Tulislah 3 dalil alquran dan hadis beserta artinya tentang berbaik sangka

Berbaik sangkalah kepada Allah, maka Allah pun akan memberi kebaikan kepadamu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah riwayat dituturkan Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, Ihya Ulumuddin Jilid 4 bab al-Khauf wa al-Raja’, tentang harapan akan ampunan Ilahi bagi seorang Bani Israil yang dimasukkan ke dalam neraka selama 1.000 tahun. Dia terus menjerit memanggil nama Allah.

Lantas Jibril diperintahkan membawanya ke hadapan-Nya. Allah bertanya, “Bagaimana keadaan tempatmu?“

“Jelek sekali, ya Allah,“ jawabnya.

Maka Allah pun menyuruhnya kembali masuk ke neraka. Dia berjalan keluar dan tiba-tiba membalik badannya kembali kepada Tuhan. Lalu ditanya, “Kenapa engkau balik badan?“.

Si pendosa itu menjawab, “Karena aku benar-benar berharap Engkau tak kembalikan aku ke neraka setelah sejenak aku dikeluarkan.“

Tuhan lalu perintahkan para malaikat untuk memasukkannya ke dalam surga. Karena, ternyata dia masih punya harapan akan rahmat dan ampunan Allah. Subhanallah. Saya tidak tahu apakah itu hanya kisah rekaan sang Hujjatul Islam untuk menggambarkan pemikiran dan pandangannya atau memang benar-benar riwayat yang beliau baca untuk ditularkan kepada kita semua.

Namun, yang jelas, Imam al-Ghazali ingin mengajak kita, para pembaca setia pemikirannya, untuk memohon keselamatan lewat ampunan dan kasih sayang Allah. Mereka yang penuh dosa namun masih berharap pada ampunan-Nya akan dipeluk oleh kasih sayang-Nya.

Berbaik sangkalah kepada Allah, maka Allah pun akan memberi kebaikan kepadamu. Yakinlah bahwa Allah itu Maha Pengampun, niscaya Dia pun akan mengampuni dosa hamba-Nya.

Berharaplah kepada Allah untuk meminta apa saja yang engkau butuhkan selama itu masih berupa kebaikan untuk mencari ridha-Nya. Jangan tutup harapan dan kecerahan masa depanmu hanya karena engkau tidak yakin bahwa Allah akan menolong hidupmu.

Dalam keseharian, Rasulullah senantiasa mendidik dan mengarahkan para sahabatnya agar selalu berbaik sangka terhadap Allah. Dari Jabir r.a. dia berkata, aku mendengar Rasulullah tiga hari sebelum wafatnya beliau bersabda,

لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ  ( رواه مسلم، رقم  2877

“Janganlah seseorang di antara kalian meninggal dunia, kecuali dalam keadaan berbaik sangka terhadap Allah.” (HR Muslim).

Berbaik sangka kepada Allah adalah kenikmatan yang agung dan menjadi jaminan kebahagiaan hidup seseorang di dunia dan akhirat. Hadits Qudsi lengkap tentang sangkaan kepada Allah dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW.

يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً  (رواه البخاري، رقم  7405 ومسلم ، رقم 2675

”Sesungguhnya Allah berfirman, “Aku menurut prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya saat ia mengingat-Ku. Jika ia mengingatku dalam kesendirian, Aku akan mengingatnya dalam kesendirian-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, Aku akan mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik daripada keramaiannya. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku akan mendekat kepadanya se depa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari.” (HR Bukhari dan Muslim).

Laksana Do’a

Beberapa bentuk husnuzh-zhann kita kepada Allah adalah bahwa doa kita akan diterima oleh Allah. Setidaknya, ada tica cara Allah menerima doa kita, yaitu langsung dinyatakan dalam kehidupan di dunia, dihindarkan dari keburukan hidup dan dibalas di hari akhir nanti. Jika orang sudah tidak yakin, maka ia tidak akan mendapatkan apapun kecuali kehampaan dan keputusasaan.

Adapun bentuk su’uzh-zhann kita kepada-Nya adalah bahwa “Allah itu tidak adil”, “dengan sakit Allah ingin menyiksaku”, “bahwa ujian ini adalah adzab Allah kepadaku”, “hanya aku yang diuji dan disakiti seperti ini” dan sebagainya. Semoga kita selalu berbaik sangka kepada Allah dan dihindarkan dari berburuk sangka kepada Allah. Amin.

*Bahrus Surur-Iyunk adalah guru SMA Muhammadiyah I Sumenep, penulis buku Agar Imanku Semanis Madu (Quanta EMK, 2017), Nikmatnya Bersyukur (Quanta EMK, 2018), Indahnya Bersabar (2019) dan 10 Langkah Menembus Batas Meraih Mimpi (SPK, 2020).

https://www.suaramuhammadiyah.id/2020/07/13/berprasangka-baik-kepada-allah/

sumber : Suara Muhammadiyah

Situasi yang kita rasakan pada saat pandemi Covid-19 seperti ini memang sangat memprihatinkan. Kegiatan belajar mengajar yang kurang efektif, perusahaan bangkrut yang ‘merumahkan’ banyak karyawannya, UMKM dan pedagang kecil yang sepi pembeli karena pembatasan aktivitas sosial, semua itu memicu banyak orang untuk berprasangka buruk atas segala apa yang terjadi.

Tulislah 3 dalil alquran dan hadis beserta artinya tentang berbaik sangka
Lockdown dan pembatasan sosial era Covid-19 terjadi di seluruh dunia. Gambar : Stasiun pusat Jerman, difoto oleh Morgengry, pixabay.com

Setiap hari kita juga disajikan berita tentang kematian yang indikasinya disebabkan oleh virus covid-19. Adanya fenomena yang tidak biasa ini, mayoritas dari kita berprasangka bahwa ini merupakan suatu kecelakaan besar yang sangat merugikan dan mengancam kehidupan kita. Bahkan tidak sedikit orang beranggapan bahwa Tuhan tidak adil.

Perintah Berprasangka Baik kepada Allah Subhanahu Wata’ala

Prasangka buruk yang seringkali disematkan dalam pandangan kita, tanpa kita sadari bahwa hakikatnya saat itu juga kita sedang mengingkari akan takdir Allah Subhanahu Wata’ala dan itu dapat menciderai keimanan kita. Allah SWT telah memberi peringatan kepada kita agar berhati-hati dalam berprasangka, sebagaimana firman-Nya disebutkan ;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ.

“Wahai orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah menggunjing satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 12)

Nabi kita Muhammad Salallahu ‘Alaihi Wassalam juga pernah berpesan saat tiga hari sebelum wafatnya, beliau memberi wasiat kepada kita tentang bagaimana kita harus bersikap terhadap ketentuan Allah Subhanahu Wata’ala.

و عن جابِر بن عبدِ اللَّه ، رضي اللَّه عنهما ، أَنَّهُ سَمِعَ النَبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ، قَبْلَ موْتِهِ بثلاثَةِ أَيَّامٍ يقولُ : « لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُم إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللَّه عزَّ وَجَلَّ » رواه مسلم

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma bahwasanya ia mendengar Nabi shalallahu alaihi wasalam, sebelum wafatnya kurang tiga hari pernah bersabda: “Janganlah seseorang dari engkau semua itu meninggal dunia, melainkan ia harus -berbaik sangka- kepada Allah Azza wajalla.” (Riwayat Muslim)

Tulislah 3 dalil alquran dan hadis beserta artinya tentang berbaik sangka
Berbaik sangka kepada Allah, percaya bahwa kejadian yang buruk itu tidak akan terjadi selamanya. Image by Samer Chidiac from Pixabay

Dari keterangan tersebut, jelas maksudnya bahwa kita diwajibkan untuk berbaik sangka kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Kita juga diperintahkan untuk menyadari bahwa kematian adalah ketetapan Allah Subhanahu Wata’ala yang sudah pasti adanya dan seharusnya kita lebih fokus pada semua ketetapa Allah Subhanahu Wata’ala atas diri kita di kehidupan dunia ini, baik yang menyenangkan, ataupun yang menurut kita sangat merugikan. Sebagai umat Islam yang meyakini Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam sebagai sosok teladan, hendaknya kita mengindahkan pesan tersebut, sehingga kita tidak terlalu serius dan berlebihan dalam menyikapi keadaannya dunia yang akan kita tinggalkan setelah kita mati.

Manfaat dan Cara Berprasangka Baik kepada Allah Subhanahu Wata’ala

Prasangka baik kepada Allah SWT akan mendatangkan kemuliaan untuk diri kita di sisi-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits qudsi yang diriwayatkan oleh bukhari dan muslim sebagai berikut;

عن أبي هريرة – رضي الله عنه – قال : قال النبي – صلى الله عليه وسلم يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً (رواه البخاري ومسلم(

Dari Abu Hurairah RA Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda “Allah ‘azza wajalla berfirman; Aku sebagaimana prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia berdoa kepada-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” (HR Bukhari dan Muslim).

Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa Allah Subhanahu Wata’ala berkehendak atas segala sesuatu sebagaimana hamba-Nya berprasangka kepada-Nya. Allah Subhanahu Wata’ala juga bersama dengan siapa yang selalu mengingat-Nya. Apabila kita berprasangka buruk pada ketetapan Allah Subhanahu Wata’ala maka keburukanlah yang akan kita rasakan, namun sebaliknya jika kita menerima segala ketetapan dan kemudian berprasangka baik kepada-Nya, maka sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala tidak pernah mengingkari janji.

Tulislah 3 dalil alquran dan hadis beserta artinya tentang berbaik sangka
Terkadang anak kecil adalah contoh terbaik dalam bersikap : mereka tetap tersenyum senang walaupun berada dalam keadaan yang kurang ideal.

Adapun cara terbaik agar kita mampu berprasangka baik kepada Allah Subhanahu Wata’ala adalah dengan selalu istiqomah dalam berdoa dan berdzikir atau mengingat-Nya dalam keadaan apapun, sehingga kita mendapatkan kemuliaan dari Allah Subhanahu Wata’ala dan keberpihakan dari-Nya. Wallahu a’lam bisshowab.