Mengapa para ahli memiliki perbedaan pendapat mengenai Meganthropus Paleojavanicus?

Meganthropus berasal dari kata Mega yang berarti besar dan anthropus berarti manusia. Sedangkan Paleo berarti tertua atau paling tua sedangkan Javanicus berarti berasal dari Jawa. Jadi Meganthropus Paleojavanicus dapat diartikan sebagai manusia purba berbadan besar yang berasal dari Jawa. Fosil Meganthropus Paleojavanicus ditemukan pertama kali oleh von Koenigswald pada tahun 1914 di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. 

Fosil Meganthropus ditemukan pada lapisan pleistosen bawah oleh Von Koenigswald ketika melakukan survei eksploratif di Sangiran menggunakan peta dengan skala 1:20.000 yang dibuat oleh ahli geologi bernama L.J.C. van Es.

Ciri – ciri Meganthropus Paleojavanicus

  • Bertubuh kekar dan tegap
  • Makanan pokok adalah tumbuhan
  • Memiliki tulang rahang yang kuat
  • Tidak memiliki dagu
  • Menunjukkan ciri – ciri manusia tetapi mendekati kera
  • Berbadan besar dan tegap
  • Diperkirakan berasal dari 2-1 juta tahun yang lalu

Berdasarkan ciri fisik diatas, para ahli menyimpulkan bahwa Meganthropus Paleojavanicus mengonsumsi tumbuhan dan buah – buahan. Berdasarkan fosil yang ditemukan, Meganthropus Paleojavanicus termasuk dalam spesies Homo Habilis. Homo habilis merupakan manusia purba yang menyerupai manusia dan primata. Disebut Habilis karena pada tempat – tempat penemuan tulang belulang Meganthropus ditemukan pula jenis batu yang diperkirakan digunakan sebagai peralatan.

Jenis Homo Habilis hidup diperkirakan sekitar 3.750.000 – 1.500.000 SM. Hingga kini para ahli masih kesulitan dalam mengidentifikasi keberadaan dan peninggalan Homo Habilis. Para ahli berbeda pendapat mengenai apakah Meganthopus Paleojavanicus sebagai Pithecanthropus atau Homo Habilis.

Fosil Meganthropus Peleojavanicus

Pola Hidup Meganthropus Paleojavanicus

Pola hidup manusia purba Meganthropus Paleojavanicus adalah nomaden (berpindah – pindah). Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia purba vegetarian yang memakan jenis tumbuh – tumbuan dan buah – buahan. Diperkirakan manusia purba jenis ini hidup dengan berkelompok dan sudah mampu membedakan tugas laki – laki dan perempuan. Diperkirakan musnahnya Meganthropus Paleojavanicus adalah karena tidak bisa bersaing dengan manusia purba pendatang yaitu Pithecanthropus Erectus.

Video Meganthropus Paleojavanicus

Video diatas adalah video Ardipithecus Ramidus yang memiliki ciri fisik yang hampir sama dengan meganthropus.

Indonesia memiliki sejarah dan kebudayaan penting, termasuk di dunia arkeologi atau ilmu kepurbakalaan. Contohnya saja penemuan fosil manusia purba. Dari beberapa fosil manusia purba di Indonesia, Meganthropus Paleojavanicus diketahui merupakan fosil manusia purba tertua.

Fosil Meganthropus Paleojavanicus ditemukan di daerah Sangiran, Jawa Tengah. Sekarang ini Sangiran menjadi situs arkeologi di pulau Jawa.

Penemu fosil Meganthropus Paleojavanicus adalah G.H.R Von Koenigswald pada 1941 silam. Dalam buku ensiklopedia "Sejarah Lengkap Indonesia dari Era Klasik Sampai Kontemporer", disebutkan jenis manusia purba ini memiliki struktur tulang yang besar.

G.H.R Von Koenigswald melakukan penelitian dari sungai Bengawan Solo dari tahun 1936-1941. Diperkirakan Manusia Raksasa Jawa ini berasal dari lapisan Pleistosen bawah.

Meganthropus Paleojavanicus memiliki ciri badan tegap, rahang besar, dan kuat. Jenis manusia purba ini diperkirakan hidup di zaman Batu Tua (Pleothihikum). Waktu hidup diperkirakan 1 juta sampai 2 juta tahun yang lalu.

