Berbicara merupakan kepandaian manusia untuk mengeluarkan suara dan menyampaikan pendapat dari pikirannya.
Berbicara dapat merujuk ke:
Halaman disambiguasi ini berisi daftar artikel dengan judul yang sering dikaitkan dengan Berbicara.
Jika Anda mencapai halaman ini dari sebuah pranala internal, Anda dapat membantu mengganti pranala tersebut ke judul yang tepat.
- Semua halaman dengan kata Berbicara
- Semua halaman dengan judul mengandung kata Berbicara
Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berbicara&oldid=17002362"
Pengertian berbicara menurut para ahli yang akan Trigonal Media bahas kali ini, erat kaitannya dengan Anda yang mempelajari bahasa maupun ilmu sosial. Untuk lebih jelasnya, silakan telaah pendapat beberapa pakar di bawah ini.
Menurut Henry Guntur Tarigan
Henry Guntur Tarigan1 (1983:15) dalam bukunya Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa mengemukakan bahwa
Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan serta menyatakan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.
Masih menurut Henry Guntur Tarigan2 (2008:3) dalam buku Berbicara menjelaskan bahwa
Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari.
Menurut Djago Tarigan
Djago Tarigan3 (1990 : 149) menyatakan bahwa
Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan.
Menurut Arsjad dan Mukti U.S.
Arsjad dan Mukti U. S.4 (1993:23) mengemukakan bahwa
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa berbicara adalah keterampilan untuk mengucapkan untaian kata sehingga apa yang ada di dalam pikiran dapat tergambarkan dengan jelas dan diterima oleh para penyimaknya. Seni berbicara sangat vital peranannya terutama bagi para pemimpin, telah kita sama-sama ketahui bahwa banyak bukti pidato bisa menjadi awal perubahan suatu sejarah bangsa.
Jika Anda ingin menambahkan atau memberikan koreksi, jangan sungkan untuk menuliskannya di kolom komentar. Terima kasih.
Artikel ini dibuat hanya untuk informasi semata. Jika Anda ingin mengutip artikel ini, mohon sertakan tautan hidup ke situs web atau halaman ini. Terima kasih.
REFERENSI
Artikel: 1. Tarigan, Henry Guntur. (1983). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa2. Tarigan, Henry Guntur. (2008). Berbicara. Bandung, Angkasa3. Tarigan, Djago, dan Tarigan, H.G. (1990). Teknik pengajaran Keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa 4. Arsjad, Maidar G. dan Mukti, U.S. (1993). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Gambar:
en.wikipedia.org
Oleh Muchlisin Riadi Juni 03, 2013
Iluastrasi Berbicara |
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan berbicara yang utama ialah untuk berkomunikasi. Sedangkan tujuan berbicara secara umum ialah untuk memberitahukan atau melaporkan informasi kepada penerima informasi, meyakinkan atau mempengaruhi penerima informasi, untuk menghibur, serta menghendaki reaksi dari pendengar atau penerima informasi.
Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi (2002:169-171) mengemukakan bahwa secara umum, bentuk tes yang dapat digunakan dalam mengukur kemampuan berbicara adalah tes subjektif yang berisi perintah untuk melakukan kegiatan berbicara. Beberapa tes yang dapat digunakan antara lain:
- Tes kemampuan berbicara berdasarkan gambar. Tes ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan sehubungan dengan rangkaian gambar atau menceritakan rangkaian gambar.
- Tes wawancara, yang digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa yang sudah cukup memadahi.
- Bercerita, yang dilakukan dengan cara mengungkapkan sesuatu (pengalamannya atau topik tertentu).
- Diskusi, dengan cara meminta mendiskusikan topik tertentu.
- Ujaran terstruktur, yang meliputi mengatakan kembali, membaca kutipan, mengubah kalimat dan membuat kalimat.
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara secara terbatas atau secara singkat. Tes jenis ini mencakup beberapa macam tes, yaitu:
- Tes respons terarah. Tes ini dilakukan dengan cara meminta menirukan isyarat (cue) yang disampaikan.
- Tes isyarat atau penanda gambar. Tes ini menggunakan gambar sebagai sarana untuk mengukur kemampuan berbicara.
- Tes berbicara nyaring. Tes ini dilakukan dengan cara meminta siswa untuk membaca dengan bersuara kalimat atau paragraf yang disediakan oleh guru.
Tes wawancara dilakukan dengan cara mewawancarai dan meminta untuk bersikap wajar, tidak dibuat-buat, dan tidak bersikap kasar.
- Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.
- Haryadi dan Zamzani. 1999/2000. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
- Henry Guntur Tarigan. 2008. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
- Puji Santosa, dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universias Terbuka.
- St. Y. Slamet dan Amir. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Bahasa Lisan dan Bahasa Tertulis). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
- Tim LBB SSCIntersolusi. 2006. Bahasa Indonesia SMA 3. Yogyakarta: SSCIntersolusi.