Apa yang dilakukan Nabi Zakaria ketika mendapatkan anak

Merdeka.com - Nabi Zakaria merupakan salah satu 25 nabi pilihan Allah SWT. Sudah lama beliau dan istrinya hidup dalam kesunyian karena belum dikaruniai seorang anak.

Usia mereka sudah mencapai 80 tahun, sangat mustahil apabila mendapatkan seorang anak dalam lanjut usia. Istri Nabi Zakaria sedih melihat suaminya termenung karena belum dikaruniai seorang anak. Nabi Zakaria menginginkan seorang putra penerusnya.

Dikutip Cerita Alquran untuk anak, karangan Tim Erlangga For Kids mengisahkan Nabi Zakaria berdoa kepada Allah SWT untuk memberikannya seorang anak. "Ya Tuhanku, sesungguhnya tubuhku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Sesungguhnya aku khawatir terhadap penerusku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi sebagian keluarga Yaqub, dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridai oleh-Mu." (QS Maryam ayat 4-6).

Akhirnya Allah SWT pun mengabulkan doa Nabi Zakaria. Tak lama setelah Nabi Zakaria berdoa, malaikat menghampiri Nabi Zakaria saat beribadah dan menyampaikan firman Allah SWT. "Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu. Engkau akan memperoleh seorang anak yang bernama Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia". (Qs Maryam ayat 7). Nabi Zakaria AS pun berkata, "Ya Tuhanku, bagaimana aku akan mendapatkan anak padahal istriku mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua" (QS Maryam ayat 8).

Lalu Allah SWT berfirman, "Demikianlah, hal itu adalah mudah bagi-Ku dan sesungguhnya telah Aku ciptakan engkau sebelum itu, padahal engkau di waktu itu belum ada sama sekali". (QS Maryam ayat 9).

Nabi Zakaria segera tersadar bahwa sesungguhnya tidak ada satupun yang sulit bagi Allah SWT. Segala sesuatu yang sepertinya tidak mungkin terjadi di alam semesta ini, dapat terjadi atas izin Allah. Hati Nabi Zakaria dipenuhi rasa syukur kepada Allah. Nabi Zakaria AS berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda".

Allah lalu berfirman, "Tanda bagimu adalah bahwa engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal engkau dalam keadaan sehat". (QS Maryam ayat 10).

Beliau merasakan kegembiraan yang sangat dalam karena malaikat telah memberitahukannya tentang kelahiran seorang anak lelaki yang diberi nama Yahya oleh Allah. Dengan kemuliaan yang agung ini, Allah menyampaikan berita gembira kepada Nabi Zakaria, bahwa anaknya akan membenarkan kalimat Allah dan akan menjadi seorang yang mulia serta menjadi seorang Nabi dari orang-orang yang saleh.

Setelah mengandung selama sembilan bulan, istri Nabi Zakaria melahirkan seorang anak laki-laki Sesuai firman Allah, bayi tersebut diberi nama Yahya. Nabi Yahya lahir tiga bulan sebelum kelahiran Isa Al-Masih bin Maryam.

Sejak kecil dia telah diajarkan Taurat oleh Nabi Zakaria dan mulai dakwahnya. Ayah dan anak tersebut menjadi guru bagi kaum Bani Israil dalam berbagai banyak hal. Allah berfirman, "Wahai Yahya! Ambilah (pelajarilah) kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak". (QS Maryam ayat 12).

Dikutip dari buku Kisah Teladan Menakjubkan 25 Nabi dan Rasul, karangan Lisdy Rahayu, pada masa kehidupan Nabi Yahya, Palestina dikuasai oleh kekaisaran Romawi yang dipimpin oleh Raja Herodus yang memiliki sifat sangat kejam dan suka berfoya-foya. Nabi Yahya AS selalu mengingatkan kaum Bani Israil bahwa azab Allah begitu pedih. Dakwah-dakwah yang disampaikan Nabi Yahya membuat kedudukannya semakin terhormat di hadapan kaum Bani Israil. Hal ini membuat raja Herodus khawatir, jika rakyatnya akan lebih patuh kepada Nabi Yahya, daripada aturan-aturan yang telah dibuatnya.

Pada suatu hari terdengar kabar bahwa Herodus akan menikahi keponakannya sendiri yang bernama Herodia. Nabi Yahya menemui raja Herodus untuk membatalkan pernikahannya. Karena pada saat itu di dalam kitab Taurat, tidak diperbolehkan menikahi keponakan sendiri. Raja Herodus pun murka karena keinginannya untuk mempersunting Herodia ditentang Nabi Yahya. Berita tersebut menyebar ke seluruh kota, dan sampai ke telinga Herodia yang berambisi untuk menjadi ratu. Herodia merasa terganggu dengan adanya fatwa Nabi Yahya, yang merusak jalannya menuju istana.

Herodia menemui Nabi Yahya dan mebujuk untuk mengubah pendiriannya. Tetapi, Nabi Yahya tetap pada pendiriannya dan membuat Herodia marah dan meminta Herodus untuk menangkap dan memenjarakan Nabi Yahya. Maka dimulailah pencarian Nabi Yahya dan Nabi Zakaria untuk dihukum mati. Setelah beberapa hari pencarian, Nabi Yahya berhasil ditemukan dan langsung dihukum mati. Mengetahui hal tersebut, Nabi Zakaria sangat sedih atas kematian putranya. Pada suatu hari, prajurit suruhan Herodus menemukan Nabi Zakaria.

