Tindakan apa yang harus dilakukan pemerintah dalam mengatasi ragam gejala sosial masyarakat Indonesia?

Merdeka.com - Merebaknya virus corona ke beberapa negara menyebabkan banyak terjadi beberapa gejala sosial. Kepanikan sosial melanda di banyak sudut dunia. Salah satu gejala sosial yang melanda beberapa negara akhir-akhir ini adalah panic buying.

Banyak sekali barang-barang di pasaran yang mengalami kelangkaan stok dan lonjakan harga berkali-kali lipat. Seperti halnya yang terjadi di Indonesia beberapa waktu belakangan. Hand sanitizer hingga masker menjadi langka.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan gejala sosial panic buying? Simak penjelasannya di bawah ini.

2 dari 5 halaman

Tindakan apa yang harus dilakukan pemerintah dalam mengatasi ragam gejala sosial masyarakat Indonesia?
REUTERS/Edgar Su


Panic Buying merupakan fenomena di mana masyarakat melakukan penimbunan beberapa barang pada saat terjadi situasi darurat tertentu. Dalam kasus merebaknya virus corona, barang-barang yang menjadi incaran para konsumen adalah handsanitizer dan masker.

Banyak apotek-apotek yang mengalami kelangkaan stok masker. Handsanitizer yang biasanya hanya memiliki kisaran harga di bawah Rp10.000 kini bisa mencapai 3 bahkan 5 kali lipat. Momen ini dimanfaatkan oleh beberapa oknum curang dengan menimbun beberapa barang dan meraup untuk sebanyak-banyaknya.

3 dari 5 halaman

Melansir dari BBC, ada perbedaan antara fenomena persiapan bencana dengan panic buying. Steven Taylor, dosen dan psikolog klinis di University of British Columbia, dan penulis buku The Psychology of Pandemics mengatakan bahwa panic buying didorong oleh ketakutan, dan keinginan untuk berusaha keras memadamkan ketakutan itu, seperti antrian berjam-jam atau membeli jauh lebih banyak dari yang Anda butuhkan. Panic buying menolong orang-orang merasa dapat mengontrol situasi, kata para ahli.

"Dalam keadaan seperti ini, orang-orang merasa perlu melakukan sesuatu yang sebanding dengan apa yang mereka anggap sebagai tingkat krisis," kata Taylor.

Berbeda dengan persiapan bencana, Taylor mengatakan pada kasus angin topan atau banjir, kebanyakan orang berpikir adil tentang barang-barang yang mungkin mereka butuhkan jika terjadi pemadaman listrik atau kekurangan air. Hal ini yang menjadi pijakan perbedaan dari persiapan bencana dengan gejala sosial panic buying.

Masih melansir dari BBC, panic buying juga dapat dikatakan sebagai mekanisme alami yang dilakukan oleh manusia untuk merespon keadaan darurat disekitarnya. Ketika manusia merasa tidak memiliki kontrol atas apa yang terjadi di sekelilingnya, mereka akan berupaya untuk memiliki kendali.

Hal ini sejalan dengan apa yang tengah terjadi sekarang. Merebaknya virus corona di beberapa tempat membuat banyak orang tidak memiliki kendali untuk menghentikan infeksi virus. Oleh karena itu usaha untuk mencegah dengan menggunakan masker dan handsanitizer dirasa lebih dapat mereka kontrol. Hal ini kemudian menjelaskan kenapa jumlah permintaan dua barang tersebut begitu melonjak dan mengalami kelangkaan stok serta kenaikan harga.

Dalam sebuah penelitian di tahun 2010, Owen Kulemeka dari University of Illinois menulis bahwa panik dan perilaku anti sosial bukanlah karakteristik pembelanjaan pra bencana. Helene Joffe, seorang dosen psikologi di University College London mengatakan, "Untuk menghadapi ancaman yang tidak diketahui, orang-orang menggunakan apa yang sudah mereka ketahui tentang ancaman yang tampaknya serupa."

4 dari 5 halaman

1. Pembatasan Jumlah Pembelian

Tindakan apa yang harus dilakukan pemerintah dalam mengatasi ragam gejala sosial masyarakat Indonesia?
REUTERS/Edgar Su

Salah satu dampak terjadinya panic buying adalah penggunaan barang yang tidak tepat sasaran. Banyak konsumen yang sengaja membeli masker dalam jumlah banyak padahal memiliki kondisi tubuh yang sehat. Hal ini kemudian meruygikan mereka yang sakit dan lebih membutuhkan masker saat stok kosong. Melakukan pembatasan pembelian setidaknya dapat mengurangi dapak buruk panic buying ini.

Untuk menghindari barang yang tidak tepat sasaran, pembatasan jumlah beli dapat menjadi metode yang baik. Tidak hanya untuk masker, tetapi juga untuk bahan-bahan pokok maupun kebutuhan lain seperti tisu toilet. Pembatasan jumlah beli membuat setidaknya lebih banyak orang yang dapat memiliki barang tersebut.

5 dari 5 halaman

2. Tindak Tegas Oknum yang Curang

Tindakan apa yang harus dilakukan pemerintah dalam mengatasi ragam gejala sosial masyarakat Indonesia?
REUTERS/Edgar Su

Dalam situasi genting, kadang rasa kemanusiaan tersampingkan karena ketakutan. Ada pula yang justru memanfaatkan momen genting untuk meraup untung yang lebih besar. Perlu adanya langkah tegas untuk memberi efek jera pada oknum-oknum semacam ini.

Presiden Indonesia Joko Widodo saat ini telah mengumumkan bahwa akan menindak tegas oknum-oknum yang menimbun dan memasang harga tinggi untuk sebuah masker. Langkah ini setidaknya telah menjadi sebuah ancaman dan menimbulkan efek jera pada oknum nakal yang menimbun masker.

tirto.id - Gejala sosial adalah fenomena di masyarakat yang menjadi salah satu fokus kajian Sosiologi. Dari segi karakteristiknya, gejala sosial bisa sangat kompleks, dinamis, sekaligus sulit diprediksi.

Berikut penjelasan selengkapnya terkait apa itu gejala sosial, macam, contoh, dan dampaknya dalam kehidupan.

Advertising

Advertising

Pengertian Apa Itu Gejala Sosial

Berdasar definisinya di kajian Sosiologi, pengertian gejala sosial adalah masalah sosial yang dapat memengaruhi dan juga dipengaruhi oleh perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu, gejala sosial juga bisa dimaknai sebagai fenomena sosial, demikian menguti isi buku Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan (2020: 21) terbitan Kemdikbud.

Dengan demikian, beragam gejala sosial dapat menjadi fenomena yang menunjukkan bahwa ada masalah sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Ia bisa disebut fenomena sosial sebab mewujud sebagai gejala dalam kehidupan masyarakat yang dapat diamati.

Dalam rumusan definisi lain, gejala sosial pun dapat diartikan sebagai peristiwa yang sering terjadi di berbagai lapisan masyarakat tradisional maupun modern.

Baca juga:

Gejala sosial bisa muncul akibat 2 jenis penyebab. Pertama, gejala sosial bisa terjadi karena faktor kultural. Faktor tersebut berupa nilai yang lahir dan berkembang di lingkungan suatu masyarakat.

Adapun penyebab gejala sosial yang kedua adalah faktor struktural. Faktor ini merupakan keadaan yang memengaruhi stuktur sosial yang terbentuk oleh pola tertentu. Faktor struktural dapat dilihat dari pola hubungan antarindividu dan kelompok dalam masyarakat.

Macam-macam Gejala Sosial

Gejala sosial yang menandakan sedang terjadi masalah sosial bisa muncul akibat perubahan dalam masyarakat. Fenomena perubahan sosial itu tidak bisa dihindari meski dampaknya masih mungkin untuk diantisipasi. Di sisi lain, dampak perubahan sosial mungkin negatif, tetapi dapat pula positif.

Contoh gejala sosial di masyarakat Indonesia yang selama ini terjadi adalah kemiskinan, masalah kenakalan remaja, problem kepadatan penduduk dan lain sebagainya.

Baca juga:

Dikutip dari buku Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan oleh Kemendikbud (2020), pengertian gejala sosial menurut kajian sosiologi, yaitu masalah sosial yang dapat memengaruhi dan juga dipengaruhi oleh perilaku manusia dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, gejala sosial juga dapat dimaknai sebagai fenomena sosial.

Gejala sosial yang terjadi dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat merupakan akibat dari adanya faktor kultural dan faktor struktural.

Faktor kultural diartikan sebagai faktor yang lahir dan berkembang di dalam lingkungan suatu masyarakat. Sedangkan, faktor struktural disebut sebagai faktor yang terbentuk dari pola-pola tertentu seperti hubungan antarindividu dengan kelompok dalam kehidupan masyarakat. Dalam ragamnya, gejala sosial dibedakan menjadi 4 macam aspek. Adapun penjelasan mengenai pengertian ragam gejala sosial yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat sebagai berikut:

1. Gejala sosial di Aspek Ekonomi

Gejala sosial pada aspek ekonomi dapat dilihat dari banyaknya orang yang tidak dapat (mampu) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

2. Gejala Sosial di Aspek Kebudayaan

Indonesia memiliki banyak keragaman budaya pada setiap wilayah kedaulatannya. Namun, dengan adanya ketidaksesuaian pengamalan norma, nilai, dan kepentingan sosial di dalamnya, dapat menyebabkan timbulnya gejala sosial.

3. Gejala Sosial di Aspek Lingkungan Alam

Gejala sosial di aspek lingkungan alam berhubungan dengan keadaan kesehatan masyarakat. Hal tersebut terjadi karena adanya ketidaksesuaian kondisi lingkungan tempat tinggal.

4. Gejala Sosial di Aspek Psikologis

Gejala sosial di aspek psikologi terjadi apabila pola pikir keseharian individu maupun sekelompok orang berseberangan dengan tatanan kehidupan yang berlaku di masyarakat.

Contoh Gejala Sosial dalam Kehidupan Masyarakat

Faktor kultural menyebabkan contoh gejala sosial di dalam masyarakat dikelompokkan menjadi beberapa aspek seperti aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek lingkungan alam, dan aspek psikologis.

Dikutip dari e-Modul Sosiologi Kelas X (2013), contoh beberapa gejala sosial secara umum adalah kemiskinan, kejahatan perang, kewirausahaan, dan persamaan gender. Selain itu, gejala sosial merupakan pemicu dan dampak dari gejala sosial lainnya.

Sementara itu, berikut ini adalah beberapa contoh gejala sosial berdasarkan ragam aspeknya:

1. Gejala Sosial di Aspek Ekonomi

Beberapa contoh gejala sosial di aspek ekonomi di antaranya adalah kemiskinan, kriminaslitas, kesenjangan sosial, pengangguran, dan lainnya.

2. Gejala Sosial di Aspek Kebudayaan

Beberapa contoh gejala sosial di aspek kebudayaan adalah kenakalan remaja, konflik antarsuku, diskriminasi, gender, pernikahan dini, perceraian, ekspolitasi lingkungan, dan lainnya.

3. Gejala Sosial di Aspek Lingkungan Alam

Beberapa contoh gejala sosial di aspek lingkungan alam seperti wabah penyakit menular, munculnya virus penyakit baru, dan makanan beracun.

4. Gejala Sosial di Aspek Psikologis

Beberapa contoh gejala sosial di aspek psikologis di antaranya seperti munculnya penyimpangan ajaran agama, munculnya raja-raja palsu, gerakan separatis anti pemerintah, penyimpangan seksual, dan lainnya.

Baca juga: Ciri-ciri Perubahan Sosial dalam Masyarakat dan Contohnya

Contoh Dampak Gejala Sosial Positif di Masyarakat

Dikutip dari buku Ragam Gejala Sosial (2020) terbitan Kemdikbud, dampak gejala sosial terhadap masyarakat dapat bersifat positif dan negatif. Artinya, dampak gejala sosial tidak selalu buruk ke masyarakat.

Gejala sosial berdampak positif jika masyarakat dapat terbuka dan mengimbangi perubahan sosial yang terjadi. Gejala sosial yang dihadapi dengan cara yang tepat justru akan memberikan banyak manfaat dalam kehidupan masyarakat.

Beberapa contoh dampak gejala sosial yang positif di masyarakat ialah sebagai berikut:

a. Menimbulkan munculnya norma dan nilai yang baru

Gejala sosial yang baru muncul di masyarakat tentunya akan menimbulkan perilaku atau norma baru. Diharapkan dari setiap munculnya norma yang ditimbulkan dari perubahan sosial dapat memberikan efek positif yang sesuai dengan perkembangan zaman.

b. Kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan

Peningkatan perubahan sosial di masyarakat tentunya akan meningkatkan pandangan tentang kesetaraan gender laki-laki maupun perempuan sebagai sesama manusia. Hal tersebut akan mengurangi ketimpangan (judgement) dalam masyarakat terhadap salah satu gender.

Baca juga:

c. Berkembangnya lembaga-lembaga sosial baru

Adanya peningkatan kebutuhan manusia yang semakin kompleks tentunya akan membutuhkan sebuah wadah yaitu lembaga-lembaga sosial baru untuk memenuhinya.

d. Pemerataan pendidikan formal yang semakin merata

Banyaknya permasalahan perubahan sosial yang dapat diatasi akan membuka pemikiran masyarakat tentang pentingnya pendidikan. Masyarakat akan berusaha memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya.

e. Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, industri, dan kesadaran politik

Berkembangnya ilmu pengetahuan akan menjadikan SDM yang terdidik. Hal tersebut akan meningkatkan banyak sektor seperti meningkatkannya ilmu pengetahuan, teknologi, dan industrialisasi. Selain itu, masyarakat akan sadar terhadap pentingnya ikut andil dalam dunia politik.

f. Kebebasan dalam beragama

Kehidupan masyarakat dengan kualitas SDM yang tinggi diharapkan dapat menjadikan kerukunan antarumat beragama.

Contoh Dampak Sosial Negatif di Masyarakat

Sementara dampak gejala sosial yang negatif dapat terjadi ketika individu-individu anggota suatu masyarakat tidak mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi. Akibatnya, gejala sosial lantas memicu berbagai macam perilaku yang menyimpang.

Baca juga:

Beberapa contoh dampak negatif dari gejala sosial adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan angka kriminalitas di tengah masyarakat

b. Terjadi kesenjangan yang jauh antara masyarakat golongan miskin dan kaya

c. Dapat memunculkan kesenjangan antara kelompok yang merujuk kepada perpecahan

d. Banyaknya industrialisasi dan peningkatan penggunaan sumber daya alam dapat menimbulkan dampak buruk berupa kerusakan lingkungan.

Cara Mengatasi Dampak Gejala Sosial

Merujuk penjelasan dalam buku Sosiologi Kelas XI: Masalah dan Eksklusi Sosial (2020), dampak gejala sosial bisa diatasi jika ada kerja sama dari semua lapisan masyarakat, baik individu maupun kelompok. Norma dalam masyarakat dapat dijadikan salah satu pengendali dampak gejala sosial.

Baca juga:

Jadi, dampak negatif masih bisa diantisipasi jika tercipta mekanisme pengendalian sosial. Adapun Pengendalian sosial adalah proses yang dijalankan oleh individu maupun kelompok dengan tujuan mengendalikan perilaku orang-orang di sekitarnya agar sesuai dengan harapan masyarakat.

Beberapa contoh untuk mengatasi dampak sosial di masyarakat sebagai berikut:

1. Mengatasi kenakalan remaja

Mengatasi kenakalann remaja dapat dilakukan dengan menanamkan kesadaran tanggung jawab sosial, hukum untuk anak, dan ketaatan beragama. Selain itu, perlunya dilakukan pendekatan secara pribadi terhadap anak dengan memberikan rasa cinta kasih.

2. Mengatasi kesenjangan sosial

Kesenjangan sosial menjadi masalah utama di masyarakat Indonesia. Kesenjangan sosial terjadi di berbagai bidang mulai dari kehidupan sosial sehari-hari hingga ekonomi dan keadilan hukum.

Mengatasi kesenjangan sosial dapat dilakukan dengan peningkatan infrastruktur di desa, terlebih daerah yang tertinggal, pelayanan pendidikan dan kesehatan yang memadai untuk masyarakat serta bantuan modal dari pemerintah untuk warga miskin.

3. Mengatasi pengangguran

Setiap tahun pengangguran di Indonesia terus meningkat. Hal tersebut berarti bahwa pemerintah harus memberikan solusi yang tepat untuk mengatasinya.

Cara mengurangi laju pengangguran seperti pembukaan lapangan kerja yang banyak, penempatan lapangan kerja sesuai kemampuan, penyuluhan teknologi, dan pengarahan perekonomian kepada masyarakat.

Baca juga:

Baca juga artikel terkait SOSIOLOGI atau tulisan menarik lainnya Syamsul Dwi Maarif
(tirto.id - sym/add)

Penulis: Syamsul Dwi Maarif Editor: Addi M Idhom Kontributor: Syamsul Dwi Maarif