Jenis karya tari yang dimiliki bangsa Indonesia sangat beragam. Karya tari tersebut dapat dikelompok-kelompokkan berdasarkan kriteria tertentu. Karya tari berdasarkan pola garapannya, dibedakan menjadi dua, yaitu tari tradisional dan tari kreasi baru. Berdasarkan nilai artistiknya, tari tradisional dibagi menjadi tiga, yaitu tari primitif, tari rakyat, dan tari kreasi baru.
Tari tradisional merupakan sekelompok karya tari yang sudah cukup lama berkembang dan merupakan warisan dari leluhur. Karya tari tradisional pada umumnya mempunyai prinsip-prinsip aturan yang sesuai dengan wilayah atau daerahnya. Aturan-aturan tersebut sudah mentradisi. Sebaliknya, tari kreasi baru merupakan sekelompok karya tari yang pada umumnya sudah melepaskan diri dari aturan-aturan yang sudah baku. Tari kreasi relatif masih muda dan lahir setelah tari tradisi berkembang cukup lama.
Wujud garapan tari kreasi baru ditandai dengan adanya pembaruan-pembaruan. Pembaruan dalam tari kreasi baru, di antaranya, berupa pengolahan gerak yang lebih bebas, busana tari yang lebih bervariatif, dan iringan tari dengan komposisi yang beragam. Keragaman karya tari juga dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk penyajiannya.
Berdasarkan bentuk penyajiannya, karya tari dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu bentuk tari tunggal, tari berpasangan atau duet, dan tari kelompok (di dalamnya ada tari massal dan drama tari).
Berikut ini akan kita bahas ketiga bentuk tari tersebut:
1. Tari Tunggal
Kelompok tari pertunjukan yang hanya ditarikan oleh seorang penari digolongkan sebagai tari tunggal. Akan tetapi, tari tunggal tidak mutlak harus ditarikan oleh seorang penari. Ada tari tunggal yang sering ditarikan oleh beberapa penari, misalnya, tari Gambyong dari Jawa Tengah dan tari Tenun dari Bali.
2. Tari Berpasangan atau Duet
Tari berpasangan atau duet adalah tarian yang dibawakan oleh dua penari. Untuk tarian duet tersebut, penari dapat berpasangan sejenis (pria dengan pria atau wanita dengan wanita) atau berpasangan tidak sejenis (pria dengan wanita). Setiap penari dalam tari berpasangan mempunyai peran tersendiri. Penari satu dengan yang lain saling melengkapi atau memiliki kaitan erat dalam pengolahan gerak tarinya. Dalam penyajiannya, jumlah penari tari berpasangan tidak mutlak harus dua orang saja. Tari berpasangan dapat disajikan oleh beberapa pasang penari, seperti, penyajian tari Payung dari Sumatera.
3. Tari Kelompok
Dalam tari kelompok, dikenal tari massal dan drama tari. Tari massal dibawakan oleh banyak penari. Gerakan setiap penari tidak saling berkaitan dan tidak saling melengkapi satu sama lain. Jadi, tari massal pada dasarnya hanya merupakan tari bersama atau berkelompok tanpa ada kaitan erat dari segi tatanan gerak. Namun, sekarang posisi penari atau pola lantai tari massal diatur sedemikian rupa sehingga meningkat nilai artistiknya.
Karya tari yang sering ditarikan secara massal dan telah digarap posisi penarinya, misalnya, tari Giring-Giring dari Kalimantan, tari Ratoh Talo dari Aceh, dan tari Merak dari Jawa barat. Drama tari juga disebut dengan istilah teater tari. Dalam pertunjukan drama tari atau teater tari disajikan cerita lengkap atau sebagian (fragmen). Pertunjukan tersebut tersusun atas adegan demi adegan atau babak demi babak. Dalam setiap adegan, minimal ditampilkan dua tokoh cerita di samping pemeran-pemeran pembantu.
Pada dasarnya, drama tari merupakan dramatisasi cerita ke dalam media tari. Ada drama tari yang berdialog dan ada pula yang tanpa dialog. Drama tari yang berdialog atau menggunakan percakapan, dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama, yaitu drama tari yang dialognya diucapkan langsung oleh pelaku dan penarinya tanpa bertopeng. Kelompok kedua, yaitu drama tari yang dialognya diucapkan oleh dalang dan penarinya bertopeng.
Adapun drama tari yang tanpa dialog sering disebut dengan istilah sendratari. Drama tari yang berdialog, misalnya, Wayang Wong di Jawa Tengah, Langendriyan di Yogyakarta, dan Randai serta Makyong di Sumatera. Adapun drama tari yang tanpa dialog atau sendratari, contohnya adalah Ramayana yang ada di Yogyakarta.
Seni Teater untuk SMPMTs Kelas VIII 62 Awal mula adanya wayang, yaitu saat Prabu Jayabaya bertakhta di Mamonang pada tahun 930. Sang Prabu ingin mengabadikan wajah para leluhurnya dalam bentuk gambar yang kemudian dinamakan Wayang Purwa. Dalam gambaran itu diinginkan wajah para dewa dan manusia zaman purba. Pada mulanya hanya digambar di dalam rontal daun tal. Orang sering menyebutnya daun lontar. Kemudian berkembang menjadi wayang kulit sebagaimana dikenal sekarang.
b. Wayang Wong Wayang Orang
Wayang wong dalam bahasa Indonesia artinya wayang orang, yaitu pertunjukan wayang kulit, tetapi dimainkan oleh orang. Wayang wong adalah bentuk teater tradisional Jawa yang berasal dari wayang kulit yang dipertunjukkan dalam bentuk berbeda, dimainkan oleh orang, lengkap dengan menari dan menyanyi, dan tidak memakai topeng. Pertunjukan wayang orang terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sedangkan di Jawa Barat ada juga pertunjukan wayang orang terutama di Cirebon tetapi tidak begitu populer. Lahirnya wayang orang dapat diduga dari keinginan para seniman untuk keperluan pengembangan bentuk wayang kulit yang dapat dimainkan oleh orang sehingga dalang yang memainkannya tidak muncul, tetapi dapat dilakukan oleh para pemainnya sendiri. Wujud pergelarannya berbentuk drama, tari, dan musik. Wayang orang dapat dikatakan masuk kelompok seni teater tradisional, karena tokoh-tokoh dalam cerita dimainkan oleh para pelaku pemain. Sang dalang bertindak sebagai pengatur laku dan tidak muncul dalam pertunjukan. Di Madura, terdapat pertunjukan wayang orang yang agak berbeda karena masih menggunakan topeng dan menggunakan dalang seperti pada wayang kulit. Namun, dalang tersebut tidak berperan seperti dalam pertunjukan wayang kulit. Dalang dalam wayang wong Madura ditempatkan di balik layar penyekat dengan diberi lubang untuk mengikuti gerak pemain di depan layar penyekat. Dalang masih mendalang dalam pengertian semua ucapan pemain dilakukan oleh sang dalang karena para pemain memakai topeng. Para pemain di sini hanya menggerak-gerakkan badan atau tangan untuk mengimbangi ucapan yang dilakukan oleh sang dalang. Di Madura, pertunjukan ini dinamakan topeng dalang. Semua pemain topeng dalang memakai topeng dan para pemain tidak mengucapkan dialog. Namun, pemain harus pandai menari.c. Mak Yong
Mak yong merupakan suatu jenis teater tradisional yang bersifat kerakyatan. Mak yong yang paling tua terdapat di pulau Mantang, salah satu pulau di daerah Riau. Pada mulanya, kesenian mak yong berupa tarian joget atau ronggeng. Dalam perkembangannya mak yong dimainkan dengan cerita-cerita rakyat, legenda, ng terutama di Cirebon tetapi tidak Gambar 5.2 Pertunjukan wayang orang Sumber: www.flickr.com Di unduh dari : Bukupaket.com Pelajaran 5 Karya Seni Teater Nusantara 63 dan cerita-cerita kerajaan. Mak yong digemari oleh para bangsawan dan sultan-sultan, hingga sering dipentaskan di istana-istana. Bentuk teater rakyat mak yong tak ubahnya sebagai teater rakyat umumnya, dipertunjukkan dengan menggunakan media tarian, nyanyian, laku, dan dialog dengan membawa cerita-cerita rakyat yang sangat populer di daerahnya. Cerita-cerita rakyat tersebut bersumber pada sastra lisan Melayu. Daerah Riau merupakan sumber dari bahasa Melayu Lama. Ada dugaan bahwa sumber dan akar mak yong berasal dari daerah Riau, kemudian berkembang dengan baik di daerah lain. Pementasan mak yong selalu diawali dengan bunyi tabuhan yang dipukul bertalu- talu sebagai tanda bahwa ada pertunjukan mak yong yang akan segera dimulai. Setelah penonton berkumpul, seorang pawang sesepuh dalam kelompok mak yong tampil ke tempat pertunjukan melakukan persyaratan sebelum pertunjukan dimulai yang dinamakan upacara buang bahasa atau upacara membuka tanah dan berdoa untuk memohon agar pertunjukan dapat berjalan lancar.d. Randai
Randai merupakan suatu bentuk teater tradisional yang bersifat kerakyatan yang terdapat di daerah Minangkabau, Sumatra Barat. Sampai saat ini, randai masih hidup dan berkembang serta masih digemari oleh masyarakatnya, terutama di daerah pedesaan. Teater tradisional randai bertolak dari sastra lisan yang disebut “kaba” dapat diartikan sebagai cerita. Bakaba artinya bercerita. Ada dua unsur pokok yang menjadi dasar randai, yaitu sebagai berikut. 1 Pertama, unsur penceritaan. Cerita yang disajikan adalah kaba dan disampaikan lewat gurindam, dendang, dan lagu. Diiringi oleh alat musik tradisional Minang yaitu salung, rebab, bansi, rebana atau yang lainnya, dan juga lewat dialog. 2 Kedua, unsur laku dan gerak, atau tari yang dibawakan melalui galombang. Gerak tari yang digunakan bertolak dari gerakan silat tradisi Minangkabau dengan berbagai variasi.e. Mamanda
Kelas XI SMAMASMKMAK 102 Semester 1 kebudayaan Melayu. Irama musiknya pun bernuansa Melayu. Dengan instrumen musik rebana, tambur, biola dan gamelan. Bahkan lakon-lakonnya pun bersumber dari cerita Melayu lama dan dialognya diucapkan dalam bahasa Melayu.