Top 20 blog toko Kedewan Bojonegoro Jawa Timur 2022

Sejak beberapa hari tinggal di Bojonegoro, ternyata nafsu membuat kisah-kisahan ini muncul kembali. Sebagai salah satu kabupaten yang terletak di ujung barat Jawa Timur, menjadikan Bojonegoro secara geografis tidak memiliki garis pantai, laut bahkan gunung sekalipun. Kendati demikian, alamnya cukup memberi manfaat, lebih dari itu berlimpahnya minyak bumi membuat daerah ini ikut mendulang untung. Bahkan 25% pasokan minyak di Indonesia dipenuhi oleh produksi Bojonegoro.

Wonocolo yang terbentang seluas ± 11 Km2 merupakan sebuah fenomena, dimana minyak bumi lebih mudah ditemukan dari pada sumber air bersih. Di bawah ratusan menara kayu jati yang berjelaga, menjulang menantang teriknya Sang Surya dan kepulan asap beraroma pedas para penambang emas hitam tampak berkeringat menimba Lantung, sebutan minyak mentah bagi penduduk setempat.

Deru mesin, asap pekat dan bau jelaga yang menyengat, diiringi dentuman pasak bumi yang berburu minyak di kerak bumi adalah pemandangan yang lazim di Bumi Wonocolo. Kegiatan penambangan minyak mentah telah berlangsung sejak tahun 1883 silam. Bahkan, nyaris tak ada yang berubah sejak 1 abad terakhir. Cara menambang juga masih menggunakan kawat seling yang sama sejak pertama kali tambang ditemukan, hanya cara meraihnya tak lagi ditarik dengan tenaga manusia yang sedang kerja paksa. Lebih manusiawi, warga lokal menggantikannya dengan truk tua yang masih lengkap gardan dan rodanya.

Tambang Wonocolo sangatlah unik. Lazimnya bahan baku ekstraksi itu ditemukan ribuan meter dibawah permukaan laut. Namun dengan mengebor hingga kedalaman 300 meter saja dari permukaan bukit, minyak mentah itu telah dapat ditimba ke permukaan.

Lebih dari 100 tahun berproduksi, kini sumur-sumur tradisional itu mulai kering. Satu sumur tua hanya mampu menghasilkan satu ton minyak mentah per hari. Melalui proses penyulingan minyak mentah disulap menjadi ±140 liter solar ataupun minyak tanah, tergantung pesanan konsumen atau mana harga yang lebih menguntungkan. Produksi ini hanya setengahnya apabila dibandingkan dengan kondisi 10 hingga 20 tahun terakhir.

Penghasilan oleh penambang dikisahkan sedang menghadapi paceklik. Dibandingkan dengan biaya investasi untuk satu lubang sumur maka penghasilan saat ini dirasakan cukup mungil. “Menggali sumur itu seperti judi, mas..” ujar penambang yang saya ajak ngobrol waktu itu. Sambil mengatur arah pasak, ia melanjutkan cerita tentang nasib sial kawannya. “Teman saya dulu jual tanah, jual sapi, jual mobil untuk patungan buat sumur, tapi ternyata isinya hanya lumpur dan tidak ada kandungan minyaknya.” Satu sumur biasanya dikelola oleh 15-20 orang, tergantung patungan diawal pembuatan sumur. Alasannya karena biaya pembuatannya lebih dari satu milyar. Akan lebih ringan apabila sistemnya patungan.

Tak jauh berbeda dengan pemilik sumur yang lebih dahulu eksis namun produksinya telah menurun. “Minyak itu masih ada kalau di gali lagi 100-200meter, mas.. tapi gak ada uangnya buat menggali, yasudah gini saja, gak papa.” Disisi lain, investor enggan untuk memberikan permodalan, mungkin tidak lagi menguntungkan untuk jangka panjang.

Berdasarkan Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2014, 516 KK dan ±2000 penduduk tinggal di Wonocolo. 200 KK diantaranya bergantung pada sumur minyak yang ada. Setengah lainnya bekerja sebagai pedagang di kota.
Dari 700 sumur tua yang ada, hanya 200 yang masih aktif dimanfaatkan hingga saat ini dengan produksi minyak yang minim. Keringat dan lelah para penambang sudah tidak sebanding dengan menipisnya jumlah minyak. Impian emas hitam untuk mengangkat kesejahteraan penambang, mungkin semakin menguap. Apalagi kondisi geologis berdasarkan kadar air dan minyak yang terkandung memprediksikan minyak bumi di Wonocolo hanya tersisa untuk 10 tahun mendatang.

Tempat unik dengan view pertambangan tradisional minyak bumi di antara perbukitan, bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi. Sayang beberapa fasilitas pendukung wisata yang sudah tersedia kurang terawat.

Sangat menakjubkan negeri ini kaya akan hasil alam sampai Jaman Belanda jajah sudah ada,
Masyarakat desa di sini sudah turun temurun mengambil minyak bumi secara manual... Dan sekarang sebagian sudah mengunakan mesin diesel, yg sebelum nya di tarik 20-30 orang dgn kedalaman kurang lebih 300 meter.
Sampai sekarang jadi tempat wisata destinasi Bojonegoro. Untuk menuju lokasi harap berhati-hati karna jalan naik turun dan tikungan tajam, namun jalan sudah beraspal untuk asesnya. Sedangkan di area tambang msh natural.

Tak hayal Bojonegoro penyumbang minyak bumi terbesar di Asia Tenggara untuk Dunia.
Semoga kekayaan alam tetap mengalir sampai anak cucu kita aamiin.

Terima Kasih

Tempat nya unik...banyak sekali sumur minyak yang dikelola masyarakat dengan peratalan yang sederhana....bisa langsung melihat proses pengambilan minyak Dan pengolahan nya menjadi solar dengan cara disuling

Bagus buat pembelajaran, sumur minyak tua peninggalan jaman penjajahan yg dikelola secara tradisional

Aktivitas penambangan minyak bumi dari ratusan sumur-sumur tua di Wonocolo.

Panas? Ya sudah pasti disini panas, tapi langit biru disini dan ditambah pemandangan pertambangan minyak. Sepertinya kalau kesini sore akan lebih bagus karena bisa melihat menikmati senja.

Disini selain pemandangan juga bisa melihat proses menambang minyak, daru proses awal sampai akhir. Dan ya ada limbah juga.

Anyway, mungkin akses jalannya bisa diperhatikan begitu juga dengan sign system menuju ke lokasinya. Dengan adanya sign system tentunya akan membantu sekali bagi yang akan berkunjung. Begitu juga dengan tempat sampah bisa ditambah.

Monggo pinarak Bojonegoro...

Langsung terbawa khayal kemasalalu dimana semua kekayaan alam Indonesia dikuasai oleh asing, ketika penjajah terusir mereka pun masih sempat menutup sumur-sumur dengan beton....
Sungguh pemandangan yang menakjubkan kekuasaan Alloh begitu sempurna...

Tempatnya asyik. Makanan relatif murah. Tp akses jalan masuknya perlu perbaikan.

Tempat e cocok buat santai

dijamin ndak bakal rugi maen kesini walau di ujung tapi.... hummm buktikan sendiri guys

Tempatnya bagus dan nyaman, jalan ke lokasi kurang penunjuk arah

Kampung tumo adalah Tempat yang Asik untuk Berlibur bersama Keluarga

Tempatnya nyaman, indah,cocok buat camp

Rileks..

asik tempatnya

Jauh dari keramaian kota. Nuansa alami di sekitar desa wonocolo

Wonocolo,,,belum cukup petualanganmu bila belum mengunjungi Desa Tua di wilayah pinggiran Bojonegoro

Balai desa nan sejuk yg terletak di tengah hutan

Balai desa wonocolo yg banyak sejarahnya

Karena tempat bersejarah

Mantap, pelayanan ramah

tempat lahir saya

Asik tapi perlu untuk direhap beberapa

3 Tahun lalu saya jadi Alumni Sekolah ini :) Alumni 2018 tepatnya

Tempat dimana selama 3 tahun menempuh pendidikan dan tempat aku membhaktikan diri untuk negeri ini

Osis

Qt jg trmaksud murut dri smp negeri 1 kedewan lho

Jangan salah gini gini sekolah nya juga bagus kok

Guru gurunya ramah

Seruu sekloh di sini

Sekolahku sekarang

Sumur 125.... 😀

Karena desaa ini tmpat sya lhir dan suasananya msih asri

Sekolah Inti

Sangat disayangkan untuk saat ini, setelah dilakukan perbaikan pagar gerbang malah tidak bisa dibuat untuk kendaraan roda 4 karena terdapat salah satu ATM juga di depan gerbang yang posisinya sedikit kedepan. Sehingga tidak muat utk akses mobil masuk.

Kantor kecamatan kedewan

MELINDUNGI MENGAYOMI MELAYANI MASYARAKAT

👍👍👍