Apa saja upaya bangsa indonesia menanggapi kebijakan jepang tersebut

Latar belakang pemilihan masalah ini yaitu (1) Adanya protes masyarakat Korea Selatan sehubungan dengan kasus Jugun Ianfu yang mendorong negara-negara lain (Indonesia, Filipina, Cina, Taiwan) yang termasuk jajahan Jepang ikut memperjuangkan keadilan; (2) Adanya perlakuan tentara Jepang terhadap para Jugun Ianfu yang tidak manusiawi selama masa penjajahan; (3) Upaya masyarakat Indonesia dalam memperjuangkan keadilan Jugun Ianfu yang masih kurang, terbukti masih banyak eks Jugun Ianfu yang kurang mendapatkan perhatian; (4) Kurangnya perhatian dan pengawasan dari pemerintah Indonesia terkait dana kompensasi/ganti rugi yang seharusnya diberikan kepada Jugun Ianfu, sehingga persoalan tersebut masih belum terselesaikan dengan baik hingga saat ini; (5) Adanya upaya pemerintah Jepang untuk melepaskan tanggung jawab terhadap nasib para eks Jugun Ianfu melalui Asian Women Fund (AWF); (6) Adanya perlakuan masyarakat sekitar yang kurang baik terhadap eks Jugun Ianfu; (7) Peneliti ingin mengetahui dan memaparkan bagaimana upaya masyarakat Indonesia dalam memperjuangkan keadilan Jugun Ianfu tahun 1993 – 1997. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apa yang melatarbelakangi masyarakat Indonesia memperjuangkan keadilan Jugun Ianfu tahun 1993-1997 ?; (2) Bagaimana upaya LBH (Lembaga Bantuan Hukum), Pemerintah Indonesia, Masyarakat Indonesia serta para keluarga korban memperjuangkan keadilan Jugun Ianfu tahun 1993-1997 ?; (3) Bagaimana hasil yang diperoleh masyarakat Indonesia dalam menangani masalah Jugun Ianfu di Indonesia? Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengkaji latar belakang masyarakat Indonesia dalam memperjuangkan keadilan Jugun Ianfu; (2) Untuk mengkaji peran serta masyarakat Indonesia dalam memperjuangkan keadilan Jugun Ianfu; (3) Untuk mengkaji kebijakan Pemerintah Jepang dalam menangani masalah Jugun Ianfu di Indonesia. Penelitian ini termasuk jenis penelitian sejarah yang bertujuan untuk mengkaji kembali peristiwa masa lampau. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti lebih banyak menggunakan studi pustaka, namun peneliti juga meneliti secara langsung ke tempat penelitian. Hasil penelitian tentang upaya masyarakat Indonesia dalam memperjuangkan keadilan Jugun Ianfu tahun 1993-1997 bahwa keberadaan praktik Jugun Ianfu di Indonesia memang benar-benar ada. Hal tersebut diperkuat dengan ditemukannya dokumen milik Jepang pada tahun 1947 tentang pengadaan praktik Jugun Ianfu di Indonesia. Adanya protes dari masyarakat Korea Selatan juga berpengaruh terhadap masyarakat Indonesia untuk ikut memperjuangkan keadilan Jugun Ianfu. Adanya sikap pemerintah Indonesia yang kurang mempedulikan dan berusaha untuk melepaskan tanggung jawab juga mendorong masyarakat Indonesia untuk terus memperjuangkan keadilan Jugun Ianfu tahun 1993-1997. Dukungan yang diberikan rakyat Indonesia kepada para Jugun Ianfu antara lain melalui Lembaga Bantuan Hukum (LBH), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), kalangan Advokasi, serta meminta bantuan kepada pemerintah Indonesia. Upaya tersebut, ternyata hanya menghasilkan sedikit harapan bagi eks Jugun Ianfu. Pemerintah Jepang hanya memberikan sedikit uang ganti rugi, namun mereka tidak meminta maaf secara langsung kepada para eks Jugun Ianfu Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa upaya masyarakat Indonesia dalam memperjuangkan keadilan Jugun Ianfu belum mendapat hasil yang maksimal sampai saat ini. Tuntutan para eks Jugun Ianfu terhadap pemerintah Jepang ternyata tidak dipenuhi pemerintah Jepang sepenuhnya. Peneliti menyarankan kepada pemerintah Indonesia untuk segera menyelesaikan permasalahan ini dan memberikan dana kompensasi secara langsung kepada para korabn Jugun Ianfu maupun kepada wakilnya.

Lihat Foto

Koleksi Tropen Museum (Wikiwand)

Akibat pendudukan Jepang di Indonesia, para pemuda Indonesia diberi pelatihan militer.

KOMPAS.com - Jepang menduduki Indonesia setelah Belanda mengaku kalah dan menyatakan menyerah tanpa syarat pada 8 Maret 1942.

Dengan menyerahnya Belanda tersebut, maka Jepang menguasai bangsa Indonesia.

Atas kepiawaian propaganda Jepang langcarkan mampu menarik simpatik rakyat Indonesia dengan mengaku saudara tua.

Kedatangan Jepang adalah membebaskan rakyat Indonesia dari penjajah-penjajah asing. Bagaimana politik Jepang dalam menarik simpati Bangsa Indonesia.

Baca juga: Latar Belakang Pendudukan Jepang di Indonesia

Propaganda Jepang

Jepang menguasai Indonesia setelah pada Februari 1942 mengalahkan armada gabungan Belanda, Inggris, Australia, dan Amerika Serikat dalam pertempuran di Laut Jawa.

Akhirnya pada 8 Maret 1942 pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang, Jawa Barat.

Panglima tentara Belanda di Indonesia, Jenderal Ter Poorter menandatangani naskah penyerahan Belanda atas wilayah Indonesia kepada Jepang yang diwakili Jenderal Imamura.

Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia: Masa Prasejarah sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan (2011) karya M. Junaedi Al Anshori, pada awal pendudukan Jepanga diterima dengan baik oleh bangsa Indonesia.

Karena kepandaian Jepang berpropaganda dengan melakukan tindakan-tindakan yang menarik simpati rakyat dan para pe mimpin Indonesia.

Berikut tindakan Jepang untuk menarik simpati:

Seperti apa kehidupan bangsa Indonesia pada masa pendudukan Jepang? Simak informasi lengkapnya di artikel ini!

--

Kamu tahu berapa lama bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa Jepang? Ya! Selama 3,5 tahun bangsa kita ini dijajah oleh bangsa Jepang. Kalau kamu sudah membaca artikel-artikel sejarah lainnya di blog ini, pastinya sudah tahu kalau bangsa Jepang itu sangat licik dan sangat kejam memperlakukan penduduk bangsa Indonesia. Kira-kira seperti apa ya kehidupan bangsa Indonesia masa pendudukan Jepang?

Pada artikel ini, akan dibahas bagaimana situasi dan kondisi kehidupan bangsa Indonesia dalam aspek sosial, ekonomi, budaya, politik, militer, dan juga pendidikan.

ASPEK SOSIAL

Pemerintahan Jepang saat itu mencetuskan kebijakan tenaga kerja romusha. Mungkin kamu sudah sering dengar kalau romusha adalah sistem kerja yang paling kejam selama bangsa Indonesia ini dijajah. Tetapi, pada awalnya pembentukan romusha ini mendapat sambutan baik lho dari rakyat Indonesia, justru banyak yang bersedia untuk jadi sukarelawan. Namun semua itu berubah ketika kebutuhan Jepang untuk berperang meningkat.

Pengerahan romusha menjadi sebuah keharusan, bahkan paksaan. Hal tersebut membuat rakyat kita menjadi sengsara. Kamu bayangin aja, rakyat kita dipaksa membangun semua sarana perang yang ada di Indonesia. Selain di Indonesia, rakyat kita juga dikerjapaksakan sampai ke luar negeri. Ada yang dikirim ke Vietnam, Burma (sekarang Myanmar), Muangthai (Thailand), dan Malaysia. Semua dipaksa bekerja sepanjang hari, tanpa diimbangi upah dan fasilitas hidup yang layak. Akibatnya, banyak dari mereka yang tidak kembali lagi ke kampung halaman karena sudah meninggal dunia.

Kerja paksa Romusha di Indonesia (Sumber: www.omucu.com)

Selain romusha, Jepang juga membentuk Jugun Ianfu. Jugun Ianfu adalah tenaga kerja perempuan yang direkrut dari berbagai Negara Asia seperti Indonesia, Cina, dan korea. Perempuan-perempuan ini dijadikan perempuan penghibur bagi tentara Jepang. Sekitar 200.000 perempuan Asia dipaksa menjadi Jugun Ianfu.

ASPEK BUDAYA

Pemerintahan Jepang pernah mencoba menerapkan kebudayaan memberi hormat ke arah matahari terbit kepada rakyat Indonesia lho! Dalam masyarakat Jepang, kaisar memiliki tempat tertinggi, karena diyakini sebagai keturunan Dewa Matahari. Nah, Jepang berusaha menerapkan nilai-nilai kebudayaannya kepada bangsa Indonesia. Tetapi langsung mendapat pertentangan dan perlawanan dari masyarakat di Indonesia. Bangsa kita ini hanya menyembah Sang Pencipta, yaitu Tuhan Yang Maha Esa mana mungkin setuju memberi hormat dengan membungkukkan punggung dalam-dalam (seikerei) ke arah matahari terbit.

Potongan gambar pada film Sang Kiyai, menggambarkan kondisi saat tentara Jepang menangkap ulama-ulama yang menolak 'Seikerei' (Sumber: berdikarionline.com)

Dahulu, para seniman dan media pers kita tidak sebebas sekarang. Pemerintahan Jepang mendirikan pusat kebudayaan yang diberi nama Keimin Bunkei Shidoso. Lembaga ini yang kemudian digunakan Jepang untuk mengawasi dan mengarahkan kegiatan para seniman agar karya-karyanya tidak menyimpang dari kepentingan Jepang. Bahkan media pers pun berada di bawah pengawasan pemerintahan Jepang.

Baca Juga: Bentuk Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Jepang

ASPEK PENDIDIKAN

Sistem pendidikan Indonesia pada masa pendudukan Jepang berbeda dengan masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Pada masa pendudukan Jepang, semua kalangan dapat mengakses pendidikan, sedangkan masa Hindia-Belanda, hanya kalangan atas (bangsawan) saja yang dapat mengakses. Akan tetapi, sistem pendidikan yang dibangun oleh Jepang itu memfokuskan pada kebutuhan perang. Meskipun akhirnya pendidikan dapat diakses oleh semua kalangan, tetapi secara jumlah sekolahnya menurun sangat drastis, dari semulanya 21.500 menjadi 13.500.

ASPEK EKONOMI

Sewaktu Indonesia masih di bawah penjajahan Jepang, sistem ekonomi yang diterapkan adalah sistem ekonomi perang. Saat itu Jepang merasa penting untuk menguasai sumber-sumber bahan mentah dari berbagai wilayah Indonesia. Tujuan Jepang melakukan itu, untuk menghadapi Perang Asia Timur Raya, Squad. Nah, wilayah-wilayah ekonomi yang sanggup memenuhi kebutuhannya sendiri atau yang diberi nama Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya, merupakan wilayah yang masuk ke dalam struktur ekonomi yang direncanakan oleh Jepang.

Kalau di bidang moneter, pemerintah Jepang berusaha untuk mempertahankan nilai gulden Belanda. Hal itu dilakukan agar harga barang-barang dapat dipertahankan sebelum perang.

ASPEK POLITIK dan MILITER

Pada masa pendudukan Jepang, pemerintah Jepang selalu mengajak bekerja sama golongan-golongan nasionalis. Hal ini jelas berbeda dibandingkan pada masa pemerintahan Hindia-Belanda. Saat itu golongan nasionalis selalu dicurigai. Golongan nasionalis mau bekerja sama dengan pemerintahan Jepang karena Jepang banyak membebaskan pemimpin nasional Indonesia dari penjara, seperti Soekarno, Hatta, dan juga Sjahrir.

Kenapa Jepang mengajak kerja sama golongan nasionalis Indonesia? Karena Jepang menganggap bahwa golongan nasionalis ini memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat Indonesia. Saat itu, Wakil Kepala Staf Tentara Keenam Belas, Jenderal Harada Yosyikazu, bertemu dengan Hatta untuk menyatakan bahwa Jepang tidak ingin menjajah Indonesia, melainkan ingin membebaskan bangsa Asia. Karena itulah Hatta mererima ajakan kerja sama Jepang. Akan tetapi, Sjahrir dan dr. Tjipto Mangunkusumo tidak mererima tawaran kerja sama Jepang.

Namun, kemudian Jepang mengeluarkan undang-undang yang terkait pada bidang politik yang justru banyak merugikan bangsa Indonesia. Beberapa di antaranya:

Jadi begitulah gambaran bagaimana kondisi bangsa kita dulu saat berada di bawah penjajahan Jepang. Beberapa kebijakan yang dikeluarkan Jepang justru menyengsarakan rakyat kita. Selain itu, Jepang juga memiliki cara-cara yang licik untuk menguasai sumber daya alam serta sumber daya manusia bangsa kita.

Kalau kamu mau tahu lebih banyak lagi tentang bagaimana kondisi masyarakat Indonesia pada masa pendudukan Jepang, kamu bisa belajar lewat video belajar animasi di ruangbelajar. Belajar dengan cara yang efektif dan juga menyenangkan.

Referensi:

AM, Sardiman. (2017) Sejarah Indonesia Kelas XI Semester 2. Jakarta: Kemendikbud RI.

Artikel terakhir diperbarui pada 19 November 2021.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA