Wirausaha kerajinan dengan inspirasi objek budaya dapat dimulai dengan melihat beberapa aspek

Ilustrasi (Ist)

EDUKASIBORNEO, PONTIANAK - Materi Prakarya dan Kewirausahaan semester genap kelas X dalam buku prakarya dan kewirausahaan bab 1 wirausaha kerajinan dengan inspirasi objek budaya lokal sub materi perencanaan usaha kerajinan dengan inspirasi objek budaya lokal.

Kegiatan wirausaha didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia, material, peralatan, cara kerja, pasar, dan pendanaan.

Sumber daya yang dikelola dalam sebuah wperencanaan usaha kerajinan dengan inspirasi objek budaya lokalirausaha dikenal dengan sebutan 6M, yakni Man (manusia), Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Method (cara kerja), dan Market (pasar).

Wirausaha kerajinan dengan inspirasi objek budaya lokal dapat dimulai dengan melihat potensi bahan baku (Material), keterampilan produksi (Man & Machine) dan budaya lokal yang ada di daerah setempat.

Wirausaha kerajinan dengan inspirasi budaya akan menawarkan karya-karya kerajinan inovatif kepada pasaran.

Pasar sasaran (Market) dari produk kerajinan ini adalah orang-orang yang menghargai dan mencintai kebudayaan tradisional.

Kemampuan mengatur keuangan (Money) dalam kegiatan usaha akan menjamin keberlangsungan dan pengembangan usaha.

Perancangan dan Produksi Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal

Objek budaya lokal dan material serta teknik khas daerah merupakan potensi yang harus dikembangkan sehingga lestari dan menjadi manfaat bagi daerah. Setiap daerah di Indonesia memiliki objek budaya lokal yang berbeda-beda.

Pengembangan dari setiap objek budaya lokal tersebut akan menjadi kekayaan bersama yang luar biasa, yang akan memberikan warna bagi kemajuan bangsa Indonesia di masa depan.

Salah satu kekayaan pengembangan objek budaya lokal adalah melalui pengembangan kerajinan.

Proses perancangan kerajinan diawali dengan pemilihan sumber inspirasi dan pencarian ide produk kerajinan, pembuatan sketsa ide, pembuatan studi model kerajinan, dilanjutkan dengan pembuatan petunjuk produksi.

Ide kerajinan dengan inspirasi objek budaya lokal akan dikembangkan menjadi produk kerajinan yang akan diproduksi dan siap dijual. Dengan demikian, produk yang dihasilkan harus memiliki nilai estetik dan inovasi agar diminati pasar.

Objek budaya lokal dapat berupa objek 2 (dua) dimensi seperti relief dan motif, atau 3 (tiga) dimensi seperti bangunan, alat musik dan senjata.  Beberapa objek budaya seperti pakaian tradisional dan perhiasan dikenakan oleh manusia.

Kerajinan dengan inspirasi objek budaya tradisional dapat berupa miniatur objek budaya, benda hiasan, atau produk kerajinan dengan fungsi baru.

Pencarian Ide Produk

Kita telah mengenali berbagai kekayaan objek budaya lokal di daerah setempat, pakaian tradisional, rumah adat, senjata tradisional, alat musik dan lain-lain.

Pengetahuan dan apresiasi kita terhadap hal-hal tersebut dapat mendorong munculnya ide untuk pembuatan produk kerajinan. Ide bisa muncul secara tidak berurutan, dan tidak lengkap namun dapat juga muncul secara utuh.

Membuat Gambar atau Sketsa

Ide-ide produk, rencana atau rancangan dari produk kerajinan digambarkan atau dibuatkan sketsanya agar ide yang abstrak menjadi berwujud.

Ide-ide rancangan dapat digambarkan pada sebuah buku atau lembaran kertas, dengan menggunakan pinsil, spidol atau bolpoin dan sebaiknya hidari penggunaan penghapus.

Pilih Ide Terbaik

Setelah kamu menghasilkan banyak ide-ide dan menggambarkannya dengan sketsa, mulai pertimbangkan ide mana yang paling baik, menyenangkan dan memungkinkan untuk dibuat.

Prototyping atau Membuat Studi Model

Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan material sebenarnya.

Perencanaan Produksi

Tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan untuk proses produksi atau proses pembuatan kerajinan tersebut.

Prosedur dan langkah- langkah kerja dituliskan secara jelas dan detail agar pelaksanaan produksi dapat dilakukan dengan mudah dan terencana.*/yuk

Sumber : Edukasi borneo

Lihat Foto

Dok. SHUTTERSTOCK/aiko_koni

Ilustrasi kerajinan anyaman khas Indonesia yang bisa dijadikan oleh-oleh saat berlibur

KOMPAS.com - Dengan perkembangan zaman dan teknologi yang begitu pesat, menuntut semua orang untuk memiliki kreativitas yang tinggi.

Wirausaha menjadi salah satu peluang bagi masyarakat untuk mengaplikasikan kreativitasnya dibidang usaha.

Banyak sekali ide dan jenis usaha untuk dikembangkan, salah satunya budaya tradisional yang ada di lingkungan masyarakat.

Setiap jenis budaya tradisional baik nonbenda dan benda dapat menjadi sumber inspirasi untuk dikembangkan menjadi produk kerajinan.

Semua daerah di Indonesia dapat mengembangkan kerajinan khas daerah dengan inspirasi budaya tradisional masing-masing.

Baca juga: Pengertian Kewirausahaan dan Ciri-Cirinya

Kekayaan budaya tradisi Indonesia menjadi kearifan lokal yang dapat dikembangkan menjadi sumber inspirasi yang tidak terbatas.

Budaya tradisonal

Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, budaya tradisional dikelompokkan menjadi dua, yaitu

  1. Budaya nonbenda, seperti pantun, cerita rakyat, tarian, dan upacara adat.
  2. Budaya artefak atau obyek budaya, di antaranya pakaian daerah, benda tradisional, senjata, rumah adat, dan masih banyak lainnya.

Kedua jenis budaya tersebut dapat menjadi sumber inspirasi dari pembuatan kerajinan.

Contohnya Tari Belian Bawo dari Suku Dayak Benuaq, setelah diadaptasi menjadi tarian, tari ini sering dibawakan pada acara-acara penerimaan tamu dan acara kesenian.

Baca juga: Jenis Kemampuan yang Diperlukan dalam Kewirausahaan

Upacara, tarian, dan musik merupakan budaya nonbenda. Sedangkan pakaian, perlengakapan upacara, dan alat musik merupakan produk obyek budaya.

Ketersediaan tenaga kerja, sumber daya material, peralatan, metode kerja, pasar dan sumber keuangan memberikan dukungan untuk kegiatan kewirausahaan. Sumber daya yang dikelola wirausaha disebut 6M, yakni Man (manusia), Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Method (cara kerja), dan Market (pasar).

Wirausaha kerajinan dengan inspirasi objek budaya lokal dapat dimulai dengan melihat potensi bahan baku (Material), keterampilan produksi (Man & Machine) dan budaya lokal yang ada di daerah setempat.  

Wirausaha kerajinan dengan inspirasi budaya akan memberikan hasil kerajinan yang inovatif ke pasar. Target pasar (Market) kerajinan ini adalah masyarakat yang menghargai dan mencintai budaya tradisional. Kemampuan mengelola keuangan (Money) dalam kegiatan usaha akan menjamin keberlangsungan dan perkembangan usaha.

Baca juga Wirausaha Kerajinan dengan Inspirasi Objek Budaya Lokal

Perancangan dan produksi didasari oleh data yang telah diperoleh melalui Tugas 1 tentang Ragam Objek Budaya Lokal dan Tugas 2 tentang Identifikasi Ragam Material dan Teknik produksi di lingkungan sekitar. Objek budaya lokal dan material serta teknik khas daerah merupakan potensi yang harus dikembangkan sehingga lestari dan menjadi manfaat bagi daerah. Setiap daerah di Indonesia memiliki objek budaya lokal yang berbeda-beda. Pengembangan dari setiap objek budaya lokal tersebut akan menjadi kekayaan bersama yang luar biasa, yang akan memberikan warna bagi kemajuan bangsa Indonesia di masa depan. Salah satu kekayaan pengembangan objek budaya lokal adalah melalui pengembangan kerajinan.

Proses perancangan kerajinan diawali dengan pemilihan sumber inspirasi dan pencarian ide produk kerajinan, pembuatan sketsa ide, pembuatan studi model kerajinan, dilanjutkan dengan pembuatan petunjuk produksi. Ide kerajinan dengan inspirasi objek budaya lokal akan dikembangkan menjadi produk kerajinan yang akan diproduksi dan siap dijual. Dengan demikian, produk yang dihasilkan harus memiliki nilai estetik dan inovasi agar diminati pasar.

Objek budaya lokal dapat berupa objek 2 (dua) dimensi seperti relief dan motif, atau 3 (tiga) dimensi seperti bangunan, alat musik dan senjata. Beberapa objek budaya seperti pakaian tradisional dan perhiasan dikenakan oleh manusia. Kerajinan dengan inspirasi objek budaya tradisional dapat berupa miniatur objek budaya, benda hiasan, atau produk kerajinan dengan fungsi baru.

Candi Borobudur di Jawa Tengah (kiri) sebagai inspirasi kerajinan logam (kanan).

Objek budaya kendaraan becak (kiri) sebagai inspirasi kerajinan logam (kanan).

Objek budaya pakaian adat Minangkabau (kiri) sebagai inspirasi kerajinan kayu (kanan).

Perahu Pinisi, objek budaya merupakan kearifan lokal Bangsa Indonesia.

Miniatur Perahu Pinisi, terbuat dari kayu, pelepah kelapa dan kertas koran.

Tongkonan, objek budaya merupakan kearifan lokal Bangsa Indonesia.

Miniatur Tongkonan terbuat daru bambu dan kayu (kiri) dan wadah dengan inspirasi gambar dan warna Tongkonan (kanan).

Objek budaya pakaian adat pengantin Jawa Tengah (kiri atas) sebagai inspirasi kerajinan tatakan gelas (kanan).

Objek budaya wayang kulit menjadi inspirasi untuk kerajinan kulit yang berfungsi untuk pembatas buku.

Objek budaya pakaian adat Bali (kiri) sebagai inspirasi kerajinan mainan (kanan).

1. Pencarian Ide Produk

Kita telah mengenali berbagai kekayaan objek budaya lokal di daerah setempat, pakaian tradisional, rumah adat, senjata tradisional, alat musik dan lain-lain. Pengetahuan dan apresiasi kita terhadap hal-hal tersebut dapat mendorong munculnya ide untuk pembuatan produk kerajinan. Ide bisa muncul secara tidak berurutan, dan tidak lengkap namun dapat juga muncul secara utuh. Salah satu dari kita bisa saja memiliki ide tentang suatu bentuk unik yang akan dibuat. Ide bentuk tersebut akan menuntut kita untuk memikirkan teknik apa yang tepat digunakan dan produk apa yang tepat untuk bentuk tersebut. Salah satu dari kita juga bisa saja mendapatkan ide atau bayangan tentang sebuah produk yang ingin dibuatnya, material, proses dan alat yang akan digunakan secara utuh. Untuk memudahkan pencarian ide atau gagasan untuk rancangan kerajinan objek budaya lokal, mulailah dengan memikirkan hal-hal di bawah ini.

– Objek budaya lokal apa yang akan menjadi inspirasi?

– Produk kerajinan apa yang akan dibuat?

– Siapa yang akan menggunakan produk kerajinan tersebut? – Bahan/material apa yang apa saja yang akan dipakai? – Warna dan/atau motif apa yang akan digunakan? – Adakah teknik warna tertentu yang akan digunakan? – Bagaimana proses pembuatan produk tersebut?

– Alat apa yang dibutuhkan?


Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat diungkapkan dan didiskusikan dalam kelompok dalam bentuk curah pendapat (
brainstorming). Pada proses brainstorming ini setiap anggota kelompok harus membebaskan diri untuk menghasilkan ide-ide yang beragam dan sebanyak-banyaknya. Beri kesempatan juga untuk munculnya ide-ide yang tidak masuk akal sekalipun. Tuangkan ide-ide tersebut ke dalam bentuk tulisan atau sketsa. Kunci sukses dari tahap brainstorming dalam kelompok adalah jangan ada perasaan takut salah, setiap orang berhak mengeluarkan pendapat, saling menghargai pendapat teman, boleh memberikan ide yang merupakan perkembangan dari ide sebelumnya, dan jangan lupa mencatat setiap ide yang muncul. Curah pendapat dilakukan dengan semangat untuk menemukan ide baru dan inovasi. Semangat dan keberanian kita untuk mencoba membuat inovasi baru akan menjadi bekal kita berkarya di masa depan.

2. Membuat Gambar/Sketsa

Ide-ide produk, rencana atau rancangan dari produk kerajinan digambarkan atau dibuatkan sketsanya agar ide yang abstrak menjadi berwujud. Ide-ide rancangan dapat digambarkan pada sebuah buku atau lembaran kertas, dengan menggunakan pinsil, spidol atau bolpoin dan sebaiknya hidari penggunaan penghapus. Tariklah garis tipis-tipis dahulu. Jika ada garis yang dirasa kurang tepat, abaikan saja, buatlah garis lain pada bidang kertas yang sama. Demikian seterusnya sehingga kamu berani menarik garis dengan tegas dan tebal. Gambarkan idemu sebanyak-banyaknya, dapat berupa vasiasi produk, satu produk yang memiliki fungsi sama, tetapi dengan bentuk yang berbeda, produk dengan bentuk yang sama dengan warna dan motif yang berbeda.

3. Pilih Ide Terbaik

Setelah kamu menghasilkan banyak ide-ide dan menggambarkannya dengan sketsa, mulai pertimbangkan ide mana yang paling baik, menyenangkan dan memungkinkan untuk dibuat.

4. Prototyping atau Membuat Studi Model

Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format dua dimensi. Artinya hanya digambarkan pada bidang datar. Kerajinan yang akan dibuat berbentuk tiga dimensi. Maka, studi bentuk selanjutnya dilakukan dalam format tiga dimensi, yaitu dengan studi model. Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan material sebenarnya.

5. Perencanaan Produksi

Tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan untuk proses produksi atau proses pembuatan kerajinan tersebut. Prosedur dan langkahlangkah kerja dituliskan secara jelas dan detail agar pelaksanaan produksi dapat dilakukan dengan mudah dan terencana.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA