Apa kemajuan yang telah dicapai oleh ADMM dan ADMM Plus

Profil Menteri

Tentang Kami

Struktur Organisasi

AKIP

Kinerja

Lembar Informasi

Perwakilan

Jawaban:

ADMM merupakan platform kerja sama antar-Menteri Pertahanan ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan Confidence Building Measures (CBM) serta menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan di kawasan melalui dialog dan kerja sama praktis.

Penjelasan:

ADMM-Plus merupakan bentuk perluasan kerja sama Pertahanan ADMM dengan melibatkan 8 (delapan) Negara Mitra Wicara ASEAN, yakni Amerika Serikat, Australia, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, Republik Korea (ROK), Selandia Baru, India, dan Rusia.

ADMM Leader-Indonesia adalah Menteri Pertahanan

Instansi Penjuru (focal point) tingkat nasional yang menangani ADMM adalah Kementerian Pertahanan

Perkembangan Kerja Sama

Sejak pelaksanaan The Inaugural Meeting of ADMM di Kuala Lumpur, Mei 2006, dan The Inaugural ADMM-Plus di Ha Noi, Oktober 2010, telah banyak kemajuan yang dicapai oleh ADMM dan ADMM-Plus, mulai dari kerja sama capacity building, pembangunan rasa saling percaya, hingga kerja sama yang bersifat praktis dan konkret seperti peningkatan koordinasi dan interoperabilitas antar personil pertahanan dan militer negara-negara anggotanya. Sejumlah bentuk kerja sama dalam ADMM dan ADMM-Plus, antara lain: seminar, lokakarya, dan pelatihan bersama (Table-Top-Exercise dan Field-Training-Exercise).

Dalam rangka mengimplementasikan kerja sama dimaksud, dibentuklah sejumlah ADMM-Plus Experts’ Working Groups (EWGs) pada 7 (tujuh) area yang telah disepakati bersama, antara lain:

   Humanitarian Assistance and Disaster Relief (HADR)

   Military Medicine (MM)

   Counter Terrorism (CT)

   Maritime Security (MS)

   Peacekeeping Operations (PKO)

   Humanitarian Mine Action (HMA)

   Cyber Security (CS)

Untuk mempermudah koordinasi dan implementasi kegiatan-kegiatan EWG, setiap EWG memiliki sistem Keketuaan Bersama (co-chairmanship) yang dipegang oleh 2 negara (1 Negara Anggota ASEAN dan 1 Negara Mitra Wicara) selama periode 3 tahun. Untuk periode 2017-2020, Indonesia merupakan Co-chairADMM-Plus EWG on Peacekeeping Operations bersama dengan Australia.

Capaian Kerja Sama

   Secara khusus, kerja sama di bidang PKO telah berkembang dengan pesat, antara lain dengan didirikannya ASEAN Peacekeeping Centers Network (APCN) yang merupakan platform kerja sama antar-Peacekeeping Centers di Negara-Negara Anggota ASEAN untuk saling berbagi informasi dan kapasitas.

Hingga saat ini, APCN telah melakukan 5 kali pertemuan, yakni di Thailand pada tahun 2012, di Indonesia pada tahun 2013, di Kamboja pada tahun 2015, dan di Filipina pada tahun 2016, serta di Indonesia pada tahun 2017. Pertemuan-pertemuan tersebut dimanfaatkan sebagai wadah untuk berbagi informasi mengenai kegiatan di PKC masing-masing, maupun menyepakati pelaksanaan pelatihan maupun kursus bersama, antara lain: Pre-deployment Training (PDT) di Indonesia tahun 2013; UN Military Observer Course (UNMOC) di Thailand pada tahun 2014; dan Future Leaders Program (Exchange of Officers) di Indonesia tahun 2015.

   Selain APCN, pencapaian lain dari area kerja sama PKO adalah telah dilaksanakannya ADMM-Plus EWGPeace Keeping Operation / Humanitarian Mine ActionExercise atau Latihan Bersama bertema PKO dan HMA di Pune, India, pada Januari 2016.

   Area kerja sama lain yang mengalami kemajuan pesat adalah HADR. Berbagai capaian mengemuka yang telah dihasilkan, antara lain Pembentukan ASEAN Centre of Military Medicine (ACMM) yang merupakan pusat koordinasi pemberian bantuan medis militer dalam penanganan bencana di kawasan; diadopsinya TOR dari ASEAN Militaries Ready Group (AMRG) on HADR dan upaya untuk operasionalisasinya secara penuh, serta dilaksanakannya kegiatan ADMM-Plus EWG Humanitarian Assistance and Disaster Relief / Military MedicineJoint Exercise (AM-Hex) di Chonburi, Thailand, pada September 2016.

   Area lain yang menjadi fokus utama Indonesia dalam kerja sama ADMM/ADMM-Plus adalah Maritime Security (MS) dan Counter Terrorism (CT). Salah satu kegiatan terbesar dalam konteks MS/CT adalah telah dilaksanakannya Latihan Bersama ADMM-Plus EWG Maritime Security / Counter Terrorism Exercise di Brunei Darussalam dan Singapura pada Bulan Mei 2016. Sebelumnya, Indonesia jugapernahmenjadituanrumahpenyelenggaraan ADMM-Plus Counter Terrorism Exercise di Sentul, Bogor, padabulan September 2013.

   Tidak hanya itu, kemajuan pesat kerja sama MS juga ditandai dengan dibentuknya ADMM Direct Communication Link (DCL), yang sekarang menjadi ASEAN Direct Communication Infrastructure/ADI yang merupakan jalur komunikasi cepat (hotline) antar Menteri Pertahanan ASEAN untuk merespon situasi darurat yang terjadi di laut, untuk meminimalisir adanya misintepretasi dan eskalasi antar-negara.

Senin, 18 November 2019

Bangkok

– Menteri Pertahanan Republik Indonesia H. Prabowo Subianto didampingi Delegasi Kementerian Pertahanan RI menghadiri pertemuan tahunan ASEAN Defence Ministers’ Meeting Plus Ke 6 Tahun 2019 di Bangkok, Thailand, Senin(18/11).

ADMM Plus merupakan forum pertemuan Menteri Pertahanan negara – negara ASEAN ditambah Menteri Pertahanan dari delapan negara mitra wicara yakni Amerika Serikat, Australia, China, India, Jepang, Korea, Rusia dan Selandia Baru.

Pada pertemuan tersebut, Menhan RI berkesempatan menyampaikan pandangannya terkait ancaman, tantangan dan isu – isu yang berkembang di kawasan. Ancaman non tradisional dan tradisional, menurut Menhan RI masih menjadi hal yang mengkhawatirkan khususnya terkait dengan terorisme, pencurian sumber daya alam, penyelundupan senjata, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, wabah penyakit, perang siber dan intelijen.

“Perkembangan keamanan di kawasan juga diwarnai pasang surut kekuatan-kekuatan besar, isu Luat China Selatan (LCS) dan Semenanjung Korea yang berimbas pada stabilitas keamanan di kawasan”, tambahnya.

Terkait isu LCS, lebih lanjut Menhan RI menyampaikan bahwa Indonesia mengappresiasi perkembangan positif terkait dengan LCS khususnya kesepakatan untuk finalisasi Code of Conduct (CoC) terhadap sengketa LCS yang harus didorong bersama untuk dijaga stabilitasnya agar tidak mengganggu jalur komunikasi dan perdagangan.

Sementara itu, perkembangan permasalahan Korea Utara juga menunjukkan perkembangan positif dengan membaiknya komunikasi dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat, serta penanganan Rakhine State di Myanmar yang lebih baik.

Semua hal tersebut, Menurut Menhan RI memerlukan langkah diplomatis dan dukungan dunia internasional agar tercapai kestabilan kemanan di kawasan. Dan Indonesia berharap, peran negara mitra wicara melalui kerjasama strategis dan multinational di kawasan Indo-Pasifik dapat mewujudkan kawasan yang stabil, aman dan damai dengan tetap mengedepankan sentralitas ASEAN.

Beberapa

kerjasama di tujuh area kerjasama ADMM Plus yang telah dilaksanakan telah memberikan manfaat yang sangat besar khususnya dalam meningkatkan interoperabilitas, berbagi kemampuan militer melalui latihan bersama. “Kerjasama yang kokoh ini menjadi modal bersama dalam menghadapi segala bentuk ancaman dikawasan”, tutur Menhan RI.

Mengakhiri pandangannya, Menhan RI menegaskan bahwa seberapa jauh kekuatan regional menjadi solid tergantung pada bagaimana setiap negara mampu menyelesaikan berbagai persoalan domestik dan persoalan bilateral dengan baik.

Pandangan ini penting sekali bagi setiap negara untuk dapat saling berkomunikasi dan bekerja sama secara efektif untuk dapat melindungi kepentingan bersama sehingga tercipta perdamaian yang abadi di kawasan.

Minggu, 27 Oktober 2019

Auckland – Kepala Pusat Pertahanan Siber (Kapushansiber) Bainstrahan Kemhan Marsma TNI Raja H Manalu menghadiri undangan ASEAN Defence Ministers Meeting (ADMM)-Plus Experts Working Group (EWG) on Cyber Security di Auckland, Selandia Baru.

Pertemuan Kementerian Pertahanan se ASEAN yang ke lima itu dilaksanakan mulai tanggal 22 sampai 26 Oktober 2019.

Pada pertemuan ke lima ini merupakan yang terakhir di masa keketuaan Filipina dan Selandia Baru dan sekaligus sebagai serah terima keketuaan kepada co-chairs periode selanjutnya (2020-2022) yaitu Malaysia dan Korea Selatan.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan Sekretariat ASEAN dan negara-negara anggota ADMM Plus yang terdiri dari negara anggota ASEAN serta mitra wicara ASEAN kecuali Kamboja dan Jepang.

Co-Chair Filipina Ms. Marita Yoro selaku Director of Office of the Assistance Secretary for Assessment, The Philippines Department of National Defense, dan co-chair Selandia Baru Mr. Mike Thompson, Director Asia, New Zealand Ministry of Defence mempimpin jalannya pertemuan tersebut.

Mereka berdua menyampaikan dalam sambutannya bahwa perkembangan dunia siber akan membawa dampak bagi bidang pertahanan.

ADMM dibentuk sejak tahun 2016 dan telah menjadi sarana dialog yang konstruktif. Beberapa pencapaian yang telah dicapai antara lain terbentuknya cyber security portal, glossary of cyber terminologies serta points of contact and technical personnel directory dimana ketiganya telah diujicobakan dalam latihan Table Top Exercise baru-baru ini di Filipina.

Tujuan utama dari pertemuan tersebut adalah mengevaluasi hasil dari Table Top Exercise yang telah dilaksanakan pada tanggal 1 s.d. 2 Agustus 2019 di Manila.

Pembicara yang diundang di kesempatan itu antara lain Dr. Cathy Downes (Victoria University of Wellington, New Zealand) dengan materi “Emerging Trends in Cyber”, Sophie Vickers (National Cyber Policy Office, New Zealand) dan Colonel Robert Watson (Australian Defence Force, New Zealand) yang mana keduanya membawakan materi “Security Cyber Workforce: Recruitment, Management and Training” serta Dr. Vimal Kumar (Dosen University of Waikato, New Zealand) dengan tema “Trends in Threats Over Next Three Years.”

Adapun delegasi Indonesia yang mendampingi Kapushansiber antara lain Ditkersinhan Ditjen Strahan Kemhan, Satsiber TNI, dan Atase Pertahanan RI di Selandia Baru. (Red/Anang)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA