Seni yang sangat digemari oleh bangsa Arab sebelum Islam adalah

PADA MULANYA bangsa Arab menganut agama monoteisme yang dibawa Nabi Ibrahim as. Seiring berjalannya waktu, perubahan demi perubahan terjadi dalam kepercayaan yang kemudian menimbulkan penyimpangan-penyimpangan dalam ajaran ketuhanan mereka. Sehingga mereka membuat berhala-berhala untuk disembah. 

Berhala di sini adalah obyek berbentuk makhluk hidup atau benda yang didewakan, disembah, dipuja dan dibuat oleh tangan manusia. Seperti halnya mendewakan patung, pohon, dan bahkan jin. Sehingga banyak kepercayaan-kepercayaan penyembahan berhala yang banyak macamnya yang mereka lakukan.

Selain menyembah berhala, orang-orang Arab pada masa itu juga menyembah dewa-dewa. Dewa yang mereka anggap benar-benar ada keberadaannya. Seperti dewa-dewa masyarakat Mekkah dan Madinah yakni Latta dan Uzza misalnya, yang lebih populer. Kepercayaan menyembah dewa-dewa adalah salah satu dari sekian dari kepercayaan bangsa Arab pada saat itu. Ini mengartikan bahwa penyembahan terhadap dewa-dewa, cukup mengambil bagian di tanah Hijaz, sehingga mereka membuat tempat-tempat sakral untuk pemujaan dewa yang mereka sembah tersebut. 

Baca Juga: Kebiasaan Buruk Masyarakat Arab Jahiliyah

Penyembahan terhadap matahari dan bulan juga terjadi pada saat zaman jahilliah. Kepercayaan penyembahan terhadap benda-benda langit tersebut terjadi di jazirah Arab jauh sebelum Islam hadir. Seperti misalnya orang-orang Badui yang kepercayaannya berpusat kepada bulan. Tradisi penyembahan bulan mengisyaratkan sebuah masyarakat penggembala ternak, sementara tradisi penyembahan matahari menggambarkan tahap berikutnya, yaitu masyarakat pertanian. Ini berarti masyarakat penggembala ternak dan masyarakat pertanian menyembah benda-benda langit sebagai sesembahan mereka adalah sebuah kebiasaan yang sering mereka lakukan. Kepercayaan penyembahan tersebut menjadi suatu keragaman dalam bentuk keyakinan yang pernah ada di jazirah Arab.

Bangsa jahiliah juga bangsa yang gemar berperang, dan mereka telah terlatih dalam hal tersebut. Pengetahuan dalam berperang juga dibutuhkan untuk menjaga bila mana terjadi peperangan antar suku. Peperangan antar suku sering terjadi dijazirah Arab, sehingga orang-orang Arab akan berjaga-jaga dan menyiapkan pasukannya jika suku mereka diserang oleh suku lain. Seperti misalnya mereka mempelajari cara-cara dalam menggunakan pedang, cara memanah dan kelihaian menunggang kuda. Bahkan cara-cara untuk berperang dijadikan ajang perlombaan untuk menunjukkan kesombongan mereka. 

Baca Juga: Tradisi Masyarakat Arab Pra- Islam

Bangsa Arab sejak dahulu sudah mengenal pengetahuan tentang ilmu astronomi. Keadaan mereka yang hidup di gurun pasir dan kecintaan mereka terhadap bintang-bintang, membuat mereka hobi dalam mempelajari ilmu perbintangan. Contohnya untuk mengetahui terbit dan terbenamnya matahari, juga untuk mengetahui pergantian musim. Bangsa Kaidan (Babilon) adalah guru dunia bagi ilmu astronomi. 

Pada waktu tentara Persia menyerbu negeri Babilon, sebagian dari mereka termasuk ahli ilmu astronomi mengungsi ke negeri-negeri Arab, dari merekalah orang Arab mempelajari ilmu astronomi.  Pengaruh dari bangsa lain juga dapat diterima orang-orang Arab, khususnya dalam ilmu astronomi. Sehingga menjadikan kebiasaan dari bangsa Babilon tersebut mempengaruhi orang-orang Arab untuk mempelajarinya.

Masyarakat Arab sangat menghargai orang-orang yang pandai dalam mengarang syair-syair. Dalam mengarang dan mendengarkan syair-syair yang dilantunkan, telah menjadi kebiasaan dari masyarakat Arab. Misalnya menceritakan tentang masyarakat pedalaman, kisah-kisah orang dahulu ataupun syair-syair pujian. 

Baca Juga: Tahapan Dakwah Rasulullah Periode Madinah

Puncak kebudayaan Arab justru berangkat dari kemampuannya yang tidak bersifat kekerasan, yakni berbahasa lisan. Kepandaian dalam mengadu bicara dapat menggantikan peperangan secara fisik, yakni mereka saling berlomba-lomba mengarang dan membuat syair-syair. Supaya dapat dihargai dan dihormati orang-orang Arab, sehingga menjadikan mereka terbiasa bersaing dalam mengarang syair-syair yang bagus.

Nilai sastra dan keindahan dalam melantukan syair sangat dihargai orang Arab. Mereka mengukur kecerdasan seseorang dari seberapa indah dan menarik dalam melantunkan syair. Penyair selain menjadi juru bicara kaumnya, juga sangat memahami dongeng-dongeng rakyat, di samping itu juga sebagai pengkaji perkembangan sosial, penuntun dan sebagai operator. Oleh karena itu terdapat sebuah pepatah mengatakan, “Puisi merupakan catatan publik (diwan) orang-orang Arab”. 

Baca Juga: Sikap Penduduk Madinah Menyambut Kedatangan Nabi Muhammad

Penyair selain disebut sebagai sejarahwan juga disebut sebagai ilmuan dan penyampai berita. Syair-syair masyarakat Arab merupakan ingatan-ingatan akan suatu kisah, yang dilantunkan ke publik, sehingga menjadi sebuah catatan akan suatu peristiwa yang telah terjadi. 

Tradisi orang Arab jahiliah yang gemar dalam membuat patung, merupakan salah satu seni rupa yang dimiliki bangsa Arab pada saat itu. Dalam membuat patung berhala, orang Arab membuatnya bukan hanya sebagai untuk mereka sembah saja, melainkan juga memang suka dalam pembuatan patung. Orang-orang Arab pada saat itu memang dikenal pintar dalam membuat patung, bahkan setiap kabilah memiliki patung berhala mereka masing-masing untuk mereka sembah. Berhala tersebut biasanya terbuat dari batu dan kayu. 

Sebagian penduduk tanah Arab tidak menganggap berhala tuhan, tetapi sebagai perantaraan. Terdapat percampuradukan antara mereka menyembahnya atau hanya sebagai kegemaran mereka dalam membuat patung, sehingga dikatakan menjadi sebuah perantaraan. Sehingga banyaknya patung-patung yang mereka biarkan begitu saja, tanpa mereka fungsikan menjadi berhala sesembahan mereka. 

(A.M)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jauh sebelum datangnya Islam, bangsa Arab memiliki tradisi berpidato. Menurut Khalid Alhelwah dalam disertasinya untuk Ohio State University berjudul The Emergence and Development of Arabic Rhetorical Theory 500 CE-1400 CE (1998), bangsa Arab menganggap seni bahasa dan retorikanya sebagai kontribusi terbaiknya untuk dunia.

Kebanggaan demikian sejalan dengan karakteristik bangsa Arab yang hidup dari jalur perniagaan. Alhelwah mengutip studi yang dilakukan Ihsan al-Nuss, al-Khatabah al-'Arabiyah fi 'Ashriha al-Dhahabi (1963). Menurut al-Nuss, ada beberapa jenis orasi pada era Arab pra-Islam (sekitar 500 Masehi).

Pertama, kontes adu orasi, di mana dua suku atau lebih saling mempertandingkan orator terbaik mereka untuk saling berbalas sajak. Kedua, orasi yang bertujuan untuk mengajak pada peperangan atau pembalasan dendam. Ketiga, sebaliknya dari orasi kedua, yakni ajakan untuk berunding atau mengadakan perjanjian damai. 

Keempat, orasi yang diadakan dalam upacara penyambutan mempelai di resepsi pernikahan. Kelima, orasi yang menyerupai ceramah-ceramah kebijaksanaan. Keenam, orasi sambutan-sambutan ketika berlangsung pertemuan antarsuku.

Ketujuh, uraian nasihat (wasaya) yang dilakukan seorang tetua terhadap beberapa anggota keluarga. Kedelapan, retorika yang disampaikan secara cepat-cepat oleh ahli nujum (kahin).

Ciri umum orasi pada masa pra-Islam adalah penekanannya pada bentuk-bentuk puitis, seperti ritme dan rima. Hal itu terutama pada jenis kedelapan tersebut.

Pada zaman itu, sosok orator berperan banyak. Yakni, sebagai sejarawan melalui memori-memori akan peristiwa yang mengesankan bagi kaumnya. Kemudian, sebagai pengingat moral dan penjaga sikap patriotis, yakni dengan menceritakan kembali perang yang pernah dialami kaumnya.

Dengan demikian, penyairyang mendominasi tugas sebagai oratorbukan hanya hadir sebagai pelipur lara, melainkan juga penjaga komunitasnya, baik dari segi spiritual maupun intelektual.

Terkait adu sajak, penyair, atau orator pada umumnya lantas menjadi figur kebanggaan tiap suku. Adalah kerugian bila sebuah suku tidak memiliki jago penyair. Adu sajak ini lebih sebagai hiburan bagi masyarakat, baik itu intrasuku maupun antarsuku.

Orang-orang berkerumun mengelilingi penyairnya bertanding satu sama lain, saling melempar sajak yang dibalas dengan sajak lainnya. Biasanya penyair ternama diikuti oleh sejumlah muridnya agar ia menyaksikan langsung bagaimana cerita-cerita tentang sukunya disampaikan dengan gaya bahasa sedemikian indahnya. Di luar laga, para penyair mengajarkan kiat-kiat berbahasa indah dan tata bahasa kepada muridnya.

Rep: Hasanul Rizqa Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --

Jauh sebelum datangnya Islam, bangsa Arab memiliki tradisi berpidato. Menurut Khalid Alhelwah dalam disertasinya untuk Ohio State University berjudul The Emergence and Development of Arabic Rhetorical Theory 500 CE-1400 CE [1998], bangsa Arab menganggap seni bahasa dan retorikanya sebagai kontribusi terbaiknya untuk dunia. Kebanggaan demikian sejalan dengan karakteristik bangsa Arab yang hidup dari jalur perniagaan. Alhelwah mengutip studi yang dilakukan Ihsan al-Nuss, al-Khatabah al-'Arabiyah fi 'Ashriha al-Dhahabi [1963]. Menurut al-Nuss, ada beberapa jenis orasi pada era Arab pra-Islam [sekitar 500 Masehi]. Pertama, kontes adu orasi, di mana dua suku atau lebih saling mempertandingkan orator terbaik mereka untuk saling berbalas sajak. Kedua, orasi yang bertujuan untuk mengajak pada peperangan atau pembalasan dendam. Ketiga, sebaliknya dari orasi kedua, yakni ajakan untuk berunding atau mengadakan perjanjian damai.  Keempat, orasi yang diadakan dalam upacara penyambutan mempelai di resepsi pernikahan. Kelima, orasi yang menyerupai ceramah-ceramah kebijaksanaan. Keenam, orasi sambutan-sambutan ketika berlangsung pertemuan antarsuku. Ketujuh, uraian nasihat [wasaya] yang dilakukan seorang tetua terhadap beberapa anggota keluarga. Kedelapan, retorika yang disampaikan secara cepat-cepat oleh ahli nujum [kahin].   Ciri umum orasi pada masa pra-Islam adalah penekanannya pada bentuk-bentuk puitis, seperti ritme dan rima. Hal itu terutama pada jenis kedelapan tersebut. Pada zaman itu, sosok orator berperan banyak. Yakni, sebagai sejarawan melalui memori-memori akan peristiwa yang mengesankan bagi kaumnya. Kemudian, sebagai pengingat moral dan penjaga sikap patriotis, yakni dengan menceritakan kembali perang yang pernah dialami kaumnya. Dengan demikian, penyairyang mendominasi tugas sebagai oratorbukan hanya hadir sebagai pelipur lara, melainkan juga penjaga komunitasnya, baik dari segi spiritual maupun intelektual. Terkait adu sajak, penyair, atau orator pada umumnya lantas menjadi figur kebanggaan tiap suku. Adalah kerugian bila sebuah suku tidak memiliki jago penyair. Adu sajak ini lebih sebagai hiburan bagi masyarakat, baik itu intrasuku maupun antarsuku. Orang-orang berkerumun mengelilingi penyairnya bertanding satu sama lain, saling melempar sajak yang dibalas dengan sajak lainnya. Biasanya penyair ternama diikuti oleh sejumlah muridnya agar ia menyaksikan langsung bagaimana cerita-cerita tentang sukunya disampaikan dengan gaya bahasa sedemikian indahnya. Di luar laga, para penyair mengajarkan kiat-kiat berbahasa indah dan tata bahasa kepada muridnya.

  • peradaban islam
  • seni retorika

30. Para pemuda Ashabul Kahfi demi menyelamatkan aqidah dan keimanannya menyembah kepada Allah SWT mengambil keputusan untuk menghindari kejaran Guber … nur Dagianus yang kejam dan menyembah berhala, dengan cara bersembunyi di dalam A rumah С lemari tanah D goa​

niat shalat jamak qashar maghrib dan isya

24. Di bawah ini salah satu contoh toleran adalah A mendengarkan curahan hati teman hingga selesai B. suka berbicara merendahkan orang lain C. berbuat … lebih mengedepankan emosi atau cepat marah D tidak boleh mengejek kawan yang berbeda suku dan agamanya​

membuka ketiak kanan termasuk sunnah..??a.ihramb.thawafc.sa'id.wukuf​

Tugas Btq tentang ikhfa, tolong ya kak, semoga kakak yang jawab semua aktifitas nya selalu di mudahkan, Aamiin❤️​

jama'ah haji dari najad, ihramnya di mulai dari..??​

1. Wafatnya Abu Thalib dan Siti Khadijah yang hampir bersamaan, menjadi ujian kesabaran dan ketabahan terhadap diri Rasulullah saw. Jarak waktu wafatn … ya Abu Thalib dan Siti Khadijah adalah .... a. 2 tahun b. 3 tahun c. 4 tahun d. 5 tahun2.Tekanan yang semakin kuat dari kaum kafir Quraisy memaksa Nabi Muhammad saw. dan pengikutnya hijrah ke Thaif dengan tujuan meminta pertolongan kepada penguasa Thaif. Salah seorang pemimpin Thaif yang ditemui Rasulullah saw. bernama...a. Abdul Uzzab. Bilal bin Rabbah c. Abdul Yalild. Zaid bin Tsabit3. Dalam pengejaran orang-orang kafir Quraisy, Rasulullah saw. bersama Zaid bin Haritsah sempat berlindung di sebuah kebun. Kebun tersebut adalah milik seseorang yang bernama ....a. Abdullah bin Amrb. Utbah bin ZaidC. Zaid bin Amr d. Utbah bin syaibah4.Nabi Muahammad saw. adalah sosok manusia sempurna. Beliau selalu dijadikan patokan dalam bersikap oleh seluruh umatnya di dunia. Hal ini sesuai dengan hikmah keteladanan Nabi Muhammad saw, yaitu ....a. pribadinya yang agungb. sebagai suri tauladan yang baikC. kesabaran dalam berdakwahd. memiliki kemuliaan hati​

jama'ah haji dari syams, ihramnya di mulai dari..??​

apa itu hari tasyrik..??​

23. Secara umum kata simpati dapat diartikan sebagai perasaan ... secara sosial sehingga seseorang dapat merasakan perasaan orang lain A. kebersamaan … C. baik sangka В. toleran D. hidup rukun nihonh ini salah catu contoh toleran adalah​

GuruAmir Senin, 16 November 2020 MI, PAS Edit


I. Berilah tanda silang [X] pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling tepat! 

1. Arti dari kata Arab adalah …. 

2. Suku Arab di Makkah yang sangat terkenal adalah …. 

3. Dua kota suci umat Islam adalah …. 

4. Masyarakat Arab Jahiliah memiliki sifat yang sangat keras. Oleh karenanya mereka sering …. 

b. berunding mencari perdamaian 

c. berkelana di padang pasir 

d. bersilaturahim dengan bangsa lain 

5. Nabi Muhammad termasuk dalam suku Quraisy dari bani … 

6. Sifat terpuji penduduk Arab Makkah pra-Islam adalah …. 

d. rajin menyembah berhala

7. Seni yang sangat digemari dan pelakunya sangat dihormati oleh bangsa Arab sebelum Islam adalah … 

8. Sifat dan watak masyarakat Arab pra-Islam sangat suka membanggakan …. 

9. Hewan ternak terbanyak di Arab pada zaman Jahiliyah adalah …. 

10. Masyarakat pedalaman Arab bekerja sebagai …. 

11. Masyarakat suku Arab Hadhariy tinggal di daerah …. 

12. Penduduk suku Arab Badawiy bertempat tinggal di … 

13. Orang-orang Badawiy mata pencaharian utama mereka adalah …. 

14. Pusat perdagangan terkenal di Makkah adalah …. 

15. Hasil perkebunan yang paling banyak di Jazirah arab adalah … 

16. Hasil utama yang diperoleh dari hewan ternak bagi penduduk suku Badawiy adalah … 

c. daging, susu, dan kulit 

d. kulit, tulang, dan kotoran 

17. Perniagaan suku Quraisy pada musim panas biasanya ke negeri …. 

18. Pada musim dingin suku Quraisy berniaga ke negeri …. 

19. sebagian besar masyarakat Arab pra-Islam menyembah …. 

20. Hubal, Latta, dan Uzza adalah nama-nama pemujaan penduduk bangsa Arab sebelum Islam berupa …. 

21. Berhala besar yang diletakkan di Ka’bah bernama … 

22. Malaikat oleh masyarakat Arab Jahiliyah disembah karena dianggap …. 

23. Malaikat sesungguhnya adalah makhluk gaib yang diciptakan Allah dari …. 

24. Nama berhala yang disembah oleh penduduk Yastrib adalah …. 

25. Berhala pertama di Makkah di bawa dari negeri …. 

26. Orang yang pertama kali membawa berhala ke dalam Ka’bah adalah …. 

27. Menyembah berhala dalam ajaran Islam adalah perbuatan …. 

28. Waktu berusia 12 tahun, Nabi Muhammad saw. diajak oleh pamannya ke negeri Syam untuk …. 

29. Upah yang diterima dari menggembala kambing oleh Nabi Muhammad saw. digunakan untuk …. 

30. Pada masa kanak-kanak, Nabi Muhammad saw. telah menunjukkan …. 

c. perilakunya yang buruk 

31. Ibu susu Nabi Muhammad saw adalah …. 

32. Ibu susu yang cukup lama mengasuh Nabi Muhammad Saw. berasal dari Desa …. 

33. Saat ziarah ke makam ayahnya nabi, ibunda Aminah sakit dan meninggal dunia. Beliau dimakamkan di …. 

34. Maulid Nabi Muhammad saw. adalah cara kaum muslimin memperingati? 

35. Sesungguhnya Allah mengutus Nabi Muhammad saw. adalah untuk? 

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat dan jelas! 

1. Apa sifat dan keistimewaan Muhammad remaja dalam asuhan pamannya Abu Thalib? 

2. Apa saja kebiasaan masyarakat Arab yang pantas dicontoh dan yang tidak pantas dicontoh?, jelaskan alasannya! 

3. Apa nama masyarakat Arab yang tinggal di pedalaman? Jelaskan kegiatannya! 

4. Tuliskan secara singkat sejarah penduduk Makkah menjadi kaum penyembah berhala! 

5. Sebutkan nama-nama orang yang mengasuh Nabi Muhammad saw.!

Video yang berhubungan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA