Apa kegemaran Si Belang saat menunggu Mirna pulang dari sekolah

Judul : Pesen Cinta Lewat Cerita Untuk Buah Hati Penulis : Abdullah Attaufiq Penerbit : Gema Insani Tahun Terbit : 2014 Jumlah Halaman : 36 halaman ISBN : 978-602-250-186-2 Harga : Rp. 29.000,-

Menanamkan kebaikan sejak dini merupakan hal yang efektif diberikan pada anak sebagai bekal menjalani kehidupannya kelak. Biasanya, kebanyakan orang tua memberikan pengajaran secara langsung pada anak-anak mereka. Contohnya saja, dengan menegur langsung ketika anak melakukan kesalahan atau memaksakan anak berbuat baik tanpa dicontohkan dan didasari pengertian mengapa ia harus berbuat demikian. Padahal, tidak semua anak memiliki penerimaan yang sama dari apa yang diajarkan, dari apa yang baru diketahuinya.

Inilah yang ingin diserukan oleh Abdullah Attaufiq dalam buku Pesan Cinta Lewat Cerita untuk Buah Hati. Melalui cerita, kita bisikkan cinta bertabur kebaikan dan nilai-nilai hidup pada si Kecil. Anak-anak yang notabene-nya menyukai dunia imajinasi, akan mudah menyerap hikmah yang disampaikan dari kisah tersebut. Dengan begitu, anak akan mudah menerima nilai-nilai kebaikan di dalamnya karena mendapat contoh dari cerita.

 Penulis mengisahkan 7 cerita yang kaya makna dan penuh hikmah dalam buku ini. Alur ceritanya singkat, penggunaan bahasanya juga ringan sehingga anak lebih mudah memahaminya. Selain itu, penggambaran karakter setiap tokoh maupun latar tempat, waktu, dan suasana yang diceritakan juga sangat jelas. Di buku ini, juga terdapat illustrasi berwarna sebagai pendukung imajinasi anak berkaitan dengan ceritanya.

Mengawali tiap kisahnya, Penulis mencantumkan ayat Al-Qur’an maupun Hadits yang berkaitan dengan hikmah cerita. Selain memetik pelajaran dan mencontohkannya di hidup sehari-hari, anak juga dapat mengetahui bahwa Al-Qur’an dan Hadits adalah penuntun hidup Umat Muslim. Nah, di akhir tiap kisahnya, buku ini menyematkan kolom hikmah yang dihiasi illustrasi lucu. Kolom hikmah ini, akan membantu anak menemukan pesan yang disampaikan. Bukan hanya itu, kolom hikmah ini juga bisa membantu orang tua menyampaikan pesan kebaikan dari kisah yang telah dibacakan untuk si Kecil.

Dikisahkan seekor kucing bernama si Belang yang setia pada majikannya. Si Belang dipelihara oleh pasangan suami istri yang kebetulan baru dikaruniai seorang bayi. Kucing setia itu selalu menjaga dan menemani bayi itu tepat di sampingnya. Suatu ketika, saat majikannya sedang lengah, seekor ular sanca besar menyelinap masuk ke dalam kamar dan mengincar bayi yang tidur di samping si Belang. Si Belang langsung sigap melawan saat mengetahui ada ular yang hendak memangsa bayi majikannya.

Ular dan si Belang berkelahi. Si Belang dipatuk hingga terluka. Meskipun wajahnya penuh luka dan mulai kehabisan tenaga, si Belang berusaha melawan hingga ular itu mati. Kucing setia itu berjalan terhuyung-huyung sambil mengeong menemui majikannya, seolah ingin memberi tahu apa yang telah terjadi. Melihat lumuran darah dari mulut si Belang, ibu bayi itu kaget dan berprasangka bahwa kucing itu telah menerkam bayinya. Ibu bayi itu langsung menyuruh suaminya untuk membunuh si Belang. Bayi mereka pun menangis karena mendengar keributan itu.

Mendengar tangisan bayi itu, suaminya langsung berprasangka juga bahwa si Belang sudah melukai anak mereka. Si Belang dipukul hingga mati. Lantas, suami istri itu berlari melihat keadaan bayinya. Mereka menemui bangkai ular sanca besar terkulai di depan pintu sedangkan anak mereka dalam kondisi baik-baik saja. Barulah mereka menyadari apa yang sebenarnya terjadi pada bayi dan si Belang. Keduanya sangat menyesal karena telah menyalahkan dan membunuh kucing setia yang tidak bersalah. Suami istri itu segera bertobat kepada Allah dan berjanji tidak berprasangka buruk lagi.

Dari kisah si Belang ini, Penulis ingin menyampaikan pesan cintanya kepada buah hati kita bahwa berburuk sangka itu tidak baik. Berprasangka buruk akan membawa akibat bagi siapa saja yang melakukannya, terlebih lagi tanpa melihat apa yang sebenarnya terjadi. Sebab, Allah pun tidak menyukai perilaku ini. Jauhilah banyak berprasangka karena hanya mengantarkan kita pada perbuatan dosa. Seperti itulah yang juga tercantum dalam Al-Qur’an surah Al-Hujuraat ayat 12.

Cerita tentang berburuk sangka tersebut, hanya salah satu dari ketujuh kisah dalam buku ini. Masih ada 6 cerita lainnya yang patut dibaca atau didongengkan pada si Buah Hati. Tentunya, agar pesan cinta di dalamnya dapat menjadi bekal kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, bisikkan pesan cinta penuh kebaikan melalui kisah-kisah berhikmah dalam buku Pesan Cinta Lewat Cerita untuk Buah Hati!

Semilir angin berhembus cukup ringan dan mampu memberikan kesejukan, sore itu Nina sedang menghabiskan waktunya melukis di taman. Baik itu melukis awan, burung ataupun orang yang ada di taman.

Sembari memakan roti isi kesukaannya Nina seperti asik dengan dunianya sendiri. Tangan Nina yang mulai merabah-rabah mencari penghapus sedangkan matanya masih tidak lepas dari buku gambarnya.

Ternyata tangannya tidak menurutinnya dan mulai mengacak, dimana roti isi kesukaannya terhempas hingga jatuh ketanah.

Mata Nina tertarik memandangi seekor kucing kecil berwarna coklat, putih dan kuning yang perlahan medekat dan memakan roti isi Nina yang terjatuh.

Nina terkejut saat perlahan tapi pasti, roti itu dilahap abis oleh kucing kecil yang terlihat tida terurus ini. Seketika air mata Nina menetes, melihat kucing ini mengingatkannya pada dirinya sendiri yang dulu.

Dimana tidak terurus, luntang-lantung di jalan dan selamat karena Nenek mengadopsinya. Walau saat ini nenek sudah tidak ada tapi didikannya untuk selalu baik pada setiap mahluk yang ada di bumi adalah wajib.

Akhirnya sejak saat itu Nina membawa kucing itu pulang, merawatnya dan hidup berdua dengan kucing itu.

Nina yang sibuk bekerja tetap menyempatkan pulang kerumah untuk memberi makan kucing yang diberi nama Belang.

Si Belang selalu setia menunggu Nina di depan pintu sembari memberi meongan lucu untuk menghibur Nina.

Suatu ketika Nina merasakan sakit pada kepalanya yang mendadak dan teramat menyiksa, Belang ada di samping Nina dan terus menjilat jemari Nina.

Nina mengangkat Belang dan mendekapnya erat, saat paginya Nina sedang menyiapkan makanan sebelum berangkat kerja namun tiba-tiba kepalanya sakit kembali.

Rasa sakitnya melebihi yang semalam Nina rasakan, menjulur hingga keseluruh tubuh Nina, hingga akhirnya Nina jatuh pingsan.

Melihat itu Belang mendekati Nina dan terus menjilati jemari Nina, namun tidak ada tanggapan dari Nina. Meongan juga telah Belang suarakan dengan keras tapi Nihil, Nina tetap tidak bergeming.

Akhirnya Belang berlari meninggalkan rumah dan terus mengeong kepada pemilik warung di samping rumah Nina. Awalnya pemilik warung tidak mengerti ada apa dengan Belang.

“Sebenernya kamu kenapa? Mana Nina, tumben kamu disini”

Belang berlari sembari terus mengeong dan berhenti tepat di depan pintu rumah Nina, pemilik warung yang penasaran akhirnya memilih masuk ke rumah Nina.

Nina dirawat di rumah sakit cukup lama, saat itu pemilik warung sering memberi makan Belang, namun tidak pernah di sentuh oleh Belang.

Belang hanya terduduk diam di depan pintu rumah Nina, hal itu membuat Belang kian mengurus.

Tepat sepuluh hari Nina kembali ke rumah dan mendapati Belang yang ada di depan rumahnya. Belang Mengeong dengan suara yang sangat lemas, jilatan langsung menyambut jemari-jemari Nina.

Melihat hal tersebut Nina membawa belang ke rumah sakit hewan, walaupun sempat sehat, akhirnya Belang mati tepat 2 minggu setelahnya. Belang ditemukan dalam lemari pakaian Nina.

Terima kasih atas kunjungannya
Kunjungi Toko BALINGGA SHOP Untuk Order Produk UKM dan UMKM Jateng.