Apa yang disebut dengan uswatun hasanah

Uswatun hasanah artinya teladan yang baik, hal ini tentunya diikuti dengan sifat-sifat Rasulullah SAW yang baik dan patut diteladani. Di antara sifat dan gelar terpuji yang melekat pada diri Rasulullah ini dapat dijadikan teladan bagi semua muslim untuk diamalkan pada kehidupan sehari-hari.

Siddiq

Amanah adalah dapat dipercaya, sedangkan siddiq berarti jujur. Seorang rasul tentunya tidak akan pernah berbohong kepada siapa pun. Bahkan kejujuran Nabi Muhammad SAW tak hanya terkenal di kalangan sahabat, tapi juga para musuh. Hal tersebut sesuai hadis yang diriwayatkan Ali RA bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Rasulullah SAW:

"Kami tidak menganggap engkau dusta, tapi menganggap dusta ajaran yang engkau bawa."

Amanah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), amanah adalah istilah yang dapat dimaknai sebagai kata benda maupun kata sifat. Sebagai kata benda atau nomina, amanah adalah sesuatu yang dipercayakan (dititipkan) kepada orang lain. Semantara itu, sebagai kata sifat atau adjektiva, amanah adalah dapat dipercaya (boleh dipercaya).

Seperti yang disebutkan sebelumnya, arti amanah adalah terpercaya. Sifat ini wajib dimiliki oleh rasul dalam melaksanakan tugas-tugasnya menyampaikan kebenaran. Sebagai contoh, saat kaum nabi Nuh AS mendustakan Allah, Allah pun berfirman untuk menegaskan bahwa Nuh AS merupakan orang yang terpercaya melalui QS. Asy-Syu'ara ayat 106-107:

"Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, 'Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu."

Fatanah

Sifat wajib rasul lainnya selain amanah adalah fatanah. Fatanah berarti cerdas. Seorang rasul adalah manusia pilihan yang memiliki kecerdasan yang tinggi. Hal ini tentunya sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas dari Allah SWT.

Bahkan, Rasulullah SAW menyampaikan ribuan ayat Al-Quran, menjelaskan dalam puluhan ribu hadis, menjelaskan firman-firman Allah, sehingga dituntut memiliki kemampuan berdebat dengan orang kafir dengan cara sebaik mungkin.

Oleh karena itu, wajar jika Rasulullah pun punya banyak peran semasa hidup. Beliau berperan sebagai tokoh Islam, pemimpin, pebisnis, panglima perang, hingga politisi.

Tablig

Sifat wajib rasul lainnya selain amanah adalah tablig. Rasul harus menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT. Tak ada sesuatu yang disembunyikan Nabi Muhammad SAW, segalanya disampaikan kepada umat.

Terdapat sebuah riwayat yang diceritakan Ali bin Abi Talib ketika ditanya tentang wahyu yang tak ada dalam Al-Quran. Ali menegaskan ayat dalam Al-Quran berikut ini:

"Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir". (QS. Al-Maidah: 67)

Ali juga menegaskan dengan berkata:

"Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap Al-Qur’an."

Rasulullah SAW Sebagai Uswatun Hasanah
Tema Bintal Pengadilan Agama Stabat

Stabat, pa-stabat.net (15/01)
Dengan mengambil tempat di Mushalla Pengadilan Agama Stabat, sebagaimana biasanya pembinaan mental dilaksanakan setiap hari Kamis yang dihadiri seluruh Hakim, Pegawai dan honorer. Setelah pembawa acara Dra. Zuairiah, S.H. (Wapan) mempersilahkan Khairuddin,S.H.I. melantunkan pembacaan Al Qur’an surah Al Ahzab ayat 21, selanjutnya giliran Ustadz Drs. Nur Al Jumat, S.H., M.H. menyampaikan tausiahnya.

Dalam ceramahnya tersebut dengan tema Rasulullah S.A.W. sebagai Uswatun Hasanah, sang Ustadz memaparkan bahwa Uswatun Hasanah artinya teladan yang baik. Panutan dan teladan umat Islam adalah Nabi Muhammad SAW. seorang laki-laki pilihan Allah SWT yang diutus untuk menyampaikan ajaran yang benar yaitu Agama Islam.
Lebih lanjut Ustadz menyampaikan bahwa Rasulullah SAW mempunyai sifat yang baik antara lain :

 

  1. Siddiq, Siddiq artinya jujur dan sangat tidak mungkin Rasulullah bersifat bohong (kidzib) Rasulullah sangat jujur baik dalam pekerjaan maupun perkataannya. Apa yang dikatakan dan disampaikan serta yang diperbuat adalah benar dan tidak bohong. Karena akhlak Rasulullah adalah cerminan dari perintah Allah SWT.
  2. Amanah, Amanah artinya dapat dipercaya. Sangat tidak mungkin Rasulullah bersifat Khianat atau tidak dapat dipercaya. Rasulullah tidak berbuat yang melanggar aturan Allah SWT. Rasulullah taat kepada Allah SWT. Dan dalam membawakan risalah sesuai dengan petunjuk Allah SWT tidak mengadakan penghianatan terhadap Allah SWT maupun kepada umatnya.
  3. Tabligh,Tabligh artinya menyampaikan. Rasulullah sangat tidak mungkin untuk menyembunyikan (kitman). Setiap wahyu dari Allah disampaikan kepada umatnya tidak ada yang ditutup-tutupi atau disembunyikan walaupun yang disampaikan itu pahit dan bertentangan dengan tradisi orang kafir. Rasulullah menyampaikan risalahsecara sempurna sesuai dengan perintah Allah SWT.
  4. Fathonah, Fathonah artinya cerdas. Sangat tidak mungkin Rasul bersifat baladah atau bodoh. Para Rasul semuanya cerdas sehingga dapat menyampaikan wahyu yang telah diterima dari Allah SWT. Rasul adalah manusia pilihan Allah SWT maka sangat tidak mungkin Rasul itu bodoh. Apabila bodoh bagaimana bisa menyampaikanwahyu Allah.

Oleh sebab itu, kita sebagai muslim harus meniru dan mencontoh kepribadian beliau. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS Al Ahzab ayat 21 yang berbunyi: Artinya ”Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah
SAW suri teladan yang baik bagimu bagi orang yang mengharap rahmat Allah SWT dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS Al Ahzab:21).
Dengan mengutip maksud dari ayat Al Quran tersebut di atas, al ustadz mengatakan bahwa Perintah Allah untuk menjadikan Rasulullah SAW sebagai uswatun hasanah adalah ditujukan kepada orang-orang yang mengharapan rahmat Allah, orang-orang yang yakin adanya hari akhirat, dan orang-orang yang selalu ingat kepada Allah. Dengan menjadikan Rasulullah SAW sebagai Uswatun Hasanah, sudah pasti kita akan selamat di dunia dan akhirat. (rzl)

(sumber : pa-stabat.net (15/01/16))

Kaligrafi Nabi Muhammad SAW. Foto: Adobe Stock

Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menjadi suri teladan bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Berdasarkan banyak riwayat, disebutkan bahwa beliau dijadikan sebagai suri teladan karena merupakan sosok mulia dan tak ada satupun makhluk yang mampu menandinginya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), suri teladan berarti contoh yang baik atau pantas ditiru. Dalam Alquran, kata suri tauladan disebut juga dengan uswatun hasanah. Sebagaimana ditegaskan dalam surat Al Ahzab ayat 21 yang berbunyi:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al Ahzab: 21).

Berdasarkan ayat di atas, uswatun hasanah bisa pula dimaknai sebagai wadah bagi umat Islam untuk mengaharap rahmat Allah SWT. Caranya dengan mengikuti apa yang ada dalam diri Rasulullah SAW.

Kemuliaan Nabi Muhammad SAW sebagai Uswatun Hasanah

Kaligrafi Nabi Muhammad SAW. Foto: Adobe Stock

Hadad Alwi menjelaskan dalam buku Uswatun Hasanah, Nabi Muhammad SAW adalah simbol dan pembawa rahmat Allah SWT sehingga dijuluki sebagai nabiyyu-rahmah (Nabi yang penuh rahmat). Bahkan, kemuliaan beliau juga sudah diketahui para nabi sebelumnya.

Nabi Daud AS mengetahui kemuliaan Nabi Muhammad SAW melalui kitab Zabur yang diturunkan kepadanya. Nabi Musa AS mengetahui kemuliaannya melalui kitab Taurat. Lalu, Nabi Isa AS mengetahui kemuliaan Rasulullah melalui kitab yang diturunkan kepadanya, yaitu Injil.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwasannya ketika Nabi Musa AS berbicara dengan Allah SWT di Gunung Sinai, ia bertanya kepada Allah: "Ya Tuhanku, adakah Engkau telah mencipta- kan seorang makhluk yang lebih mulia di sisi-Mu daripada aku? Engkau telah memilihku di antara banyak manusia dan Engkau telah mengatakannya kepadaku."

Allah SWT berfirman: "Wahai Musa, tidakkah engkau mengetahui bahwasanya Muhammad SAW itu lebih mulia di sisi-Ku daripada semua makhluk-Ku? Sudah Kuteliti semua kalbu hamba-Ku, maka saat ini tidak Aku dapati satu kalbu pun yang lebih merendah daripada kalbumu.

Oleh karena itu, Aku memilihmu di antara sekalian manusia untuk menyampaikan risalah dan kalam-Ku. Maka hendaklah engkau mati dalam keadaan mengesakan-Ku dan juga dalam mencintai Muhammad." (HR. Ibnu Abbas).

Begitu mulianya Nabi Muhammad SAW, sehingga dalam Alquran seringkali Allah SWT menyandingkan dirinya dengan beliau sebagai satu kesatuan. Salah satu ayat yang menjelaskan hal ini adalah surat At Taubah ayat 62.

يَحْلِفُوْنَ بِاللّٰهِ لَكُمْ لِيُرْضُوْكُمْ وَاللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اَحَقُّ اَنْ يُّرْضُوْهُ اِنْ كَانُوْا مُؤْمِنِيْنَ

Artinya: “Mereka bersumpah kepadamu dengan (nama) Allah untuk menyenangkan kamu, padahal Allah dan Rasul-Nya lebih pantas mereka mencari keridaan-Nya jika mereka orang mukmin.

Allah SWT juga memberikan kedudukan istimewa kepada Rasulullah SAW dengan mengabulkan seluruh permintaannya. Bahkan, Allah juga memastikan akan memberikannya sampai beliau merasa puas, sebagaimana firman-Nya:

وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ

Artinya: “Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.” (QS. Ad Dhuha: 5)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA