Tongkat panjang yang digunakan dalam menari gantar berfungsi untuk

Tongkat panjang yang digunakan dalam menari gantar berfungsi untuk

Tongkat panjang yang digunakan dalam menari gantar berfungsi untuk
Lihat Foto

budi.kemdikbud.go.id

Ilustrasi tari Gantar

KOMPAS.com - Tari Gantar merupakan ungkapan perilaku dan proses dari kesuburan tanaman padi.

Hal tersebut dapat dilihat dari cara gerak tari Gantar yang saling berkaitan antara satu gerak dengan gerak yang lain.

Simbol tersebut menjadi luas karena adanya aspek pendukung, seperti pola gerak, pola lantai, penari, serta properti yang digunakan.

Dalam situs resmi Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Kartanegara, tari Gantar menjadi bagian dari upacara adat, yaitu Nguku Tahun.

Bagi Suku Dayak Benua, tarian ini memiliki kedudukan yang penting karena berhubungan dengan kesuburan dan sarana upacara Nguku Tanu.

Baca juga: Contoh Tari Kreasi Berpasangan

Tari Gantar berasal dari Kalimantan Timur, tepatnya sebagai tarian pergaulan antara muda mudi yang berasal dari Suku Dayak Benuaq dan Tunjung di Kabupaten Kutai Barat.

Tarian tersebut melambangkan kegembiraan dan keramahan suku Dayak dalam menyambut tamu, baik sebagai wisatawan, investor, atau para tamu yang dihormati.

Di mana tamu-tamu yang datang diajak untuk ikut menari bersama penari.

Kategori tari Gantar

Dirangkum dalam Ensiklopedia Musik dan Tari Daerah di Kalimantan Timur (1978), tarian Gantar bisa dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

Dalam tari Gantar Rayatan alat yang digunakan hanya satu, yaitu kayu yang panjang. Pada ujung tongkat diikatkan tengkorak manusia yang dibungkus dengan kain merah dan dihiasi dengan Ibus. Kemudian penari berkeliling sambil menyanyi, dipinggang penari terikat mandau.

Baca juga: Tari Lengger Lanang, Tarian Tradisional Banyumas

Tarian ini membawa sepotong bambu yang diisi dengan biji-bijian yang dipegang tangan sebelah kanan sedangkan kiri dalam keadaan tangan kosong.

Ketika menari, tangan kosong melambai-lambai sesuai irama, dan bambu juga digerakkan sehingga keluar bunyi gemerincing. Jumlah bambu atau gantar sesuai dengan jumlah penarinya.

Dalam tarian ini penari menggunakan dua peralatan,. yaitu senak ata tongkat yang dipegang pada tangan kiri dan kusak (bambu) berisi biji-bijian di tangan kanan.

Unsur gerak tari Gantar

Unsur-unsur gerakan pada tari Gantar yaitu:

  1. Gerakan tangan memegang Kusak (tongkat kayu)
  2. Gerakan tangan memegang Senak (bambu yang berisi biji-bijian)
  3. Gerakan kaki dan gerakan berjalan, menggambarkan cara menutup lubang tanah yang sudah diberi biji-bijian atau benih padi.
  4. Posisi badan seperti menaburkan biji-bijian di ladang

Properti tari gantar

Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, berikut beberapa properti untuk tari Gantar:

Pakaian tari Gantar disebut dengan Ulap Doyo, kain tenun asli suku Dayak Beuaq yang diambil dari serat Doyo. Jika tidak ada kain tersebut, bisa diganti dengan kebaya panjang atau setengah lengan yang terbuat dari kain tenun.

Baca juga: Tari Lenggo, Tarian Klasik NTB

Para penari menghiasi kepalanya dengan labung yang diikatkan di kepala yang biasanya berwarna merah. Seringkali juga ditambahkan seraung, berupa topi lebar yang diikatkan bersama labung.

Tongkat kayu ini menjadiproperti khas dari tarian Gantar, karena dalam masyarakat Kalimantan kayu disebut gantar.

Di ujung tongkat tersebut digantungi sebuah tengkorak manusia yang dulunya adalah musuh dalam peperangan.

Untuk beberapa jenis tarian Gantar ada yang menggunakan bambu sebagai propertinya. Bambu tersebut diberi rongga dengan panjang sekitar 50 sentimeter.

Kemudian rongga-rongga tersebut dimasuki biji-bijian seperti kacang-kacangan, beras, dan lainnya. Sehingga ketika di gerakkan, bambu tersebut akan menimbulkan suara khas tarian Gantar.

Baca juga: Tari Serimpi, Tarian Klasik Yogyakarta

Makna tari Gantar

Tari Gantar hanya ditarikan pada saat upacara tanam padi saja. Dalam perkembangannya tari Gantar dilakukan juga untuk menyambut tamu-tamu yang datang ke Kalimantan Timur.

Tongkat panjang yang digunakan dalam tari Gantar bermakan sebagai kayu yang digunakan untuk melubangi tanah pertanian dan bambu pendek sebagai tabung benih padi yang siap ditaburkan pada lubang tersebut.

Muda-mudi secara suka cita menarikan tari dengan harapan panen akan berlimpah. Tari ini dilakukan bergantian natara masyarakat Suku Dayak Tunjung dan Benuaq.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tongkat panjang yang digunakan dalam menari gantar berfungsi untuk

Tari Gantar merupakan tarian kegembiraan muda mudi Suku Dayak menyambut musim bercocok tanam/Tangkap Layar YouTube Borneo Studio /

PORTAL PEKALONGAN-  Tari Gantar merupakan tarian yang menggambarkan kegiatan muda mudi Suku Dayak Benua dan Tunjung di Kabupaten Kutai Barat. 

Tari Gantar merupakan tari tradisional yang dilakukan secara berkelompok dengan gerakan penuh suka cita menyambut musim tanam padi kemudian berkembang menjadi acara menyambut tamu, baik sebagai wisatawan, investor atau para tamu yang dihormati.

Meski menurut cerita sejarahnya Tari Gantar biasanya ada pada saat upacara adat tertentu. 

Sebagai tarian yang menggambarkan kegiatan menanam padi maka properti yang digunakan adalah sebuah tongkat panjang kurang lebih 60 cm dan ujungnya dihiasi rumbai-rumbai. 

Baca Juga: Profil Indonesia Sebagai Salah Satu Negara Pendiri ASEAN: Kondisi Geografis, Sosial, Budaya, Ekonomi, Politik

Tongkat panjang yang digunakan dalam menari berfungsi untuk melubangi tanah. Bambu yang pendek digunakan untuk menaburkan benih padi pada lubangannya. Pola gerak hentakan kaki menggambarkan cara menutup lubang pada tanah yang telah ditaburi benih padi. 

Ciri Umum Gerakan Dasar Tari Gantar 

Berikut adalah unsur-unsur gerakan tari Gantar. 

RADAR JEMBER= Your AIRA G Tal abz Hj. Siti Maimunah Salwa Arifin Bunda Paud Bondowoso Juking 2lah KITO BONDOWOSO HIMPAUDI BONDOWOSO Jawa Pos Ja D LaRi … sso Alfamert Ba KOMIX Herbals kids SHARP SEKOLAH Drs. K. H. Salwa Arifin Bupati Bondowoso 7:7/10​

1 .Tentukan ide yang mendasari pembuatan karya seni guci 2 .Tentukan bahan pembuatan gucitolong dong jawab....​

apakah tari modern×tradisional sama deng wonderland? apakah tari wonderland indonesia sama dengan tari modern×tradisional? (maksudnya tari modern×trad … isional itu namanya wonderland?)​

Alat musik tersebut dimainkan dengan cara ....​

bantuin, ngsl report

tuliskan interval/jarak nada : do-re-mi-fa-sol-la-si-dojawab pls​

5. Berikan contoh nada-nada yang berjarak 1 nada! Jawab: ada yg tau nggak​

4. Jelaskan yang dimaksud interval nada kuint! Jawab: ada yg tau nggak​

3. Berikan contoh interval dari nada satu ke nada keempat di atasnya! Jawab: ada yg tau nggak​

2. Jelaskan yang dimaksud interval nada terts! Berikan contohnya! Jawab:​

Tari Gantar merupakan jenis tarian pergaulan antara muda mudi yang berasal dari Suku Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Tarian ini melambangkan kegembiraan dan juga keramah-tamahan suku Dayak dalam menyambut tamu yang datang berkunjung, baik sebagai wisatawan, investor, atau para tamu yang dihormati. Tamu-tamu bahkan diajak ikut menari bersama para penari.[1]

Tongkat panjang yang digunakan dalam menari gantar berfungsi untuk

Tari Gantar Oleh Para Gadis Dayak

Tari Gantar ini dahulunya hanya ditarikan pada saat upacara adat saja, menurut versi cerita yang lain bahwa tari gantar merupakan tarian yang dilaksanakan pada saat upacara pesta tanam padi.[2] Properti tari sebuah tongkat panjang tersebut adalah kayu yang digunakan untuk melubangi tanah pertanian dan bambu pendek adalah tabung benih padi yang siap ditaburkan pada lubang tersebut. Gerakan kaki dalam tari ini menggambarkan cara menutup lubang tanah tersebut. Muda-mudi dengan suka cita menarikan tari tersebut dengan harapan panen kelak akan berlimpah ruah hasilnya.[3]

Tari ini biasanya dilakukan bergantian oleh anggota masyarakat Suku Dayak Tunjung dan Benuaq. Versi lain juga beredar dalam masyarakat bahwa dahulunya Tari Gantar adalah merupakan tari sakral yang hanya boleh ditarikan saat para pahlawan pulang dari medan peperangan. Tari ini sebagai penyambut kedatangan mereka dan ditarikan oleh gadis-gadis remaja. Properti tongkat panjang adalah sebuah sumpit dan diberi hiasan kepala atau tengkorak musuh (digantungkan) yang telah dibunuh oleh para pahlawan. Sedangkan bambu kecil merupakan peraga unutk mengimbangi gerak tari.[2] [4]

 

Sumpit Suku Dayak.

Ada suatu mitos yang mengawali lahirnya Tari Gantar.[5] Mitos ini dulunya sangat dipercaya pada masyarakat Dayak Tunjung dan masyarakat Dayak Benuaq. Konon menurut mitos yang berkembang dalam masyarakat Suku Bangsa Dayak Tunjung dan Suku Bangsa Dayak Benuaq bahwa lahirnya Tari Gantar berawal dari cerita di Negeri Dewa Nayu yang diyakini sebagai tempat Dewa Nirwana yang bernama Negeri Oteng Doi. Pada suatu hari terjadi peristiwa didalam keluarga Dewa di Negeri Oteng Doi atau Negeri Dewa Langit. Keluarga tersebut terdiri dari suatu kepala keluarga yang bernama Oling Besi Oling Bayatn. Oling Bayatn mempunyai seorang istri dan dua orang anak putri yang bernama Dewi Ruda dan Dewi Bela. Keluarga tersebut hidup tenteram dan damai di Negeri Oteng Doi. Pada suatu ketika datanglah seorang Dewa yang bernama Dolonong Utak Dolonong Payang, tanpa disangka oleh keluarga Oling Besi. Kedatangan Dolonong Utak tenyata beritikad buruk. Oling Besi dibunuhnya dengan tujuan dapat menikahi istri Oling Besi. Peristiwa tersebut terjadi didepan mata istri dan kedua anak Oling Besi. Karena takutnya istri Oling Besi menerima ajakan Dolonong Utak untuk menikah, namun kedua anaknya menyimpan dendam pada ayah tirinya tersebut.[5]

Hari berganti hari, setelah kedua Putri Oling Besi menginjak remaja mereka berdua berencana untuk membunuh ayah tirinya. Pada suatu hari kedua Dewi tersebut akan melaksanakan niatnya untuk membalas kematian Ayah kandungnya pada Ayah tirinya, saat Ayah tirinya (Dolonong Utak) sedang istirahat di balai-balai rumahnya. Ketika kesempatan itu tiba dibunuhlah dolonong Utak dengan menggunakan Sumpit. Setelah diketahui bahwa Ayah tirinya meninggal kedua putri tersebut senang, keduanya bersuka cita dan mengungkapkannya dengan menari-nari berdua. Dan sebagai musiknya mereka mencari sepotong bambu pendek dan mengisinya dengan biji-bijian. Ungkapan kepuasan membunuh Dolonong Utak itu di lakukan hingga beberapa hari.[5]

Kemudia dari dunia kejadian di alam Dewa tersebut diketahui oleh seorang manusia yang mampu berhubungan dengan alam Dewa yang bernama Kilip. Karena Kilip mengetahui kejadian itu maka Dewi Ruda dan Dewi Bela mendatangi Kilip agar ia tidak menceritakan kejadian ini kepada Dewa-dewa lain di Negeri Oteng Doi. Kilip menyetujui dengan mengajukan satu syarat yaitu Dewi Ruda dan Dewi Bela harus mengajarkan tari yang mereka lakukan saat bersuka cita. Tanpa pikir panjang Dewi Ruda dan Dewi Bela pun mengajarinya. Dari hasil pertemuan tersebut Kilip mendapatkan satu bentuk tarian sakral karena properti tari tersebut berupa tongkat panjang dan sepotong bambu, maka Kilip memberi nama tarian tersebut sebagai Tarian Gantar yang artinya tongkat (yang sebenarnya sebuah sumpit) dan sepotong bambu yang biasa disebut Kusak.[5]

Gerakan Tari Gantar yang sekarang sering kita saksikan merupakan rangkaian gerakan yang mengalami proses penggarapan maupun pemadatan. Gerakan Tari gantar didominasi pada gerakan kaki. Pada awalnya Tari Gantar dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:[1] [6]

Gantar Rayat

Jenis Tari Gantar ini alatnya hanya satu yaitu Gantar (kayu yang panjang), pada ujung tongkat tersebut diikatkan/digantung tengkorak manusia yang dibungkus dengan kain merah dan dihiasi dengan Ibus. Mereka menari berkeliling sambil menyanyi, dipinggang penari terikat mandau. Apabila tidak memegang tongkat, mereka mengelewai (melambaikan tangan sesuai irama).[1] [5]

Gantar Busai

Jenis tari ini hanya membawa sepotong bambu yang diisi dengan biji-bijian yang dipegang tangan sebelah kanan sedangkan tangan kiri tidak membawa apa-apa (kosong) waktu menari dilambai-lambaikan sesuai irama, sedangkan bambunya berukuran 50cm diberi dua belas gelang agar berbunyi gemerincing jika digerakkan. Jumlah bambu atau gantar tersebut sesuai dengan jumlah penarinya. Mereka menari berkelompok-kelompok, kadang ada yang “Ngloak” (menari sambil saling memupuki dengan pupur basah).[1] [5]

Gantar Senak dan Kusak

Jenis Tari Gantar ini, penarinya menggunakan dua peralatan tari yaitu Senak (tongkat) yang dipegang tangan kiri. Sedangkan Kusak (bambu) yang dipegang tangan kanan, yang berisi biji-bijian supaya nyaring bunyinya. Kusak dipegang tangan kanan dengan telapak tangan telentang dan siku ditekuk. Senak biasanya berukuran satu sampai seperempat meter, sedangkan Kusak dengan 30cm yang diisi dengan biji-bijian dan ujungnya di beri penutup yang disebut dengan Ibus.[1] [5]

 

Artikel bertopik tarian di Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

  1. ^ a b c d e "Tari Gantar". Indonesia Kaya Web. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-20. Diakses tanggal 21 Februari 2015. 
  2. ^ a b P3KD (1977-1978).Ensiklopedia Musik dan Tari Daerah di Kalimantan Timur.Jakarta:Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Pusat. Hal. 13
  3. ^ "Tari Gantar Kaltim". Perpustakaan Digital Kebudayaan Indonesia. Diakses tanggal 21 Februari 2015. 
  4. ^ "Yuk Mengenal Tari Gantar". Griya Wisata. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-20. Diakses tanggal 21 Februari 2015. 
  5. ^ a b c d e f g "Sejarah, Fungsi dan Deskripsi Tari Gantar". Vanie Pick. Diakses tanggal 21 Februari 2015. 
  6. ^ "Tarian Gantar! Tarian Saling Mengenal Muda-Mudi". Berita Baik Indonesia. Diakses tanggal 21 Februari 2015. 

  • Video di YouTube

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tari_Gantar&oldid=18799485"