Pada prinsipnya arti proyeksi peta adalah usaha mengubah bentuk bola (bidang lengkung) ke bentuk bidang datar.
2. Daerah Kutub • Proyeksi Lambert • Proyeksi Zenithal sama jarak Sistem proyeksi peta dibuat untuk mereduksi sekecil mungkin distorsi tersebut dengan cara : - Membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian- bagian yang tidak terlalu luas. - Menggunakan bidang peta berupa bidang datar atau bidang yang dapat didatarkan tanpa mengalami distorsi seperti bidang kerucut dan bidang silinder. Kebanyakan orang enggan untuk berpindah atau ganti dari satu sistem proyeksi peta ke sistem proyeksi peta yang lain. Namun dengan berkembang majunya teknologi komputer dan komunikasi dengan terapannya dalam bidang pemetaan, seperti GPS dan GIS, maka perpindahan sistem proyeksi merupakan hal yang penting dan untuk dikerjakan. Kelompok Proyeksi Murni 1. Proyeksi Azimuthal, 2. Proyeksi kerucut (conical) 3. Proyeksi silinder (cylindrical)
Penggunaan jenis proyeksi-proyeksi murni ini sangat terbatas.
Rekonstruksi proyeksi peta yang baik adalah yang bisa meminimkan distorsi dalam hal: luas, bentuk, arah dan jarak. Dalam praktek tak ada satupun sistem proyeksi peta yang bisa menghasilkan peta dengan keempat faktor luas, bentuk, arah dan jarak tidak mengalami distorsi. Upaya mempertahan salah satu unsur berakibat terjadinya distorsi pada unsur yang lain. Sistem proyeksi peta dibuat untuk mereduksi sekecil mungkin distorsi tersebut dengan: a. Membagi daerah yang dipetakan menjadi bagian-bagian yang tidak terlalu luas. b. Menggunakan bidang peta berupa bidang datar atau bidang yang dapat didatarkan tanpa mengalami distorsi seperti bidang kerucut dan bidang silinder. Dalam praktek tak ada satupun sistem proyeksi peta yang bisa menghasilkan peta dengan keempat faktor luas, bentuk, arah dan jarak tidak mengalami distorsi. Upaya mempertahan salah satu unsur berakibat terjadinya distorsi pada unsur yang lain.
Distorsi ialah perbedaan perbedaan antara bentuk asli yang ada di lapangan dengan bentuk yang ada dipeta yang meliputi luas, bentuk, arah dan jarak
Contoh Distorsi
Pertimbangan Ekstrinsik:
a. Bidang proyeksi yang digunakan:
• Proyeksi azimutal / zenital: Bidang proyeksi bidang datar. • Proyeksi kerucut: Bidang proyeksi bidang selimut kerucut. • Proyeksi silinder: Bidang proyeksi bidang selimut silinder.
b. Persinggungan bidang proyeksi dengan bola bumi:
• Proyeksi Tangen: Bidang proyeksi bersinggungan dengan bola bumi. • Proyeksi Secant: Bidang Proyeksi berpotongan dengan bola bumi. • Proyeksi "Polysuperficial": Banyak bidang proyeksi
c. Posisi sumbu simetri bidang proyeksi terhadap sumbu bumi:
e.
2. Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetris
a. Proyeksi Normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi. b. Proyeksi Miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap sumbu bumi. c. Proyeksi Transversal, apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu bumi atau terletak di bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga Proyeksi ekuatorial. d. Proyeksi Tangent (Menyinggung) Apabila bidang proyeksi bersinggungan dengan permukaan bumi e. Proyeksi Secant (Memotong) Apabila bidang proyeksi berpotongan dengan permukaan bumi
3. Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan, meliputi:
adalah Proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya. Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik. Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi. Ciri-ciri Proyeksi Azimuthal: a. Garis-garis bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub. b. Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang konsentris mengelilingi kutub. c. Sudut antara garis bujur yang satu dengan lainnya pada peta besarnya sama. d. Seluruh permukaan bumi jika digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk lingkaran.
1. Proyeksi Azimuthal Gnomonik
Pada proyeksi ini pusat proyeksi terapat di titik pusat bola bumi. Ekuator tergambar hingga tak terbatas. Lingkaran paralel berubah ke arah luar mengalami pembesaran yang cepat dan ekuator tidak mampu digambarkan karena pembesaran tak terhingga tadi. Pada daerah lintang 45° akan mengalami pembesaran 3 kali.
2. Proyeksi Azimuthal Stereografik Titik sumber proyeksi di kutub berlawanan dengan titik singgung bidang proyeksi dengan kutub bola bumi. Jadi jarak antara lingkaran paralel tergambar semakin membesar ke arah luar.
3. Proyeksi Azimuthal Orthografik Proyeksi ini menggunakan titik yang letaknya tak terhingga sebagai titik sumber proyeksi. Akibatnya sinar proyeksinya sejajar dengan sumbu bumi. Lingkaran paralel akan diproyeksikan dengan keliling yang benar atau ekuidistan. Jarak antara lingkaran garis lintang akan semakin mengecil bila semakin jauh dari pusat.
Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garis garis meridian dan paralel dari suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk memproyeksi-kan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki paralel melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari. Perhatikan Gambar berikut ini!
Ciri-ciri proyeksi kerucut antara lain:
1. Semua garis bujur merupakan garis lurus dan berkonvergensi di kutub. 2. Garis lintang merupakan suatu busur lingkaran yang konsentris dengan titik pusatnya adalah salah satu kutub bumi. 3. Tidak dapat menggambarkan seluruh permukaan bumi karena salah satu kutub bumi tidak dapat digambarkan. 4. Seluruh proyeksi tidak merupakan satu lingkaran sempurna, sehingga baik untuk menggambarkan daerah lintang rendah.
Proyeksi kerucut dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1. Proyeksi Bonne (Equal Area) · Sifat-sifatnya sama luas. · Sudut dan jarak benar pada meridian tengah dan pada paralel standar. Semakin jauh dari meridian tengah, bentuk menjadi sangat terganggu. · Baik untuk menggambarkan Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa.
2. Proyeksi Sinusoidal · Pada proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah dan daerah khatulistiwa sama luas. · Jarak antara meridian sesuai, begitu pula jarak antar paralel. · Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil dimana saja. Juga untuk daerah-daerah yang luas yang letaknya jauh dari khatulistiwa. · Proyeksi ini sering dipakai untuk Amerika Selatan, Australia dan Afrika.
3. Proyeksi Polyeder
Proyeksi Polyeder adalah proyeksi kerucut normal konform. Pada proyeksi ini, setiap bagian derajat dibatasai oleh dua garis paralel dan dua garis meridian yang masing-masing berjarak 20′. Diantara kedua paralel tersebut terdapat garis paralel rata-rata yang disebut sebagai paralel standar dan garis meridian rata-rata yang disebut meridian standar.
4. Proyeksi Mercator
Proyeksi Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan bola bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar. Sifat-sifat proyeksi Mercatar yaitu: a. Hasil proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi distorsi makin membesar bila makin dekat dengan kutub. b. Interval jarak antara meridian adalah sama dan pada ekuator pembagian vertikal benar menurut skala. c. Interval jarak antara paralel tidak sama, makin menjauh dari ekuator, interval jarak makin membesar. d. Proyeksinya adalah konform. e. Kutub-kutub tidak dapat digambarkan karena terletak di posisi tak terhingga.
5. Proyeksi Mollweide Pada proyeksi ini sama luas untuk berubah di pinggir peta.
6. Proyeksi Homolografik (Goode)
Sifatnya sama luas. Merupakan usaha untuk membetulkan kesalahan yang terjadi pada proyeksi Mollweide. Baik untuk menggambarkan penyebaran