Baca Juga

Pemberian nama Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata 'mega' artinya 'besar' dan anthropus artinya manusia. Sedangkan kata 'paleo' berarti tua, dan Javanicus berasal dari Jawa.

Advertising

Advertising

Penemuan fosil tidak ditemukan dalam keadaan lengkap. Penemuan fosil yang ditemukan yaitu bagian tengkorak, rahang bawah, dan gigi-gigi yang lepas.

Ciri Ciri Meganthropus Paleojavanicus

  1. Perawakan Tegap
  2. Memiliki tonjolan kening yang mencolok
  3. Otot kunyahnya kuat
  4. Tidak memiliki dagu
  5. Mempunyai tulang pipi yang tebal dan kuat
  6. Memakan jenis tumbuh-tumbuhan
  7. Memiliki tonjolan belakang yang tajam
  8. Perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat

Jenis Manusia Purba Lain

Selain Meganthropus Paleojavanicus, ada beberapa fosil manusia purba lain yang ditemukan di Indonesia, yakni Pithecanthropus dan Homo Sapien. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Pithecanthropus

Mengutip dari buku Buku Siswa Sejarah Peminatan SMA/MA Kelas 10, fosil Pithecanthropus berasal dari zaman Pleistosen bawah dan tengah. Mereka memiliki tulang raham, gigi geraham, dan badan tegap.

Baca Juga

Ciri-ciri Pithecanthropus:

  • Badan tegap
  • Punya tulang rahang dan gigi geraham
  • Memiliki kening yang menonjol
  • Tidak punya dagu
  • Punya tulang tengkorak bagian atap yang memanjang
  • Punya alat pengunyah dan memakan segalanya
  • Berjalan seperti kera
  • Otak tengkuknya kecil.

Ada 3 jenis Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia yaitu Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Robustus, dan Pithecanthropus Erectus.

  • Pithecanthropus Mojokertensis

Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba ini di desa Perning Jawa Timur. Fosil yang ditemukan adalah fosil anak-anak yang berumur 5 tahun.

Pithecanthropus Mojokertensis memiliki badan tegap, kening tepal, pipi yang kuat, dan muka yang menonjol ke arah depan.

Weidenreich dan Von Koenigswald menemukan fosil manusia purba ini tahun 1939. Lokasi penemuan berada di Trinil, lembah Bengawan Solo.

Eugene Dubois menemukan jenis manusia purba di desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur. Pithecanthropus erectus memiliki volume otak mencapai 900 cc. Sedangkan otak manusia modern di atas 1.000 cc. Menurut teori Darwin, Pithecanthropus Erectus merupakan makhluk peralihan dari kera ke manusia.

2. Homo Sapiens

Jenis manusia purba ini memiliki bentuk tubuh hampir sama dengan manusia biasa. Mereka memiliki sifat seperti manusia, hidup sederhana, dan mengembara.

Ada 2 jenis Homo Sapiens yaitu Homo Soloensis dan Homo Wajakensis. Tahun 1889, Van Riestchoten menemukan Homo Wajakensis di desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Diperkirakan jenis manusia purba ini hidup sekitar 40.000-25.000 tahun sebelum masehi.

Sedangkan Homo Soloensis ditemukan di Ngandong, Blora, di Sangiran, dan Sambung Macan. Penemu Homo Soloensis adalah Ter Haar, Oppenoorth, dan Von Koenigswald. Mereka melakukan ekspedisi dan penemuan tahun 1931-1933. Diperkirakan Homo Soloensis hidup sekitar 900.000-300.00 tahun yang lalu.

Baca Juga

Ciri-ciri Homo Sapiens:

  • Dapat berdiri dan berjalan tegak
  • Memiliki gigi dan alat kunyah yang mengalami penyusutan
  • Otot tengkuk menyusut
  • Bagian dagu dan tulang rahang tidak terlalu kuat
  • Bagian muka tidak menonjol ke depan

tirto.id - Meganthropus paleojavanicus adalah salah satu jenis fosil manusia purba tertua yang pernah ditemukan dalam sejarah bangsa Indonesia, tepatnya di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Maka, sebutan Meganthropus paleojavanicus berarti "Manusia Besar dari Jawa".

Sejarah mengenai Meganthropus paleojavanicus dapat diketahui melalui beberapa benda-benda sisa yang ditemukan dan kemudian dijadikan sebagai deskripsi untuk menggambarkan wujud manusia purba tersebut.

Dalam artikel “Prasejarah Indonesia: Tinjauan Kronologi dan Morfologi" karya Slamet Sujud Purnawan Jati yang terhimpun di jurnal Sejarah dan Budaya (2013:23), ada penelitian paleoantropologi yang menyatakan bahwa di Jawa terdapat banyak bukti fisik eksistensi manusia purba.

Bukti tersebut didapatkan melalui fosil tulang yang terkubur sejak zaman Pleistosen bawah, tengah, atas, hingga awal zaman Holosen.

Salah satu penemuannya adalah manusia purba jenis Meganthropus paleojavanicus yang diklaim berasal dari masa paling tua, yakni Pleistosen bawah atau kira-kira 2.588.000 tahun yang lalu.

Baca juga:

  • Sejarah Nenek Moyang Bangsa Indonesia Berasal dari Afrika?
  • Mengenal Jenis-jenis Historiografi dan Penjelasannya
  • Apa Saja Jenis Manusia Purba yang Ditemukan di Indonesia?

Arti, Penemu, & Lokasi Ditemukan

Meganthropus paleojavanicus disebut-sebut sebagai salah satu jenis manusia purba yang paling tua di Indonesia.

Dikutip dari Peradaban Nusantara (2020) karya Tri Prasetyono, Meganthropus paleojavanicus berasal dari kata mega yang berarti “besar", anthropus yang berarti “manusia", palaeo yang berarti “tertua", dan Java atau "Jawa".

Soejono dalam Sejarah Nasional Indonesia I (2010) menambahkan, Meganthropus paleojavanicus telah hidup sekitar 2,5 tahun yang lalu.

Penemu fosil Meganthropus paleojavanicus adalah G.H.R von Koenigswald pada sekitar tahun 1936. Tahun 1937, dinukil dari laman Kemendikbud, arkelog lain bernama Franz Weidenreich melakukan perjalanan ke Jawa dan bergabung dengan von Koenigswald.

Baca juga:

  • Jenis Sumber Sejarah Berdasarkan Sifat dan Bentuknya, Apa Saja?
  • Apa Saja Pengertian dan Definisi Ilmu Sejarah Menurut Para Ahli?
  • Pengertian Historiografi, Metode, & Tahapan Penelitian Sejarah

Fosil Meganthropus paleojavanicus ditemukan di situs Sangiran, tepatnya formasi Pucangan. Sangiran adalah situs purbakala yang terletak di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah.

Susunan tulang fosil yang ditemukan meliputi tulang rahang atas dan bawah, serta beberapa gigi yang terlepas.

Dalam buku Sejarah Indonesia (2014) yang disusun oleh Amurwani dan kawan-kawan disebutkan, berdasarkan bentuknya yang besar, maka Meganthropus paleojavanicus atau "manusia besar (raksasa) dari Jawa" ditetapkan untuk menamakan temuan fosil manusia purba ini.

Selain menetapkan nama, para peneliti juga menginformasikan jenis makanan Meganthropus paleojavanicus, yakni tumbuh-tumbuhan.

Baca juga:

  • Sejarah Pertempuran Surabaya: Latar Belakang, Kronologi, & Dampak
  • Sejarah Pemberontakan DI/TII Kahar Muzakkar
  • Sejarah Palagan Ambarawa: Latar Belakang & Tokoh Pertempuran

Ciri-ciri Meganthropus Paleojavanicus

  • Berbadan tegap dengan tonjolan di belakang kepala.
  • Bertulang pipi tebal dengan tonjolan kening yang mencolok.
  • Tidak memiliki dagu.
  • Memiliki rahang dan otot gigi yang kuat serta gigi geraham berukuran besar
  • Memakan jenis tumbuh-tumbuhan.

Baca juga artikel terkait MANUSIA PURBA atau tulisan menarik lainnya Yuda Prinada
(tirto.id - prd/isw)


Penulis: Yuda Prinada
Editor: Iswara N Raditya
Kontributor: Yuda Prinada

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA