IPPHOS
Presiden Soekarno meninjau sukarelawan Dwikora di Pasar Minggu pada 27 Mei 1964
KOMPAS.com - Kondisi perekonomian yang buruk menjadi salah satu alasan Demokrasi Terpimpin (1959-1965) gagal di Indonesia.
Kondisi ekonomi kala itu menjadi salah satu kondisi terburuk dalam catatan sejarah Indonesia. Beberapa masalah yang dihadapi yakni:
- Ekspor dan invesasi merosot
- Menipisnya cadangan devisa
- Inflasi mencapai ratusan persen
- Harga kebutuhan pokok mahal
Adapun penyebabnya antara lain:
- Indonesia baru merdeka
- Pemberontakan dan gejolak politik terjadi berulang kali
- Indonesia berkonfrontasi dengan Malaysia dan negara-negara barat
- Anggaran negara dihamburkan untuk proyek politik Presiden Soekarno
- Kebijakan yang dikeluarkan gagal untuk menyelamatkan perekonomian
Baca juga: Demokrasi Indonesia Periode Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Berikut penjelasannya seperti dilansir dari Demokrasi Liberal (1950-1959) dan Demokrasi Terpimpin (1959-1966) (2018).
Ekonomi terpimpin
Pada masa Demokrasi Terpimpin, Indonesia baru 15 tahun merdeka. Perekonomian masih sangat lemah.
Kondisi politik saat itu masih bergejolak. Berbagai pemberontakan terjadi di daerah. Pemberontakan dan gejolak ini membuat aktivitas perekonomian terganggu.
Lalu, apa itu ekonomi terpimpin?
Ekonomi terpimpin adalah sistem ekonomi di mana semua aktivitas ekonomi dipusatkan di pemerintah. Daerah hanya kepanjangan tangan dari pemerintah pusat.
Baca juga: Karakteristik Politik Indonesia Periode Demokrasi Terpimpin
Pusat memegang kekuasaan yang besar. Kewenangan Soekarno saat itu sangat besar.
Kebijakannya untuk berkonfrontasi dengan Malaysia sejak 1961 berdampak pada perekonomian.