Nabi Zakaria berlari ke arah hutan setelah melihat para prajurit mengejarnya. Ketika dia berlari, dia terus berdoa dan memohon kepada Allah untuk menolongnya. Tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat pohon yang sangat besar berada di depannya. Atas izin Allah SWT, pohon itu terbelah dua dan Nabi Zakaria masuk ke dalam pohon itu dan kemudian menutup kembali seperti semula. Para prajurit kebingungan karena telah kehilangan jejak Nabi Zakaria. Namun, setan membisikkan tempat persembunyian Nabi Zakaria kepada salah satu prajurit.

Para prajurit pun memutuskan untuk menebang pohon yang besar. Akhirnya Nabi Zakaria wafat dengan tumbangnya pohon tersebut ke tanah. Nabi Yahya dan Nabi Zakaria wafat dalam keadaan mati syahid. (mdk/hhw)

Kisah Nabi Yunus ditelan ikan paus karena meninggalkan kaum Ninawa

Penuh keseriusan, rumah tangga Rasulullah jarang ada hiburan

Kisah Nabi Ilyas dan azab untuk kaum Bani Israil

Pengobatan dan obat yang dianjurkan Rasulullah

Kisah Utsman bin Affan, sahabat Rasulullah yang kaya raya

Begini asal usul Rasulullah diberi nama Muhammad

Cerita kaum musyrik pertama kali mendengar ayat Alquran hingga sujud

Jakarta, IDN Times - Nabi Zakaria merupakan keturunan Nabi Sulaiman, yang diangkat menjadi nabi untuk berdakwah kepada Bani Israil di Palestina untuk menyembah Allah SWT. 

Setiap nabi utusan Allah SWT mengalami cobaan dan ujian hidup yang luar biasa. Mulai dari ujian saat berdakwah hingga ujian dalam keluarga. 

Begitu juga yang dialami Nabi Zakaria yang mengalami ujian tidak bisa memiliki anak dalam jangka waktu lama. Dia sangat mendambakan kehadiran seorang anak di tengah keluarganya. 

Namun, Allah SWT menjadikan hal ini sebagai salah satu ujian yang harus dilaluinya. Nabi Zakaria pun terus berdoa hingga memiliki keturunan dari sang istri. 

Berikut adalah doa Nabi Zakaria untuk meminta keturunan dalam hidupnya. 

Baca Juga: Keagungan Doa Nabi Yunus Ketika Berada di Perut Ikan Paus

Ilustrasi berdoa (IDN Times/Sukma Shakti)

Doa merupakan sebuah komunikasi antara Allah SWT dan hambanya untuk memohon apapun yang diinginkannya.

Sudah sejak lama Nabi Zakaria mendambakan seorang anak, meskipun ia mengetahui istri dan dirinya sendiri sudah begitu tua untuk bisa memiliki anak. 

Namun, ini tidak menjadi halangan bagi Nabi Zakaria untuk berdoa kepada Allah SWT. Pada usianya yang 80 tahun, Allah SWT mengabulkan doanya untuk memiliki seorang keturunan.

Berikut adalah doa yang sering dipanjatkan Nabi Zakaria.

وَزَكَرِيَّآ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥ رَبِّ لَا تَذَرْنِى فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْوَٰرِثِينَ

Wa zakariyyā iż nādā rabbahụ rabbi lā tażarnī fardaw wa anta khairul-wāriṡīn

Artinya: Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik. (Qs. Al Anbiya : 89)

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ

hunālika da'ā zakariyyā rabbah, qāla rabbi hab lī mil ladungka żurriyyatan ṭayyibah, innaka samī'ud-du'ā`

Artinya: Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa. (Qs. Ali Imran : 38-39)

Ilustrasi berdoa (IDN Times/Fikriyah Nurshafa)

Dikisahkan dalam Alquran, Nabi Zakaria tidak pernah berhenti berdoa kepada Allah SWT supaya ia dapat memiliki keturunan. 

Melalui doa, Nabi Zakaria juga mengakui kelemahannya di hadapan sang Ilahi. Ia berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT dan tetap yakin sang Khalik akan mengabulkan doa yang dipanjatkan setiap hari. 

Berikut adalah kisah perjuangan Nabi Zakaria dalam berdoa untuk bisa memiliki keturunan.

قَالَ رَبِّ إِنِّى وَهَنَ ٱلْعَظْمُ مِنِّى وَٱشْتَعَلَ ٱلرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيًّا

Qāla rabbi innī wahanal-'aẓmu minnī wasyta'alar-ra`su syaibaw wa lam akum bidu'ā`ika rabbi syaqiyyā

Artinya: Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. (Qs. Maryam  :4) 

وَإِنِّى خِفْتُ ٱلْمَوَٰلِىَ مِن وَرَآءِى وَكَانَتِ ٱمْرَأَتِى عَاقِرًا فَهَبْ لِى مِن لَّدُنكَ وَلِيًّا

Wa innī khiftul-mawāliya miw warā`ī wa kānatimra`atī 'āqiran fa hab lī mil ladungka waliyyā

Artinya: Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, (Qs. Maryam : 5) 

يَرِثُنِى وَيَرِثُ مِنْ ءَالِ يَعْقُوبَ ۖ وَٱجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا

Yariṡunī wa yariṡu min āli ya'qụba waj'al-hu rabbi raḍiyyā

Artinya: Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagiaan keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridai. (Qs. Maryam : 6)

Baca Juga: Doa Nabi Yusuf: Ada Cinta, Akhlak hingga Menghindari Godaan Hawa Nafsu

Baca Artikel Selengkapnya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA