Teknik Perancangan instalasi listrik mempunyai tujuan Utama untuk

Dear sahabat BT senang bisa jumpa lagi. Hari ini Om BT akan sharing tentang fungsi dan jenis gambar dalam Perancangan Instalasi Listrik. Semoga bermanfaat.

Sahabat BT, sebelum kita melakukan instalasi listrik wajib bagi instalatir memegang gambar perancangan instalasi listrik yang akan digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan instalasi.

Selain menguasai persyaratan, perancangan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi, hal yang tidak boleh ditinggalkan oleh seorang instalatir listrik adalah kemampuan membaca gambar instalasi.

Gambar instalasi memegang peranan yang sangat vital dan menentukan dalam suatu perancangan instalasi, karena hanya dengan bantuan gambar, suatu proyek pemasangan instalasi dapat dilaksanakan.  

Tentang gambar, di bangku perkuliahan mahasiswa teknik ada satu mata kuliah yang wajib diselesaikan yakni mata kuliah gambar teknik.

Mata kuliah ini meberikan dasar kepada seluruh mahasiswa teknik untuk memahami sebuah gambar pada dunia keteknikan.

Gambar teknik merupakan perpaduan antara gambar seni dan gambar science yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan beberapa persoalan keteknikan.

Seni dalam hal ini mengenai aspek keindahan bentuknya, sedangkan science menyangkut segi ukuran, kekuatan, ketahanan, bahan, efisiensi, cara mengerjakan dan sebagainya.   

Gambar teknik berfungsi sebagai bahasa tertulis dalam bentuk gambar antara perencana dan pelaksana, sebagai konsekuensinya kedua pihak harus betul-betul memahami dalam arti harus dapat membuat, membaca dan mengoreksi gambar.

Gambar teknik juga mengandung unsur seni, tetapi juga harus memperhatikan aturan-aturan tertentu. Di Indonesia dalam dunia teknik listrik aturan yang ada dan wajib dilaksanakan adalah PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik).     

Dalam suatu perancangan, produk yang dihasilkan adalah gambar dan analisa. Gambar adalah bahasa teknik yang diwujudkan dalam kesepakatan simbol.

Gambar ini dapat berupa gambar sket, gambar perspektif, gambar proyeksi, gambar denah serta gambar situasi.  Gambar denah ruangan atau bangunan rumah (gedung) yang akan dipasang instalasi digambar dengan menggunakan lambang- lambang (simbol-simbol) yang berlaku untuk instalasi listrik.   

Ada beberapa jenis gambar yang harus dikerjakan dalam tahap perancangan suatu proyek pemasangan instalasi listrik penerangan dan tenaga yang baku menurut PUIL 2000.

Rancangan instalasi listrik terdiri dari:  

1. Gambar situasi   

Gambar situasi adalah gambar yang menunjukkan dengan jelas letak bangunan instalasi tersebut akan dipasang dan rencana penyambungannya dengan jaringan listrik PLN.    

Teknik Perancangan instalasi listrik mempunyai tujuan Utama untuk

2. Gambar Instalasi   

Gambar instalasi wajib meliputi:

  • Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas tata letak perlengkapan listrik beserta sarana pelayanannya (kendalinya), seperti titik lampu, saklar, kotak kontak, motor listrik, panel hubung bagi dan lain-lain.
  • Rancangan hubungan peralatan atau pesawat listrik dengan pengendalinya.
  • Gambar hubungan antara bagian-bagian dari rangkaian akhir, serta pemberian tanda yang jelas mengenai setiap peralatan atau pesawat listrik.   

3. Gambar Diagram Garis Tunggal  

Pada gambar diagram garis tunggal ini wajib meliputi:

  • Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal komponennya.
  • Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembaginya.
  • Ukuran dan besar penghantar yang dipakai.
  • Sistem pembumiannya.  

Teknik Perancangan instalasi listrik mempunyai tujuan Utama untuk

4. Gambar Detail   

Pada gambar detail ini wajib meliputi :

  • Perkiraan ukuran fisik dari panel.
  • Cara pemasangan alat listrik.
  • Cara pemasangan kabel.
  • Cara kerja instalasi kontrolnya.

Selain gambar-gambar diatas, dalam merancang atau menggambar instalasi listrik penerangan dan tenaga, juga dilengkapi dengan analisa data perhitungan teknis mengenai susut tegangan, beban terpasang dan kebutuhan beban maksimum, arus hubung singkat dan daya hubung singkat.

Disamping itu masih dilengkapi juga dengan daftar kebutuhan bahan instalasi, dan uraian teknis sebagai pelengkap yang meliputi penjelasan tentang cara pemasangan peralatan/bahan, cara pengujian serta rencana waktu pelaksanaan, rencana anggaran biaya dan lama waktu pengerjaan.

Demikian postingan Om BT tentang fungsi dan jenis gambar dalam Perancangan Instalasi Listrik. Semoga bermanfaat!. [www.blogteknisi.com]

(1)

ii

TEKNIK

PERENCANAAN

INSTALASI LISTRIK. I

Yunus Tjandi

H. Mudassir

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang yang telah dilimpahkan, sehingga buku “Teknik Perencanaan Instalasi Listrik. I ” ini terwujud. Dalam buku ini disajikan materi tentang : Pendahuluan, Teori Dasar Listrik, Rancangan Instalasi Listrik dan syarat-syaratnya, Perhitungan Kebutuhan Beban Listrik, Perhitungan Daya Listrik Yang Terpakai Pada Rumah Sederhana, Sistem Proteksi, Keselamatan kerja, Contoh-contoh Perhitungan soal dan cara-cara penerapannya di industri atau dilapangan, serta lampiran Alat-alat Ukur Yang Digunakan.

Penulis berpendapat bahwa dalam memacu minat mahasiswa untuk mempelajari Teknik Instalasi listrik lebih luas, maka buku ini dapat dijadikan pemenuhan kebutuhan ke arah tersebut, sekaligus dapat mengatasi kekurangan buku referensi tentang Teknik Perancangan Instalasi Listrik.

Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis, sehingga dapat menyelesaikan buku ini. Dalam kesempatan ini secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak pimpinan Universitas Negeri Makassar dan kepada pihak Penerbit UNM yang telah bersedia menerbitkan buku ini.

Penulis menyadari bahwa apa yang dicapai dalam buku ini masih mempunyai kekurangan-kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik membangun dari pembaca.

Makassar, Maret 2009

(3)

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i Daftar Isi ... ii 1. PENDAHULUAN ... 1 1.1. Dasar Perancangan ... 2

1.2. Batasan Gedung Bertingkat ... 2

1.3. Macam Instalasi Pada Gedung Bertingkat ... 5

1.4. Simbol-simbol ………... 6

1.5. Sumber Tenaga Listrik ………... 6

2. TEORI DASAR LISTRIK ………... 7

2.1. Sistem Arus Searah ……….. 7

2.2. Sistem Arus Bolak-Balik ... 9

2.3. Bilangan J ... 12

2.4. Hubungan Arus dan Tegangan ... 12

2.5. Daya Aktif, Daya Reaktif, dan Daya Semu……… 16

2.6. Komponen Jaringan ... 18

2.7. Susut Tegangan (Jatuh Tegangan) ... 18

2.8. Susut Daya ... 20

2.9. Sistem Tiga Fase ... 21

2.10 Perhitungan Hubung Singkat ... 23

3. RANCANGAN INSTALASI LISTRIK ... 25

3.1. Ketentuan Umum Rancangan Instalasi Listrik ... 25

3.2. Isi Rancangan Instalasi Listrik ... 26

3.3. Tujuan Rancangan Instalasi Listrik ... 27

(4)

iii

3.5. Penentuan Berkas Rancangan Instalasi ... 32

3.6. Penentuan Penempatan PHB ... 35

3.7. Penentuan Penempatan Titik Beban Dan Sakelar ... 39

3.8. Pengelompokan Beban ... 44

3.9. Menentukan Sambungan Sirkit Pada Satu Peranti Atau Pada Satu Kotak Kontak (KKB) ... 53

3.10. Menentukan Jumlah Titik Beban Dalam Sirkit Akhir ... 53

3.11. Penentuan Titik Sambung Sirkit Akhir Untuk Pemakaian Khusus . 56

3.12. Penentuan Susunan Sirkit Utama, Sirkit Cabang, Dan Sirkit Akhir. 56

3.13. Pengelompokan Sirkit Beban Pada Perlengkapan Hubung Bagi …. 57

4. PERHITUNGAN KEBUTUHAN BEBAN LISTRIK ………... 57

4.1. Menghitung Kebutuhan Maksimum Beban Pada Sirkit Utama Dan Sirkit Cabang ………... 57

4.2. Perhitungan Kebutuhan Maksimum ……… 62

4.3. Menghitung Kebutuhan Beban Listrik Sirkit Utama Dan Sirkit Cabang Dengan Cara Pengukuran atau Pembatasan ……….. 69

4.4. Menghitung Kebutuhan Maksimum Sirkit Akhir ... 69

4.5. Menghitung Kebutuhan Beban Listrik Dengan Cara Penafsiran … 69

4.6. Penentuan Besarnya Kuat Hantaran Arus Pada Suatu Hantaran … 71

4.7. Penentuan Penghantar ……… 72

4.8. Penentuan Batas Susut Tegangan ……… 76

4.9. Contoh Perhitungan Kebutuhan Maksimum Dan Jumlah Titik Beban Pada Suatu Bangunan ……….. 77

4.10. Contoh Perhitungan Kuat Penerangan Listrik Pada Ruangan- ….. 87 ruangan (Illuminasi)

(5)

iv

5. PERHITUNGAN DAYA LISTRIK YANG TERPAKAI PADA

RUMAH SEDERHANA ………. 91

5.1. Perbedaan antara Daya Kerja (W) Dengan Daya Semu (VA) …. 91

5.2. Perhitungan Usaha (Energi) Listrik……… 93

5.3. Menghitung Rekening Listrik ……….. 94

6. SISTEM PROTEKSI ………. 99

6.1. Menentukan Rancangan Pemilihan Gawai Proteksi ……… 99

6.2. Pengendalian dan Proteksi Sirkit ……….. 99

6.3. Arus Pengenal Gawai Proteksi ………. 103

6.4. Proteksi Sirkit Pada Sistem Pembumian Netral Langsung …….. 104

6.5. Proteksi Sirkit Pada system Pembumian Netral Tidak Langsung . 105

6.6. Gawai Proteksi Arus Lebih Dan Arus Hubung Singkat ... 105

7. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ... 105

7.1. Pendahuluan ... 105

7.2. Sasaran Keselamatan Kerja ... 106

7.3. Penyebab Terjadinya Kecelakaan Oleh Manusia ... 107

7.4. Hasil Penelitian Penyebab Kecelakaan ... 108

7.5. Penyebab Kecelakaan Oleh Faktor Lingkungan... 109

7.6. Mencegah Terjadinya Kecelakaan ... 110

7.7. Pencegahan Kecelakaan Pada Saat Mengoperasikan …………. 111

Alat-alat Listrik Rumah Tangga D A F T A R P U S T A K A ………. 113

(6)

v LAMPIRAN 1.

ALAT UKUR LISTRIK YANG DIGUNAKAN PADA PEKERJAAN

LISTRIK ... 114 LAMPIRAN 2.

PERKAKAS KERJA YANG DIGUNAKAN PADA PEKERJAAN

LISTRIK ... ... . 115 LAMPIRAN 3.1.

LAMBANG GAMBAR UNTUK DIAGRAM SALURAN ARUS KUAT . 123 LAMPIRAN 3.2.

LAMBANG GAMBAR UNTUK DIAGRAM INSTALASI PUSAT

DAN GARDU LISTRIK ... 129 LAMPIRAN 3.3.

LAMBANG GAMBAR UNTUK DIAGRAM INSTALASI

BANGUNAN ... 133 LAMPIRAN 4.1.

LAMBANG HURUF UNTUK INSTRUMEN UKUR ... 140 LAMPIRAN 4.2.

AWALAN PADA SATUAN SI ………. 141 LAMPIRAN 4.3

CONTOH PENGGUNAAN AWALAN PADA SATUAN SI……… 142 LAMPIRAN 4.4

PERKAKAS KERJA KONSTRUKSI JARING DISTIBUSI ………. 143 LAMPIRAN 5.

CONTOH-CONTOH PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK, AC,

(7)

1 1. PENDAHULUAN

Instalasi listrik mempunyai fungsi untuk menyalurkan energi listrik ke titik beban seperti lampu, peranti, perlengkapan, mesin atau motor listrik.

Beban penerangan makin meningkat karena kesadaran akan perlunya tingkat iluminasi yang memadai bagi kenyamanan melihat dan membaca. Selain itu banyak pula dipasang lampu Binding dan lampu meja yang selain harus memberi penerangan yang cukup juga mempunyai fungsi dekoratif. Tangga dan gang di rumah harus mendapat penerangan yang cukup dan mudah dikendalikan oleh sakelar yang ditempatkan secara mudah terjangkau.

Peranti listrik merupakan pemanfaatan yang sangat membantu di dalam rumah tinggal. Pe ranti list rik baru untuk berbagai keperluan makin banyak tersedia di pasaran dan peranti yang lama ditingkatkan kemudahan pengggunaan dan kinerjanya. Berbagai peranti listrik baru digunakan untuk rumah tangga seperti oven pembakaran, oven mikrowave, penarik sari buah (juicer), mesin cuci dan pengering baju, pemanas air, pesawat audio dan video dan mesin penyaman udara. Mesin penyaman udara (AC) makin.banyak digunakan terutama ditempat yang suhunya panas. Untuk itu pengawatan instalasi harus mencukupi untuk menghindari gangguan pemutusan sirkit karena beban lebih.

Untuk melayani berbagai beban listrik itu harus tersedia sejumlah titik lampu dan titik kotak kontak yang memadai agar penggunaan kabel sambung yang berakhir di blok kontak panda sejauh mungkin dihindari. Terinjaknya kabel

(8)

2

sambung ini sehingga lecet merupakan sumber bahaya listrik, karena dapat mengakibatkan terjadi hubung singkat.

Dalam merancang instalasi listrik bagi rumah tinggal terdapat berbagai pemecahan. Karena itu seorang perancang dan pemasang harus memperhatikan beberapa pertimbangan untuk mencapai suatu rancangan yang paling memenuhi persyaratan dari pemilik bangunan atau pemesan tanpa mengabaikan pertimbangan ekonomi.

1.1. Dasar Perancangan

Sebagai dasar perencanaan akan digunakan adalah standar yang berlaku di Indonesia diantaranya :

a. Ketentuan yang ada didalam PUIL 2000 b. Ketentuan Standar Nasional Indonesia

c. Ketentuan pada IEC (International Electrotecnical Commision) standar selama belum ada ketentuan dalam bahasa Indonesia.

d. Ketentuan Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN) yang berkaitan e. Dan lain-lain.

1.2. Batasan Gedung Bertinglcat.

Gedung bertingkat pada tulisan dibawah terbatas untuk gedung bertingkat 4 ke bawah ataupun untuk perumahan, ruko atau perkantoran yang tidak disewakan secara terpisah. Peruntukan gedung bertingkat sangat mempengaruhi bentuk dari bangunan, luas lantai, penyusunan ruangan tetap dan jenis penerangan ataupun intensitas

(9)

3

penerangan yang akhirnya daya yang digunakan pada setiap ruangan/lantai.

Sebagai gambaran ruangan atau penerangan untuk jenis gedung bertingkat ialah sebagai berikut :

a. Gcdung bertingl:at untuk perumahan pribadi.

Gedung bertingkat untuk rumah tinggal pribadi pada hakekatnya instalasinya sarna dengan instalasi rumah tinggal biasa, hanya setiap tingkatnya mempunyai panel hubung bagi (PHB) tersendiri

Lantai dasar umumnya untuk ruang tamu, ruang makan dan beberapa ruang tidur, sedang untuk tingkat berikutnya ialah untuk ruang pribadi, ruang kerja dan ruang tidur dan lain-lain.

b. Gedung bertingkat untuk perumahan susun sederhana.

Dalam hal ini suatu gedung bertingkat terdiri dari beberapa blok dan satu blok mempunyai satu tangga yang digunakan untuk dua atau tiga rumah tinggal. Ditinjau dari instalasi setiap rumah merupakan instalasi rumah sederhana, disamping itu setiap rumah mempunyai kotak APP tersendiri.

Susunan ruangan juga merupakan rumah sederhana dengan ruang tamu, ruang makan, 2 kamar tidur, dapur dan kamar mandi termasuk WC.

Karena rumah ini merupakan rumah susun sederhana maka praktis tidak menggunakan pendingin (AC) ataupun bila ada dengan kapasitas kecil.

(10)

4

Gedung bertingkat untuk Ruko pada dasamya sama dengan rumah tinggal pribadi, hanya disini tingkat pertama untuk berusaha (toko), sedang tingkat 2 untuk stok barang dan tingkat 3 untuk rumah tinggal.

d. Gedung bertingkat untuk Pertokoan atau Supermaket.

Semua terbuka kecuali untuk tingkat paling atas digunakan untuk kantor dari pertokoan. Pada gedung ini lengkap terdapat lift, escalator, sprinkel maupun hidran.

e. Gedung bertingkat untuk kantor.

Pada gedung bertingkat untuk kantor ruangan dapat dibentuk kamar-kamar untuk staf jabatan tertentu dan direktur, serta ruang terbuka untuk karyawan. Hal ini sangat tergantung selera masing-masing kantor.

Pada gedung ini lengkap terdapat lift, sprinkel maupun hidran. f. Gedung bertingkat untuk rumah sakit.

Pada gedung bertingkat untuk rumah sakit ruangan-ruangan untuk setiap tingkat sudah terarah, dan ditinjau dari instalasinya juga ada hal-hal yang khusus yaitu terdapat ruang operasi ataupun ICU yang diharapkan sama sekali tidak ada pernutusan tenaga listrik, ataupun jika terjadi pemutusan sangat singkat.

g. Gedung bertingkat untuk perguruan tinggi.

Pada gedung bertingkat untuk perguruan tinggi untuk salah satu fakultas ruangan dapat dibentuk kamar-kamar untuk Dekan, Pudek I sampai 3 staf dosen tetap staf pengajar tidak tetap dan karyawan administrasi, serta ruang kuliah

(11)

5

yang besar, sedang dan kesil dan ruang rapat dosen yang juga dimanfaatkan untuk ujian sarjana.

1.3. Macam Instalasi Pada Gedung Bertingkat

Macam instalasi untuk gedung bertingkat 1sampai dengan 4, yang diperuntukkan untuk rumah tinggal, praktis hanya instalasi listrik dan instalasi telepon.

Sedang instalasi gedung bertingkat untuk kantor mernpunyai beberapa jenis instalasi yaitu :

a. Instalasi sistem panggilan/informasi, tata suara (paging system) b. Sistem instalasi alarm

c. Sistem instalasi telpon d. Instalasi penerangan

e. Sistem tenaga, terbatas instalasi pendingin (AC) pada saat ini umumnya bukan merupakan AC sentral tetapi merupakan AC split (terpisah).

f. Instalasi penangkal petir

Didalam pembahasan dibawah dititik beratkan pada instalasi tenaga dan penerangan. Pada gedung bertingkat sederhana umumnya tidak menggunakan :

a. Instalasi sistem panggilan/informasi, tata suara (paging system) panggilan kendaraan.

b. Sistem instalasi antena Parabola / TV (khusus untuk hotel) c. Instalasi B.A.S (Building Automation System)

(12)

6 - Instalasi air bersih dan air kotor - Instalasi pengolah air limbah - Instalasi spinkler

- Instalasi hidrant

- Instalasi air dingin untuk penyejuk udara, instalasi pendingin udara (AC)

- Instalasi lift

e. Instalasi untuk pengamanan (security) menggunakan TV. 1.4. Simbol-simbol

Simbol-simbol, yang meliputi lambang huruf untuk instrumen ukur, lambang diagram untuk saluran, instalasi pusat dan gardu listrik, arus kuat, instalasi bangunan serta nomenklatur kabel yang digunakan mengacu pada PUIL 2000.

1.5. Sumber Tenaga Listrik

Sumber tenaga listrik ialah dari PLN dan dari jaringan tegangan rendah yang secara umum dapat menggunakan pembangkit cadangan (Genset).

(13)

7 2. TEORI DASAR LISTRIK

Pada sistem tenaga listrik dikenal 2 sistem yaitu : - Sistem arus searah disingkat d.c (direct current)

- Sistem arus bolak batik disingkat a.c (alternating current)

2.1. Sistem Arus Searah

Sistem arus searah artinya tegangan ataupun arus tidak berubah-ubah dalam arah positif dan negatif seperti pada Gbr.l .

Gbr. l. Tegangan dan Arus vs Waktu

Sistem arus searah dapat dibangkitkan dengan generator arus searah, baterai atau dari arus bolakbalik disearahkan dengan penyearah.

Komponen beban yang ada hanyalah resistans ( R) saja

Penggunaan untuk traksi , sistem kontrol dan sistem penguatan pada generator arus bolak-balik. Dalam hal ini dikenal polaritas + (positif) dan - (negatif), lihat Gbr.2

(14)

8

Gbr. 2. Polaritas + dan - pada a.s.

Arah arus dari polaritas + menuju ke polaritas -, baterai sebagai sumber dan resistans sebagai beban Rumus yang terkenal ialah hukum Ohm : V = I x R

Dan untuk daya : P= V X I= Iz R

Tegangan jatuh pada penghantar ΔV = I x R saluran dimana :

V = Tegangan listrik I = Arus listrik

R = Tahanan/hambatan listrik ΔV= Jatuh tegangan listrik

Rangkaian pada arus scarah ialah Seri atau Paralel atau kombinasinya

(15)

9

Gbr. 3. Rangkaian seri pada resistans.

Paralel 1/RP = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 ... +1/Rn . (Gbr.4) dimana : 1/Rp = besarnya nilai R parallel.

Gbr. 4. Rangkaian paralel pada resistans.

2.2. Sistem Arus Bolak-Balik.

Pada sistem arus bolak-balik tegangan ataupun arus berubah-ubah dalam arah positif dan negatif dan umumnya dalam bentuk sinusoidal, hal ini dapat dilihat

(16)

10

pada Gbr.5.berikut. Adapun frekuensinya 50 Hz, yang artinya tegangan atau arus tesebut berubah-ubah 50 perioda selama satu detik, sehingga 1 gelombang (360

o

) diperlukan waktu 20 mdetik Dalam hal ini mulai naik dan turun dari referensi dari gelombang tegangan dan arus dapat bersama-sama yang lazim dikatakan sefase atau faktor dayanya 1 (cos  ) , power faktor (p.f) arus tertinggal terhadap tegangan disebut terbelakang (lagging), atau mendahului (leading) lihat Gbr. 5.

• Nilai puncak

Nilai puncak adalah nilai teringgi dari gelombang tegangan Vp atau arus IP tersebut, seperti terlihat pada Gbr.5

• Nilai rata-rata

Nilai rata-rata ialah nilai rata-rata dart gelombang arus atau tegangan diambil dart setengah perioda, dan nilainya 2/.IP (Vp) = 0,637 IP (VP )

• Nilai efektif

Daya yang dipakai kalau arus bola-balik I mengalir pada suatu resistans R , dan diambil harga rata-ratanya melalui satu periode adalah sama dengan daya yang dipakai pada arus searah sebesar I pada resistans R dengan waktu yang sama, maka arus bolak-balik tersebut didefinisikan sebagai arus efektif yang ditulis sebai I. Nilainya sama dengan Arus Puncak dibagi akar dua atau I/ 2 . Dalam keadaan sehari-hari arus atau tegangan ataupun yang ditunjukkan oleh meter ialah nilai efektif.

(17)

11

Gbr.5. Tegangan dan Arus sebagai fungsi Waktu

Sistem arus bolak-balik dapat dibangkitkan dengan generator sinkron (a.c), arus searah diubah menjadi bolak-balik dengan bantuan inverter. Pada gedung bertingkat untuk keperluan peralatan yang tidak boleh padam sekejappun, untuk menjaga saat listrik dari PLN padam sebelum generator cadangan berputar digunakani UPS (Uninterup Power Supply).

Penggunaan sistem arus bolak-balik sangat luas, hal ini karena sangat mudah mengubah tegangan dari satu level ke level lainnya yaitu dengan menggunakan transformator. Dengan mudahnya mengubah level tegangan tersebut maka susut daya (rugi daya) dan susut tegangan (jatuh tegangan) dapat dikontrol.

Komponen beban yang ada pada a.c yaitu : - resistans R (ohm) ,

(18)

12

- kapasitans Xo = 1/j2 f C (ohm) dimana C kapasitor (Farad) - impedans Z = R+ jXL - jXC

2.3. Bilangan j.

Pada matematik j merupakan bilangan khayal yang nilainya ~-I, dalam ilmu listrik j merupakan operator artinya kalau suatu vektor dalam koordinat kartesian di kalikan dengan j, artinya vektor tersebut diputar 90° .

Untuk lebih jelasnya hal ini dapat dilihat pada Gbr. 6 berikut.

Gambar 6. Bilangan J

2.4. Hubungan Arus dan Tegangan

Hubungan arus dan tegangan pada arus bolak balik, yaitu arus sefase dengan -j

(19)

13

tegangan (lihat gbr.7) arus terbelakang terhadap tegangan Gbr. 9 dan arus mendahului tegangan Gbr. 8.

(20)

14

Hubungan tegangan dan arus yang melalui resistans, reaktans, kapasitans dan impedans dijabarkan dengan Hukum Ohm.

Resistans murni Gbr. 10

(21)

15 Reaktans murni Gbr. 11

Gambar 11. Hubungan arus dan tegangan pada beban reaktans murni Dalam hal ini arus diputar dengan arah -j ( 90o arah jarum jam).

Kapasitor murni Gbr.12

Gambar 12. Hubungan arus dan tegangan pada beban kapasitif murni VjωC

(22)

16 Impedans Gbr.13

Gambar 13. Hubungan arus dan tegangan pada beban Impedans

Bila bebannya kombinasi resistans dan reaktans akan tertinggal (lagging) terhadap tegangan, dan jika bebannya resistans dan kapasitor arusnya mendahului (leading) tegangannya.

2.5. Daya aktif, Daya reaktif dan Daya semu

Pada system arus bolak balik dikenal 3 macam daya yaitu daya aktif, daya reaktif, dan daya semu.

Daya aktif (P) = V I cos  Daya reaktif (Q) = V I sin 

Daya semu (S)2 = (V I cos  )2 + (V I sin  )2 S = { (V I cos  )2+ (V I sin  )2

} = V I (cos  )2 + ( sin  )2 = V I

(23)

17

Daya aktif, dan daya reaktif dapat dilihat pada gambar 14 berikut.

Gambar. 14. Tegangan, Arus, Arus komponen resistif I cos  , arus komponen reaktif I sin  , dan hubungan daya aktif, reaktif dan daya semu.

Dari persamaan diatas akan ditinjau daya aktif dan reaktif pada Resistans murni, Reaktans murni dan kapasitor murni dan impedans

Resistans murni

Pada resistans murni arus sefase dengan tegangan, atau sudut antara arus dan tegangan adalah nol, sehingga daya :

P = V I cos 0 = V I = I R I = I2R Q = V I sin 0 = 0

Induktor murni

Pada reaktans murni arus terbelakang 90° terhadap tegangan, atau sudut antara arus dan tegangan adalah 90°, sehingga daya :

P = V I cos 90° = 0 Q = VI sin 90° = V I

(24)

18 Kapasitor murni

Pada kapasitif murni arus mendahului 900 terhadap tegangan, atau sudut antara arus

dan tegangan adalah 90°, sehingga : P = V I cos 90° = 0

Q= V I sin 90° = V I = IXC I = IZ X C

.

Impedans

Pada reaktans murni arus terbelakang atau mendahului dengan sudut  terhadap tegangan, atau sudut antara arus dan tegangan dengan sudut  , sehlngga daya :

P = V I c o s = (IZ) I (R/Z) =I2R Q = V I s i n = ( I Z ) I ( X / Z ) = I2X

Disini dapat dilihat bahwa yang menyerap daya aktif ialah resistans saja, sedang yang menyerap daya reaktif ialah Induktor atau kapasitor.

2.6. Komponen Jaringan.

Komponen jaringan pada sistem tenaga listrik mengandung resistans ( R) dan reaktans ( XL) dan Capasitor (C) terhadap bumi.

2.7. Susut Tegangan (Jatuh Tegangan)

Pada rangkaian tertutup jika terdapat tegangan akan mengalir arus, dan karena terdapat arus yang mengalir maka akan terjadi jatuh tegangan pada

(25)

19 saluran tersebut.

Jatuh tegangan : V = VK - VT

dirnana :

Vk = nilai mutlak tegangan ujung kirim Vt = nilai mutlak tegangan ujung terima

Gambar 15. Jatuh Tegangan

Gambar 15 A. ialah jaringan tenaga listrik, Gambar 15 B. rangkaian pengganti dari jaringan tenaga listrik dan Gambar 15 C. ialah vector diagram tegangan dan arus yang melewati jaringan.

(26)

20 maka tegangan kirim VK sama dengan oc.

Dimana :

 VR = I RL ialah jatuh tegangan pada RL  VX = I XL ialah jatuh tegangan pada XL

Dari diagram vector

a b = I RL cos  dan b c = = I XL sin  Dengan demikian susut / jatuh tegangan :

 V = VK - VT = oc - VT = I RL cos  + I XL sin 

2.8. Susut Daya

Seperti pada point 2.5 yang menyerap daya hanyalah resistansi R, sehingga yang menimbulkan rugi daya ialah I2R. Untuk mengurangi susut daya tersebut dapat diperkecil arus yang mengalir harus diperkecil dengan cara menaikkan tegangan, atau memperkecil resistan dengan cara memperbesar penampang konduktor.

Sesuai dengan point 2.4 bila bebannya sangat Induktif arus yang mengalir pada daya tertentu akan besar, untuk itu arus yang mengalir pada jaringan diperkecil dengan memasang Kapasitor, yang lazim disebut kompensasi.

(27)

21 2.9. Sistem Tiga Fase

Pada system tiga fase yang sering digunakan pada jaringan listrik, yaitu fase R, S, dan T berbeda fase 120 derajat (lihat Gbr.16). Urutan nama dari fase tersebut searah dengan putaran jarum jam.

Gambar 16. Sistem Tiga Fase

Series 1 ialah VR(IR), series 2 ialah VS (IS), dan series 3 ialah VT (IT) yang

masing-masing berbeda 120o.

(28)

22

Gambar 17. Vektor diagram sistem tiga fasa

Jaringan sistem 3 fase seperti Gambar 18 berikut.

(29)

23 Hubungan tegangan fase dan tegangan antar fase

Tegangan antar fase (VRS, VST, VTR) = Akar 3 tegangan fase (V

R , VS,

VT)

Daya pada sistem 3 fase secara umum P = 3 V I cos 

Q = 3 V I sin  P = 3 V I

2.10.Perhitungan Hubung Singkat

Untuk memberikan gambaran perhitungan hubung singkat yang sederhana ialah pada arus searah dengan sumber baterai seperti pada gambar 19 berikut.

Gambar 19. Jaringan arus searah

Gambar 20. merupakan rangkaian pengganti dari gambar 19, disini ditunjukkan adanya tegangan dalam Ed, tegangan klem Ek1 dan tahanan dalam Rd pada baterai.

(30)

24

Gambar 20. Rangkaian pengganti jaringan d.c

Ek1 merupakan tegangan klem saat saklar S1 dan S2 belum dimasukkan, dan Ek2

saat

S1 dimasukkan tetapi S2 masih terbuka. Beberapa hal yang dapat dilihat : • Ed tidak berubah

• Ek1 sama dengan Ek2 karena tidak ada arus yang mengalir sehingga tidak

terdapat jatuh tegangan .

S2 dimasukkan maka arus akan mengalir di beban R dan akan terjadi hal-hal sebagai berikut :

• Ed tetap nilainya tidak ada jatuh tegangan

(31)

25 pada resistans penghantar RL.

• Ek1 < Ek2 karena ada arus yang mengalir sehingga terdapat jatuh tegangan pada resistans dalam Rd.

• Akan ada arus yang mengalir yaitu :

IB = B L R R Rd Ed + +

Jika terjadi hubung singkat pada penghantar , maka arus hubung singkat yang akan mengalir yaitu : Ihs = L d R R Ed +

Disini terlihat bahwa arus hubung singkat hanya dipengaruhi Ed, Rd, RL, bila

gangguan semakin dekat ke sumber, R semakin kecil sehingga arus hubung singkat semakin besar.

3. RANCANGAN INSTALASI LISTRIK

3.1. Ketentuan Umum Rancangan Instalasi Listrik

Rancangan instalasi listrik yang diperlukan baik untuk penerangan, daya, kendali, sinyal, dan lain-lain ditentukan oleh :

a. Lokasi titik kebutuhan b. Beban tersambung instalasi c. Kebutuhan listrik

(32)

26

d. Persyaratan teknis sistem proteksi, kendali, penghantar

e. Persyaratan lingkungan (sosial, iklim, peraturan-peraturan daerah, dll) 3.2. Isi Rancangan Instalasi Listrik

Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknik yang di gunakan sebagai pedoman untuk pelaksanaan pembangunan suatu instalasi listrik berupa :

a. Gambar situasi, menunjukkan : • Letak gedung/lahan • Situasi gedung/lahan

b. Gambar instalasi/jaringan yang meliputi :

• Rancangan tata letak perlengkapan instalasi listrik • Rancangan gawai kendali

• Gambar rangkaian sirkit utama, sirkit cabang dan sirkit akhir. • Tanda gambar

c. Diagram garis tunggal • Diagram PHB lengkap

• Data beban terpasang dan jenisnya • Sistem pembumian

• Ukuran dan jenis penghantar d. Gambar rinci fisik

(33)

27 • Perlengkapan lain • Cara pemasangan • Cara pengoperasian e. Perhitungan Teknis • Susut tegangan

• Beban terpasang dan beban maksimum

• Arus hubung singkat dan daya hubung singkat • Jenis penghantar dan KHA penghantar

f. Bahan instalasi

• Jumlah dan jenisnya

• Spesifikasi teknis yang disyaratkan g. Uraian teknis

• Ketentuan sistem proteksi • Prosedur pengujian

• Jadwal waktu pelaksanaan h. Perkiraan biaya

3.3. Tujuan Rancangan Instalasi Listrik

Tujuan perancangan suatu instalasi listrik adalah untuk menjamin : a. Keselamatan manusia, mahluk lain dan keamanan harta benda.

(34)

28

3.4. Langkah-langkah Perancangan Instalasi Gedung

Perancangan instalasi listrik untuk bangunan didasarkan atas pengetahuan beban listrik yang harus dipikul, berapa besarnya daya, bagaimana karakteristiknya serta peruntukan beban listrik itu harus dioperasikan.

Jika pengetahuan itu telah dimilikimaka dapat dirancang sirkit akhir yang dapat melayani beban tersebut sesuai kebutuhannya. Beberapa titik beban dilayani oleh satu sirkit akhir dari kotak hubung bagi, sedangkan kotak hubung bagi ini mendapat suplai listriknya dari sirkit cabang atau langsung dari panel hubung bagi utama.

Langkah-langkah di bawah ini dapat membantu dalam pembuatan rancangan yang memenuhi kebutuhan pemakai instalasi.

Langkah ke- 1.

Dapatkan suatu gambar denah dari bangunan atau pelataran dan catat di mana beban akan ditempatkan dan besarnya beban. Data berikut perlu dimiliki

Beban tersambung. Jumlah daya nominal kontinu dari mesin, peranti, perlengkapan yang disambungkan pada instalasi atau sebagai instalasi dalam VA, kVA, Watt atau kW.

Kebutuhan. Beban listrik pada terminal penerima dipikul rata selama jangka waktu tertentu, dinyatakan dalam VA, kVA, Watt atau kW. Jangka waktu yang sering adalah 15 menit, 30 menit, atau 1 jam.

Kebutuhan maksimum. Kebutuhan yang terbesar yang terjadi dalam jangka waktu tertentu. Untuk rumah biasanya kebutuhan maksimum terdapat di malam hari.

(35)

29

Misalnya : dari kebutuhan yang diukur dalam jangka waktu setiap 15 menit dalam suatu hari maka kebutuhan maksimum dari pukul 20.00 sampai dengan 20.15 adalah yang terbesar.

Kebutuhan kebersamaan. Semua kebutuhan yang terjadi pada waktu yang sama. Beban sikit Cabang. Beban pada suatu sirkit cabang dari suatu instalasi yang berawal dari panel distribusi.

Unit/kepadatan Beban . Data ini dinyatakan dalam kebutuhan suatu jenis beban seperti penerangan dalam VA atau Watt per unit luas. Lihat Tabel 1.1, 1.2, dan 1.3.

Langkah ke- 2.

Tentukan apakah tenaga listrik akan diminta dari perusahaan umum atau dibangkitkan sendiri, apakah untuk sebagian atau seluruh bebn yang sesuai dengan keinginan konsumen dan didukung atas suatu studi ekonomi. Berkaitan dengan keputusan ini ditentukan pula tingkat tegangan. Untuk tegangan rendah 220V fase-1 atau 220/380 V fase-3 dan untuk tegangan 20.000 V fase-3 diperoleh dari perusahaan umum.

Dengan adanya pembangkit sendiri perlu ditentukan pula pola operasinya jika pembangkit sendiri hanya diperlukan untuk melayani sebagian dari kebutuhannya. Jika ada pemikiran untuk dilaksanakannya kerja paralel dengan jaringan perusahaan umum, maka harus diperoleh pengaturan dan persetujuan tentang pertukaran energi antar kedua system. Langkah ke- 3.

(36)

30

untuk dapat menampung perkembangan di hari depan yang dimasukkan dalam perancangan sekarang. Panel pembagi sebaiknya ditempatkan di titik pusat beban yang akan disambungkan padanya.

Langkah ke- 4

Tentukan sistem pengamanan terhadap sentuhan langsung atau tidak langsung (tegangan sentuh). Tentukan sistem proteksi terhadap arus lebih, arus hubung singkat dan terhadap beban lebih. Sistem pembumian dan sistem pengamanan terhadap sambaran petir dan proteksi terhadap tegangan lebih harus dikaji secara terpadu karena yang satu mempengaruhi yang lain.

Langkah ke- 5

Adakan perhitungan susut tegangan dan pengaturan tegangan agar mesin dan perlengkapan listrik dapat beroperasi dengan baik. Perhitungan ini terkait pula dengan perbaikan faktor daya atau pemakaian beban kVar.

Langkah ke- 6

Buat uraian perlengkapan yang diperlukan bagi instalasi listrik. Dalam hal ini faktor keamanan pengoperasian dan penyesuaian terhadap standar telah diperhatikan, termasuk faktor ekonomi. Tentukan bahwa daya dari mesin dan perlengkapan instalasi telah memenuhi kebutuhan dilihat dari kemampuan hantar arusnya sampai ke segi

(37)

31

keamanannya. Uraian ini dilampiri dengan diagram satu garis sehingga pemasok mendapat kejelasan dari apa yang diminta.

Suatu gambar instalasi lengkap perlu dibuat dengan jelas sehingga kontraktor listrik tahu apa yang harus dipasang dan bagaimana tiap mesin dan perlengkapan harus disambung pada fase yang mana. Hal belakangan ini perlu agar penghubungan berbagai beban fase satu itu menjamin tercapainya keseimbangan antara ke tiga fase tiga.

Tabel 1.1.

Beban Penerangan Umum Untuk Jenis Penggunaan [APEI, 2004] Jenis Penggunaan Unit Beban (VA/m2)

Tempat gunting rambut dan tata rias Unit Hunian

Garasi-gudang (took) Apartement

Ruang Gambar

Ruang Baca, Ruang Rapat, Kelas Toko

Dapur

Gang, koridor, tangga Gudang 30 30 5 20 75 30 30 27 5 3

(38)

32 Tabel 1.2.

Beban peranti pada kotak kontak biasa[APEI, 2004] Jenis Penggunaan Unit Beban Rata-rata (VA/m2) Warung kopi Ruang gambar Ruang kebugaran Sekolah kecil 1 – 3 4 – 10 1 – 2 3 - 15

3.5. Penentuan Berkas Rancangan Instalasi

Untuk rancangan instalasi listrik merupakan pegangan dan pedoman untuk dilaksanakannya pemasangan suatu titik instalasi listrik [PUIL 2000].

Rancangan harus dibuat jelas, serta mudah dibaca dan difahami oleh pelaksana di lapangan. Karena itu gambar rancangan harus memenuhi ketentuan dan standar yang berlaku.

Selain itu uraian dan syarat pekerjaan yang ditetapkan oleh pemesan/konsultan harus diperhatikan. Hal ini menyangkut mutu pekerjaan dan material yang dipersyaratkan, jadwal pengerjaan dalam koordinasi dengan pekerjaan sipil dan mekanik pada bangunan yang dikerjakan [PUIL 2000]

Berkas rancangan instalasi listrik terdiri atas :

1). Gambar situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau gedung tempat instalasi tersebut akan dipasang dan rencana penyambungannya dengan sumber tenaga listrik.

(39)

33

a. Rencana tata letak yang menunjukkan dengan jelas tata letak perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar motor listrik, PHB dan lain-lain.

b. Rencana hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendaliannya seperti hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan gawai pengatur kecepatannya, yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau cabang sirkit akhir.

c. Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam butir b. dan PHB yang bersangkutan, ataupun pemberian tanda (keterangan yang jelas) mengenai hubungan tersebut.

d. Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik. 3). Diagram garis tunggal, yang meliputi :

a. Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal komponennya.

b. Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembagiannya.

c. Sistem pembumian dengan mengacu kepada PUIL 2000. d. Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai.

4). Gambar rinci yang meliputi : a. Perkiraan ukuran fisik PHB

(40)

34 b. Cara pemasangan perlengkapan listrik c. Cara pemakaian kabel

d. Cara kerja instalasi kendali Catatan :

Gambar rinci dapat juga diganti dan atau dilengkapi dengan keterangan atau uraian.

5). Bila dianggap perlu diberikan pula perhitungan teknis, yang meliputi antara lain : a. Susut tegangan

b. Perbaikan faktor daya

c. Beban terpasang dan kebutuhan maksimum d. Arus hubung singkat dan daya hubung singkat e. Tingkat penerangan

6). Tabel bahan instalasi, yang meliputi :

a. Jumlah dan jenis kabel, penghantar dan perlengkapan b. Jumlah dan jenis perlengkapan bantu

c. Jumlah dan jenis PHB

d. Jumlah dan jenis luminer lampu 7). Uraian teknis, yaitu meliputi :

a. Ketentuan tentang sistem proteksi dengan mengacu kepada PUIL 2000. b. Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara

(41)

35 c. Cara pengujian

d. Jadwal waktu pelaksanaan 8). Perkiraan biaya

3.6. Penentuan Penempatan PHB 3.6.1. Lokasi PHB Utama

Lokasi dari PHB utama dijelaskan sebagai berikut :

a. Umum PHB utama atau panel untuk kendali jarak jauh dari sakelar utama harus ditempatkan tidak lebih jauh dari satu tingkat di atas atau di bawah jalan masuk gedung dan harus dapat dicapai dengan mudah dari jalan masuk. Ketentuan ini tidak berlaku pada instalasi rumah.

b. Dalam instalasi ganda, PHB utama tidak boleh ditempatkan di instalasi rumah. Lokasi PHB utama ditunjukkan sebagai berikut :

Pemberian tanda pinta atau selungkup.

Bila suatu PHB uatama terletak di dalam kamar atau selungkup, setiap pintu yang diperlukan untuk masuk bagi personil harus diberi tanda dengan jelas dan permanent yang menunjukkan ruangan atau kamar tempat PHB utama terletak.

Ketentuan ini tidak berlaku bagi PHB utama dalam suatu instalasi rumah tunggal. Ketentuan mengenai lokasi bagi PHB adalah sebagai berikut :

a. Tingkat di atas tanah, lantai atau platform

(42)

36

Suatu PHB yang dipasang pada ketinggian kurang dari 1,2 m di atas tanah, lantai atau panggung harus memenuhi setidak-tidaknya satu dari persyaratan di bawah ini. a. Tertutup sepenuhnya dengan pintu, yang pembuka pintunya tidak kurang dari 1,2

m di atas tanah, lantai atau panggung.

b. Hanya terdiri dari perlengkapan yang bagian aktifnya berada dalam rumah atau kotak pelindungnya dan tidak dapat dicapai tanpa alat atau kunci.

c. Terletak di daerah yang hanya dapat dicapai oleh orang-orang yang berwenang.

2. Instalasi rumah dan instalasi ganda

Suatu PHB tidak boleh dipasang kurang dari 0,9 m di atas tanah, lantai atau panggung pada lokasi berikut :

(a) Instalasi rumah

(b) Instalasi ganda, dimana pencapaian ke sakelar pemisah dari suatu instalasi individu disyaratkan sesuai PUIL 2000.

(c) Berdampingan atau dalam selungkup yang sama seperti pada (b).

b. Di dekat tandom air atau dapur listrik, daerah terlarang bagi pemasangan PHB adalah sebagai berikut :

1. Daerah terlarang. Suatu PHB tidak boleh dipasang di dalam ruang yang dibatasi oleh bidang vertikal.

a. 0,15 m dari tepi peranti pemasak, tungku, pelat panas atau peranti masak sejenis yang magun.

(43)

37

b. 0,15 m dari batas tandom air tempat cuci piring, tempat cuci tangan atau wadah sejenis.

c. 0,15 m dari keliling tandom air suatu kloset untuk buang air, atau tempat buang air kecil, tangki air atau

d. 0,5 m dari keliling tandom air dari tungku pemanas untuk mencuci, bak cuci atau tempat mandi.

Memanjang dari lantai sampai ke langit-langit.

2. Lokasi terbatas. Suatu PHB dapat dipasang di luar ruang yang ditentukan dalam butir (1) akan tetapi dalam batas 2,5 m dari tandom air atau tepi suatu dapur pemasak hanya jika PHB mempunyai, atau dipasang di dalam suatu selungkup yang mempunyai suatu tingkat proteksi yang tinggi.

Persyaratan ini dianggap terpenuhi terhadap kebocoran air jika PHB dipasang dalam lemari yang mempunyai pintu-pintu yang tertutup dengan rapat (kedap air).

a. Dalam lemari penyimpanan. Suatu PHB boleh dipasang di dalam sebagian dari lemari penyimpanan yang dirancang atau dibuat khusus untuk pemasangan PHB asal,

1. PHB ditempatkan di bagian depan dari lemari, 2. PHB dipisahkan dari bagian lain dari lemari, dan

3. PHB disusun sedemikian hingga pencapaian ke PHB tidak dapat terhalang oleh struktur atau isi dari lemari.

(44)

38

b. Di dekat pancuran mandi. Suatu PHB tidak boleh dipasang di dalam ruang yang dibatasi oleh sebidang vertical berjarak 3 m dari pusat mulut pancuran mandi dan memanjang dari lantai ke langit-langit.

c. Di dekat kolam renang, SPA atau sauna. Suatu PHB tidak boleh dipasang di dalam atau di atas daerah kolam renang atau daerah spa atau di dalam sauna. d. Di tangga yang terisolasi dari kebakaran, lorong jalan dan lereng.

Suatu PHB tidak boleh dipasang di dalam tangga yang terisolasi dari kebakaran, lorong jalan lereng, atau sarana sejenis untuk jalan keluar darurat dari gedung. e. Di dekat gulungan selang kebakaran. Suatu PHB tidak boleh dipasang di dalam

lemari yang berisi gulungan selang kebakaran.

3.6.2. Pencapaian PHB

Di sekeliling papan pembagi harus disediakan ruangan yang cukup di segala sisinya supaya orang dapat lewat untuk mengoperasikan dan menyetel semua peralatan dengan aman dan efektif, dan dapat segera keluar dari lingkungan PHB dalam keadaan darurat.

Ruangan tersebut dapat diperoleh dengan menyediakan :

a. Jarak bebas mendatar tidak kurang dari 0,6 m dari sembarang bagian dari PHB atau perlengkapan termasuk pintu penutup PHB, dalam kedudukan normal dalam operasi, pembukaan dan penarikan keluar, dan

(45)

39

lainnya sampai ketinggian 2m, atau suatu jarak yang tidak kurang daripada tinggi PHB, mana yang lebih besar.

3.7. Penentuan Penempatan Titik Beban Dan Sakelar a. Penempatan titik lampu

Tingkat iluminasi yang memadai merupakan unsur dasar bagi rumah tangga modern . Seringkali hasil yang baik diperoleh dengan kombinasi penerangan dari titik lampu yang permanen dan luminer yang tidak dipasang tetap. Penempatan titik lampu menjadi pentiang untuk memperoleh hasil penerangan yang diingini. b. Penempatan titik kotak kontak

Kotak kontak sebaiknya ditempatkan didekat ujung dinding dari pada di tengah untuk menghindari terhalang karena penempatan mebel atau lemari yang besar. Kotak kontak sebaiknya ditempatkan kurang lebih 30 cm di atas lantai dengan dilengkapi penutup atau 30 cm di atas landasan bidang kerja meja.

c. Penempatan sakelar dinding

Sakelar dinding biasanya ditempatkan kurang lebih 120 cm di atas lantai di jalan yang biasa dilalui. Jika harus dilayani dengan membuka pintu terlebih dahulu, maka sakelar dinding ditempatkan di dekat dan di sisi daun pintu yang membuka. Kadang-kadang perlu satu titik penerangan dalam suatu ruangan, dalam gang atau tangga dikendalikan dari lebih satu sakelar maka untuk itu dipasang sejumlah sakelar alih (sakelar hotel) di tiap pintu masuk atau di tiap ujung gang atau tangga.

(46)

40

Rekomendasi penempatan titik beban dan sakelar PINTU MASUK UTAMA

• Titik penerangan

Satu atau lebih titik lampu perlu dipasang untuk menerangi daerah sekitar pintu gerbang utama ke halaman rumah. Satu titik lampu perlu dipasang didepan pintu masuk utama ke rumah, untuk menerangi tangga naik ke rumah dan untuk menerangi muka orang yang berdiri di depan pintu. Untuk mengendalikan lampu tersebut di atas dipasang sakelar di dekat pintu masuk utama di sebelah dalam rumah.

• Titik kotak kontak

Suatu kotak kontak sebaiknya dipasang di dinding luar dekat pintu masuk untuk kemungkinan dipasangnya lampu berdiri portebel jika diperlukan penerangan luar tambahan atau untuk mesin perkakas listrik. Sebaiknya kotak kontak ini dikendalikan dengan sakelar dari dalam rumah.

RUANG KELUARGA • Titik penerangan

Suatu penerangan umum perlu diadakan agar dapat diberikan oleh luminer langit-langit atau luminer dinding. Penerangan tambahan dapat diberikan dengan lampu berdiri atau lampu meja melalui kotak kontak. Sakelar untuk penerangan ditempatkan di dekat pintu masuk kamar tidur.

(47)

41

Kotak kontak ditempatkan di tempat-tempat yang tidak akan terhalang oleh mebel pada dinding bebas. Pada dinding bebas ini ditempatkan kotak kontak, dengan jarak satu sama lain sebaiknya 2 – 2,5 m. Jika sebagai pengganti titik lampu untuk penerangan umum digunakan lampu portabel yang dilengkapi sakelar atau melalui kotak kontak, kotak kontak ini sebaiknya dekendalikan dengan sakelar dinding.

Kotak kontak khusus (KKK) perlu disediakan jika, dipasang penyejuk udara (AC) dinding.

RUANG MAKAN • Titik penerangan

Setiap ruang makan/sarapan pagi harus mempunyai sekurang-kurangnya satu titik penerangan yang dikendalikan dari sakelar dinding. Titik penerangan ini ditempatkan di atas pusat meja dengan memberikan penerangan langsung. • Titik kotak kontak

Dirumah modern sering kali di ruang makan ini ditempatkan meja/lemari pelayanan, lemari es dan penyedia air dingin/panas (dispenser). Di atas lemari pelayanan dapat dipasang pemanggang roti, oven mikrowave, blender, juicer dan sebagainya . Untuk semua itu perlu disediakan kotak kontak secukupnya dan diperhitungkan kemungkinan bekerjanya beberapa peranti tersebut secara bersamaan. Kotak kontak dapat dipasang dengan jarak dekat  1,2 m satu sama lain dan ditempatkan 20 – 30 cm di atas landasan atas lemari belajar.

(48)

42 RUANG TIDUR

• Titik penerangan

Iluminasi umum yang baik penting sekali di ruang tidur. Hal ini biasanya disediakan oleh luminer langit-langit atau luminer dinding yang dipasang di atas atau di kiri kanan cermin, yang dpat berfungsi sebagai penerangan umum. Untuk kemudahan pengendalian di ruang tidur utama sekelompok sakelar dipasang dekat ujung kepala tempat tidur, yang mengendalikan semua lampu di ruang tidur.

• Titik kotak kontak

Kotak kontak ditempatkan di kedua sisi tempat tidur untuk kemudahan. Tambahan kotak kontak disediakan pada dinding yang masih terbuka setiap 2 m satu sama lain. Suatu kotak kontak khusus disediakan untuk disambung pada penyaman udara (AC) yang tergantung dari besarnya ruang tidur berkapasitas 4 3 sampai 1 4 1 PK.

RUANG MANDI DAN TOILET • Titik penerangan

Luminer biasanya dipasang di atas atau kedua sisi cermin atau jika mungkin kena cipratan air sebaiknya dipasang pada plafond.

(49)

43

yang mudah dijangkau jika akan membuka pintu ruang mandi. • Tempat kotak kontak

Satu kotak kontak ditempatkan di dekat cermin, 100 sampai 150 cm di aatas lantai untuk keperluan pengering rambut atau mesin cukur listrik. Lantai ruang-ruang mandi sebaiknya diusahakan selalu kering, kecuali di ruang tertutup pancoran air dan bak rendam.

Pemanas air sebaiknya ditempatkan di luar ruang mandi. Semua kotak kontak untuk dihubungkan dengan perlengkapan listrik di kamar mandi sudah barang tentu harus dilengkapi dengan kontak pengaman dan selain itu sangat direkomendasikan bahwa semua kotak kontak tersebut diamankan dengan GPAS.

RUANG KERJA • Titik Penerangan

Suatu penerangan umum perlu diadakan yang dapat diberikan oleh luminer langit-langit atau luminer dinding. Di atas meja tulis dipasang lampu meja untuk membaca dan menulis yang dikendalikan dengan sakelar. Untuk menerangi mesin tik dan/atau komputer harus tersedia lampu yang sesuai Rak dan lemari buku harus mendapat penerangan tersendiri.

• Titik kotak kontak

(50)

44

peralatan komputer dan mungkin pula mesin fotokopi.

Kotak kontak khusus perlu disediakan untuk penyaman udara.

3.8. Pengelompokan Beban a. Jenis beban

• Jenis beban

Beban yang terdapat dalam rumah dan bangunan beragam sesuai dengan keadaan penghuni dan jenis bangunannya.

Dalam perancangan instalasi ada biknya untuk mengelompokkan beban sebagai berikut :

1. Penerangan : Dalam dan luar

2. Peranti rumah : Untuk memasak, mendinginkan, mengelola makanan, mencuci piring

dan pakaian, dan sebagainya. 3. Peranti kantor : Mesin tik, komputer, fax, dan

sebagainya.

4. Penyaman udara (AC) : Pendingin dan pertukaran udara 5. Sistem Air : Pompa air, pemanas air, penyedot air,

dan sebagainya.

6. Beban khuusus : Perlengkapan teknik rumah seperti mesin bor, gergaji, sugu, mesin

(51)

45

pemelihara kesehatan.

7. Aneka beban : Pesawat audio-visual, motor pembuka pintu sistem otomatik, dan sebagainya. b. Jumlah maksimum titik beban di sirkit akhit

Jumlah maksimum titik beban yang dapat dihubungkan paralel pada suatu sirkit akhir dapat dilihat pada tabel 1.4 dan 1.5 pada haman berikut[PUIL 2000].

Ketentuan ini tidak berlaku untuk sirkit akhir yang menyuplai perlengkapan yang mempunyai nilai nominal dari 20A, atau lebih dari 20A per fase, sirkit akhir yang hanya mempunyai satu titik beban berupa perlengkapan tersebut.

Jumlah titik beban yang dapat dihubungkan pada suatu sirkit akhit tergantung pada nilai nominal gawai proteksi, yang nilai maksimumnya tidak boleh melebihi KHA penghantar sirkit.

c. Sirkit akhir untuk penggunaan tunggal

Sirkit akhir untuk penggunaan tunggal adalah sirkit akhir yang hanya menyuplai {PUIL 2000]. • Titk penerangan • K K B. • K K 10 A. • K K 15 A ; atau • K K 20 A.

(52)

46

Yang harus memenuhi persyaratan dalam Tabel 1.4. Tabel 1.4

Jumlah titik sambung untuk sirkit akhir

Untuk penggunaan tunggal pada instalasi rumah [PUIL 2000].

1 2 3 4 5

Jenis sirkit Diamankan dengan pemutus sirkit atau pengaman lebur

kemampuan tinggi

Diamankan dengan pengaman lebur yang dapat

dikawati kembali Nilai nominal dari gawai pengaman (a) A Jumlah titik sambung maksimum Nilai nominal dari gawai pengaman (a) A Jumlah titik sambung maksimum Titik penerangan (c) 6 ≥10 Tidak terbatas 20 8 12 16 ≥ 20 25 40 Tidak terbatas KKB atau KKK fase tunggal atau fase banyak (b,e) 10A Kondisi A 16 20 25 32 8 8 10 15 16 20 25 4 6 8 Kondisi B (d) 16 20 25 32 15 20 25 35 16 20 25 32 1 2 3 4 KK fase fungsi tunggal atau fase banyak 15A 16 20 25 32 1 2 3 4 16 20 25 32 1 2 3 4

(53)

47

KK fase tunggal atau fase banyak 20A 20 25 32 1 1 2 20 25 32 1 1 2

Catatan untuk tabel 1.4

a). Nilai nominal gawai pengaman sirkit . Persayaratan yang berhubungan dengan

penggunaan gawai pengaman sirkit yang mempunyai nilai nominal yang melebihi angka-angka pada kolom 2 dan 4 dari tabel 1.4, dapat dilihat pada PUIL 2000.

b). Sambungan yang dibatasi

Pada sirkit dengan penampang kurang dari 2,5 mm2, tidak boleh disambungkan KKB atau KKK fase satu 15A atau 20A, demikian halnya tidak boleh menyambung-kan KKB pada sirkit yang diamanmenyambung-kan oleh pemutus tenaga atau pengaman lebur kemampuan tinggi yang mempunyai nilai nominal melebihi 32A atau pada suatu sirkit yang diamankan oleh pengaman lebur semi tertutup yang dapat dikawati kembali yang mempunyai nilai nominal melebihi 25A.

c). Titik penerangan

Suatu luminer dianggap terdiri atas satu atau lebih titik penerangan sesuai dengan jumlah titik di armature itu yang dihubungkan dengan kabel fleksibel ke pengawatan pengguna atau sesuai dengan jumlah bagian yang dikontrolnya. Sambungan penerangan pesta, tanda dan penerangan hiasan tidak boleh dipandang sebagai titik penerangan [PUIL 2000]. Sistem rel penerangan harus dipandang sebagai dua (2) titik per rel.

(54)

48

Suatu peranti yang mempunyai nilai pengenal tidak melebihi 100W yang dihubungkan magum, atau terhubung melalui KK yang terpasang lebih dari 2,3 di atas lantai, dapat dipandang sebagai titik penerangan.

d). Kombinasi ganda

Kombinasi ganda dari KK dalam kondisi B di instalasi rumah dan hunian individual. Untuk menetapkan jumlah titik di kolom 3 dan 5 tabel 1.5 untuk kondisi B, suatu kombinasi ganda dari KKB yang mempunyai satu titik hubung pada perkawatan magun dapat dipandang sebagai satu titik kurang dari pada jumlah KKB dalam kombinasi ganda itu.

e). Sirkit pada instalasi rumah yang padanya tersambung KKB.

Kondisi A : Berlaku jika terdapat hanya satu sirkit di instalasi atau jika kondisi B tidak terpenuhi.

Kondisi B : Berlaku jika terdapat dua atau lebih sirkit di instalasi dan tidak satu sirkit pun menyuplai lebih dari dua pertiga dari jumlah total KKB.

d. Sirkit satu titik beban dan sirkit campuran

Sirkit yang hanya terdiri dari satu titik beban dan sirkit campuran sirkit akhir yang menyuplai :

1. Peranti tunggal yang tersambung permanent

2. KK tunggal untuk penyambung peranti tunggal yang terpasang magun atau pegun, atau ;

(55)

49

3. Gabungan dari peranti yang tersambung magun, titik penerangan atau KK. Untuk sirkit ini harus dipenuhi susunan dalam tabel 1.5. untuk beban campuran dalam instalasi rumah.

Catatan :

Tabel 1.5 digunakan untuk menentukan besar sambungan tiap titik beban dalam ampere pada sirkit dengan nilai yang diberikan di dalam kolom 5 sampai 10. Jumlah titik beban tidak boleh melebihi nilai yang diberikan dalam kolom 4 dan jumlah sambungan dalam ampere tidak boleh melebihi beban maksimum yang diizinkan di kolom 3. Nilai nominal dari gawai pengaman sirkit selanjutnya ditentukan dari nilai yang diberikan dalam baris yang sama dari kolom 1 dan 2. Untuk sirkit akhir yang mempunyai gawai proteksi sirkit dengan nilai pengenal lebih besar dari pada yang tersedia dalam tabel 1.4 dan tabel 1.5 ditetapkan bahwa jumlah titik yang akan disambung tidak dibatasi jumlahnya dengan ketentuan bahwa tidak boleh ada KKB disambungkan pada sirkit akhir yang disuplai melalui[PUIL 2000]:

a. Pemutus sirkit atau pengaman lebur kemampuan tinggi yang nilai nominalnya melebihi 32A, atau

b. Pengaman lebur setengah tertutup yang dapat diperbaharui elemennya yang mempunyai nilai nominal melebihi 25A.

e. Perlengkapan yang saling terkunci

(56)

50

jumlah maksimum yang dapat berada dalam sirkit pada suatu saat. Cataatan untuk tabel 1.5.

1). Nilai pengenal gawai pengaman sirkit Liaht PUIL 2000 [4.4.1.4] tentang persyaratan yang terkait dengan gawai pengaman sirkit dengan nilai pengenal melebihi angka di kolom 1 dan 2 dapat diperjelas pada bagian 4.4.1.4. PUIL 2000.

2). Titik penerangan. Suatu luminer dianggap terdiri atas satu atau lebih titik penerangan sesuai dengan jumlah titik di armature yang dihubungkan kabel fleksibel ke perkawatan pegun, atau sesuai dengan jumlah bagian-bagian yang dikontrol. Sambungan penerangan pesta, tenda dan penerangan hias tidak boleh dipandang sebagai titik penerangan [PUIL 2000].

Suatu peranti yang mempunyai nilai nominal tidak melebihi 100 W yang disambungkan magun, atau tersambung melalui KK yang terpasang lebih dari 2,3 m di atas lantai, dapat dipandang sebagai titik penerangan.

3). KKB kombinasi ganda dengan kondisi B di instalasi rumah dan unit hunian individual. Untuk menetapkan jumlah titik kolom 4 dari Tabel 1.5 untuk kondisi B, suatu KKB kombinasi ganda yang mempunyai satu titik sambung pada perkawatan magun dapat dipandang sebagai satu titik kurang dari pada jumlah KK dalam KKB kombinasi ganda itu.

4). Sirkit pada instalasi rumah yang padanya tersambung KKB

Kondisi A : Berlaku jika terdapat hanya satu sirkit di instalasi atau jika kondisi B tidak dipenuhi.

(57)

51

Kondisi B : Berlaku jika terdapat dua atau lebih sirkit instalasi dan tidak satu sirkitpun menyuplai dari dua pertiga dari jumlah total KKB

5). Peranti magun atau pegun. Peranti magun atau pegun dapat dihubungkan secara magun atau melalui kotak kontak

6). Sambungan yang dibatasi

Pada sirkit dengan penampang kurang dari 2,5 mm2 tidak boleh disambungkan KKB atau KK fase satu 15A atau 20A, Dilarang menyambungkan KKB pada sirkit yang diamankan oleh pemutus sirkit atau pengaman lebur kemampuan tinggi yang mempunyai nilai nominal melebihi 32 A atau pada suatu sirkit yang diamankan oleh pengaman lebur setengah tertutup yang dapat diperbaharui elemennya yang mempunyai nilai nominal melebihi 25A [PUIL 2000].

(58)(59)

53

3.9. Menentukan Sambungan Sirkit Pada Satu Peranti Atau Pada Satu Kotak Kontak (KKB)

a. Jika alat listrik tersambung secara tetap, maka Daya tersambung = daya pengenal

b. Dapur listrik Maksimum 5 kW Dihitung 16 A Antara 5 kW – 8 kW Dihitung 20 A Antara 8 kW – 10 kW Dihitung 25 A Antara 10 kW – 13 kW Dihitung 32 A Diatas 13 kW Dihitung 40 A

3.10. Menentukan Jumlah Titik Beban Dalam Sirkit Akhir

a. Jumlah titik beban dalam suatu sirkit dapat dilihat pada Tabel 4.4.1.2 s.d. 4.4.1.6 [PUIL 2000].

b. Nilai maksimum besar beban yang tersambung tidak boleh melebihi KHA penghantar.

Contoh 1 :

Tentukan jumlah KKB yang boleh dipasang pada sirkit akhir untuk kegunaan campuran dengan hantaran kabel tembaga 2,5 mm2.

(60)

54

1 buah pemanas ruangan permanen = 2.400 W

1 buah fan (kipas angin) permanen = 40 W 1 buah KKK untuk pemasangan fan permanen

120 W yang berkaitan dengan pemanas

ruangan dengan perubahan yang lambat = 120 W 2 buah sistem alaram permanen, masing-masing 60 W = 120 W 6 buah titik penerangan masing-masing 60 W = 360 W Total = 3.040 W PENYELESAIAN :

Dari tabel mengenai KHA, untuk penghantar tembaga dengan pemasangan di udara, fase tunggal diperoleh, untuk penghantar berukuran 2,5 mm2 yang diamankan dengan pemutus sirkit, KHA penghantar adalah 25 A. Oleh karenanya nilai pengenal pemutus sirkit yang dipakai adalah 25 A.

Dalam kolom 3 Tabel 4.4-3. beban maksimum untuk pemutus sirkit 25 A adalah 25 A, dan nilai dari beban-beban yang diluar KKB adalah sebagai berikut :

Pemanas ruangan = 10 A

Fan = 0,2 A

KK untuk Fan 120 Watt = 0,5 A

2 sistem alarm = 0,5 A

6 titik penerangan 6 x 0,5 = 3 A Total = 14,2 A

(61)

55

Sisa yang tersedia pada KKB adalah 25A – 14,2 A = 10,8 A

Dari kolom 7 Tabel 4.4.-3. untuk sirkit pada kondisi B, setiap KKB mempunyai nilai kontribusi 1 A. Jumlah KKB yang dapat disambungkan adalah 10,8 A/1A = = 11 buah (dibulatkan). Dengan demikian sirkit campuran terdiri Dari 11 titk + 11 titik = 22 titik beban dan tidak melampaui jumlah maksimum maksimum 30 titik sesuai kolom 4 dari Tabel 4.4-3 PUIL 2000].

Contoh 2.

Tentukan jumlah KKB yang dapat disambungkan pada suatu sirkit akhir campuran 240 V yang terdiri dari penghantar tembaga 4 mm2, diamankan dengan suatu pengaman lebur setengah tertutup yang elemen bebannya dapat diganti, dalam suatu instalasi bukan rumah.

Di bawah ini adalah di luar KKB :

KKB – 15 A = 3.600 W

2 buah penerangan masing-masing 60 W = 120 W KK untuk Fan permanen 40 watt = 4 0 W

Jumlah = 3.760 W

PENYELESAIAN :

Dari Tabel Mengenai KHA diperoleh untuk penghantar tembaga 4 mm2 yang dipergunakan untuk beban campuran adalah 20 A. Dengan demikian maka nilai

(62)

56

maksimum dari pengaman lebur yang boleh dipakai adalah 20 A. 3.11. Penentuan Titik Sambung Sirkit Akhir Untuk Pemakaian Khusus

Titik sambung pada sirkit akhir tidak dibatasi jumlahnya untuk pemakaian a. Unit peraga visual

b. Perlengkapan listrik kecil misalnya mesin pemotong rumput c. Penerangan tanda permanen/hias

d. Penerangan panggung

e. Penerangan luar misalnya lapangan tennis f. Penerangan tanda/lampu hias/umum g. Trafo untuk lampu TL

Besarnya daya tersambung dibatasi oleh kuat hantar arus penghantar.

3.12. Penentuan Susunan Sirkit Utama, Sirkit Cabang, Dan Sirkit Akhir

a. Penampang hantaran sirkit utama, dan sirkit cabang, dihitung berdasarkan daya tersambung, dan atau perkiraan baban terbesar yang dapat terjadi.

Penampang hanrtaran sirkit akhir dihitung berdasarkan, daya tersambung pada sirkit tersebut dan karakteristik beban (motor listrik, dll).

b. Penampang minimum sirkit utama adalah sebesar 4 mm. Demikian pula penampang minimal sirkit cabang.

c. Semua sirkit harus bermula dari salah satu PHB kecuali sirkit utama.

(63)

57

gawai proteksi. Arus pengenal gawai proteksi tidak boleh lebih dari arus beban maksimum sirkit yang diamankan

e. Penampang minimum sirkit akhir minimal 2,5 mm2 kabel inti tembaga.

3.13. Pengelompokan Sirkit Beban Pada Perlengkapan Hubung Bagi a. Tiap PHB hanya melayani sebanyak-banyaknya 6 sirkit keluar. b. Sirkit untuk instalasi tenaga terpisah dari sirkit instalasi penerangan. c. Kelompok sirkit fasa tunggal terpisah dari kelompok sirkit fasa tiga

d. Besar kuat hantar arus rel pada PHB minimal 125% besar KHA penghantar sirkit masuk

e. Besar arus pengenal sakelar masuk/sakelar minimal sama dengan besar kuat hantar arus penghantar

4. PERHITUNGAN KEBUTUHAN BEBAN LISTRIK

4.1. Menghitung Kebutuhan Maksimum Beban Pada Sirkit Utama Dan Sirkit Cabang

a. Perhitungan kebutuhan ini di dasarkan atas jenis beban yang direncanakan terpasang dan besarnya daya listrik

b. Ketentuan-ketentuan perhitungan untuk instalasi rumah tunggal dan ganda tetap mengacu pada PUIL 2000.

(64)

58 Contoh 1 :

Soal : Tentukan kebutuhan maksimum dari instalasi rumah tinggal, yang disuplai oleh fase tunggal 240Volt dengan beban seperti berikut :

24 buah titik penerangan 10 meter penerangan rel 9 buah KKB tunggal 8 buah KKB ganda 1 x 50 W kipas sedot

1 x 1000 W pemanas kawat (strip heater) 1 x 15 A KKK

1 x 10 kW dapur listrik

1 x 4,8 kW pemanas air yang dikendalikan 1 x 3 kW penerangan lapangan tennis PENYELESAIAN :

Penentuan kebutuhan sesuai dengan Tabel 4.3-1 dan 4.3 a. Kelompok beban A.1)

24 titik penerangan ditambah 10 meter penerangan rel ditambah 50 W kipas sedot = 45 titik = 2 + 2 + 2 = 6A

b. Kelompok beban A2)

300W penerangan lapangan tennis = x 0,75 9,4A 240

(65)

59 c. Kelompok beban B1)

9 KKB tunggal ditambah 8 KKB ganda = 25 titik

1000 W pemanas kawat = 1 titik = 5 + 5 + 10 A d. Kelompok beban C

15A KKK = 10 A e. Kelompok beban C

10.000 W dapur listrik = 41,67 A x 0,5 = 20,8 A f. Kelompok beban F

Pemanas air yang dikendalikan 4.800 W = 20 A

20 A ini lebih kecil dari jumlah beban dari kelompok beban lainnya, dengan demikian kebutuhan maksimum untuk beban ini adalah 0 (nol) A.

Beban total = jumlah dari semua kelompok beban = A1) + A2) + B1) + C + F

= 6 + 9,4 + 10 +10 + 20,8 + 0 = 57,2 A

Contoh 2 :

Soal : Tentukan kebutuhan maksimum dan fase yang dibebani paling besar, dari beban berikut :

(66)

60 24 meter KKB

15 A KKK

16,6 kW dapur listrik 4 kW unit AC

12,96 kW pemanas air sesaat

3,6 kW pengering pakaian (cucian) yang disuplai dengan tiga fase, dan disusun sebagai berikut :

Fase merah Fase hitam Fase kuning

15 KKK 5 kW pelat pemanas 4 kW AC 4,32 kW pemanas air sesaat - 5 kW pelat pemanas -

4,32pemana air sesaat 3,6 kW pengering pakaian - 6,6 kW tunggu - 4,32 kW pemanas air sesaat PENYELESAIAN :

Cara penentuan kebutuhan di fase yang terbesar bebannya sesuai dengan Tabel 4.3.1 dengan asumsi instalasi diusahakan seimbang antara fasenya, sebagai berikut :

(67)

61 Kelompok beban Kolom Fase M A Fase H A Fase K A Penerangan KKB KK 15 A Dapur listrik AC Pemanas air Pengering pakaian A1) B2) B3) C D E C 2 2 2 2 2 2 2 10 10,4 12,5 6 - 10 - 10,4 - 6 7,5 5 10 - 13,7 - 6 - 38,9 33,9 34,7

Fase dengan beban terbesar : Merah = 38,9 A

Contoh 3 :

Soal : Tentukan kebutuhan maksimum dari fase yang dibebani paling besar dari sutu gedung rumah petak yang terdiri dari 80 unit petak, dengan beban berikut :

- Penerangan 80 unit petak

- KKB 80 unit petak

- Dapur listrik 17 unit petak

- 2,5 kW (= 10,4 A) pemanas kawat terpasang

(68)

62

- Pemanas air cepat 80 unit petak

PENYELESAIAN :

Cara penentuan kebutuhan maksimum dari fase yang dibebani paling besar, berupa asumsi bahwa instalasi diatur seimbang, mungkin diantara ketiga fasenya sesuai dengan Tabel 4.3.1 adalah sebagai berikut :

a. Jumlah unit petak per fase, fase 3 adalah 80/3 = 27 di masing-masing dari 2 fasenya, dan 26 unit di fase lainnya. Ketentuan yang ada di kolom 5 dari Tabel 4.3.1 dapat dipergunakan untuk kelompok beban kecuali untuk dapur listrik

b. Jumlah dapur listrik per fase = 17/3 ; 6 buah masing-masing di dua fase dan 5 buah di fase lainnya. Ketentuan dalam kolom 4 Tabel 4.3.1 dapat dipergunakan untuk kelompok C, dapur listrik dan peranti masak.

4.2. Perhitungan Kebutuhan Maksimum

Selain dari apa yang dikemukakan dalam point 4.1. di atas, PUIL memberikan cara-cara untuk memperkirakan kebutuhan beban. Tujuan dari memperkirakan kebutuhan beban ialah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui beban tersambung total 2. Untuk menetapkan kebutuhan maksimum beban

3. Untuk menetapkan daya sambung untuk melayani beban ditambah daya untuk memenuhi perluasan di kemudian hari.

(69)

63

4.2.1.Perhitungan kebutuhan maksimum di sirkit utama konsumen dan sirkit cabang

Penjelasan tentang hal ini dapat dilihat langsung dalam PUIL 2000.

Sesuai kebutuhan maksimum di sirkit utama konsumen dan sirkit cabang harus ditentukan dengan salah satu cara yang diuraikan di bawah ini :

1. Dengan perhitungan sesuai dengan [4.3.2] 2. Dengan penaksiran sesuai dengan [4.3.3]

3. Dengan pengukuran atau pembatasan sesuai dengan [4.3.4]

Khusus untuk instalasi rumah tinggal dan rumah ganda ketentuannya dapat dilihat pada tbel 1.6 berikut dimana perhitungan kebutuhan maksimum untuk tiap fase dari instalasi tersebut dapat dihitung dan ditentukan.

Harap diperhatikan pula catatan yang berkaitan dengannya.

4.2.2.Kebutuhan maksimum sirkit akhir [4.3.5]

Pada umu mnya kebutuhan maksimum suatu sirkit akhir dianggap sama dengan beban penuh yang tersambung padanya [PUIL 2000]. Kebutuhan maksimum sirkit akhir dalam hal-hal tertentu dapat ditaksirkan oleh instansi pemeriksa yang berwenang.

Kebutuhan maksimum sirkit akhir dapat dibatasi dengan pemutus sirkit sesuai nilai pengela atau setelannya .

(70)

64

penyambungan peranti magun atau pegun kebutuhan maksimum dianggap sama dengan peranti sebenarnya.

Untuk sirkit yang dihubungkan dengan lebih dari satu peranti atau kotak kontak kebutuhan maksimum sama dengan :

a. jumlah beban sebenarnya peranti dan kotak kontak atau

b. nilai pengenal gawai proteksi sirkit mana yang lebih kecil antara keduanya. Jika lebih dari satu peranti, motor atau perlengkapan lain yang saling mengungci disuplai dari satu sirkit akhir, sehingga hanya sejumlah terbatas piranti atau motor yang dapat terhubung selama satu kurun waktu tertentu, sehingga kebutuhan maksimum sirkit akhir dapat dianggap kebutuhan maksimum tertinggi yang dapat diperoleh dari kombinasi peranti, motor atau perlengkapan yang mungkin dapat terhubung selama satu kurun waktu tertentu.

Lampu, peranti listrik atau KKB tegangan rendah dengan nilai nominal lebih dari 20 A atau lebih dari 20 A per fase, masing-masing harus disuplai dari sirkit akhir yang jelas terpisah.

Peranti gabungan, mesin gabungan yang terdiri dari sejumlah gawai pemakai individual, harus dianggap sebagai satu unit tunggal.

Catatan pada Tabel 1.6

a). Untuk sambungan fase banyak, jumlah rumah dibagi jumlah fase dari suplai, Contoh : 16 unit rumah yang disuplai oleh fase tiga, 16/3 = 6 unit tersambung pada