Tuliskan pendapat kalian tentang solusi yang dapat mengatasi kelangkaan minyak goreng

WAKIL Ketua Komisi VI DPR RI Maman Abdurahman meyakini pemerintah sudah berusaha maksimal mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng di pasaran. Maman pun meminta masyarakat untuk ikut mendukung upaya-upaya yang sedang dilakukan pemerintah. 

Bukan hanya itu, politisi Golkar tersebut juga mengingatkan rekan-rekannya di DPR RI agar tidak memperkeruh suasana dengan komentar yang tidak obyektif dan terkesan memojokkan pemerintah. 

“Kita bisa lihat selama ini pemerintah melalui Kemenko Perekonomian terus memonitor dan mengecek di lapangan agar tidak terjadi penyimpangan distribusi. Pemerintah juga melakukan back up dalam pengamanan dan pengawasan agar kebijakan dapat berjalan dengan baik. Bahkan penindakan bagi oknum atau pelaku yang terbukti bersalah. Menko Perekonomian Pa Airlangga bahkan sudah menyatakan agar mafia ini ditangkap. Data sudah ada. Jadi ini upaya sedang maksimal dilakukan, meski tetap butuh dukungan masyarakat,” ungkap Maman dalam keterangannya, Selasa (22/3). 

Maman tidak sepakat dengan politisi Senayan yang terkesan asal bicara. Apalagi muncul dari anggota partai pendukung koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma’ruf Amin, yang cenderung mengkambinghitamkan pemerintah. 

Secara khusus Maman sangat menyayangkan pernyataan Andre Rosiade, anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra, yang tiba-tiba mempertanyakan kinerja pemerintah. Justru saat ini pemerintah sedang berupaya keras untuk menjamin ketersediaan minyak goreng dan menjaga kestabilan harga minyak goreng curah untuk masyarakat. 

“Andre seperti menutup mata bahwa pemerintah terus berupaya keras menyelesaikan masalah ketersediaan dan penetapan harga minyak goreng untuk rakyat Indonesia,” kata Maman. 

Dijelaskan dia kenaikan harga minyak goreng utamanya dipicu oleh naiknya harga CPO internasional hingga 2 kali lipat dari harga sebelumnya. Ini berdampak pada naiknya Harga Pokok Produksi (HPP). Ketersediaan di pasar tradisional aman walaupun harganya mahal atau di atas HET (Harga Eceran Tertinggi). Sementara ketersediaan di gerai modern mengalami kekosongan karena meningkatnya permintaan karena di gerai modern sudah mengikuti HET. 

Baca juga : Farhan Menilai Kemendag tidak Mampu Mengatasi Kerumitan Harga Minyak Goreng

"Ada pula spekulan yang mencoba mengambil untung dari kondisi ini,” katanya. 

Maman menyebutkan, langka dan mahalnya harga minyak goreng saat ini, selain karena ulah spekulan, juga karena kelangkaan bahan baku dan gangguan kondisi rantai pasok dunia. 

“Ada banyak penyebabnya. Ulah mafia dan spekulan yang mengganggu proses supply chain di dalam negeri juga tidak bisa diabaikan,” kata Maman. 

Distribusi menjadi terhambat karena pelaku usaha juga mengurangi produksi. Ditambah pula aksi pemborongan massal dan harga minyak sawit global yang melonjak tinggi membuat permasalahan semakin meluas. 

Kelangkaan minyak goreng kata dia juga disebabkan adanya indikasi penyimpanan stok dalam jumlah di atas rata-rata kebutuhan bulanan. Ini kemudian dijual kembali oleh reseller atau spekulan dengan harga di atas ketentuan. 

Selain itu Perang antara Rusia dan Ukraina juga mengganggu rantai pasok, karena menyebabkan terganggunya ketersediaan gandum dan beberapa bahan produksi lain. 

“Jadi sebenarnya ini sudah banyak dilakukan. Kita tidak bisa juga asal bicara bahkan terkesan memojokan pemerintah,” pungkas Maman. (OL-7)

SEMARANG – Pemerintah memastikan stok minyak goreng melebihi angka rata-rata kebutuhan nasional. Kelangkaan minyak goreng di pasaran yang terjadi belakangan ini disinyalir karena adanya ketidaklancaran pada aliran distribusi.

Hal itu disampikan Direktur Jendral Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan saat melakukan kunjungan di Jawa Tengah, Rabu (23/2/2022). Pihaknya saat ini melakukan pemantauan ke lapangan untuk memastikan aliran distribusi minyak goreng berjalan lancar.

“Masalahnya di distribusi. Pemerintah sejak tanggal 4 Februari sampai saat ini sudah menggelontorkan lebih dari 100 juta liter, dan terdistribusi semua tempat. Sekarang istilahnya bendungannya sudah penuh hanya aliran irigasinya. Maka, kami turun untuk memperbaiki jaringan irigasi,” ujarnya.

Ditambahkan, pemantauan lapangan tersebut tak hanya memastikan distribusi minyak goreng lancar sampai ke masyarakat, tapi juga dijual sesuai harga tertinggi yang telah diatur pemerintah. Pihaknya akan menindak tegas distributor yang melakukan penyimpangan, sehingga berdampak terhadap kelangkaan minyak goreng.

“Pemerintah akan melakukan tindakan tegas terhadap (distributor) yang membuat terjadinya distrosi di distribusi. Kalau memang masih terdistorsi, (pihaknya) akan memotong jalur distribusi langsung ke jalur pedagang,” papar Oke.

Menurutnya, skema distribusi minyak goreng seharusnya sesuai dengan alur yang ada. Yakni mulai dari produsen ke distributor, kemudian subdistributor, agen, supplier, hingga konsumen.

“Nah, aliran ini ada yang berusaha mengambil nilai ekonomi, sehingga harga eceran tertinggi tidak sampai ke masyarakat. Kita beresin. Langkah kita turun ke lapangn untuk melihat apa yang terjadi, dan tindak tegas yang mendistorsi,” lanjut Oke.

Dikatakan, kebutuhan rata-rata minyak goreng secara nasional sekitar 11 juta liter per bulan. Namun, pemerintah sudah menggandakan produksi menjadi 20 juta liter. Artinya, stok minyak goreng bisa dikatakan melimpah.

“Harusnya banjir, rata-rata kebutuhan 11 juta per bulan secara nasional, sekarang digandakan menjadi 20 juta liter sampai bendungan penuh. Tapi kok tidak mengalir, kok terasa barang langka. Sebenarnya bukan posisi barang langka, yang langka itu harga terjangkau. Ada yang mempermainkan harga. Kami akan tindak tegas,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Disperindag Provinsi Jawa Tengah, Arif Sambodo menambahkan, pihaknya juga telah melakukan operasi pasar terkait isu kelangkaan minyak goreng.

“Sesuai yang disampaikan Pak Dirjen, stok minyak goreng aman. Hanya, ada masalah di distribusi. Untuk itu, kita akan cek ke lapangan,” tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan audiensi dengan para distributor yang ada di Jawa Tengah.

“Kebetulan Pak Dirjen ngantor dua hari di sini, sehingga bisa secara bersama cek ke lapangan. Kami juga audiensi dengan para distributor,” ucapnya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, operasi pasar di Jawa Tengah telah dilakukan sejak 21–23 Februari. Misalnya, PT Sawit Juara yang mendistribusikan kurang lebih 32 ton minyak goreng di Kota Semarang.

“Kemudian adalagi dari PT PPI, ini tanggal 21 sampai 23 (Februari). Ini ada di Purworejo, Kebumen, Kota Semarang, dan Kota Surakarta, masing-masing kurang lebih 3.000 liter,” ujar Ganjar.

Menurutnya, operasi pasar minyak goreng juga dilakukan Perum Bulog sejak 22–23 Februari. Yakni di Batang sebanyak 2.000 liter, Wonosobo 2.000 liter, dan Grobogan 3.000 liter.

Selain itu PT BES juga melakukan operasi pasar minyak goreng. Totalnya 123.000 liter atau kurang lebih 10.250 dus dibagikan ke Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kendal, Demak, Salatiga, Jepara, Batang, Magelang, Purbalingga, dan beberapa kota lainnya.

“Kalau kita melihat kondisi ini, rasa-rasanya publik harus tahu terkait dengan operasi pasar. Karena tadi pagi saya masih ditanyain teman-teman dari Demak, kok minyaknya masih mahal dan langka,” ujarnya.

Ganjar berharap, pemerintah pusat mengambil tindakan tegas terkait kewajiban DMO (Domestic Market Obligation) 20 persen yang harus dibagikan kepada masyarakat. Sehingga masalah minyak goreng dapat segera ditanggulangi.

“Kita lagi berada pada situasi yang tidak menguntungkan hari ini, maka pada pemerintah pusat saya harapkan betul untuk mengambil tindakan yang tegas, sehingga DMO 20 persen yang mesti dibagi harus dibagi,” tandasnya. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

Skip to content

sebastiandennis sebastiandennis

Dengan adanya kelangkaan pada minyak goreng, berikut adalah cara mengatasi kelangkaan tersebut:

  1. Melakukan impor kepada negara lain untuk meningkatkan jumlah minyak goreng.
  2. Meningkatkan kapasitas produksi minyak goreng untuk meningkatkan jumlah minyak goreng yang beredar.
  3. Mengurangi penggunaan minyak goreng dengan mengganti minyak goreng dengan minyak zaitun.
  4. Mengurangi penggunaan minyak goreng dengan mengganti minyak goreng dengan mentega.
  5. Mengurangi penggunaan minyak goreng dengan mengganti minyak goreng dengan memasak makanan yang tidak memerlukan minyak goreng.

Pembahasan

Kelangkaan adalah masalah ekonomi paling dasar yang terjadi pada suatu daerah. Kelangkaan akan terjadi ketika jumlah dari alat pemuas kebutuhan yang dibutuhkan tidak mencukupi jumlah dari kebutuhan masyarakat akan alat pemuas kebutuhan tersebut. Sebenarnya, kelangkaan adalah hal yang sangat lumrah untuk terjadi namun memang sebisa mungkin harus bisa dicegah karena kelangkaan bisa meningkatkan harga dari suatu barang secara drastis dan merugikan masyarakat.

Kelangkaan minyak goreng yang terjadi saat ini bisa terjadi karena berkurangnya kapasitas produksi dari para produsen sehingga membuat jumlah dari minyak goreng yang beredar menjadi sangat terbatas sementara kebutuhan masyarakat dalam negeri terhadap minyak goreng ini sangat tinggi. Hal inilah yang membuat harga dari minyak goreng akhir-akhir ini menjadi sangat tinggi.

Pelajari lebih lanjut

Materi tentang contoh kelangkaan yang pernah terjadi di Indonesia

brainly.co.id/tugas/30635641

Materi tentang jenis-jenis kelangkaan

brainly.co.id/tugas/17065239

Materi tentang skala prioritas kebutuhan

brainly.co.id/tugas/1389145

Detail jawaban

Kelas: 7

Mapel: IPS

Bab: 5 - Tindakan, Motif, dan Prinsip Ekonomi

Kode: 7.10.5

#AyoBelajar 

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA