Setiap rasul mustahil memiliki sifat kizib yang artinya

Berikut Pengertian Iman Kepada Rasul Allah, Cara Beriman dan Sifat-sifat Rasul Allah SWT

TRIBUNNEWS.COM - Simak pengertian iman kepada Rasul Allah Lengkap dengan cara beriman dan sifat-sifat Rasul Allah di dalam artikel ini.

Iman merupakan percaya dan yakin dengan sepenuh hati.

Sebagai seorang muslim, dituntut memiliki keimanan pada ajaran yang dibawa atau disampaikan para rasul Allah.

Sementara itu, dalam islam rukun iman terdiri dari 6 macam.

Satu di antara rukun iman tersebut adalah iman kepada Rasul Allah.

Lalu apa pengertian Iman kepada Rasul Allah?

Baca juga: Iman kepada Kitab Allah SWT: Pengertian, Macam-macam, Fungsi, dan Hikmah

Baca juga: Apa itu Qirad? Berikut Pengertian, Dasar Hukum, Rukun, Syarat, Larangan, hingga Manfaat

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam untuk SMP Kelas VIII yang disusun oleh Loso, Samroni, dan Mulyadi, berikut pengertian iman kepada Rasul Allah lengkap dengan cara beriman dan sifat-sifat Rasul:

Pengertian Iman kepada Rasul Allah

Iman kepada Rasul Allah adalah mempercayai bahwa Allah SWT telah mengutus rasul untuk memberikan petunjuk dan pedoman hidup kepada umat manusia agar sejahtera dunia dan akhirat.

Cara Beriman kepada Rasul Allah

Ilustrasi dakwah para rasul Allah kepada umat manusia. (Foto: Okezone)

Kastolani Sabtu, 22 Mei 2021 - 10:00:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Sifat mustahil bagi Rasul adalah sifat yang tidak mungkin ada pada diri rasul. Sebab, Rasul adalah manusia pilihan Allah yang diberi tugas untuk menyampaikan risalah-risalah-Nya untuk mengajak umat manusia beriman kepada Allah SWT.

Sifat mustahil bagi rasul ini ada empat yakni kidzib (berbohong), khianah (berkhianat), Kitman (menyembunyikan sesuatu), dan baladah (bodoh). 

BACA JUGA:
4 Sifat Wajib bagi Rasul dan Artinya yang Perlu Dicontoh Muslim

Berikut empat sifat mustahil bagi rasul yang perlu diketahui:

1. Kidzib

Al-Kidzib berarti berdusta. Mustahil bagi rasul untuk bohong atau dusta. Semua perkataan dan juga perbuatan rasul tidak pernah dusta atau bohong.

Hal ini ditegaskan an-Najm: 2-4, berikut ini:

مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوَىٰ . وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ . إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ

Artinya: “Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkan itu (al-Qur’ān) menurut keinginannya tidak lain (al-Qur’an) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. an-Najm: 2-4)

2. Khianah

Khianah, berarti mustahil rasul itu khianat. Semua yang diamanatkan atau disampaikan kepadanya pasti dilaksanakan. Hal ini telah disebutkan dalam surat al-An’am ayat 106:

اتَّبِعْ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ

Artinya: “Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada Tuhan selain Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (QS. al-An’am: 106).

3. Kitman

Kitman, berarti mustahil jika rasul menyembunyikan kebenaran. Setiap firman yang rasul terima dari Allah SWT pasti akan disampaikan kepada para umatnya. Hal ini juga telah disebutkan dalam surat al-An’am ayat 50:

قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang di wahyukan kepadaku. Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya).” (QS. al-An’am: 50)

4. Baladah

Baladah berarti mustahil kalau rasul itu bodoh. Rasulullah memang merupakan seorang yang ummi (tifak dapat membaca dan menulis) namun beliau diberi anugerah kecerdasan yang luar biasa dari Allah.

Sifat Wajib

Selain sifat mustahil, Rasul juga memiliki sifat wajib agar bisa dicontoh akhlak maupun perbuatannya oleh umatnya. Nabi dan rasul yang diutus Allah SWT semuanya diberikan sifat mulia. Mereka pun diberikan kecerdasan untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia.

Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an: 

وَمَآ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّآ اِنَّهُمْ لَيَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَيَمْشُوْنَ فِى الْاَسْوَاقِۗ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً ۗ اَتَصْبِرُوْنَۚ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيْرًا

Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan sebagian kalian cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kalian bersabar? Dan adalah Tuhanmu Maha Melihat. (QS. AL Furqon, ayat 20).

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan mengenai ayat tersebut yakni, Allah SWT memberitahukan tentang para rasul terdahulu yang telah Dia utus, bahwa mereka memakan makanan dan memerlukan gizi, serta biasa berjalan di pasar-pasar untuk mencari mata pencaharian dan berdagang. 

Hal tersebut tidaklah bertentangan dengan keadaan mereka dan juga kedudukan mereka, karena sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan pada diri mereka tanda-tanda yang baik, sifat-sifat yang terpuji, ucapan-ucapan yang utama, amal perbuatan yang sempurna, dan mukjizat-mukjizat yang cemerlang serta dalil-dalil (bukti-bukti) yang jelas sehingga orang yang mempunyai hati yang sehat dan pandangan yang lurus akan membenarkan bahwa apa yang disampaikan oleh mereka itu dari Allah SWT. 


Editor : Kastolani Marzuki

TAG : Sifat Mustahil bagi Rasul Khianah Kitman

​ ​

Suara.com - Rasul memiliki sifat-sifat mustahil. Menurut para ulama, ada 4 sifat mustahil bagi rasul. Apa saja sifat mustahil bagi rasul?

Sifat mustahil bagi rasul antara lain Kidzib, Khianat, Kitman, dan Baladah. Apa arti dari empat sifat mustahil bagi rasul tersebut? Silahkan simak artikel ini sampai akhir.

Sifat Mustahil Bagi Rasul

1. Kidzib, Sifat Mustahil Bagi Rasul
Kidzib artinya berbohong. Seorang rasul tidak mungkin berbohong. Rasul akan memberikan informasi dan berita sesuai fakta dan berita.

Baca Juga: Surat At Thaha Ayat 41: Kisah Nabi Musa AS Diangkat Menjadi Rasul

Rasul pasti memiliki sifat sidiq. HR. Bukhari meriwayatkan Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Sesungguhnya sidiq itu membawa pada kebaikan, dan kebaikan akan menunjukkan kepada surga. Dan seseorang berperilaku sidiq, hingga ia dikatakan sebagai seorang yang siddiq. Sementara kedustaan akan membawa pada keburukan, dan keburukan akan mengantarkan pada api neraka. Dan seseorang berperilaku dusta, hingga ia dikatakan sebagai pendusta."

2. Khianat, Sifat Mustahil Bagi Rasul
Khianat berarti memiliki sifat munafik yang suka berbicara bohong dan mengingkari janji.

Larangan berbuat tercantum dalam hadis yang diriwayatkan oleh KR. Imam Tarmudzi sebagai berikut:
"Janganlah engkau memutuskan perkataan Saudaramu (jangan mengajak berbantah-bantahan) dan janganlah memperolok-olokannya, dan janganlah engkau berjanji kepadanya kemudian engkau tidak memenuhinya." (H.R. Imam Turmudzi)

3. Kitman, Sifat Mustahil Bagi Rasul
Kitman berarti suka menyembunyikan sesuatu. Rasul tidak mungkin memiliki sifat menyembunyikan sesuatu yang penting dari pengikutnya.

Dia akan menyampaikan kebenaran dan wahyu apa adanya. Kitman merupakan lawan dari sifat tabligh, yang merupakan sifat wajib pada rasul. Tabligh berarti menyampaikan wahyu dari Allah SWT dengan tidak menyembunyikan apapun.

Baca Juga: Keutamaan Surat Maryam untuk Ibu Hamil, Bisa Meningkatkan Kecerdasan Bayi

4. Baladah, Sifat Mustahil Bagi Rasul
Baladah merupakan sifat yang artinya bodoh. Kebodohan merupakan sifat mustahil bagi rasul terpilih. Tidak mungkin Allah memilih seseorang yang
bodoh untuk menjadi rasulnya.

Ilustrasi berbohong Foto: Dok. Shuterstock

Percaya kepada Nabi dan Rasul adalah rukun iman ketiga yang wajib diyakini oleh setiap Muslim. Iman kepada rasul artinya meyakini dan mempercayai bahwa Allah mengutus mereka untuk menyebarkan ajaran Islam kepada umat-Nya.

Dalam menjalankan tugasnya, Nabi dan Rasul dianugerahi sifat-sifat terpuji yang dapat diteladani oleh umat Muslim. Hal ini dijelaskan melalui firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 21 berikut yang artinya:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.”

Selain sifat terpuji, Rasul juga memiliki sifat tercela yang mustahil ada pada dirinya. Sifat tersebut jumlahnya ada empat, salah satunya adalah kidzib. Apa itu kidzib dan bagaimana penerapannya? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut.

Pengertian Kidzib, Sifat Mustahil Rasul

Mengutip buku Aqidah Akhlak oleh Ahmad Kusaeri (2008), kidzib artinya berbohong atau dusta. Rasul sebagai makhluk mulia tidak mungkin berbohong atau berdusta, baik dalam perkataan maupun perbuatannya.

Pinokio si Tukang Bohong (Ilustrasi). Foto: Pixabay

Allah Swt berfirman dalam surat an-Najm ayat 1-4 berikut yang artinya:

“Kawanmu (Muhammad) tidaklah sesat dan tidak pula keliru, dan tidak pula yang diucapkan itu (Al Quran) kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan.”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa dusta bukanlah sifat dasar Nabi Muhammad SAW sebagai rasul Allah. Sebab, semua yang diucapkan beliau bukan berasal dari dirinya, melainkan dari Allah Swt. Sehingga, mustahil jika rasul memiliki sifat dusta.

Sebaliknya, rasul justru memiliki sifat jujur yang biasa disebut shidiq. Sifat terpuji ini menunjukan bahwa ajaran yang disampaikan olehnya adalah kebenaran yang nyata. Dalil sifat shidiq antara lain surat Al-Ahzab ayat 22:

“Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya.”

Dari pemaparan di atas telah jelas bahwa umat Islam dianjurkan untuk menjauhi sifat dusta dan meneladani sifat jujur. Mengutip buku Kumpulan Tanya Jawab Keagamaan oleh Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah, kejujuran akan menyelamatkan seorang Muslim dari siksaan Allah dan kebohongan akan mencelakakannya.

Ilustrasi ketegangan hubungan antara anak dan orang tua Foto: Shutterstock

Dari Ibnu Mas'ud RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : "Wajib atasmu berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan terus-menerus seseorang berlaku jujur dan memilih kejujuran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa kepada kedurhakaan, dan durhaka itu membawa ke neraka. Dan terus menerus seorang hamba itu berdusta dan memilih yang dusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta". (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Timidzi)

Hadist tersebut menjelaskan anjuran untuk berbuat jujur. Sebab, kejujuran adalah sarana menuju segala kebaikan dan kebohongan adalah sarana menuju segala kejahatan.

Barangsiapa yang membiasakan diri dengan kejujuran, maka itu akan menjadi perangai baik baginya. Dan barangsiapa yang membiasakan dusta, maka itu akan menjadi karakter buruk baginya.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA