Salah satu upaya pencegahan terhadap penyakit dan menunjang dalam menjaga kesehatan pekerja adalah pemeriksaan berkala. Seperti pepatah lama, bahwa “lebih baik mencegah dibanding mengobati” kegunaannya lebih bertujuan untuk pencegahan, terutama untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan penyakit akibat kerja, penyakit yang bersifat kronis, penyakit infeksi terutama yang dapat menular dan jenis penyakit lain yang dapat mempengaruhi produktifitas dan efisiensi dari perusahaan.
Penentuan status kelaikan kerja dari pemeriksaan berkala juga dimaksudkan untuk evaluasi dan kontrol risiko kesehatan terhadap paparan pekerjaan yang terkena setiap hari. Peraturan perundangan sebagai landasan hukum antara lain adalah Undang-Undang No. 13 tahun 2003, Peraturan Menakertrans No: Per.02/Men/1980 dan Peraturan Menakertran No: Per.03/Men/1982. Pemeriksaan kesehatan berkala yang baik, memegang peranan penting bagi terjaganya kesehatan tenaga kerja, dan berpengaruh besar terhadap kesinambungan jalannya perusahaan.
Pemeriksaan berkala untuk pekerja terbagi menjadi 4 yaitu pemeriksaan awal (sebelum bekerja), pemeriksaan kesehatan berkala periodik, pemeriksaan kesehatan yang bersifat khusus dan pemeriksaan kesehatan purna bakti. Parameter uji kesehatan ditetapkan berdasarkan risiko kesehatan terhadap pekerjaan yang kemungkinan besar didapatkan dalam bekerja sehari-hari. Sehingga dari sudut pandang risiko tersebut, pemeriksaan berkala akan berbeda untuk masing-masing pekerjaan, misalkan pemeriksaan berkala untuk pekerja operator kendaraan, pekerja administrasi, pekerja yang terpajan bahan kimia, pekerja mekanik, dan lain-lain.
Pemeriksaan berkala yang dilakukan di perusahaan disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan faktor bahaya dari tempat kerja, alat kerja serta proses kerja. Salah satu tujuan dari pemeriksaan berkala adalah deteksi dini penyakit sehingga dapat diatasi dengan lebih cepat, tepat dan efisien. Dengan upaya ini juga bisa menjadi masukan untuk perusahaan apakah penempatan pekerja sudah sesuai dengan kondisi fisik pekerja. Pemeriksaan berkala untuk perusahaan sebagai data dasar dan pembanding masa sekarang dengan masa sebelum bekerja dalam mendeteksi penyakit akibat kerja dan data untuk pengembangan kegiatan pencegahan dan promosi kesehatan kerja.
Dengan pemeriksaan berkala yang baik, dimulai dari pra-kerja diikuti dengan pemeriksaan tahunan sampai purna bakti diharapkan kejadian penyakit akibat kerja ataupun penyakit yang dapat menurunkan produktifitas dapat diminimalkan dan pekerja sendiri dapat berasa nyaman dan aman dengan pekerjaan yang dilakukan serta perusahaan mendapatkan keuntungan dengan tetap terjaga kesinambungan produksinya.
Sebagian besar masyarakat hanya mengunjungi dokter ketika telah sakit. Padahal, segala jenis penyakit bisa dicegah sebelum menjadi parah di dalam tubuh kita. Dengan kita melakukan Pemeriksaan Kesehatan secara berkala, potensi penyakit yang datang ke tubuh kita pun akan diketahui lebih dini.
Pemeriksaan Kesehatan secara berkala ada beberapa jenisnya. Oleh karena itu, berikut adalah macam-macam Jenis Pemeriksaan Kesehatan Berkala yang umum dilakukan:
Mengonsumsi makanan berlemak, seperti daging dan jeroan kambing, tapi jangan sampai lupa untuk memeriksa kadar kolesterol saat pemeriksaan kesehatan berkala. Penyakit yang disebabkan oleh kadar kolesterol yang tinggi diantaranya serangan jantung dan stroke.
Kadar kolesterol bisa dikatakan normal apabila berada pada tingkat dibawah 200 mg/dL. Pastikan juga tekanan darah berada pada tingkat normal, yaitu pada 120/80 agar jauh dari serangan penyakit Hipertensi dan juga Hipotensi.
Pemeriksaan Gula Darah (Diabetes)
Kadar Gula Darah melalui prosedur medical check-up, merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan. Disarankan berpuasa minimal 8 jam sebelum pemeriksaan dilakukan.
Hasil Pemeriksaan Gula Darah harus diperhatikan:
Kadar Gula Darah yang normal berada pada tingkat 70-100 mg/dL
Pra-Diabetes pada tingkat 100-125 mg/dL
Diabetes pada tingkat 126 mg/dL
Pemeriksaan dimaksudkan untuk mendiagnosa apakah ada gangguan paru-paru atau tidak. Jenis tindakan lainnya meliputi mengukur volume paru, mekanisme paru, dan juga kemampuan difusi paru.
Saat memeriksa fungsi paru, akan diketahui berapa jumlah pernapasan yang terjadi selamat kurang lebih 1 menit. Normalnya, usia dewasa akan bernapas sebanyak 16-20 kali dalam waktu semenit.
Pemeriksaan Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB)
Mengukur berat badan dan tinggi badan akan mendapatkan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang nantinya akan digunakan sebagai penentu apakah berat badan dan tinggi badan sudah ideal atau berisiko terkena penyakit tidak menular. Pengukuran IMT tidak berlaku terhadap atlit, ibu hamil, dan penimbunan cairan yang tidak normal di kaki serta perut.
Pemeriksaan dan Cek Tekanan Darah
Merupakan salah satu cara mendeteksi dini risiko hipertensi, stroke, dan penyakit jantung. Angka hasil pemeriksaan dinyatakan “normal” apabila di bawah 140/90 mmHg.