Apa sebutan penyakit sakit kepala sebelah

Sakit kepala adalah kondisi ketika timbul rasa sakit dan tidak nyaman di kepala, kulit kepala, atau leher. Penyakit yang satu ini umum terjadi, dan diperkirakan 7 dari 10 orang mengalami setidaknya satu kali sakit kepala setiap tahun.

Sebagian besar sakit kepala tidak parah dan bisa diatasi sendiri dengan minum obat pereda sakit, minum air putih yang cukup, dan banyak beristirahat. Namun, beberapa sakit kepala perlu penanganan yang lebih disebabkan oleh kondisi yang dapat membahayakan nyawa.

Baca juga: Rentan Dialami Orang Dewasa, Kenali Tanda Tension Headache

Penyebab dan Faktor Risiko Sakit Kepala

Berdasarkan penyebabnya, sakit kepala dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sakit kepala yang tidak terkait pada penyakit lain atau sakit kepala primer, dan sakit kepala akibat adanya penyakit lain atau sakit kepala sekunder.

1. Sakit Kepala Primer

Sakit kepala primer adalah sakit kepala yang tidak memiliki penyebab lain di baliknya, melainkan murni disebabkan oleh adanya masalah dengan struktur di kepala yang terlalu sensitif terhadap rasa sakit. Kondisi tersebut juga melibatkan pembuluh darah, otot, saraf kepala, serta leher. Beberapa contoh sakit kepala primer yang umum terjadi, antara lain:

  • Sakit kepala tegang;
  • Migraine;
  • Sakit kepala cluster.

Beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya sakit kepala primer, antara lain:

  • Gangguan pada otot leher dan kepala;
  • Aktivitas kimia di otak.
  • Pembuluh darah atau saraf.

Baca juga: Lakukan ini untuk Redakan Gejala Sakit Kepala Cluster

2. Sakit Kepala Sekunder

Sakit kepala sekunder ini biasanya disebabkan oleh aktifnya saraf rasa sakit di bagian kepala akibat adanya suatu penyakit. Penyebab umum sakit kepala sekunder, antara lain:

  • Flu.
  • Infeksi telinga.
  • Sinusitis.
  • Masalah gigi.
  • Konsumsi MSG yang berlebihan.
  • Konsumsi makanan atau minuman yang terlalu dingin secara tiba-tiba.
  • Perubahan hormon pada wanita setelah mengonsumsi pil KB.
  • Menggunakan penutup kepala yang terlalu ketat.

Sedangkan penyebab sakit kepala sekunder, lainnya yang jarang terjadi, antara lain:

  • Gegar otak
  • Aneurisma otak.
  • Neuralgia trigeminal.
  • Keracunan karbon monoksida.
  • Serangan panik.
  • Meningitis.
  • Penyumbatan pembuluh darah di otak.
  • Radang pada otak.

Gejala Sakit Kepala

Saat terserang sakit kepala, gejala yang biasanya akan dialami pengidap adalah rasa sakit di sekitar kepala. Namun, waspadai jika sakit kepala disertai dengan gejala-gejala berikut ini:

  • Gangguan pada penglihatan.
  • Kesulitan berbicara.
  • Leher kaku.
  • Hilang kesadaran.
  • Salah satu sisi tubuh menjadi lemah atau lumpuh.
  • Demam tinggi.
  • Sulit berjalan.

Diagnosis Sakit Kepala

Sakit kepala kadang-kadang bisa menjadi gejala dari penyakit tertentu. Oleh karena itu, dokter akan meninjau riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik pada pengidap, untuk mendeteksi penyebab yang mendasari sakit kepala. Pemeriksaan ini harus mencakup evaluasi neurologis yang lengkap.

Dokter juga akan merekomendasikan tes diagnostik jika mencurigai adanya kondisi medis tertentu yang menyebabkan sakit kepala. Tes diagnostik tersebut meliputi:

  • Tes darah lengkap, yang dapat menunjukkan tanda-tanda infeksi.
  • Sinar X tengkorak, tes pencitraan untuk memberikan gambar mendetail dari tulang-tulang tengkorak.
  • Sinar X sinus, tes pencitraan yang akan dilakukan bila dicurigai adanya sinus.
  • CT scan kepala dan MRI, yang mungkin dilakukan pada kasus-kasus ketika dicurigai terjadinya stroke, trauma, atau pembekuan darah di otak.

Pengobatan Sakit Kepala

Pengobatan untuk sakit kepala bervariasi, tergantung pada gejala yang dialami dan penyebabnya. Namun, sebagian besar sakit kepala bukan merupakan gejala dari kondisi medis yang serius, sehingga bisa diatasi dengan obat-obatan yang dijual bebas yang dapat mengurangi gejalanya.

Bila obat-obatan tidak mempan, ada beberapa cara lain yang bisa dilakukan untuk mengobati sakit kepala:

  • Biofeedback, yaitu teknik relaksasi untuk membantu dalam manajemen nyeri.
  • Akupunktur, yaitu terapi alternatif yang mampu mengurangi stres dan ketegangan di kepala dengan memasang jarum halus ke area tubuh tertentu.
  • Olahraga ringan sampai sedang bisa membantu meningkatkan produksi bahan kimia di otak yang tentunya bisa membuat kamu merasa lebih bahagia dan rileks.
  • Mandi air hangat, untuk membantu merilekskan otot yang tegang.

Pencegahan Sakit Kepala

Ada berbagai cara untuk mencegah sakit kepala, seperti:

  • Mengurangi kafein.
  • Menghindari pemicu sakit kepala.
  • Istirahat yang cukup.
  • Makan dengan teratur.
  • Kurangi stres.
  • Mengurangi konsumsi obat.

Baca juga: Kepala Sering Nyeri, Ini Waktu yang Tepat ke Dokter Saraf

Kapan Harus ke Dokter?

Kamu dianjurkan untuk segera menemui dokter jika mengalami sakit kepala dengan kondisi berikut ini:

  • Merasa kondisi tidak sehat ketika serangan sakit kepala terjadi.
  • Sakit kepala yang terjadi sangat parah sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
  • Sakit kepala tidak kunjung reda walaupun telah mengonsumsi obat pereda sakit.
  • Sakit kepala disertai dengan gejala seperti sulit melihat atau berbicara, mati rasa di wajah, leher kaku, dan pingsan.

Referensi:Medical News Today. Diakses pada 2021. Headaches: Causes, types, and treatment.Healthline. Diakses pada 2021. Headache Information, Causes, and Symptoms.Diperbarui pada 21 Mei 2021

Jakarta, CNN Indonesia --

Sakit kepala adalah penyakit yang paling sering dialami masyarakat. Umumnya penderita menganggap rasa sakit atau berdenyut pada kepala disebabkan oleh pemicu yang sama. Tak heran ketika sakit kepala menyerang, orang langsung mengonsumsi obat pereda nyeri.Padahal sebelum memutuskan menelan obat, ketahui dulu penyebab dan letak sakitnya. Bahkan 2013 International Headache Society mengklasifikasi jenis sakit kepala. Selain bisa teridentifikasi jenis sakit kepala yang diderita, Anda juga bisa menjalani pengobatan yang tepat dan efektif serta tidak mengganggu kesehatan.

Sakit kepala didefinisikan sebagai rasa sakit yang timbul dari kepala atau leher bagian atas tubuh. Rasa sakit berasal dari jaringan dan struktur yang mengelilingi tengkorak atau otak.Seperti jaringan periosteum, otot, sinus, mata, dan telinga, arteri, vena, dan saraf bisa meradang dan menyebabkan sakit kepala. Rasa sakitnya bisa berupa nyeri, tertusuk-tusuk, berdenyut, dengan intensitas ringan hingga intens.Melansir beberapa sumber, berikut 10 jenis sakit kepala berdasarkan penyebabnya.

1. Migrain

Wanita tiga kali lebih mungkin mengalami migrain daripada pria. Selain itu, orang yang baru saja mengalami trauma di bagian kepala meningkatkan risiko migrain. (Foto: lannyboy89/Pixabay)


Migrain merupakan salah satu jenis sakit kepala yang paling umum. Gejala migrain yakni berdenyut di sebagian kepala dan bisa berlangsung beberapa hari.


Saking menderitanya, tak jarang penderita migrain sampai tak mampu menjalani aktivitas seperti biasa. Jika dipaksakan beraktivitas, serangan migrain bisa semakin intens.

Selain kepala berdenyut, gejala lain yang umum dirasakan yakni sensitif terhadap suara dan cahaya, pandangan berkunang-kunang, disertai mual dan muntah.

Serangan migrain mungkin saja dikaitkan dengan kondisi sistem saraf. Faktor yang turut berpengaruh memicu migrain seperti insomnia, dehidrasi, melewatkan makan, fluktuasi hormon, dan paparan bahan kimia. Hingga kini belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan migrain. Obat migrain yang dijual di pasaran hanya untuk mencegah serangan dan mengurangi gejala yang dirasakan.Untuk mengurangi frekuensi migrain kambuh, lebih baik lakukan upaya pencegahan dengan menerapkan gaya hidup sehat seperti cukup tidur, kurangi stres, minum banyak air, olahraga teratur, dan hindari makanan mengandung gluten.

2. Sakit kepala tegang

Sakit kepala tegang dipicu oleh stres. Sensasi yang dirasakan yakni sakit di seluruh kepala namun tidak berdenyut. Kepala tegang merupakan jenis sakit yang paling banyak dialami selain migrain, bahkan sulit dibedakan dari migrain.

Namun mudah saja membedakannya. Sakit kepala tegang biasanya tidak mengganggu penglihatan, juga tidak disertai perasaan mual atau muntah.

Jika aktivitas fisik biasanya memperburuk migrain, sebaliknya aktivitas apa pun tak membuat sakit kepala tegang semakin parah.

Peningkatan kepekaan terhadap cahaya atau suara mungkin saja terjadi ketika mengalami sakit kepala tegang, tetapi bukanlah gejala yang umum.

Jika mengalami sakit kepala tegang, cobalah beristirahat sejenak, jauhkan mata dari layar komputer, melakukan peregangan tubuh, dan mandi air panas untuk melemaskan otot. Bila perlu, kompres bagian kepala yang sakit dengan kompres hangat untuk membuat rileks.

3. Sakit kepala kluster

Meski sakit kepala kluster tak diketahui penyebabnya secara pasti, namun kebanyakan penderitanya adalah perokok dan peminum alkohol (Foto: Daria-Yakovleva/Pixabay)

Sakit kepala kluster ditandai dengan rasa panas dan tertusuk-tusuk. Sakit kepala jenis ini biasanya terasa di bagian belakang mata atau di sebagian wajah. Tak jarang disertai dengan bengkak, kemerahan, dan berkeringat pada bagian yang terdampak.

Hidung tersumbat dan mata berair juga sering terjadi pada sisi yang sama dengan sakit kepala. Sakit kepala kluster menyerang tiba-tiba tanpa gejala berarti dan berlangsung antara 15 menit hingga 3 jam.

Penderitanya bisa merasakan sakit kepala ini hingga delapan kali serangan dalam sehari.

Sakit kepala kluster tiga kali lebih banyak menyerang pria. Untuk pengobatan, biasanya diberikan terapi oksigen atau anestesi lokal untuk menghilangkan rasa sakit.

Melansir Medical News Today, penyebab sakit kepala kluster masih belum bisa dipastikan, tapi biasanya menyerang pada perokok. Orang yang tengah mengalami sakit kepala ini tidak diperbolehkan mengonsumsi alkohol sama sekali.

4. Sakit kepala sinus

[Gambas:Youtube]Sakit kepala sinus disebabkan oleh reaksi alergi atau menandai gejala infeksi sinus. Orang yang memiliki penyakit sinusitis atau alergi musim tertentu lebih rentan mengembangkan jenis sakit kepala ini.Sakit kepala ini biasanya kerap keliru dengan migrain. Padahal sakitnya jelas terasa di seputar sinus dan muka. Dokter biasanya meresepkan antibiotik untuk menyembuhkan infeksi, menipiskan tumpukan lendir, dan menyebabkan tekanan sinus.

5. Sakit kepala hormon

Wanita hamil, menstruasi, atau sedang KB mengalami lonjakan hormon estrogen yang bisa berefek pada sakit kepala. (Foto: Istockphoto/hedgehog94)

Sakit kepala yang umumnya menyerang wanita ini dipengaruhi oleh fluktuasi hormon, seperti menstruasi, mengonsumsi pil KB, dan kehamilan.

Semuanya berkontribusi meningkatkan estrogen yang mengakibatkan sakit kepala. Sakit kepala hormonal ini biasanya terjadi selama siklus menstruasi.

Sekitar 60 persen perempuan yang sering mengalami migrain berisiko mengalami sakit kepala saat menstruasi.

Untuk mencegah gejalanya yang mengganggu, Anda disarankan melakukan relaksasi, yoga, akupunktur, dan menjaga pola makan sehat.


6. Sakit kepala kafein

Banyak orang mengandalkan kafein untuk meningkatkan energi dan mencegah kantuk. Tapi terlalu banyak mengonsumsi kafein dapat menghambat aliran darah ke otak sehingga menyebabkan sakit kepala.

Orang yang memiliki riwayat migrain akan cenderung mudah sakit kepala jika terlalu banyak kafein seperti kopi atau teh dalam tubuhnya.

Karenanya, jaga asupan kafein Anda pada batasan yang cukup atau bila perlu berhenti sepenuhnya agar sakit kepala tak kembali menyerang.

7. Sakit kepala bagian belakang

Orang yang melakukan aktivitas fisik terlalu berat juga bisa mengalami sakit kepala di bagian belakang. Segera hentikan segala aktivitas pemicunya dan beristirahatlah sejenak untuk mengurangi sakit. (Foto: Pixabay/bycfotografem)

Sakit kepala bagian belakang bisa dengan cepat terjadi setelah melakukan aktivitas fisik yang berat, seperti mengangkat beban, berlari, hingga berhubungan seksual. 

Dehidrasi, kurang tidur, hipertensi dan mengonsumsi cokelat, alkohol, kafein juga dapat memicu sakit kepala ini.Sakit kepala akibat aktivitas yang berat disebabkan peningkatan aliran darah ke tengkorak, otot menegang, dan mungkin saja tak sengaja melakukan postur tubuh yang salah. Kondisi ini kemudian menyebabkan sakit kepala berdenyut di kedua sisi kepala.Sakit kepala jenis ini tidak akan berlangsung lama dan akan mereda dalam hitungan menit atau jam asalkan Anda segera berhenti dan beristirahat, hirup udara segar, dan minum air putih yang cukup.

8. Sakit kepala hipertensi

Saat tekanan darah terlalu tinggi dapat menyebabkan seseorang sakit kepala. Sakit kepala hipertensi terasa berdenyut dan terjadi di kedua sisi kepala.

Sakit kepala akibat tensi yang tinggi biasanya terasa semakin menyiksa jika diselingi melakukan aktivitas lainnya.

Gejala lain yang mungkin dirasakan yakni pandangan kabur, mati rasa atau kesemutan, mimisan, nyeri dada, atau sesak napas.

Jika Anda merasa mengalami sakit kepala akibat hipertensi, segera mencari pertolongan medis sebab ini menandakan kondisi yang serius.Sakit kepala biasanya bisa menghilang segera setelah tensi kembali normal serta bisa sembuh selama tekanan darah terkontrol dengan baik.

9. Sakit kepala hipnik

Orang paruh baya rentan mengalami sakit kepala hipnik. Gejala nyerinya sering dirasakan ketika tidur di malam hari. (Foto: Istockphoto/demaerre)

Sakit kepala hipnik adalah kondisi langka yang biasanya dialami oleh orang berusia 50-an. Ini dikenal sebagai sakit kepala 'alarm' karena kerap membangunkan penderitanya di malam hari.

Sakit kepala hipnik ditandai dengan nyeri berdenyut berintensitas ringan hingga sedang yang biasanya dirasakan di kedua sisi kepala. Nyerinya bisa bertahan hingga 3 jam.

Gejala lainnya meliputi mual dan peningkatan sensitivitas terhadap cahaya dan suara. Belum diketahui pasti penyebab dan pemicu pemicu sakit kepala ini.

Meskipun tidak berbahaya, orang tua yang mengalami sakit kepala hipnik harus memeriksakannya ke dokter agar mendapat diagnosis dan perawatan yang tepat.

Opsi pengobatan sementara yang bisa dilakukan yakni minum cangkir kopi sebelum tidur.

10. Sakit kepala pascatrauma

Orang yang pernah mengalami benturan atau cedera kepala bisa merasakan sakit kepala yang menyerupai migrain. (Foto: Istockphoto/razerbird)

Jenis sakit kepala ini dapat terjadi apabila seseorang usai mengalami cedera pada kepala. Gejala yang dirasakan yakni tegang, menyerupai migrain dan biasanya bertahan 6 hingga 12 bulan setelah cedera.

Kemudian insomnia, sulit berkonsentrasi, gangguan ingatan, sensitif terhadap cahaya dan suara, depresi, dan mudah gugup.Sakit kepala pascatrauma terjadi karena ketegangan otot yang berlangsung selama cedera. Kemungkinan penyebab lain yakni pembuluh darah yang menyempit, sehingga menyumbat darah untuk mengalir ke kepala. 

Itulah 10 jenis sakit kepala berdasarkan penyebabnya. Secara umum, dalam banyak kasus sakit kepala akan hilang dalam 48 jam.

Namun jika sakit kepala Anda memiliki ciri berikut: berlangsung lebih dari dua hari dan intensitasnya meningkat, sakit tak kunjung mereda meski sudah mengonsumsi obat pereda nyeri, mengalami sakit kepala lebih dari 15 hari dalam sebulan, segeralah periksa ke dokter untuk mencari tahu kemungkinan medis lain yang sedang dialami.

Bisa jadi sakit kepala dapat menjadi gejala kondisi kesehatan yang lebih serius.

(fef/chs)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA