan batasan input dari (4 s/d

20) mA atau (1 s/d 5) V. Unit display digunakan untuk input program atau untuk memeriksa apa

yang terdapat didalam memori. Dari unit ini dapat diketahui bentuk kode mnemonic nya atau

ladder diagram yang telahki tamasukkan, serta keadaannya saat dilakukan running program.

Sehingga memudahkan untuk mengetahui benar atau salah program ladder atau kode mnemonik

yang kita masukkan. Jika hardware yang dikontrol PLC memerlukan input external yang lebihdari

16 jalur, maka pada PLC tipe CQM1 ini dapat ditambahkan / diekspand inputnya dengan cara

menyeri panel input yang telah disediakan.

Control Prosessing Unit (CPU)

Unit ini berfungsi untuk memanggil, menterjemahkan, dan mengeksekusi program yang

tersimpan dalam memori yang berasal dari unit input. Selain itu CPU juga menerima data yang

berupa digit biner, aritmatik, dan operasi logika yang datanya disesuaikan dengan instruksi yang

disimpan dalam memori. CPU dari sebuah PLC dibangun dari sebuah mikro prosessor sebagai

rangkaian pemrosessata yang bentuknya kecil dan terdapat dalam sebuah chip silicon tunggal.

Register

Register digunakan dalam kebanyakan Central Processing Unit, dimana elemen memori

digunakan untuk menyimpan sejumlah bit untuk sementar waktu. Register tersebut terdapat dalam

mikroprocessor. Sedangkan data register berada dalam RAM yang digunakan untuk menyimpan

flag, counter, timer, dan beberapa tipe data yang lain. Setiap lokasi dari bit dapat menyimpan biner

1 atau 0. empat bit register dalam sebuah nible, berupa data 4 bit. Untuk register 8 bitter simpan

dalam sebuah byte, berupa data 8 bit. Sedangkan untuk register 16 bitter simpan daslam sebuah

word, berupa data 16 bit.

Flag register

Keadaan sebuah bit (logika 1 atau 0) digunakan untuk menunjukkan beberapa kondisi kejadian /

peristiwa yang disebut flag. Register yang menyimpan beberapa bit flag disebut Flag Register.

Auxilary Relay

Auxilary relay adalahelemenmemori bit tunggal yang berlokasi di RAM yang bisadimanipulasi

oleh programmer. Disebutauxilarykarenadapatdimanipulasisebagai internal relay bayangan.

11

Auxilary relay dapat juga disebut holding relay yang dapatdigunakanuntukmenyimpan data

saatcatudayamati.

Shift Register

Beberapa bit yang tersusun didalam register dapat dipindahkan dalam satu posisi yaitu kekiri atau

kekanan dengan aplikasi pada shift command atau pulsa. Oleh sebab itu register tersebut

dinamakan shift register dan dapat digunakan untuk aplikasi control sekuensial.

Binery Counter

Fungsi dari binary counter untuk menambah (ditambah satu) atau mengurangi satu data biner yang

tersim pandi dalam register dan membandingkan nya dengan dua register yang berbeda, counter

digunakan untuk mencacah, misalnya untuk menghasilkan pulsa digital dari peralatan switching

yang dihubungkan ke input port. Output biasanya dihasilkan setelah pulsa input dihitung / dicacah.

Harga pengitungan yang dikehendaki disimpan dalam data register.

Timer

CPU dibangun dari clock isolator yang mengontrol kecepatan operasinya. CPU menggunakan

sinyal clock untuk menghasilkan delay time. Delay time digunakan untuk menjaga output relay

agar periodenya tetap.

Memory

Karakteristik memory ini mudah dihapus. Data memori mudah terhapus ketika terjadi keadaan

mati oleh catu daya, begitu pula sebaliknya. Tipe umum memory meliputi semi konduktor memory

dan magnetik disk.

Unit Programming Device

Berfungsi untuk memasukkan Bahasa pemrograman, dalam hal ini ladder diagram,

kedalam EPROM PLC, ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui Console

Device, Komputer AT, dan sebagainya. Merupakan perangkat yang digunakan untuk mengedit,

memasukkan, memodifikasi dan memantau program yang ada di dalam Programmable Logic

Controller (PLC). Bagian-bagian dari PD adalah monitor dan keyboard.

1.5. Konsep Perancangan Sistem Kendali Berbasis PLC

Dalam merancang suatu system kendali yang berbasiskan Programmable logic controllers

(PLC) dibutuhkan pendekatan pendekatan system atis dengan procedure sebagai berikut:

12

1. Rancangan Sistem Kendali

Dalam tahapan ini perancang harus menentukan terlebih dahulu sistemapa yang akan

dikendalikan dan proses bagaimana yang akan ditempuh. Sistem yang dikendali kan

dapat berupa peralatan mesin ataupun proses yang terintegrasi yang sering secara

umum disebut dengan controlled system.

2. Penentuan I/O

Pada tahap ini semua piranti masukan dan keluaran eksternal yang akandihubungkan

PLC harusditentukan. Piranti masukan dapat berupa saklar, sensor, valve dan lain-lain

sedangkan piranti keluaran dapat berupa solenoid katu pelektromagnetik dan lain-lain.

3. Perancangan Program (Program Design)

Setelah ditentukan input dan output maka dilanjutkan dengan proses merancang

program dalam bentuk ladder diagram dengan mengikuti aturan dan urutan operasi

system kendali.

4. Pemrograman (Programming)

Tahapan ini adalah tahapan pembuatan program sesuai dengan rancangan yang telah

dibuat. Dan melakukan pengetesan terhadap program yang telah dibuat dengan jalan

simulasi program, yang dapat dilakukan dengan melihat lampu indicator / led pada

output PLC.

5. Menjalankan Sistem (Run The System)

Pada tahapan ini perlu dideteksi adanya kesalahan-kesalahan satu persatu (debug), dan

menguji secara cermat sampai kita memastikan bahwa system aman untuk dijalankan.

Disini diperlukan adanya tesla pangan dengan jalan sebagai berikut :

a. Yakinkan bahwa pengawatan / instalasi system perangkat keras (hardware) sudah

benar.

b. Memeriksa sambungan kabel ke terminal PLC dan sesuaikan dengan programnya.

c. Tes simulasi hendaknya dilakukan dengan sangat cermat, semua spesifikasi harus

diujui sebelum dites lapangan.

13

BAB II

PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLERS (PLC)

2.1. Dasar Pemrograman PLC

Pemprograman dalam Programmable Logic Controllers (PLC) dapat kita lakukan secara

offline maupun onlinese hingga kita dapat memasukkan program kedalam Programmable Logic

Controllers (PLC) tanpa mengganggu proses yang sedang berlangsung. Dalam teknik

pemprograman ini terdapat beberapa cara untuk memasukkan program kedalam Programmable

Logic Controllers (PLC) yaitu :

1. Ladder Diagram (diagram tangga).

Pemrograman berbasis logika relai, cocok digunakan untuk persoalan-persoalan control

diskrit yang kondisi input outputnya hanya memiliki dua kondisi ON dan OFF, seperti pada

system control konveyor, lift, dan motor-motor industri.

2. Function Block Diagram (FBD)

Pemrograman berbasis aliran data secara grafis. Banyak digunakan untuk tujuan control

proses yang melibatkan perhitungan-perhitungan kompleks dan akui sisi data analog.

3. Instruction List (Daftar instruksi)

Pemrograman dengan menggunakan instruksi-instruksi bahasa level rendah (mnemonic

code, statemen list/STL), seperti LD, AND, OR, NOT, STR, dan sebagainya.

4. Sequential Function Chart (SFC)

Pemrograman dengan metode diagram fungsi sejuensial, metode grafis untuk

pemrograman terstruktur yang banyak melibatkan langkah-langkah rumit, seperti pada

bidang robotika, perakitan kendaraan, batch control, dan sebagainya.

5. Structure Text (Tek terstruktur)

Pemrograman ini menggunakan statemen-statemen yang umum dijumpai pada Bahasa

tingkat tinggi (high level programming) seperti If/Then, Do/while, Case, For/next, dan

sebagainya. Dalam aplikasinya model ini cocok digunakan untuk perhitungan-perhitungan

matematis yang kompleks, pemrosesan table, dan data, sertafungsi-fungsi control yang

memerlukan algoritme khusus.

14

Walaupun hamper semua vendor Programmable Logic Controllers (PLC) telah mendukung

kelima model pemrograman tersebut, tetapi secara de facto sampai saat ini yang sangat luas

penggunaannya terutama di industry adalah Ladder Diagram. Alasan utamanya adalah karena

diagram ini mirip dengan diagram control elektro mekanis yang sebelumnya sudah banyak

digunakan di industry.

Programmable Logic Controllers (PLC) merupakan perangkat elektronik yang berdasarkan

rangkaian logika sehingga dalam pemprogramannya menggunakan dasar-dasar teknik digital,

termasuk dalam penyederhanaan programnya. Kita dapat menggunakan metode aljabar, diagram

dan tabelaris.

Untuk memprogram sebuah Programmable Logic Controllers (PLC) terlebih dahulu kita

harus mengenal atau mengetahui tentang organisasi dari memorinya. Ilustrasi dari organisasi

memori adalah sebagai peta memori (memori map), yang spacenya terdiri dari kategori User

Program dan Data table. User Program adalah dimana program logic ladder dimasukkan dan

disimpan yang berupa instruksiinstruksi dalam format logic ladder. Setiap instruksi memerlukan

satu word di dalam memori. Data table dibagi menjadi dua kategori, yaitu : Status data dan number

atau codes. Status adalah informasiON/OFF yang dipresentasikan sebagai “I” dan O”, Sedangkan

informasi number atau code dipresentasikan sebagai grup dari bit yang disimpan dalam byte atau

word location. Data table dibagi menjadi tiga seksi.

2.2 Ladder Diagram dan Mnemonic Code

Untuk memudahkan dalam menulis dan memasukkan program pada Programmable Logic

Controllers (PLC) maka di butuhkan beberapa tahap dasar. Ladder diagram dari suatu program

dibuat terlebih dahulu untuk memudahkan dalam penyusunan mnemonic code. Program bentuk

mnemonic code dapat langsung dimasukkan ke CPU melalui program console. Ladder diagram

terdiri dari suatu garis memanjang kebawah dari sisi kiri dengan cabangcabangnya menuju kearah

kanan. Garis memanjang kebawah di sisi kiri disebut dengan busbar. Sedangkan cabang

cabangnya disebut dengan garis instruksi. Sepanjang garis instruksi ditempatkan kondisikondisi

yang memimpin instruksi lain pada sisi kanan berikutnya. Kombinasi logic darikondisikondisi

ini menentukan kapan dan bagaimana instruksi pada sisikanan dijalankan.

15

Aturan pemrograman dengan mempergunakan ladder logic diagram dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Dua garis vertikal pada sheet (= media untuk meletakkan komponen rangkaian)

melambangkan daya. Di antara kedua garis tersebut komponen-komponen rangkaian

dihubungkan sesuai dengan rancangan.

2. Masing-masing baris ladder (baca: rung) mendefinisikan suatu operasi dalam proses

kendali.

3. Masing-masing baris ladder wajib untuk dimulai dengan menempatkan sebuah input atau

sejumlah input dan harus diakhiri dengan menempatkan sebuah output.

4. Perancangan ladder dengan menyesuaikan pada keadaan normal (default) perangkat

listrik.

5. Suatu perangkat tertentu dapat digambarkan dengan menggunakan lebih dari satu buah

baris / rung.

6. Komponen-komponen input maupun output didefinisikan dengan menggunakan

pengalamatan. Alamat tersebut merupakan indikasi dari lokasi komponen input maupun

output dalam memori Programmable Logic Controllers (PLC). Notasi masing-masing

produk PLC berbeda-beda bergantung pada vendor yang memproduksinya.

7. Suatu keadaan komponen output dapat dipanggil sebagai keadaan komponen input

dengan memanggil alamat komponen output yang diinginkan pada komponen input.

8. Pembacaan diagram dimulai dari kiri ke kanan dan dari atas kebawah seperti ditunjukkan

pada gambar berikut:

Gambar 2.1. Arahbaca ladder logic diagram PLC

16

2.3Normally Open ( NO ) dan Normally Close( NC )

Masingmasing kondisi dalam ladder diagram adalah ON/OFF, bergantung pada operand

bit yang telah ditentukan. Normally Open adalah kondisi dimana suatu operasi akan berjalan jika

operand bit ON. Jika operand bit OFF maka operasi tersebut berhenti. Normally Close adalah

kondisi dimana suatu operasi akan berjalan jika operasi bit OFF, jika operand bit ON maka akan

berhenti. Gambar 2.2 menunjukan instruksi 1 akan berjalan jika IR 00000 ON, dan instruksi 2 akan

berjalan jika IR 00001 OFF.

Gambar 2.2Kondisi NO dan NC

InstruksiUmum

Instruksi umum adalah instruksi dasar dan sering digunakan dalam mengontrol peralatan

dengan Programmable Logic Controllers (PLC).

a. Load dan Load Not

Kondisi awal dari suatu ladder diagram selalu berhubungan dengan instruksi LD

dan LD NOT, ditunjukkan oleh gambar 2.3.

Gambar 2.3Ladder Diagram Instruksi LD dan LD Not

Tabel 2.1 merupakan mnemonic code dari ladder diagram pada gambar 2.2 dimana pada instruksi

LD, kondisi eksekusi ON jika IR 0000 ON. Pada instruksi LD Not Kondisi eksekusi ON jika IR

00001 OFF.

2.1Mnemonic Code Instruksi LD dan LD Not

17

b. AND dan AND NOT

Jika ada dua atau lebih kontak yang tersusun seri pada suatu garis instruksi, maka

instruksi pada kontak pertama adalah LD atau LD NOT dan kontak berikutnya adalah AND

atau AND NOT.

Gambar 2.4Ladder Diagram Instruksi AND dan AND Not

Table 2.2 merupakan mnemonic code dari ladder diagram pada gambar 2.4. Instruksi jika

seluruh kontak berada pada kondisi ON, yaitu ketika IR 00000 ON, IR 00000 ON, IR 00001

OFF dan IR 00002 ON.

Table 2.2 Mnemonic Code Instruksi AND dan AND Not

c. OR dan OR NOT

Jika ada dua atau lebih kontak yang tersusun secara pararel pada suatu garis instruksi, maka

instruksi pada kontak pertama adalah LD atau LD NOT dan pada kontak berikutnya adalah OR

atau OR NOT.

18

Gambar 2.5Ladder Diagram Instruksi OR dan OR Not

Tabel 2.3 adalah mnemonic code dari ladder diagram pada gambar 2.5. instruksi akan ON

jika salah satu dari ketiga operand dalam kondisi ON, yaitu ketika IR 00000 OFF atau

IR00001 OFF atau IR 00002 ON.

Table 2.3Mnemonic Code Instruksi OR dan OR NOT

Pada table diatas instruksi ON akan terus jika kontak 00001 tetap dipertahan

kandalam kondisi OFF dan instruksi akan biasa di-ON dan di-OFF kandengan salah satu

dari kedua operand (00000 dan 00001), dengan syarat kondisi dari kontak 00001 harus ON

yaitu ketika IR 00000 atau IR 00002 bekerja.

d. Kombinasi AND dan OR instruksi

Ketika instruksi AND dan OR digunakan pada suatu ladder diagram yang lengkap

seperti yang terlihat pada gambar 2.6 maka Mnemonic code instruks-instruksi tersebut

adalah seperti tabel 2.4 dibawahini.

Gambar 2.6Ladder Diagram InstruksiKombinasi AND dan OR

Table 2.4Mnemonic Code InstruksiKombinasi AND dan OR

19

e. OUT dan OUT Not

Hasil output dapat dikombinasi sacara langsung dengan kondisi yang dieksekusi

sebelumnya dengan instruksi OUT dan OUT NOT. Dengan OUT instruksi, operand bit

akan ON selama kondisi eksekusi ON dan OFF selama kondisi eksekusi OFF. Pada OUT

NOT instruksi, operand bit akan ON selama kondisi eksekusi OFF dan OFF selama kondisi

eksekusi ON.

Gambar 2.7 Ladder Diagram Instruksi OUT dan OUT Not

Tabel 2.5 menunjukkan mnemonic code dari ladder diagram pada gambar2.7. IR 10000

akan ON selama IR 00000 ON dan IR 00001 ON. Output IR 10001 akanON

selamakondisidari IR 00002 OFF, dan sebaliknyaakanOFF jika IR 00002 ON.

Tabel 2.5 Mnemonic Code Instruksi OUT dan OUT Not

20

f. Instruksi END

Instruksi terakhir yang dibutuhkan untuk menyempurnakan suatu program adalah

instruksi END. Ketika CPU melakukan proses scan suatu program, CPU menjalankan

seluruh program hingga instruksi END pertama sebelum kembali keawal program untuk

memulai eksekusi lagi. Instruksi END dapat ditempatkan pada beberapa point di dalam

program Instruksi yang menunjukan instruksi END dalam Mnemonic code yang

fungsicode (01) yang ditunjukan oleh table 2.6. instruksi END tidak membutuhkan operand

maupun kondisi yang ditempatkan pada garis instruksi seperti terlihat pada gambar 2.8

dibawahini.

Gambar 2.8 Ladder Diagram Instruksi END

Tabel 2.6 Mnemonic Code Instruksi END

2.4 AND LOAD dan OR LOAD

Jika ada dua atau lebih logic blok yang terhubung seri atau pararel maka blok logika

tersebut dapat dihubungkan dengan AND LOAD untuk hubungan seri dan OR LOAD untuk

hubungan pararel. Blok logika adalah suatu group instruksi yang mempunyai hubungan secara

21

logika dalam suatu ladder diagram dan membutuhkan blok logika instruksi berhubungan dengan

instruksi atau blok logika yang lain.

00000 instruksi

00001

00002

00003

blok logika a blok logika b

Gambar 2.9Ladder Diagram Instruksi AND LOAD

Table 2.7 menunjukan mnemonic code dari ladder diagram, gambar 2.9 dimana logic bloc a dan

blok b dihubungkan dengan instruksi AND LOAD.

Tabel 2.7 Mnemonic Code AND LOAD

00000 instruksi

00001

00002

00003

blok logika a

blok logika b

Gambar 2.10Ladder Diagram Instruksi OR LOAD

22

Table 2.8 menunjukan mnemonic code dari ladder diagram, gambar 2.10 dimana logic bloc a dan

blok b dihubungkan dengan instruksi OR LOAD.

Tabel 2.8 Mnemonic Code AND LOAD

2.5 Proses Scanning Program pada PLC

Sebuah Programmable Logic Controller (PLC), berjalan secara kontinu berdasarkan pada

program yang didownload (dimasukkan) kedalam unit prosesnya. Terdapat beberapa tahap yang

harus dilalui terlebih dahulu hingga akhirnya program menyampaikan perintah yang harus

dilaksanakan. Entah gerbang menjadi aktif maupun non aktif, sesuai dengan logika permrograman

yang diberikan pengguna.

Proses scanning program pada Programmable Logic Controller (PLC) memiliki beberapa

tahap tergantung dari program yang diberikan dan masing-masing vendor. Namun, hanya 3 (tiga)

tahap yang utama, yaitu dapat dijelaskan sebagai berikut:

23

Gambar 2.14. Proses scanning (peyapuan) program pada PLC

1. Baca Status Input/ Masukan (READ)

Sebagai tahap pertama, PLC memeriksa status masing-masing keluaran. Bagaimana

kondisi yang sedang terjadi pada saatitu (ON atau OFF). Pemeriksaan dilakukan secara

menyeluruh dan detail pada masing-masing masukan sebagai langkah identifikasi terhadap

keadaan sebelum proses selanjutnya dilaksanakan. Hasil yang telah diperoleh selanjutnya

disimpan kedalam suatu memori yang bersangkutan. Adapun data-data tersebut dipergunakan

pada tahap selanjutnya.

2. Jalankan Program (EXCECUTE)

Sebagai tindakanb erikutnya, PLC akan melakukan eksekusi terhadap program yang telah

dimasukkan oleh pengguna, instruksi demi instruksi dijalankan secara runtut dan teliti. Perintah-

perintah awal pada program yang dimasukkan sangat mempengaruhi terhadap keadaan yang ada.

Jika program diawali dengan memberikan logika 1 (ON) pada masukan pertama, keluaran pertama

bernilai 1 (ON) pula. Hal tersebut dapat terjadi karena PLC sudah memperoleh data masukan yang

mana saja yang ON dan OFF. Dari tahap pertama dapat ditentukan bagaimana kondisi keluaran

24

pertama, harus di-ON-kan atau tidak (berdasarkan status masukan pertama). Tahap ini diakhiri

dengan menyimpan hasil eksekusi untuk digunakan kemudian.

3. Perbaharui Status Output/write

Sebagai tahap utama yang terakhir, tindakan yang dilakukan PLC yaitu memperbaharui

atau mengupdate status keluaran. Pembaharuan status keluaran ini dipengaruhi oleh masukan yang

aktif (ON) selama tahap 1 dan hasil dari eksekusi program di tahap 2. Jika masukan pertama

statusnya ON, dari langkah 2, program menghasilkan keluaran pertama ON, sehingga pada tahap

3 ini keluaran pertama diperbaharui menjadi ON.

Setelah tahap 3 selesai, PLC kembali lagi melaksanakan proses scanning program dari

tahap 1, demikian seterusnya. Waktu scan didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk

melaksanakan 3 tahap utama tersebut. Pada setiap tahapnya, bias memiliki waktu tanggap yang

berbeda-beda. Waktu tanggap total (total response time) adalah jumlah semua waktu tanggap

masing-masing langkah. Sehingga dapat dikatakan bahwa waktu tanggap total merupakan jumlah

masukan ditambah waktu eksekusi program ditambah waktu tanggap keluaran sama dengan waktu

tanggap total. Logikanya, semakin banyak variabel input maupun output yang ada dan banyaknya

tingkat ekseskusi program mempengaruhi sekali terhadap waktu scan dan waktu tanggap yang

semakin besar.

2.6 Timer

Instruksi TIM (timer) dapat digunakan sebagai pewaktu delay ON juga sebagai rangkaian

relay. Pada gambar 2.11 diberikan contoh dalam penggunaan timer untuk delay ON. Sebenarnya

instruksi TIM adalah instruksi pengurangan dari pewaktu yang membutuh kan nomor dari timer

mulai nol hingga nomor terakhir ditentukan sesuai dengan tipe PLC dan nilai set (SV) yang

berkisar dari 0000 sampai 9999 atau jika dikonversikan kedalam detik dibagi 10 sehingga dapat

membentuk timer 0 sampai dengan 999,9 detik. Bawah ini gambar yang menunjukan pengesetan

timer.

25

Gambar 2.11Simbol Timer

N :nomor timer # 000 hingga 127

SV : Set Value (word atau BCD #0 s/d 9999) IR, SR, AR, DM, HR,

LR, #

SV dapatdiletakkan di IR (Internal Relay), SR (Spesial

Relay), AR (Auxilary Relay), DM (data memory), HR (holding relay),

LR (1 relay), # (data BCD).

.

Gambar 2.12 Ladder Diagram Timer

Dari gambar 2.12 diatas, apabila input 0000 ditekan maka relay mulai mengurangi dari SV

yang diberikan (dalamhalini #0100 artinya 10 detik). Setelah 10 detik output dari timer ON sampai

penekanan tombol input 00000 dilepasatau input 00001 ditekan (input 00001 adalah Normally

Close sehingga saat ditekan hubungan ke timer OFF) yang berakibat output timer OFF. Kode

mnemonik dan timing diagram ditunjukkan pada tabel 2.9 dan gambar 2.13

26

Tabel 2.9 Mnemonic Code Pemakaian Timer

Gambar 2.13Timing Diagram Rangkaian Timer.

27

BAB III

INSTALASI PLC

3.1 Kondisi Tempat Instalasi

Instalasi peralatan control yang menggunakan Programmable Logic Controllers (PLC)

harus memperhatikan tempat-tempat dengan kondisi sebagai berikut:

a. Tempat yang terkena sinar matahari langsung.

b. Tempat dengan temperature yang melebihi antara 00C sampai dengan 550C.

c. Tempat dengan kelembaban relative yang melebihi dari 10% sampai dengan 90% RH.

d. Hindari dari gas yang bersifat korosif, dan mengandung zat garam.

e. Hindari dari air, minyak, dan zat kimia.

f. Hindari dari getaran dan benturan langsung.

3.2 Pengawatan PLC

Pengawatan sebuah PLC tidak dianjurkan menaruh jalur I/O PLC jalur kabel yang sama

dengan jalur tenaga. Yang pemasangannya dapat dilihat sebagai berikut:

30cm min

30cm min

PLC I/O lines

Control cable

& PLC

power lines

Power

cxable

Gambar 3.2. Handing duct

28

20cm min

PLC I/O lines Control cable

& PLC

power lines

Power

cxable

metal plate

(iron)

Gambar 3.3. Floor duct

Pengawatan standar dari CPU PLC merk Omron type C80H dapat dilihat pada gambar berikut ini.

- +

24 v dc

output

220V

220 V ac

Line

COM

COM

OMRON

CPU PLC

PSU

Gambar 3.4. Pengawatan PLC

29

- +

24 v dc

12V DC

220 V ac

Line

COM

COM

OMRON

CPU PLC

PSU

M

K

K

Gambar 3.5. Pengawatan PLC dengan relay

Tegangan input dan output tersebut dapat diganti dengan besaran tegangannya atau jenis

tegangannya (ac/dc), yang tentunya juga memerlukan sedikit tambahan komponen untuk

mengubah tegangan I/O nya. Gambar 3.5 memperlihatkan salah satu cara untuk mengubah

tegangan output dengan menggunakan sebuah relay.

3.3. Antarmuka pada Programmable Logic Controllers (PLC)

3.3.1 Antarmuka Masukan PLC

Perangkat antarmuka input pada Programmable Logic Controllers (PLC) berada di antara

jalur masukan yang sebenarnya dengan unit CPU. Adapun manfaat dari perangkat antarmuka input

sendiri yaitu untuk melindungi CPU PLC dari sinyal-sinyal yang dapat merusak kinerja maupun

ketahanan CPU tersebut. Modul antarmuka ini berfungsi untuk mengubah sinyal-sinyal masukan

dari luar ke sinyal-sinyal yang sesuai (sinkron) dengan tegangan kerja CPU PLC yang

bersangkutan. Misalnya, input dari sensor dengan tegangan kerja 24 Volt DC harus diubah menjadi

tegangan 5 Volt DC agar sesuai dengan tegangan kerja CPUnya.

30

Gambar 3.6. Sebuah IC Opto-isolator seri "MB 111" (Sumber: wikipedia.org)

Gambar 3.7. Skema sederhana suatu opto-isoator (Sumber: wikipedia.org)

Pengolahan sinyal-sinyal yang dimaksud dilakukan dengan opto-isolator (perhatikan Gambar 3.6

dan Gambar 3.7) yang terdapat pada perangkat antarmuka masing-masing PLC. Untuk lebih

jelasnya dapat ditunjukkan pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8. Rangkaian antarmuka input PLC

31

Dengan menggunakan poto-isolator, tak ada sambungan dengan menggunakan kabel antara dunia

luar dengan CPU. Keduanya dipisahkan secara optic, dimana sinyal-sinyal disampaikan melalui

cahaya. Prinsip kerjanya sederhana, piranti eksternal memberikan sinyal untuk menghidupkan

LED (dalam opto-isolator), sehingga phototransistor menerima cahaya kemudian menghantarkan

arus (ON=1). CPU melihat sinyal tersebut sebagai logika nol (dimana catu antara kolektor dan

emitor turun hingga di bawah 1 volt). Demikian pula sebaliknya, ketika sinyal masukan tak ada

lagi, LED mati dan phototransistor berhenti menghantar (OFF). CPU melihat sinyal tersebut

sebagai logika satu.

3.3.2 Antarmuka Keluaran PLC

Tak berbeda dengan antarmuka masukan Programmable Logic Controllers (PLC), unit

keluaran juga perlu adanya perangkat antarmuka untuk memberikan perlindungan CPU dengan

peralatan eksternal. Skema perangkat antarmuka keluaran PLC dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9. Rangkaian antarmuka output PLC

32

Cara kerjanya sama dengan perangkat antarmuka masukan PLC. Bedanya, perangkat yang

menyalakan dan mematikan LED didalam opto-isolator sekarang adalah CPU, sedangkan yang

membaca keadaan arus pada photo-transistor, yaitu perangkat eksternal.

3.4 Komponen Penyusun PLC

Unit input/output atau sering disingkat dengan Unit I/O pada PLC, menyediakan

antarmuka yang menghubungkan sistem dengan dunia luar. Keadaan tersebut memungkinkan

untuk dibuat sambungan-sambungan antara perangkat-perangkat input, seperti sensor, dengan

perangkat output, seperti motor dan selenoida, melalui panel-panel yang tersedia. Demikian juga,

melalui unit input/output, program-program dimasukkan dari panel program. Masing-masing point

input/output memiliki sebuah alamat spesifik yang dapat digunakan oleh CPU untuk

mengaksesnya.

Gambar 3.10. I/O pada PLC type single box

3.4.1. Perangkat input

Pada Programmable Logic Controllers (PLC), perangkat input biasanya digunakan untuk

perangkat-perangkat digital dan analog, seperti saklar mekanis, potensiometer, termistor, strain

gauge, dan thermocoupler. Beberapa perangkat tambahan tadi bertindak sebagai sensor, yang

33

nantinya akan menghasilkan output digital (discrete), yaitu kondisi ‘ON(1)’/’OFF(2)’, dan dapat

dihubungkan dengan mudah ke port-port input PLC. Sensor-sensor yang menghasilkan sinyal-

sinyal analog harus terlebih dahulu diubah (diconvert) menjadi sinyal-sinyal digital sebelum

dihubungkan ke port-port PLC. Contoh beberapa sensor yang umum digunakan yaitu:

Saklar-saklar mekanik

Saklar-saklar jarak(proximity switch)

Sensor-sensor suhu

Straingauge

3.4.2. Perangkat output

Port-port pada output sebuah PLC dapat berupa tipe relay atau tipe isolator-optik dengan

transistor atau tipe triac, bergantung pada perangkat yang dihubungkan kepadanya, yang akan

dikendalikan. Umumnya, sinyal digital dari salah satu kanal output sebuah PLC digunakan untuk

mengendalikan sebuah aktuator yang pada saatnya mengendalikan suatu proses. Istilah aktuator

sendiri digunakan untuk perangkat yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi gerakan-gerakan

mekanis untuk mengendalikan proses. Berikut ini beberapa contohnya:

Kontaktor

Motor

Motor Stepper

Katup-katup kontrol direksional

34

BAB IV

PERMASALAHAN DAN SOLUSI PLC

Permasalahan 1

1. Apa sajakah yang perlu diperhatikan didalam melakukan instalasi dan pengawatan

terhadap Programmable Logic Controllers (PLC)?

2. Berapa kelebaban yang diijinkan untuk instalasi Programmable Logic Controllers (PLC)?.

3. Bagaimana cara mengatasi agar tidak terjadi “overheating” pada Programmable Logic

Controllers (PLC)?

4. Sebutkanlah beberapa contoh perangkat input output (I/O) pada Programmable Logic

Controllers (PLC) yang anda ketahui?

Jawab

Apa yang perlu diperhatikan didalam melakukan instalasi dan pengawatan terhadap

Programmable Logic Controllers (PLC)?

Pada pengendali terprogram dengan PLC, fungsi pengendali tidak tergantung dari

pengawatannya. Elemen input (tombol tekan, sensor) dan elemen output dihubungkan ke

peralatan PLC. Hubungan elemen input dan output tidak dilakukan dengan pengawatan

tetapi melalui pemograman dengan peralatan pemogram (personal komputer atau peralatan

khusus).

Kelembaban diijinkan untuk instalasi Programmable Logic Controllers (PLC)?

Instalasi peralatan control yang menggunakan Programmable Logic Controllers

(PLC) harus memperhatikan tempat-tempat dengan kondisi sebagai berikut :

. Tempat yang terkena sinar matahari langsung.

a. Tempat dengan temperature yang melebihi antara 00C sampai dengan 550C.

b. Tempat dengan kelembaban relative yang melebihi dari 10% sampai dengan 90% RH.

c. Hindari dari gas yang bersifat korosif, dan mengandung zat garam.

d. Hindari dari air, minyak, dan zat kimia.

e. Hindari dari getaran dan benturan langsung.

35

Programmable Logic Controllers (PLC) bekerja batas temperature 00C sampai

dengan 550C. Oleh sebab itu pada panel Instalasinya harus dilengkapi dengan pentilasi

udara untuk pendinginan. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan :

. Menyediakan ruang sirkulasi udara yang cukup

a. Instalasi Programmable Logic Controllers (PLC) tidak boleh berada diantara peralatan

yang menghasilkan panas yang besar, seperti misalnhya pemanas, transformator tenaga,

atau resistor dengan resistansi besar.

b. Berikan pendinginan dengan menggunakan fan/kipas, jika suhu berada diatas 550C.

Disamping itu yang perlu juga diperhatikan adalah jalur tenaga (power line) dan

peralatan yang bertegangan tinggi dapat menyebabkan terjadinya electrical noise pada

Programmable Logic Controllers (PLC).

Cara mengatasi agar tidak terjadi “overheating” pada Programmable Logic

Controllers (PLC)?

Pada generator terjadi beberapa permasalahan diantaranya panas lebih ( overheating ) pada

lilitan dan bearing yang mengakibatkan kerusakan yang fatal, oleh sebab itu harus di

proteksi dengan baik dan kita bisa menggunakan dan mengontrol dengan smart relay. Smart

Relay disini mengontrol suhu pada belitan stator pada generator, dan apabila suhu melebihi

suhu normal ( 60°C ), maka akan terjadi trip. Generator akan ON dengan menggunakan

stop kontak otomatis dengan bantuan smart relay. Sensor suhu LM35DZ digunakan untuk

mendeteksi suhu generator memiliki ketepatan hasil pengukuran yang sangat baik. Apabila

suhu generator melebihi 60° C maka motor akan OFF sesuai program pada zelio smart

relay. Smart relay dapat memproteksi panas lebih pada generator dengan baik sehingga

apabila terjadi panas lebih pada generator tidak akan terjadi kerusakan.

Beberapa contoh perangkat input output (I/O) pada Programmable Logic

Controllers (PLC) yang anda ketahui?

Perangkat input sensor yang sering di gunakan:

Saklar-saklar mekanik

Saklar-saklar jarak(proximity switch)

Sensor-sensor suhu

36

Strain gauge

Perangkat output sensor yang sering di gunakan

KontaktorMotor

Motor Stepper

Katup-katup

Kontrol direksional

Permasalahan

1. Buatlah statement list (STL) dari rangkaian dibawah ini

a. rangkaian holding kontak

Apabila input 00 on (terhubung) maka output 50 on, input NO 50 on (terhubung) maka

Output 51 on, Input NC 50 off (Terbuka) maka Output 52 off

b. rangkaian revers-forward putaran motor

37

Apabila Input 00 ON (terhubung) maka Output 50 ON dan Input 50 ON (terhubung)

agar output 50 tetap ON walaupun Input 00 sudah off (terbuka)

Apabila ingin mengonkan output 51 maka output 50 harus di offkan terlebih dahulu

karana rangkaian saling mengunci (interlock)

Untuk mengoffkan output 50 kita harus membuka input 01 maka out 50 off

Setelah output 50 off baru bias aktifkan output 51 dengan caara menghubungkan

input 02 maka output 51 ON input NO 51 terhubung dan input NC 51 membuka

untuk mengunci output 50

2. Buatlah rangkaian kontrol Star-delta, dan buatlah ladder diagram serta statement list (STL)

untuk rangkaian tersebut.

Rangkaian control star - delta

38

K1T K2 K3

L

N

K3 K2

K1T

K1

S0

S1 K1

Ladder diagram

00000

00200

00200

00001

Tim00

00200

10s

Tim00

00201

Tim00

00202 00201

00202

End

Ditentukan input output (I/O) sebagai berikut:

Input S0 (00000)

SI (00001)

Output K1 (00200) (Utama)

39

K2 (00201) (start)

K3 (00202) (delta)

T (Tim00) (on delay)

Statement list (STL)

jika input 00000 on (terhubung) maka out 00200 akan on dan input 00200 akan on untuk

mengunci input 00000 agar output 00200 tetap on

input 00200 akan on(terhubung) , output Tim00 akan on (menghitung waktu sesuai

setingan) dan input Tim00 NC akan on(terhubung) dan output 00201 akan on (start)

apabila timer sudah menghitung sesuai dengan waktunya maka input NC Tim00 akan off

(membuka) maka output 00201 akan off (start) dan input NO Tim00 akan terhubug maka

output 00202 akan on (delta)

untuk meng off kan rang kaian kita harus mengonkan00001( membuka input nc 00001)

maka rangkaian akan off

1. Buatlah diagram tangga untuk mennggambarkan dua buah saklar NO (normaly open) dan

keduanya menutup untuk mengoperasikan sebuah motor.

2. Write the program instruction corresponding to the lacth circuit in this fig.

40

Rangkaian dol

Apabila input 01 terhubung maka output 51 on dan input 51 terhubung

Apabila input 02 terbuka maka output 51 0ff dan input 51 membuka

3. Write the program instruction corresponding to the delay-off timer circuit in the next fig.

Apabila input 01 on (terhubung) maka Output 51 on, input 51 terhubung dan Output

T00 on dam mulai menghitung sesuai waktu yang telah di seting apabila sudah

mencapai waktunya maka Input NC T00 akan terbuka maka Output 51 dan Output T00

akan OFF.

4. Write the program instruction corresponding to the reset latch circuit in this figure.

41

Apabila input 00 on (terhubung) maka Output 50 ON, dan input 50 terhubung

Apabila input 01 on (terhubung) maka Otput 51 ON, Input NC 51 Terbuka maka Output 50 OFF.

42

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari materi ini dapat disimpulkan bahwa Programmable logic controllers (PLC) merupakan suatu

peralatan elektronik yang dioperasikan secara digital. Di dalamnya terdapat memori (yang dapat diprogram)

tempat menyimpan instruksi Instruksi yang penggunaannya berkaitan dengan fungsi pengendalian

tertentu. Di dalamnya terdapat juga rangkaian logika, urutan eksekusi, perhitungan, selang waktu, dan

fungsi aritmatika.

Dengan menggunakan Programmable logic controllers (PLC) di dalam peralatan control memiliki

beberapa kelebihan kelebihan, karena Programmable logic controllers (PLC) dapat melakukan banyak

hal didalam penggunaannya di industri.

5.2 Saran

1. Menambahkan pemakaian kontrol manual pada tampilan visual agar panel kontrol

menjadi lebih lengkap.

2. Menggunakan PLC dengan kapasitas I/O output yang memadai, sehingga dapat

menggunakan fungsi counter pada proses pengambilan sampling data.

3. Menambahkan program sistem jaringan (networking), misalnya menggunakan modem

agar dapat diakses lewat internet

43

DAFTAR PUSTAKA

//www.academia.edu/9984410/Laporan_PLC_Programmable_Logic_Control_1

//sinaupedia.com/pengertian-plc/

//www.kelasplc.com/bahasa-pemrograman-plc/

//jagootomasi.com/dasar-pemrograman-plc/

Anang Yulianto,ST. 2006. Panduan Praktis Belajar PLC (Programmable Logic Controllers). Elex

Media Komputindo. Jakarta

Factory Automatic Omron. 1997. Pengenalan Programmable Logic Controller Sysmac C-series.

Semarang : PT. Mandala Adhiperkasa Sejati.

K. Clements, W. Jeffcoat, 1996. The PLC Workbook, Programmable Logic Controllers made

easy. Prentice Hall. London.

Sysmac programmable controllers C200H Operation Manual, OMRON. 1988.

Suputra Widharma, IG., IN Sunaya. 2017. Aplikasi Sistem Akuisisi Data Pada Sistem Fire Alarm

Berbasis Sistem Mikrokontroller. Logic 14 (2) 126-131

Sysmac programmable controllers C200H Operation Manual, OMRON. 1988.

Suputra Widharma, IG., IN Sunaya. 2017. Simulasi Converter Daya Frekuensi Tinggi dengan

Teknologi PLD Berbasis Sistem Mikrokontroller. Logic 16 (1) 40-45

Sysmac programmable controllers C200H Operation Manual, OMRON. 1991.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA