Apa saja faktor penyebab gangguan peredaran darah brainly?

Simak ulasannya berikut ini.

Beragam cara ampuh melancarkan peredaran darah

Sistem peredaran darah berfungsi untuk mengedarkan oksigen dan zat gizi menuju seluruh sel, jaringan, dan organ dalam tubuh.

Semua bagian tersebut terhubung lewat pembuluh darah kecil hingga pembuluh darah utama.

Inilah sebabnya gangguan pada sistem peredaran darah, terutama pada elemen utama yakni jantung, pembuluh darah, dan darah, turut memengaruhi fungsi tubuh yang lain.

Meski begitu, ada beberapa upaya yang dapat Anda lakukan untuk melancarkan peredaran darah dan mencegah timbulnya gangguan kesehatan.

Berikut berbagai cara mudah untuk melancarkan sirkulasi darah dalam tubuh Anda.

1. Konsumsi makanan yang memperlancar peredaran darah

Makanan yang Anda konsumsi memengaruhi sistem peredaran darah dengan beberapa cara.

Cabai, kunyit, dan sayuran berdaun hijau membantu meningkatkan nitrit oksida dalam darah. Hal ini akan melebarkan pembuluh darah sehingga peredaran darah jadi lebih efektif.

Untuk menunjang kesehatan pembuluh darah dan mencegah penyumbatan akibat kolesterol, Anda juga bisa mengonsumsi ikan yang kaya asam lemak omega-3.

Jangan lupa untuk makan makanan kaya antioksidan, seperti bawang, buah-buahan sitrus, serta berbagai jenis buah beri untuk melindungi pembuluh darah dari radikal bebas.

2. Hindari kebiasaan merokok

Menghindari kebiasaan merokok jadi salah satu cara melancarkan peredaran darah. Penggunaan rokok berdampak buruk bagi jantung karena mengandung berbagai bahan aktif berbahaya, salah satunya nikotin.

Penyakit jantung koroner adalah kondisi ketika pembuluh darah utama yang memberi pasokan darah, oksigen, dan nutrisi untuk jantung menjadi rusak. Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh plak kolesterol dan proses peradangan.

Gejala Penyakit Jantung Koroner

Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit jantung koroner, meliputi:

  • Nyeri dada atau ketidaknyamanan pada dada, nyeri ini bisa menjalar ke leher, rahang, bahu, dan tangan sisi kiri, punggung, perut sisi kiri (sering dianggap maag). Nyeri ini ringan sampai dengan berat. Nyeri dada ini disebut dengan “angina” yang dapat bertahan selama beberapa menit. Jika plak belum menyumbat arteri koronaria secara total, maka angina akan mereda dengan sendirinya. Jika angina bertahan terus-menerus, maka segera bawa diri ke dokter.
  • Keringat dingin, mual, muntah, atau mudah lelah.
  • Irama denyut jantung yang tidak stabil (aritmia), bahkan bisa menyebabkan henti jantung (sudden cardiac arrest) yang bila tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan kematian.

Penyebab Penyakit Jantung Koroner

Penyebab penyakit jantung koroner ada banyak. Meski begitu, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi, kolesterol dan trigliserida tinggi, diabetes, kegemukan, kebiasaan merokok, serta peradangan pada pembuluh darah merupakan faktor utama yang melukai dinding arteri, sehingga menyebabkan PJK.

Saat arteri rusak, plak akan lebih mudah menempel pada arteri dan lambat laun menebal. Penyempitan pembuluh kemudian akan menghambat aliran darah kaya oksigen ke jantung. Jika plak ini pecah, trombosit akan menempel pada luka di arteri dan membentuk gumpalan darah yang memblokir arteri.  Hal ini dapat menyebabkan angina semakin parah.

Ketika bekuan darah cukup besar, maka arteri akan tertekan yang menyebabkan infark miokard atau kematian otot jantung.

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner

Beberapa faktor yang dapat memengaruhi penyakit jantung koroner,meliputi:

  • Usia lanjut. Semakin tua, arteri akan semakin menyempit dan rapuh.
  • Pria lebih memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner daripada wanita.
  • Apabila ada anggota keluarga yang mengidap gangguan jantung, maka risiko PJK meningkat.
  • Merokok. Nikotin dapat menyebabkan penyempitan arteri sementara karbon monoksida menyebabkan kerusakan pembuluh.
  • Memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan/atau kadar lemak darah yang tinggi.
  • Memiliki trauma mental atau stres psikologis berat jangka waktu panjang.

Diagnosis Penyakit Jantung Koroner

Diagnosis penyakit jantung koroner dapat dilakukan dengan wawancara, pemeriksaan fisik, ataupun pemeriksaan laboratorium. Beberapa jenis pemeriksaan untuk penyakit ini, meliputi:

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada irama jantung.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kerusakan berefek pada fungsi jantung.

Jika seseorang memiliki faktor risiko, dokter akan menyarankan stress test. Pada pemeriksaan ini, ia akan diminta untuk berjalan atau bersepeda statis sementara dokter akan mengukur aktivitas jantung dengan EKG.

Pencegahan Penyakit Jantung Koroner

Penyakit ini merupakan penyebab nomor satu dari serangan jantung dimana pada beberapa orang dapat menyebabkan kematian, penyempitan pada pembuluh darah koroner membuat darah tidak dapat diantar menuju otot jantung dengan semestinya. Arteri yang sempit, karena timbunan plak yang mengeras akan membuat suplai oksigen ke jantung terhambat, akibatnya jantung mengalami kontraksi mendadak yang memicu serangan jantung.

Berikut beberapa tips berguna untuk mencegah penyakit jantung koroner:

Terapkan menu makan yang kaya serat dan cukup nutrisi, perhatikan pula cara pengolahannya, sebaiknya hindari makanan yang diolah dengan cara digoreng di dalam banyak minyak, sebaliknya olah makanan dengan cara ditumis, direbus, ataupun dikukus. Jika harus mengolah makanan dengan cara menggoreng, sebaiknya gunakan minyak zaitun daripada minyak goreng, sebab minyak zaitun memiliki kandungan lemak yang rendah.

Hindari makanan makanan yang mengandung kolesterol dan lemak tinggi,  misalnya seafood – kandungan kolesterol tinggi di dalamnya dapat membahayakan jantung. Pilih produk makanan yang rendah lemak atau bahkan tanpa lemak. Konsumsi susu, keju, ataupun mentega yang rendah lemak.

Selain lemak, hindari juga makanan yang mengandung gula yang tinggi, misalnya soft drink. Konsumsi karbohidrat secukupnya karena secara alami tubuh akan memproses karbohidrat menjadi gula dan lemak. Mengonsumsi oat atau gandum dapat membantu menjaga kesehatan jantung.

Siapapun tahu bahwa rokok berdampak negatif untuk kesehatan jantung, karena itu, hentikan kebiasaan merokok segera agar jantung tetap sehat.

Saat seseorang mengalami stres, otak memerintah tubuh untuk mengeluarkan hormon kortisol untuk mengatasinya, tapi jika hormon ini diproduksi berlebihan dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku. Hormon norepinephrine juga akan diproduksi oleh tubuh untuk mengatasi stres, tapi jika diproduksi berlebihan dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat.

Tekanan darah tinggi juga dapat menjadi penyebab penyakit jantung, sebab tekanan darah yang berlebihan dapat melukai dinding arteri dan memungkinkan kolesterol LDL memasuki arteri dan berakibat pada meningkatnya timbunan plak.

Jaga pola makan agar tidak berlebihan, sehingga terhindar dari kegemukan. Seseorang dengan lingkar pinggang lebih dari 80 sentimeter memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena serangan jantung koroner.

Selain itu, obesitas atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko terkena tekanan darah tinggi dan diabetes. Diabetes merupakan salah satu faktor yang mempercepat terjadinya penyakit jantung koroner selain dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung.

Lakukan olahraga kardio, seperti jogging, berjalan kaki, renang, ataupun bersepeda. Jenis olahraga tersebut dapat menguatkan kerja otot jantung dan melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh.

Radikal bebas yang berasal dari polusi udara, asap rokok, dan asap kendaraan bermotor dapat menyebabkan endapan pada pembuluh darah yang mengakibatkan penyumbatan, radikal bebas dalam tubuh dapat dihilangkan lewat konsumsi antioksidan, di mana antioksidan bekerja menangkap radikal bebas dalam tubuh dan membuangnya. Antioksidan bisa diperoleh dari berbagai macam sayuran dan buah.

Pengobatan Penyakit Jantung Koroner

Beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit jantung koroner, meliputi:

  • Obat-obatan penurun kolesterol, termasuk statin, niasin, dan fibrat. Obat-obatan ini membantu mengurangi kadar kolesterol darah, sehingga mengurangi jumlah lemak yang menempel pada pembuluh.
  • Aspirin: Obat ini atau pengencer darah lainnya membantu untuk melarutkan darah yang tersumbat, dan mencegah risiko stroke atau infark miokard. Namun dalam beberapa kasus, aspirin mungkin bukan pilihan yang baik. Beritahu dokter jika keluarga atau kerabat mengidap gangguan pembekuan darah.
  • Beta blockers: Obat ini menurunkan tekanan darah dan mencegah risiko infark miokard.
  • Nitrogliserin dan inhibitor enzim yang mengubah angiotensin: Obat ini dapat membantu mencegah risiko infark miokard.

Operasi:

  • Pemasangan stent untuk memperlebar arteri koroner yang menyempit.
  • Bedah koroner seperti operasi bypass jantung adalah pengobatan yang paling umum untuk PJK. Dokter juga dapat melakukan angioplasty jika diperlukan.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika keluarga atau kerabat mengalami satupun tanda atau gejala yang disebutkan di atas, sebaiknya diskusikanlah dengan dokter. Selalu lebih baik untuk mendiskusikan apa yang terbaik untuk keadaan dengan dokter. Untuk melakukan pemeriksaan, bisa langsung membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan kamu di sini.

Pertanyaan Seputar Penyakit Jantung Koroner

Halo, mau tanya apakah penyakit jantung koroner dapat menurun pada keturunan?

Ditanyakan oleh: dian_pra13

Dijawab oleh: dr. Rizal Fadli

Beberapa penyakit jantung memang berisiko menjadi penyakit jantung turunan, dan penyakit tersebut adalah penyakit jantung koroner. Kecenderungan risiko mengidap penyakit ini diwariskan dari ayah kepada anak melalui kromosom Y pada laki-laki. Kromosom Y adalah bagian dari DNA yang ada pada pria. Diduga bagian ini berperan penting dalam mewariskan penyakit jantung koroner.

Penelitian di University of Leicester di Inggris melakukan analisi DNA terhadap lebih dari 3.000 orang peserta pria yang tidak terkait secara biologis. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa 90 persen di antara peserta memiliki varian kromosom Y yang disebut haplogroup I. Pria yang memiliki kromosom Y dari haplogroup I inilah yang memiliki risiko 50 persen lebih tinggi mengalami penyakit jantung koroner dibanding pria lain. Orang yang memiliki kromosom Y haplogroup I dan melakukan kebiasaan-kebiasaan yang berisiko memicu sakit jantung, seperti merokok dan pola makan tinggi kolesterol, bisa melipatgandakan risiko terkena penyakit jantung.

Dok, sebenernya usia berapa sih yang paling rentan terkena penyakit jantung koroner?

Ditanyakan oleh: muharifizaldi

Dijawab oleh: dr. Rizal Fadli

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2013, di Indonesia, penyakit jantung koroner mencapai angka 12,1% dari populasi. Bahkan, penyakit ini semakin banyak diidap oleh kelompok usia muda, yakni 39% berusia kurang dari 44 tahun. Sebanyak 22% dari pengidap jantung usia muda itu berada di kisaran 15–35 tahun.

Apa bedanya jantung koroner dengan jantung bocor bawaan?

Ditanyakan oleh: ptmwti_

Dijawab oleh: dr. Rizal Fadli

Jantung koroner adalah penyakit yang terjadi akibat terhambatnya pasokan darah kaya oksigen menuju otot jantung karena adanya plak pada pembuluh darah jantung atau arteri koroner. Semakin besar plak, semakin sempit pembuluh arteri jantung, sehingga suplai darah menjadi sedikit. Jika hambatan aliran darah ini terjadi pada arteri koroner, kondisi ini bisa menyebabkan serangan jantung.

Penyakit jantung bawaan adalah kelainan pada struktur jantung yang dialami sejak lahir. Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan pada aliran darah dari dan ke jantung, baik yang tergolong ringan ataupun kompleks, sehingga berpotensi membahayakan nyawa.

Terdapat beberapa jenis penyakit jantung bawaan, di antaranya adalah:

  • Stenosis katup aorta.
  • Stenosis katup pulmoner.
  • Anomali Ebstein (AE).
  • Transposisi arteri besar (TAB).
  • Koartktasio aorta.
  • Patent ductus arteriosus (PDA). 
  • Truncus arteriosus.
  • Defek atau kecacatan pada septum.
  • Tetralogy of Fallot (ToF).

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA