Satuan dari besaran muatan listrik dan kapasitas adalah …


Kita mengenal berbagai satuan listrik, yang digunakan untuk menyatakan berbagai besaran listrik, apa saja satuan listrik yang umum digunakan dalam bidang kelistrikan, berikut beberapa satuan listrik dan penjelasan singkatnya.

Satuan Listrik

Satuan Listrik

VOLT VOLT adalah satuan listrik untuk menyatakan besaran Tegangan Listrik (Voltage).

VOLT biasa disimbolkan dengan huruf V (Volt).

Tegangan Listrik merupakan suatu besaran listrik yang paling mendasar dalam ilmu kelistrikan.

Tegangan Listrik adalah Perbedaan Potensial antara 2 titik yang dihasilkan dari suatu sumber listrik. Listrik terjadi karena adanya muatan Proton dan Elektron yang memiliki perbedaan muatan atau beda potensial. Listrik tidak memiliki tegangan jika tidak ada perbedaan potensial diantara dua titik penghantar. Kita mengenal berbagai besar tegangan listrik yang umum digunakan, dan dibagi menjadi 2 jenis tegangan yaitu: DC adalah singkatan dari Direct Current atau arus searah. Beberapa tegangan atau Voltage pada listrik DC, antara lain: 1,5 Vdc, 9Vdc, 12Vdc, 24Vdc dan lainnya Contoh sumber listrik yang menghasilkan listrik DC, yaitu AKKI, Batere. Selain itu tegangan listrik DC juga dapat dihasilkan dengan cara menyearahkan listrik AC menggunakan Adaptor. AC adalah singkatan dari Alternating Current atau arus bolak-balik. Beberapa besaran Tegangan listrik AC yang biasa kita kenal, yaitu: 110Vac, 220Vac, 380Vac Tegangan yang biasa digunakan di rumah adalah tegangan listrik AC 220V.

Tegangan listrik AC dihasilkan dari suatu sumber pembangkit listrik yang biasa disebut dengan Generator (Genset). Perbedaan listrik AC dan DC

Tegangan listrik AC juga dapat diubah menjadi tegangan listrik DC dengan menggunakan Konverter. Listrik tidak akan ada jika tidak ada perbedaan potensial atau Tegangan.

KV


KV adalah satuan Kilo Volt (1000Volt).

KVA

KVA adalah satuan Kilo Volt Ampere.

KVA adalah satuan daya tertulis yang didapat dari hasil perhitungan dan merupakan daya semu.

VAr


VAr = Volt Ampere Reaktif
Satuan VAr ini biasa kita jumpai dalam Sistem instalasi listrik 3 Phase, untuk menyatakan besaran daya reaktif atau kerugian-kerugian daya yang timbul akibat daya harmonik. Semakin besar daya reaktif (VAR) akan mengakibatkan faktor daya semakin rendah, dan daya aktif akan semakin kecil.

Sebagai contoh: Jika suatu pembangkit listrik tertulis daya 250KVA, dengan faktor daya atau Cos phi sebesar 0,8, maka Daya aktif atau daya yang dapat digunakan adalah sebesar:


250 KVA x 0,8 = 200KW. Lalu, Saat daya reaktif yang dihasilkan semakin besar, akan mengakibatkan menurunnya faktor daya, jika faktor daya menurun sampai 0,7, maka daya aktif akan semakin kecil:

250KVA x 0,7 = 175KW

KVAr


KVAR adalah satuan Kilo Volt Ampere Reaktif.
Cara memperbaiki Faktor daya listrik 3 fasa

AMPERE


AMPERE adalah satuan listrik untuk menyatakan besaran arus listrik.
Ampere biasa disimbolkan dengan huruf I (Intensity). Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan oleh pergerakan Elektron yang mengalir melalui suatu penghantar dalam suatu rangkaian listrik dalam satuan waktu. Arus listrik terjadi jika ada tegangan listrik dan resistan atau beban listrik yang terhubung dalam suatu rangkaian. Dengan kata lain, Arus listrik tidak akan ada jika tidak ada tegangan dan Resistan yang terhubung dalam suatu Rangkaian listrik.

Sebagai contoh, Arus listrik akan mengalir dari saklar menuju lampu saat saklar lampu tersebut kita nyalakan, kemudian saat saklar kita padamkan, tidak ada arus listrik yang mengalir.

Lampu termasuk kedalam jenis beban listrik atau Resistan.

Ohm


Ohm adalah satuan listrik yang menyatakan besaran nilai tahanan (Resistan)
Ohm biasa disimbolkan dengan
Rumus menghitung resistan dalam rangkaian seri dan paralel Setiap alat listrik dan penghantar memiliki nilai Ohm (Tahanan) Alat-alat listrik yang biasa kita gunakan sehari-hari, seperti Setrika, kipas angin, Televisi, kulkas dan lainnya termasuk kedalam jenis resistan dan memiliki nilai tahanan dalam satuan Ohm.

Resistan (tahanan) listrik adalah segala sesuatu yang menghasilkan Arus listrik saat dilewati tegangan listrik. Besar kecilnya arus listrik yang dihasilkan tergantung dari besar kecilnya tegangan listrik dan besar kecilnya nilai tahanan (Ohm) yang dilalui. Hukum Ohm dan penjelasannya

V = I x R


  • V = Tegangan (Voltage) dalam satuan Volt
  • I = Arus listrik (Intensity) dalam satuan Ampere
  • R = Resistansi dalam satuan Ohm (Ω)

Watt Watt adalah satuan listrik yang menyatakan besaran daya listrik (Power)

Watt biasa disimbolkan dengan huruf P (Power).

Daya listrik adalah besaran listrik yang mengalir melalui suatu penghantar dalam suatu rangkaian listrik. Mengenal 3 macam Daya listrik 3 fasa

Alat-alat listrik yang biasa kita gunakan di rumah biasanya dituliskan dalam satuan Watt, seperti: Lampu 36Watt, Kulkas 100Watt, mesin cuci 200Watt, setrika 300Watt, dan lainnya. Semakin besar satuan daya (Watt) dari suatu alat listrik yang kita gunakan, semakin besar pula Arus listrik yang dihasilkan.

P = V x I


  • P = Daya (Power) dalam satuan Watt
  • V = Tegangan listrik (Voltage) dalam satuan Volt
  • I = Arus listrik (Intesity) dalam satuan Ampere.
Watt adalah satuan Daya aktif

KW

Kilowatt (KW) menyatakan 1000Watt

KWH

Kilowatt Hour (KWH) menyatakan besaran 1000Watt dalam satu jam.

HERTZ

Hertz adalah satuan listrik untuk menyatakan besaran Frekuensi (F)

Hertz biasa disimbolkan dengan Hz

Hertz banyaknya gelombang listrik yang terjadi dalam satu detik.

Listrik yang memiliki nilai Frekuensi adalah listrik AC, dan Besaran Frekuensi listrik AC yang biasa kita gunakan pada listrik di rumah adalah 50Hz.

Semoga bermanfaat!

Tempat kita berbagi ilmu

Satuan Listrik – Tiga unit pengukuran yang berbeda tetapi begitu dekat sehingga mereka dapat membingungkan. Kami akan menjelaskan apa volt, Watt dan amp. Untuk apa mereka dan mengapa mereka harus penting bagi Anda.

Volt, watt, dan Amp merupakan tiga konsep dasar untuk memahami apa itu satuan listrik. Tapi, hal itu biasanya mudah terlupakan begitu saja saat kita sudah keluar dari perkuliahan, bahkan tidak jarang dari kita yang tahu tentang bagaimana sejatinya satuan listrik akan sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita.

Hal ini bukan hanya sebuah teori yang diambil dari konsep manual tapi memang kenyataannya seperti itu. Lihat saja mobil yang tidak mau menyala atau pada saat seluruh lampu padam di rumah. Di sini, kita akan memberitahu kamu secara singkat dan sesederhana mungkin tentan apa itu satuan listrik beserta jajarannya.

Baca Juga : Tentang Komponen Elektronika

Rumus Satuan Listrik

  • Rumus menghitung Arus Listrik (I) adalah I = V / R

Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan Output Tegangan 10V, kemudian atur Nilai Potensiometer ke 10 Ohm. Berapakah nilai Arus Listrik (I) ?

I = V / R

I = 10 / 10

I = 1 Ampere

Maka hasilnya adalah 1 Ampere.

  • Rumus menghitung Tegangan (V) atau beda potensial adalah V = I x R.

Atur nilai resistansi atau hambatan (R) Potensiometer ke 500 Ohm, setelah itu atur DC Generator (Power supply) sampai memperoleh Arus Listrik (I) 10 mA. Berapakah Tegangannya (V) ?

Konversikan dahulu bagian Arus Listrik (I) yang masih satu mili Ampere jadi satuan unit Ampere yakni: 10 mA = 0. 01 Ampere. Masukan nilai Resistansi Potensiometer 500 Ohm serta nilai Arus Listrik 0.01 Ampere ke Rumus Hukum Ohm semacam dibawah ini:

V = I x R

V = 0.01 x 500

V = 5 Volt

Maka nilainya adalah 5 Volt.

Artikel Lainnya : Fungsi dan Jenis Relay Adalah

  • Menghitung Resistansi / Hambatan (R) adalah R = V / I

Jika di nilai Tegangan di Voltmeter (V) adalah 12V dan nilai Arus Listrik (I) di Amperemeter adalah 0.5A. Berapakah nilai Resistansi pada Potensiometer ?

R = V / I

R = 12 /0.5

Sejak Kapan Satuan Listrik Ditemukan?

Pada 1800 seorang fisikawan asal Italia yang bernama Alessandro Volta berhasil menemukan sel volta baterai kimia pertama. Sejak 1786 Volta telah mengumumkan eksperimennya di Royal Society of London. Untuk menghormati usahanya, maka unit ini pun dinamai Volta.

Di dalam penelitiannya, dengan memisahkan logam yang berbeda oleh konduktor basah, eksperimen Alessandro Volta berhasil menghasilkan aliran listrik. Ia menumpuk 30 cakram logam yang masing-masingnya dipisahkan oleh kain yang sudah dibasahi air garam. Dengan demikian, Volta berhasil membuat aliran listrik yang cukup sederhana. Lalu, perangkat ini pun dikenal dengan ‘baterai volta’. Nama baterai serta unit pengukuran potensi listriknya berasal dari selta volta yaitu volt.

Analogi yang Mudah Diingat!

Analogi lain untuk volt, watt, dan amp; yang akan lebih mudah dicerna.

  • Tegangan ( diukur dalam Volt ) seperti halnya orografi, dengan adanya perbedaan ketinggian yang membuat aliran sungai mengalir dari pegunungan ke laut. Tanpanya, air akan tergenang. Begitu pun dengan arus listrik: tanpa adanya tegangan, maka tidak akan ada arus yang mengalir.
  • Ampere ( intensitas ) akan menjadi jumlah liter air yang turun ke sungai. Tentu saja akan sangat penting bagi kamu untuk memutuskan ingin mengukurnya per menit, per hari atau per jam dengan amp-hour.
  • Watt ( daya ) sebagai energi yang membawa arus tergantung pada orografi dan aliran air. Agar sungai menghasilkan satuan listrik melalui pembangkit listrik tenaga air, maka, ada baiknya dengan mengukur apakah orografi dan alirannya mendukung pembangkit energi atau tidak. Terlalu banyak tegangan dan intensitas justru akan menghasilkan kekuatan yang lebih besar.

Macam Macam Satuan Listrik

Terdapat 2 macam sistem dasar yaitu sistem satuan dasar dan sistem satuan turunan. Beberapa sistem dasar dalam ilmu kelistrikan dan elektronika ada yang tercantum sistem satuan dasar dan beberapa lagi tercantum jenis sistem satuan turunan. Di bawah ini merupakan sistem satuan cocok dengan SI (Standar Internasional).

Dari tabel di atas bisa kalian ketahui kalau arus listrik ini termasuk satuan listrik dasar. Sedangkan kapasitas, daya, resistansi, induktansi, berikut dengan satuan listrik lainnya termasuk ke dalam sistem satuan turunan. Dari banyaknya satuan tersebut, masih bisa dikembangkan lagi sesuai dengan besaran atau kuantitas yang diukur. Misalnya 1000 Ω sama dengan 1 KΩ, 1 A sama dengan 1000 mA, dan seterusnya. Lebih jelasnya bisa kalian perhatikan pada tabel berikut.

Kesimpulan

Pemahaman dan uraian dasar listrik serta elektronika akan mempermudah disaat pengukuran memakai alat ukur. Kalau hendak mengukur tekanan, hingga selektor pada alat ukur harus di posisi Volt (V), pada saat akan mengukur resistansi atau tahanan, hingga selektor pada alat ukur wajib di posisi Ohm (Ω), dan seterusnya.

Tidak hanya itu tingkatan ketelitian pengukuran bisa disetarakan, misalnya pada saat mengaplikasikan pengukuran tegangan pada selektor Volt (V) serta nilai ataupun angka yang terukur kurang tepat, hingga selektor alat ukur bisa dipindah ke miliVolt (mV) begitu pula pada saat melaksanakan pengukuran resistansi, selektor alat ukur bisa diselaraskan dengan keperluan misalnya Ohm (Ω), Kilo Ohm (KΩ), serta Mega Ohm (MΩ).

Sekian Artikel singkat mengenai satuan listrik, nantikan artikel lainnya dari bengkel Teknik Jaya.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA