Apa saja 3 Hambatan pengembangan agrikultur di Indonesia?

Cahayapendidikan.com – Sebutkan Hambatan Pengembangan Agrikultur di Indonesia.

Pertanyaan: 

Sebutkan Hambatan Pengembangan Agrikultur di Indonesia!

Jawaban:

Hambatan Pengembangan Agrikultur di Indonesia terdiri atas:

1. Skala usaha pertanian pada umumnya relatif kecil;

2. Modal terbatas;

3.) Penggunaan teknologi masih sederhana;

4. Sangat dipengaruhi musim;

5. Pada umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga;

6. Akses terhadap kredit, teknologi, dan pasar rendah;

7. Pasar hasil pertanian sebagian besar dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga akan merugikan petani;

8. Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian;

9. Kurangnya penyediaan benih yang bermutu bagi petani.

Pembahasan:

Agrikultur merupakan kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, sumber energi, atau untuk mengelola lingkungan hidupnya.

Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam agrikultur biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman, bercocok tanam, atau pembesaran hewan ternak.

Agrikultur dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan,

seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Pembangunan sektor agrikultur Indonesia sampai saat ini masih belum dapat memberikan sumbangan yang tinggi jika dilihat dari tingkat kesejahteraan pelaku sektor dan kontribusinya pada pendapatan nasional.

Pembangunan agrikultur atau pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain:

potensi sumber daya alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional,

besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.

Pertanyaan terait: 

1. Sebutkan 4 Jenis Pendapatan Rumah Tangga Keluarga

2. Sebutkan 4 Pelaku Ekonomi Sebagai Penggerak Perekonomian Negara

3. Jelaskan Faktor Pendorong dan Manfaat Perdagangan Antarpulau/Antardaerah

4. Sebutkan 3 Strategi Pengembangan Agrikultur di Indonesia

Beberapa strategi yang dapat dilakukan pemerintah dalam mengembangkan agrikultur di Indonesia antara lain:

1.Ekofarming

Strategi ekofarming merupakan peningkatkan sistem budidaya di sektor pertanian yang ramah lingkungan dan terintegrasi dengan kearifan lokal di setiap daerah di Indonesia.

2. Distribusi Pupuk Secara Merata

Strategi yang kedua ini, berupa distribusi pupuk secara merata di seluruh wilayah Indonesia.

Langkah yang ditempuh dalam strategi ini adalah petani diminta menjumlahkan kebutuhan pupuk untuk kebutuhan tanamnya perhektar selama satu tahun.

Dengan cara ini pemerintah akan dapat mengetahui kebutuhan pupuk selama satu tahun sehingga dapat menyediakan stok pupuk sesuai dengan kebutuhan petani.

3. Perbaikan Irigasi

Pertanian yang berhasil tidak lepas dari baiknya sistem irigasi yang diterapkan.

Oleh karena itu, pemerintah mengusahakan keterjaminan ketersediaan air untuk pertanian dengan perbaikan atau pengadaan irigasi yang baik.

Strategi lain yang dapat dilakukan di sektor agrikultur/pertanian adalah melakukan pembangunan dan perbaikan berbagai sarana pendukung sektor pertanian,

serta pembukaan lahan baru sebagai tempat yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Portofolio: Alternatif Bentuk Ujian yang Diselenggarakan oleh Sekolah

Demikian Jawaban dan Pembahasan atas pertanyaan Sebutkan Hambatan Pengembangan Agrikultur di Indonesia! Semoga Bermanfaat dan Selamat Belajar.

Jakarta, Borneo24.com – Ekonomi agrikultur adalah usaha mengoptimalkan perekonomian dengan memberdayakan sektor pertanian yang meliputi budidaya tanaman atau ternak termasuk di dalamnya pemanfaatan mikroorganisme dalam pengolahan produk.

Contoh kegiatannya adalah pemanfaatan sumber daya hayati untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, sumber energi, atau untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan ini lebih dikenal dengan budidaya tanaman, bercocok tanam, atau pembesaran hewan ternak.

Potensi Agrikultur di Indonesia

Salah satu produk pertanian Indonesia yang memiliki potensi menjadi andalan adalah produk pertanian segar dalam bentuk buah dan sayuran, rempah-rempah, dan bahan bakar nabati atau BBN. Di bidang tanaman pangan, Indonesia memiliki tanaman unggul seperti padi, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, dan lain-lain.

Sektor agrikultur di Indonesia merupakan kontributor besar dalam meningkatkan pendapatan nasional, penyerapan tenaga kerja, penyediaan pangan, dan penyediaan bahan baku industri. Dalam rangka pemerataan pembangunan, sektor berperan melalui upaya pengentasan kemiskinan dan perbaikan pendapatan masyarakat.

Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa jumlah angkatan kerja paling banyak terserap di sektor pertanian dengan total 38,23 juta orang atau sekitar 29,76 persen pada Agustus 2020.

Hambatan Pengembangan Agrikultur di Indonesia

Pengembangan agrikultur di Indonesia mempunyai sejumlah hambatan, yaitu:

  • Skala usaha pertanian pada umumnya relatif kecil.
  • Terbatasnya modal.
  • Penggunaan teknologi yang tergolong masih sederhana.
  • Sangat dipengaruhi oleh musim.
  • Sebagian besar penggerak ekonomi agrikultur hanya mengandalkan tenaga kerja keluarga.
  • Rendahnya akses terhadap kredit, teknologi, dan pasar.
  • Pasar hasil pertanian sebagian besar dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga cenderung merugikan petani.
  • Banyaknya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian.
  • Rendahnya ketersediaan benih yang berkualitas untuk petani.

Globalisasi juga menjadi tantangan tersendiri bagi pembangunan agrikultur. Oleh karena itu, fokus pembangunan agrikultur di Indonesia tidak hanya untuk menghasilkan produk-produk pertanian berdaya saing tinggi, tetapi mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta memberdayakan masyarakat.

Faktor Pendukung  Pengembangan Agrikultur di Indonesia

1. Iklim

Indonesia terletak di enam derajat lintang utara sampai 11 derajat lintang selatan. Hal ini menyebabkan Indonesia berada di zona iklim tropis ekuatorial. Iklim ini ditandai dengan rata-rata suhu udara tahunan yang selalu tinggi. Suhu rata-rata pada bulan terdingin masih di atas 18 derajat celcius.

Faktor lain yang memengaruhi iklim Indonesia adalah bentuk negara kepulauan. Kelembapan udara di Indonesia di atas 60 persen dan curah hujan rata-rata tahunan di atas 2.000 milimeter per tahun. Posisi Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudra menyebabkan bertiupnya angin muson.

Angin muson memengaruhi perubahan musim kemarau dan musim penghujan. Keadaan iklim inilah membuat Indonesia memiliki potensi ekonomi agrikultur yang besar karena memungkinkan tumbuhnya berbagai jenis tanaman pertanian di Indonesia.

2. Tanah

Banyaknya jumlah gunung berapi di Indonesia berpengaruh terhadap ekonomi agrikultur Indonesia. Material gunung berapi dapat menyuburkan tanah. Tanah yang subur mempunyai peran penting untuk pertumbuhan tanaman. Zat makanan yang diperlukan tanaman sebagian besar berada di dalam tanah.

3. Penduduk

Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri mencatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 273, 87 juta jiwa pada akhir tahun 2021. Lebih dari 50 persennya adalah angkatan kerja.

Jumlah angkatan kerja menjadi salah satu modal dasar dalam pengembangan pembangunan di sektor pertanian. Kuantitas angkatan kerja yang tinggi perlu didukung kualitas yang juga baik. Apabila kualitas tidak diperhatikan maka tingginya jumlah angkatan kerja justru akan menjadi beban pembangunan sektor pertanian.

4. Sosial Budaya

Kegiatan pertanian telah berkambang sejak lama di Indonesia, bahkan cenderung turun temurun. Kegiatan pertanian merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat khususnya di daerah pedesaan. Kegiatan pertanian bagi penduduk di wilayah pedesaan sudah menjadi pola yang membudaya. Budaya turun temurun ini juga ikut melanggengkan ekonomi agrikultur di Indonesia.

5. Modernisasi Pertanian

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ikut mendukung ekonomi agrikultur Indonesia. Salah satunya melalui inovasi atau penemuan alat pertanian modern. Alat pertanian modern memudahkan para pelaku ekonomi agrikultur dalam meningkatkan hasil produksi karena penggunaan tenaga dan waktu yang lebih efektif dan efisien.

Selain itu, pemerintah juga memiliki program bimbingan massal atau bimas untuk menggerakan partisipasi petani secara massal, intensifikasi massal atau inmas untuk memberi kemudahan kepada petani untuk melakukan pinjaman ke bank, dan pancausaha tani. Pancausaha tani terdiri dari lima aspek yaitu pengolahan lahan, pemilihan bibit unggul, irigasi, pemupukan, dan pemberantasan hama. (***)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA