Apa maksud menang angin di badminton

Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Simon Santoso (AFP PHOTO / ROSLAN RAHMAN)



medcom.id, Singapore City: Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Simon Santoso sukses melaju ke perempat final OUE Singapore Open 2015. Prestasi ini ia raih setelah tampil gemilang mengalahkan wakil Denmark, Viktor Axelsen. Dalam laga yang berlangsung sengit tersebut, Simon baru bisa menundukkan lawannya ketika rubber set. Ia sempat kalah pada game kedua namun mampu menutup laga dengan skor keseluruhan 21-17, 16-21, dan 21-12. Mengevaluasi kesuksesannya, Simon mengaku sedikit terbantu dengan kondisi angin yang berhembus sepanjang pertandingan. Meski begitu, ia tetap harus lebih tenang ketika menghabisi lawannya. “Di game pertama anginnya lebih enak, terus saya juga mainnya lebih safe, jadi bisa menang. Di game kedua saya pengen coba-coba, ngeliat arah anginnya. Tapi, jadinya saya malah kurang sabar, dan saya jadi lupa kalau arah anginnya nggak enak," ujar Simon seusai laga. "Tapi di game ketiga saya coba mulai lagi dan konsentrasi dari awal. Ketika saya mampu menekan lawan dan akhirnya bisa menjaga selisih skor. Saat pindah lapangan saya coba mengurangi kesalahan dan belajar lebih sabar lagi,” tambahnya. Sementara itu, hasil mengejutkan sempat terjadi di laga lainnya. Dua unggulan teratas turnamen ini, Chen Long (Tiongkok) dan Jan O Jorgensen (Denmark) terpaksa menelan kekalahan di babak awal. Mengetahui hal itu, Simon tak ingin banyak terpengaruh. Ia mengklaim, lebih memilih fokus untuk menghadapi lawan terdekatnya satu-persatu. “Apapun itu, saya ingin fokus dulu satu per satu. Besok bertemu Tanongsak, penampilan saya harus lebih baik dari hari ini. Tanongsak juga tadi mengalahkan Srikanth (unggulan tiga asal India), dia juga pasti mainnya bagus. Jadi harus tetap waspada,” tutup Simon.

Simon menjadi satu-satunya wakil tunggal putra yang tersisa di Singapura. Sebelumnya Dionysius Hayom Rumbaka sudah kalah lebih awal usai berhadapan dengan wakil Tiongkok, Tian Houwei. Saat itu, Hayom kalah dengan skor 21-16, 6-21 dan 18-21. (RO)

Editor : Kautsar

Terdapat 4 pebulutangkis yang mengeluhkan angin pada Indonesia Open Superseries Premier 2017 di JCC.(Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - Ajang Indonesia Open Super Series Premier 2017 memunculkan pengalaman tidak menyenangkan untuk sejumlah pebulutangkis top yang tersingkir. Beberapa dari mereka mengeluhkan angin kencang yang berhembus di Jakarta Convention Center, venue Indonesia Open 2017.

Kekhawatiran sudah muncul dari ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, yang menyebut angin bakal menjadi masalah besar Indonesia Open tahun ini. Masalah itu sudah mereka rasakan saat menjajal lapangan sebelum Indonesia Open resmi dihelat.

"Lapangan cukup berangin dan itu kencang. Waktu latihan uji lapangan belum ada penonton jadi angin tentu bakal berpengaruh," kata Kevin kepada wartawan dalam konferensi pers di Hotel Sultan, Minggu (11/6/2017).

"Masalahnya hanya angin. Sepertinya terlalu deras dan itu berpengaruh pada pertandingan nanti. Namun, saya dan Kevin akan berusaha semakimal mungkin," ujar Marcus.

Kekhawatiran Kevin/Marcus tersebut kemudian terbukti ketika Indonesia Open 2017 resmi digelar. Mereka tersingkir. Di sesi konferensi pers, Marcus mengaku angin yang menjadi masalah utama mereka.

Namun, bukan hanya Kevin/Marcus yang mengeluhkan masalah yang sama. Ada tiga pebulutangkis top yang juga menyebut angin masalah tambahan di lapangan. Siapa saja mereka?

Sony Dwi Kuncoro

Atlet tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro, menilai angin di JCC menajadi salah satu faktor yang membuatnya tak bisa menembus babak utama Indonesia Open 2017. Sony takluk dari Kazumasa Sakai dengan skor 21-13, 21-16 pada babak kualifikasi pertama.

Namun, Sony tak menyebut angin menjadi faktor utama kekalahannya. "Memang ada sedikit angin terasa di lapangan. Namun, lawan juga merasakan hal yang sama. Jadi itu bukan alasan," ucap Sony.

Anthony Sinisuka Ginting

Tunggal putra tuan rumah, Anthony Sinisuka Ginting, menilai permainannya tak maksimal saat melawan HS Prannoy pada babak pertama Indonesia Open Super Series Premier 2017, Rabu (14/6/2017). Anthony mengaku permainannya terkendala angin di lapangan.

"Hari ini anginnya lumayan kencang baik pada gim pertama dan gim kedua. Lawan juga lebih siap mengatasi kondisi lapangan," kata Anthony selepas pertandingan.

"Contohnya ketika mau memberikan bola lob, kalau anginnya lebih besar maka kontrol bolanya harus hati-hati. Tetapi, ini tidak menjadi alasan karena saya dan lawan juga sama-sama merasakannya," tambahnya.

Fitriani, tersingkir dari babak kedua Indonesia Open Super Series Premier 2017 setelah dikalahkan tunggal Korea, Sung Ji-hyun, Kamis (15/6/2017). Fitriani mengaku kewalahan meladeni permainan lawannya tersebut.

Pemain asal DKI Jakarta ini juga mengaku dibuat kewalahan oleh angin. "Tadi sempat terganggu angin jadi arah bola miring," kata Fitriani selepas pertandingan.

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon

Ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, mengatakan kekalahan pada babak pertama Indonesia Open Super Series Premier 2017 dipengaruhi sejumlah faktor. Angin adalah salah satunya.

"Kekalahan ini mungkin karena angin, akan tetapi tidak bisa disalahkan juga. Sudah kalah dan mainnya juga tidak menikmati. Itu bukan alasan," kata Marcus selepas pertandingan.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA