Tuliskan beberapa sikap nabi yahya ketika mendapat cobaan

Tim | CNN Indonesia

Minggu, 17 Mei 2020 17:03 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Nabi Yahya AS adalah nabi dan rasul ke-23 yang patut diimani. Nabi Yahya merupakan anak yang dinanti-nanti kehadirannya oleh Nabi Zakaria AS.Pada masa tuanya, Nabi Zakariya beserta istrinya yang mandul belum juga dikarunia anak. Lantas keduanya berdoa dengan penuh kelembutan kepada Allah SWT. Allah lalu mengabulkan doa Nabi Zakaria."Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya," firman Allah dalam surat Maryam ayat 7.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Nabi Yahya lahir pada 1 Sebelum Masehi. Sejumlah riwayat menyebutkan Nabi Yahya lahir tiga bulan lebih dulu daripada kelahiran Nabi Isa AS.Nabi Yahya tumbuh menjadi anak yang cerdas, berperilaku baik, dan pandai menahan hawa nafsu."Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) Yahya, yang membenarkan sebuah kalimat (firman) dari Allah, panutan, berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi di antara orang-orang saleh," firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 39.Nabi Yahya terkenal sebagai seorang yang sangat mencintai binatang. Suatu hari, Nabi Yahya menegur teman-temannya yang bermain menyiksa seekor burung. Nabi Yahya meminta teman-temannya untuk melepaskan burung tersebut."Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak, dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa, dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka," firman Allah tentang Nabi Yahya dalam surat Maryam ayat 13-14.Nabi Yahya juga menasehati temannya yang gemar melempari unta dengan batu."Wahai kawanku, unta ini adalah makhluk ciptaan Allah. Janganlah sekali-kali kita menyakiti binatang. Apalagi unta yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita," kata Nabi Yahya, dikutip dari dair buku Nabi Yahya AS Sang Penyayang Makhluk Hidup karya Novi Vidya S dan Tim Emir.

Tuliskan beberapa sikap nabi yahya ketika mendapat cobaan
Ilustrasi: Nabi Yahya dikenal sebagai sosok yang mencintai binatang. Suatu hari Nabi Yahya pernah menegur kawan-kawannya yang melempari unta dengan batu. (Foto: SkitterPhoto)


Nabi Yahya dewasa berdakwah mengikuti ayahnya, Nabi Zakaria yang menyeru kebenaran pada Bani Israil yang berbuat maksiat.Nabi Yahya pun menganjurkan orang yang bertobat dengan mandi di sungai Jordan atau asy-Syari'ah. Mandi ini dikenal sebagai mandi besar untuk menyucikan diri. Dalam ajaran Kristen mandi ini dikenal dengan pembaptisan. Nabi Yahya pula yang membaptis Nabi Isa AS.Nabi Yahya dan Zakaria juga melawan Raja Herodus yang menguasai Bani Israil dengan zalim.Raja Herodus tak senang dengan kehadiran Nabi Yahya yang alim bijaksana. Nabi Yahya mampu menyiarkan agama Allah dengan baik dan membuat Bani Israil berpaling dari Raja Herodus.Suatu ketika Raja Herodus memanggil Nabi Yahya untuk meminta pendapat. Raja Herodus ingin menikahi perempuan yang tidak halal baginya, Putri Herodia. Sebagian menyebut perempuan itu adalah anak tiri Herodus dan sebagian lain menyebut perempuan tu keponakan Herodus.

[Gambas:Video CNN]

Yahya dengan tegas mengatakan pernikahan itu dilarang oleh Allah SWT. Yahya menyebut Allah akan mengazab pernikahan yang tidak halal itu.Herodus marah dan tak terima perkataan Yahya. Dia pun mengurung Nabi Yahya dalam penjara.Putri Herodia juga tak senang dengan Yahya. Dia pun meminta agar Herodus menghukum Yahya dengan memenggal kepalanya.Raja Herodus mengabulkan permintaan Herodia. Nabi Yahya pun dibunuh saat masih berusia sangat muda yakni 32 tahun.Allah SWT pun menjanjikan kesejahteraan bagi Nabi Yahya."Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali," surat Maryam ayat 15.

Tuliskan beberapa sikap nabi yahya ketika mendapat cobaan
Ilustrasi: Raja Herodus yang marah dan tak terima akan perkataan Nabi Yahya pun mengurung nabi, lantas menguhukum dengan memenggal kepala nabi. Allah pun menurunkan azab bagi Raja Herodus dan pengikutnya. (Foto: CNN Indonesia/Fajrian)


Allah lantas mengazab Raja Herodus dan pengikutnya."Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar) dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, sampaikanlah kepada mereka kabar gembira yaitu azab yang pedih," surat Ali-Imran ayat 21.Dari kisah Nabi Yahya terdapat sejumlah pelajaran yang dapat dipetik. Pertama, Nabi Yahya mencontohkan adab terhadap binatang.Manusia hendaknya menyayangi binatang sebagai ciptaan Allah SWT. Menyayangi binatang berarti mengakui kekuasaan dan ciptaan Allah.Nabi Yahya juga berani memberi tahu teman-temannya yang salah.

Nabi Yahya juga dengan tegas menentang perbuatan keji dan mungkar seperti pernikahan yang dilarang oleh Allah. Dia tidak takut meskipun dihukum dan dibunuh. (ptj/NMA)

[Gambas:Video CNN]

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA

Tuliskan beberapa sikap nabi yahya ketika mendapat cobaan
Makam Nabi Yahya di Masjid Umayad Damaskus. ©REUTERS

Merdeka.com - Sejak masa kelahirannya, kehidupan Nabi Yahya a.s. tidak pernah sepi dengan kejadian yang menggetarkan iman. Beliau lahir di saat usia ayahnya (Nabi Zakaria) berusia lanjut (sehingga tampak seakan-akan Allah memang tidak akan mengaruniakan keturunan kepadanya).

Nabi Yahya lahir di tengah masyarakat yang terbagi dua kelompok besar, masyarakat yang memanfaatkan keadaan untuk memuaskan hawa nafsu. Juga, masyarakat yang merindukan juru selamat yang akan membawa masyarakat kepada kehidupan sejahtera dalam penghambaan kepada-Nya semata).

Nabi Yahya selama hidupnya tidak pernah berbuat salah, banyak berbakti dan berbuat baik terhadap kedua orang tuanya, tidak keras dan takabur. Beliau seorang yang tawadu dan lemah lembut, diberi penghormatan dan keselamatan oleh Allah SWT, serta dihindarkan dari bahaya dan penyakit.

Pada waktu lahir, wafat dan hari kiamat, beliau dibangkitkan kembali dengan kemuliaan di hadapan Tuhannya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qu'an:

“Dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka. Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali.” (QS. Maryam/19: 14-15)

Untuk mengetahui lebih lanjuti mengenai kisah Nabi Yahya berikut ini telah dirangkum merdeka.com melalui berbagai sumber.

2 dari 4 halaman

Allah mengaruniakan sifat penyayang (al-hanan) kepada Yahya a.s. sejak usia remaja Al-Hanan adalah kecintaan mendalam terhadap pihak lain yang muncul bukan karena belas kasih semata namun karena kedalaman ilmu dan pemahaman (bahwa segala sesuatu Allah ciptakan tidak sia-sia).

Melalui karakter al-hanan ini, Yahya remaja tumbuh kembang menjadi pribadi yang fokus dan maksimal menjalankan tugas penghambaan (karena sadar atas kedudukan diri di hadapan Allah sebagai hamba-Nya), zuhud atas dunia (karena sadar bahwa dunia bersifat fana dan hanya menjadi tempat singgah sementara), dan peduli (karena yakin bahwa manusia adalah wakil Allah yang harus mengelola dan memakmurkan bumi sesuai kehendak-Nya).

3 dari 4 halaman

Yahya remaja mengungkapkan rasa sayang kepada seluruh makhluk-Nya. Ia tidak hanya mencintai sesama manusia. Bahkan burung-burung, gunung, gurun, dan binatang buas sekalipun ia sayangi tak terkecuali.

Yahya remaja menyadari bahwa seluruh ciptaan Allah telah ditetapkan guna dan manfaatnya bagi kehidupan manusia yang harus digali dan diketahui manusia agar bisa memaksimalkannya seoptimal mungkin.

4 dari 4 halaman

Yahya adalah seorang Nabi yang menjadi cermin dari ibadah, zuhud, dan cinta. Nabi Yahya mengungkapkan rasa cintanya kepada semua makhluk. Ia dicintai oleh manusia, burung-burung, binatang buas, bahkan gurun dan gunung. Darah Nabi Yahya tertumpah ketika beliau berusaha mempertahankan kebenaran yang disampaikannya di istana raja yang lalim.

Peristiwa tragis itu berkaitan dengan seorang penari pelacur. Para ulama banyak menyebutkan keutamaan Yahya. Yahya hidup sezaman dengan Nabi Isa dan termasuk kerabat dekatnya dari sisi ibu (anak bibinya).

Ada hadist yang meriwayatkan bahwa Yahya dan Isa pernah bertemu pada suatu hari. Lalu Isa berkata kepada Yahya, mintakanlah ampun bagiku wahai Yahya. Sesungguhnya engkau lebih baik daripada aku. Yahya berkata: “Mintakanlah ampun bagiku wahai Isa karena engkau lebih baik daripada aku.” Isa berkata:

“Tidak, engkaulah yang lebih baik daripada aku. Engkau mengucapkan salam kepadaku sedangkan Allah SWT mengucapkan salam kepadamu.” Kisah tersebut menunjukkan keutamaan Yahya ketika Allah S”WT menyampaikan salam kepadanya pada hari ia dilahirkan, pada hari ia mati, dan pada hari ia dibangkitkan kembali dalam keadaan hidup.

[nof]