Apa maksud suam suam kuku

Arti kata hangat-hangat (suam-suam) kuku | Negara Indonesia memiliki bahasa nasional, yakni Bahasa Indonesia. Walaupun Bahasa Indonesia hadir sebagai bahasa yang digunakan sehari-hari, terkadang masih banyak kata yang terdengar asing. Selain itu, ada banyak juga kata dalam Bahasa Indonesia yang belum kita ketahui makna maupun artinya secara harafiah.

Hadir sebagai acuan berbahasa Indonesia, tentunya KBBI disusun oleh lembaga yang terakreditasi dan kompeten dibidang bahasa. Tak lain adalah Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, sebagai lembaga penyusunan KBBI.

Dilanjutkan oleh Balai Pustaka sebagai penerbit, serta dinaungi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Artinya, KBBI memiliki hak paten dari pemerintah Republik Indonesia. Nah, apakah kamu sudah tahu arti kata hangat-hangat (suam-suam) kuku dalam KBBI? Demi menambah wawasan dan perbendaharaan kata, berikut arti kata hangat-hangat (suam-suam) kuku dalam KBBI.

Arti kata hangat-hangat (suam-suam) kuku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah [pb] hangat (tt air)

Setelah membaca arti dari kata hangat-hangat (suam-suam) kuku apakah kamu tertarik untuk mengetahui lebih banyak lagi arti kata dari KBBI?

Nah, demi membantu kamu lebih banyak mengetahui kosakata bahasa Indonesia dengan arti yang akurat, kami menyediakan Kamus Besar Bahasa Indonesia online!

Tentunya Kamus Besar Bahasa Indonesia Online ini bisa kamu akses secara cepat, mudah dan praktis. Hal yang kamu butuhkan tak lain hanya perangkat elektronik yang terhubung dengan jaringan internet.

Selanjutnya kamu bisa langsung ketik kata yang dicari untuk dapat mengetahui arti kata tersebut dalam KBBI yang telah kami sediakan. Sangat praktis kan?

Kepraktisan dalam belajar tentu akan memicu dan menambah semangat untuk terus menemukan hal baru. Selain itu, hal ini juga dapat membantu menghadirkan rasa nasionalisme. Sebab Bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu bangsa.

Jadi, yuk belajar arti kata dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia Online bersama-sama! Semoga artikel kami membawa kebermanfaatan untuk kamu ya! Terima kasih sudah singgah.

Campuran antara panas dan dingin menghasilkan sesuatu yang hangat, yakni tidak panas juga tidak dingin. Berbicara kepada malaikat jemaat di Laodikia, Tuhan berbicara mengenai masalah suam-suam kuku ini dalam Wahyu 3. Di sana kita membaca:

Wahyu 3:15-19
“Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!”

Sebagaimana dikatakan dengan jelas dalam perikop di atas, suam-suam kuku adalah keadaan yang tidak dapat diterima di mata Tuhan. Orang yang suam-suam kuku tidak bersemangat bagi Tuhan. Hatinya tidak dibakar oleh kasih kepada-Nya. Cara pandangnya terhadap diri sendiri sepenuhnya berbeda dengan cara pandang Tuhan terhadapnya. Jadi, tatkala Tuhan melihatnya sebagai orang yang “melarat, malang, miskin, buta dan telanjang”, dia melihat dirinya sendiri sebagai orang yang kaya dan tidak kekurangan apa-apa. Yang menjadi fokus perhatiannya bukan Tuhan atau pendapat-Nya, melainkan dirinya sendiri. “Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku,” katanya. Bagi orang yang suam-suam kuku, Yesus Kristus mungkin pernah menjadi Tuhannya dan ia pernah mengakui-Nya sebagai Tuhan di masa yang lalu. Namun pada HARI INI, Ia bukan lagi Tuhannya atau Tuannya. Sekarang ini yang menjadi tuannya adalah dirinya sendiri. Padahal dikatakan dalam Matius 16:24-25:

Matius 16:24-25
“Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.”

Tindakan mengikut sama sekali tidak statis. Orang yang mengikut Yesus Kristus harus menyangkal dirinya sendiri, dan ini bukan sesuatu yang statis. Bukan sesuatu yang karena kita melakukannya kemarin, maka pasti akan kita lakukan juga pada hari ini. Sekalipun kita mungkin telah mengakui Yesus sebagai Tuhan, dan mungkin pernah BERSUNGGUH-SUNGGUH menjadikan Dia Tuhan atau Tuan kita, tetapi itu haruslah menjadi sesuatu yang kita putuskan setiap hari, setiap saat. Yesus Kristus tidak ingin kita menjadi orang-orang yang hanya mengakui Dia di masa lalu, tetapi Ia ingin agar kita menjadi orang-orang yang MENGHIDUPI pengakuan kita itu secara terus menerus. Sebagaimana Paulus katakan dalam 2 Korintus 13:5

2 Korintus 13:5
Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.”

Fakta bahwa kita pernah pada suatu hari percaya, bukan berarti kita juga tetap tegak di dalam iman kita pada hari ini. Oleh karena itu, janganlah kita lalai, melainkan ujilah diri kita sendiri. Apakah kita tetap tegak di dalam iman kita pada hari ini?

Tujuan dari pertanyaan di atas bukanlah untuk menimbulkan penghukuman ataupun ketakutan (kecuali ketakutan menurut kehendak Allah), tetapi agar kita mau menguji diri kita sendiri, seperti yang dinasihatkan oleh Kitab Suci. Sekalipun Tuhan membenci keadaan yang suam-suam, Ia mengasihi orang yang sedang mengalami kesuaman dan ingin agar orang itu berubah. Ia ingin melihatnya bertobat dan kembali BERSEMANGAT. Itulah sebabnya di dalam perikop yang sama dalam Wahyu 3, ia berkata: “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar”. Reaksi Tuhan terhadap keadaan suam-suam kuku adalah ganjaran yang, seperti dikatakan dalam Ibrani 12:11, pada waktu diberikan “tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita”. Namun dukacita ini adalah “dukacita menurut kehendak Allah” yang akan “menghasilkan pertobatan” (2 Korintus 7:10) yang sangat dibutuhkan oleh orang yang suam-suam kuku.

Anastasios Kioulachoglou

Apakah Anda sedang mencari makna dari hangat-hangat (suam-suam) kuku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia? Berikut adalah penjelasannya:

Arti dari hangat-hangat (suam-suam) kuku adalah:

Peribahasa hangat (tentang air)

Kategori: Peribahasa

Kata lain yang mirip dengan hangat-hangat (suam-suam) kuku adalah:

(Ayat 15-16) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

Suam-suam kuku memiliki pengertian tidak panas dan tidak dingin. Tuhan mencela jemaat di Laodikia karena kehidupan kekristenan mereka yang suam-suam kuku. Kehidupan kekristenan mereka tidak mengalami pertumbuhan. Kerohanian mereka hanya berjalan di tempat. Tidak ada kegairahan dan tidak ada usaha untuk meningkatkan lebih lagi untuk kemajuan rohani.

Jemaat Laodikia merasa diri mereka kaya, cukup mapan dan tidak kekurangan apapun. Mereka merasa tidak membutuhkan pertolongan Tuhan lagi, oleh sebab itu mereka menjalankan ibadah hanya sebatas kewajiban saja tanpa ada kerinduan yang mendalam untuk bertemu dengan Tuhan.

Mereka telah diperhamba oleh harta dan harta membuat kasih mereka tidak sepenuhnya lagi kepada Tuhan. Di dalam harta kekayaan mereka mendapatkan apa yang mereka ingini. Hati mereka tidak lagi kepada Tuhan tetapi kepada harta (Mat. 6:21).

Orang kaya cenderung lebih mudah melupakan Tuhan dibanding orang miskin atau orang susah karena orang kaya meletakkan iman mereka kepada harta mereka. Berbeda dengan orang miskin atau susah yang cenderung meletakkan iman dan pengharapan kepada Tuhan. Di dalam penderitaan, mereka mendapat kekuatan dengan janji-janji Tuhan.

BILA KEKRISTENAN KITA MENJADI SUAM-SUAM KUKU, KITA HARUS BERBALIK, MINTA AMPUN DAN MINTA DIPULIHKAN KEMBALI OLEH TUHAN

Mari koreksi kehidupan rohani kita, APAKAH KITA MASIH MEMILIKI KERINDUAN DAN HASRAT UNTUK BERSEKUTU DENGAN TUHAN? Atau malah sebaliknya, kita tidak merasakan apa-apa ketika kita beribadah dan ibadah hanya sebatas rutinitas saja. Kalau hal itu terjadi maka kita sudah menjadi Kristen yang suam-suam kuku. Kita harus berbalik, minta ampun dan minta dipulihkan kembali oleh Tuhan sebab kalau tidak kita akan dimuntahkan Tuhan.

Tuhan memberkati.

DOA :
Tuhan ampuni saya suam-suam kuku dengan Tuhan. Saya bertobat, saya akan cari Tuhan dan bergairah kembali bersekutu dengan Tuhan dan saudara-saudara seiman. Dalam nama Tuhan Yesus, Amin.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA