Manajemen operasi adalah area bisnis yang berfokus pada proses produksi, serta memastikan pemeliharaan dan perkembangan berlangsung secara efektif dan efesien. Seorang manajer operasi bertanggung jawab mengelola proses pengubahan input (dalam bentuk material, tenaga kerja, dan energi) menjadi output (dalam bentuk produk dan atau barang dan jasa). Manajemen operasi mencakup berbagai sektor industri seperti sistem perbankan, rumah sakit, perusahaan, hubungan dengan pemasok, pelanggan, serta penggunaan teknologi.
Istilah manajemen operasi muncul pada tahun 1970, untuk memperluas pemahaman yang lebih detail tentang proses produksi, dimana proses produksi yang dibahas bukan hanya pabrikasi tetapi juga pada produk pelayanan dan jasa.[1] Manajemen operasi merupakan area khusus di dalam manajemen yang mengubah atau mentransformasi berbagai sumber daya menjadi barang dan jasa. Kajian ini mencakup manajemen pembelian, pengelolaan material, produksi, pengendalian persediaan, pengendalian kuaitas produk dan pemeliharaan.[1] Menurut Jay Heizer dan Barry Render, manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output). Sejalan dengan hal tersebut, Richard L. Daft mengkhususkan hanya pada produksi barang dengan menggunakan alat-alat dan teknik-teknik khusus. Kemudian Pangestu Subagyo menambahkan, untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi yang dilakukan secara efisien.[2] Dalam literatur lain, Geither dan Frazier menjelaskan manajemen operasi merupakan kegiatan manajerial dari sumber daya produksi atau sistem produksi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dalam kegiatan manajemen operasi, menurut Suyadi Prawirosentono diperlukan adanya fungsi manajemen yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap urutan kegiatan produksi.[3]
Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Manajemen_operasi&oldid=19552502"
Manajemen operasional adalah upaya untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi yang maksimum dalam hal penggunaan sumber daya perusahaan. Ini termasuk pengelolaan material, mesin, teknologi, dan pekerja yang tepat untuk menghasilkan barang dan jasa berkualitas tinggi yang akan memberikan profit bagi perusahaan.
Semua komponen tersebut harus dikelola dengan baik, dari tahap perencanaan strategis, tahap implementasi, pengawasan produksi, dan evaluasi akhir hasil untuk inovasi masa depan, agar perusahaan tetap menguntungkan dan kompetitif dalam industrinya. Manajer operasional memiliki tanggung jawab besar dalam menangani strategi, proyeksi, dan mengawasi proses sehari-hari.
Mengapa Manajemen Operasional Penting?
Tidaklah berlebihan untuk menyatakan bahwa seluruh aspek bisnis bergantung pada manajemen operasional. Manajemen operasional memiliki kapasitas untuk merencanakan, mengarahkan, dan mendorong pembuatan barang dan jasa. Untuk dapat bersaing di pasar yang selalu berubah, manajer operasional harus dapat bekerja secara efisien dan produktif untuk memaksimalkan keuntungan, yang merupakan penentu utama kelangsungan hidup bisnis.
Manajemen operasional dapat memengaruhi layanan pelanggan, kualitas produk dan layanan, metodologi fungsional yang tepat, daya saing di pasar, kemajuan teknologi, dan profitabilitas. Kegagalan dalam mengelola operasional perusahaan akan menyebabkan kerugian yang signifikan bagi bisnis.
Baca juga: Manajemen adalah | Pentingnya bagi Kelangsungan Bisnis Anda
Prinsip Operations Management
Terdapat sepuluh prinsip manajemen operasional yang sebaiknya diaplikasikan oleh manajer operasional. Prinsip-prinsip ini pertama kali dicetuskan oleh Randall Schaeffer, seorang manajer produksi dan operasional yang berpengalaman, filsuf industri, dan pembicara reguler di konferensi yang diselenggarakan oleh APICS, asosiasi rantai pasokan dan manajemen operasional yang terkemuka di Amerika Serikat.
1. Realitas (Reality)
Manajer operasional harus fokus pada masalah, bukan teknik, karena tidak ada alat yang dapat menyediakan solusi universal.
2. Organisasi (Organization)
Proses dalam manufaktur saling berhubungan. Semua elemen harus dapat diprediksi dan konsisten, untuk mencapai hasil yang sama dalam laba.
Baca juga: Struktur Organisasi Perusahaan: Faktor Kunci Keberhasilan
3. Fundamental (Fundamentals)
Manajer operasional harus tahu cara mematuhi semua fundamental dasar karena ini adalah kunci dari kesuksesan produksi. Penting untuk memastikan akurasi data inventaris, BOM, dan tugas umum lainnya untuk mencapai hasil yang diinginkan.
4. Akuntabilitas (Accountability)
Manajer diharapkan untuk menetapkan aturan dan metrik, menentukan tanggung jawab bawahan mereka, serta secara teratur memeriksa apakah tujuan tercapai.
5. Perbedaan (Variance)
Perbedaan proses harus dianjurkan, karena jika dikelola dengan baik, perbedaan dapat menjadi sumber kreativitas.
6. Hubungan Sebab & Akibat (Causality)
Terkadang, masalah akan tetap muncul sekalipun usaha yang terbaik sudah dikerahkan. Manajer perlu menemukan penyebab masalah hingga ke akar sehingga masalah tidak bertambah parah.
7. Semangat dalam Bekerja (Managed Passion)
Semangat karyawan dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan perusahaan. Manajer harus dapat menginspirasi bawahannya untuk memiliki semangat dalam bekerja. Perusahaan pun perlu meningkatkan semangat karyawan, contohnya dengan memberikan reward jika performa karyawan melampaui ekspektasi.
Baca juga: Kompensasi: Bentuk Apresiasi Kinerja Karyawan
8. Kerendahan Hati (Humility)
Tidak ada orang yang ingin bekerja dengan orang yang merasa selalu benar dan paling tahu segalanya. Jadi, penting bagi manajer operasional untuk memposisikan dirinya sebagai orang biasa yang tidak mengetahui segalanya dan juga dapat melakukan kesalahan.
9. Keberhasilan (Success)
Manajer harus dapat mendefinisikan dengan jelas apa yang mereka anggap sukses, sehingga semua orang di perusahaan akan memiliki parameter untuk bekerja demi mencapai target.
10. Perubahan (Change)
Setiap orang di perusahaan harus belajar beradaptasi dengan perubahan pasar. Ini termasuk memahami pelanggan, target klien, dan apa yang mereka inginkan. Ini tentunya juga melibatkan penggunaan solusi otomatis agar perusahaan selalu selangkah lebih maju.
Strategi Operations Management
Memanfaatkan Data
Manajer operasional yang cerdas bergantung pada data yang berkualitas, akurat, dan andal untuk perencanaan, pemasaran strategis, dan pengambilan keputusan. Dua jenis analisis data yang umum digunakan adalah metrik efisiensi dan efektivitas.
Mengontrol Data
Terkadang, data bisa berjumlah sangat banyak dan hasilnya berbeda-beda sehingga sulit untuk dibandingkan. Untungnya, dengan bantuan sistem dan perangkat lunak mutakhir, manajer dapat melihat, mengelola, dan menganalisis data dengan lebih mudah dan terorganisir.
Menganalisis Persediaan
Inventaris akan dapat dengan lebih mudah dianalisis apabila perusahaan menggunakan perangkat lunak manajemen inventaris. Alat ini juga akan memudahkan manajer untuk mengategorikan produknya (analisis ABC).
Menentukan Tujuan dan Memproyeksi Hasil
Menetapkan tujuan memberikan arah dan motivasi kepada perusahaan dan karyawannya. Memprediksi hasil memberikan harapan sekaligus memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan persiapan dalam menghadapi hasil yang tidak sesuai ekspektasi.
Forecasting membutuhkan data historis yang lengkap dan akurat. Biasanya ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun, perusahaan dapat melakukan proyeksi tersebut dengan lebih mudah dan sangat cepat menggunakan perangkat lunak ERP.
Merancang Proses
Manajer operasional bekerja keras dalam membuat penelitian terbaik, perkiraan yang akurat, dan pengembangan yang tepat dari proses yang baik. Semua ini pada akhirnya akan berujung pada hasil yang bertahan lama.
Kolaborasi Antar-Departemen
Perlu adanya kolaborasi antara berbagai departemen agar tim keuangan, penjualan, pemasaran, dan sumber daya manusia dapat bekerja bersama secara harmonis untuk perbaikan perusahaan. Oleh karena itu, keberadaan sistem ERP memungkinkan kolaborasi antar-departemen dengan menyediakan informasi terpusat untuk seluruh departemen, membuat komunikasi menjadi lebih mudah dan transparan.
Tanggung Jawab Sosial
Bertanggung jawab atas lingkungan serta masyarakat yang terkena dampak langsung dari bisnis adalah masalah utama yang harus menjadi perhatian perusahaan, terutama untuk bisnis manufaktur yang sering menyebabkan masalah limbah.
Pengelolaan SDM
Mengelola karyawan sangat penting untuk kesuksesan bisnis karena mereka adalah tulang punggung banyak perusahaan. Tanpa orang-orang ini, aktivitas bisnis sehari-hari akan berhenti, dan perusahaan tidak akan dapat menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas.
Tips untuk Kesuksesan Manajemen Operasional
Kesuksesan manajemen operasional tidak dapat tercapai tanpa peran seorang manajer operasional yang andal. Manajer operasional tidak hanya harus mahir mengelola, tetapi juga harus bisa menjadi pemimpin yang baik dan dapat memberikan inspirasi dan menjadi contoh yang baik bagi karyawan. Manajer operasional sangat bergantung pada keakuratan data, karena mereka bertanggung jawab untuk membuat perencanaan, proyeksi, dan menganalisis berbagai aspek yang berkaitan dengan produksi.
Dengan demikian, perusahaan sangat disarankan untuk menggunakan sistem ERP, sehingga manajer operasional dapat menghasilkan data akurat secara real-time yang terkait operasional perusahaan, seperti persediaan, produksi, dan penjualan. Sistem ini juga memungkinkan integrasi antar-departemen sehingga karyawan dari divisi (dan bahkan lokasi) yang berbeda dapat saling berkolaborasi melalui sistem yang sama.