Sebutkan usaha yang dilakukan oleh Shalahuddin Al Ayyubi dalam membangun pemerintahan

Ada berapa usaha yang dilakukan oleh Salahuddin Yusuf Al ayyubi dalam membangun pemerintahan?

  1. A.5
  2. B.4
  3. C.7
  4. D.3
  5. Semua jawaban benar

Jawaban: B. B.4

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, ada berapa usaha yang dilakukan oleh salahuddin yusuf al ayyubi dalam membangun pemerintahan b.4.

Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Pada tahun berapa pasukan salib di bawa pemimpin panglima arnoth? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.

Untuk kegunaan lain, lihat Salahudin dan Sultan Salahuddin.

An-Nashir Salahuddin Yusuf Ibn Ayyub [bahasa Kurdi: سەلاحەدینی ئەییووبی; bahasa Arab: الناصر صلاح الدين يوسف بن أيوب, translit. an-Nāṣir Ṣalāḥ ad-Dīn Yūsuf ibn Ayyūb‎; [c. 1138 - 4 Maret 1193] adalah seorang jenderal Panglima dan pejuang muslim Kurdi dari Tikrit [daerah utara Irak saat ini]. Ia mendirikan Dinasti Ayyubiyyah di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekkah-Medinah Hejaz dan Diyar Bakr Oman [Pelestina]

Salahuddin Al-AyubiSultan Mesir dan Turki Syria

Lukisan artistik Shalahuddin

Sultan Mesir dan SuriahBerkuasa1171 – 4 Maret 1193Penobatan1174, KairoPendahuluAl-Adid [sebagai khalifah Fatimiyah]Penerus

  • Al-Aziz Utsman [Mesir]
  • Al-Afdal [Suriah]

Lahir1138Tikrit, Mesopotamia Hulu, Kekhalifahan AbbasiyahWafat4 Maret 1193 – 1137; umur -57–-56 tahun

Damaskus, Suriah, Kesultanan AyyubiyahPemakaman

Masjid Umayyah, Damaskus

Nama lengkap
Jasmin-Nasi Ṣalāḥ al-Dīn Yūsuf Ben Ayūbblis
AyahNajmuddīn AyyūbPasanganIsmaddin KhatanAnak

  • Al-Afdal bin Salahuddin
  • Al-Azizi Usmang
  • Az-Zahra Ghaziyyah

AgamaIslam Sunni [Syafi'i][1][2][3]

Ia lebih dikenal dengan nama julukannya yaitu, 'Salah Aladin al-Ayyubi/Saladin/Salah ad-Din' [Bahasa Arab: صلاح الدين الأيوبي, Kurdistan: صلاح الدین ایوبی]. Salahuddin terkenal di dunia Islam karena Memimpin, Strategi militer, dan sifatnya yang ksatria dan Adil pada saat ia berperang melawan Ksatria Salib. Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang Ulama. Ia memberikan catatan kaki dan penjelasan kitab sunan hadits Abu Dawud.

Shalahuddin Al-Ayyubi berasal dari bangsa Kurdi.[4] Ayahnya Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuh hijrah [migrasi] meninggalkan kampung halamannya dekat Danau Van dan pindah ke daerah Tikrit [Irak]. Shalahuddin lahir di benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/1138 M, ketika ayahnya menjadi penguasa Seljuk di Tikrit. Saat itu, baik ayah maupun pamannya mengabdi kepada Imaduddin Zanki, gubernur Seljuk untuk kota Mosul, Irak. Ketika Imaduddin berhasil merebut wilayah Balbek, Lebanon tahun 534 H/1139 M, Najmuddin Ayyub [ayah Shalahuddin] diangkat menjadi gubernur Baalbek dan menjadi pembantu dekat Raja Suriah Nuruddin Mahmud. Selama di Baalbek inilah, Shalahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang, strategi, maupun politik. Setelah itu, Shalahuddin melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk mempelajari teologi Sunni selama sepuluh tahun, dalam lingkungan istana Nuruddin. Pada tahun 1169, Shalahudin diangkat menjadi seorang wazir [konselor].

Di sana, dia mewarisi peranan sulit mempertahankan Mesir melawan penyerbuan dari Kerajaan Latin Jerusalem di bawah pimpinan Amalrik I. Posisi ia awalnya menegangkan. Tidak ada seorangpun menyangka dia bisa bertahan lama di Mesir yang pada saat itu banyak mengalami perubahan pemerintahan di beberapa tahun belakangan oleh karena silsilah panjang anak khalifah mendapat perlawanan dari wazirnya. Sebagai pemimpin dari prajurit asing Syria, dia juga tidak memiliki kontrol dari Prajurit Shiah Mesir, yang dipimpin oleh seseorang yang tidak diketahui atau seorang Khalifah yang lemah bernama Al-Adid. Ketika sang Khalifah meninggal bulan September 1171, Saladin mendapat pengumuman Imam dengan nama Al-Mustadi, kaum Sunni, dan yang paling penting, Abbasid Khalifah di Baghdad, ketika upacara sebelum Salat Jumat, dan kekuatan kewenangan dengan mudah memecat garis keturunan lama. Sekarang Saladin menguasai Mesir, tetapi secara resmi bertindak sebagai wakil dari Nuruddin, yang sesuai dengan adat kebiasaan mengenal Khalifah dari Abbasid. Saladin merevitalisasi perekonomian Mesir, mengorganisir ulang kekuatan militer, dan mengikuti nasihat ayahnya, menghindari konflik apapun dengan Nuruddin, tuannya yang resmi, sesudah dia menjadi pemimpin asli Mesir. Dia menunggu sampai kematian Nuruddin sebelum memulai beberapa tindakan militer yang serius: Pertama melawan wilayah Muslim yang lebih kecil, lalu mengarahkan mereka melawan para prajurit salib.

Timur Tengah [1190 M.]. Wilayah kekuasaan Shalahuddin [warna merah]; Wilayah yang direbut kembali dari pasukan salib 1187-1189 [warna merah muda]. Warna hijau terang menandakan wilayah pasukan salib yang masih bertahan sampai meninggalnya Shalahuddin

Dengan kematian Nuruddin [1174] dia menerima gelar Sultan di Mesir. Disana dia memproklamasikan kemerdekaan dari kaum Seljuk, dan dia terbukti sebagai penemu dari dinasti Ayyubid dan mengembalikan ajaran Sunni ke Mesir. Dia memperlebar wilayah dia ke sebelah barat di maghreb, dan ketika paman dia pergi ke Nil untuk mendamaikan beberapa pemberontakan dari bekas pendukung Fatimid, dia lalu melanjutkan ke Laut Merah untuk menaklukan Yaman. Dia juga disebut waliullah yang artinya teman Allah bagi kaum muslim Sunni.

Tahun 559-564 H/ 1164-1168 M. Sejak itu Asaduddin, pamannya diangkat menjadi Perdana Menteri Khilafah Fathimiyah. Setelah pamannya meninggal, jabatan Perdana Menteri dipercayakan Khalifah kepada Shalahuddin Al-Ayyubi.

Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil mematahkan serangan Tentara Salib dan pasukan Romawi Bizantium yang melancarkan Perang Salib kedua terhadap Mesir. Sultan Nuruddin memerintahkan Shalahuddin mengambil kekuasaan dari tangan Khilafah Fathimiyah dan mengembalikan kepada Khilafah Abbasiyah di Baghdad mulai tahun 567 H/1171 M [September]. Setelah Khalifah Al-'Adid, khalifah Fathimiyah terakhir meninggal maka kekuasaan sepenuhnya di tangan Shalahuddin Al-Ayyubi.

Sultan Nuruddin meninggal tahun 659 H/1174 M, Damaskus diserahkan kepada puteranya yang masih kecil Sultan Salih Ismail didampingi seorang wali. Di bawah seorang wali terjadi perebutan kekuasaan di antara putera-putera Nuruddin dan wilayah kekuasaan Nurruddin menjadi terpecah-pecah. Shalahuddin Al-Ayyubi pergi ke Damaskus untuk membereskan keadaan, tetapi ia mendapat perlawanan dari pengikut Nuruddin yang tidak menginginkan persatuan. Akhirnya Shalahuddin Al-Ayyubi melawannya dan menyatakan diri sebagai raja untuk wilayah Mesir dan Syam pada tahun 571 H/1176 M dan berhasil memperluas wilayahnya hingga Mousul, Irak bagian utara.

Di kemudian hari Salahudin menjadi wazir pada 1169, dan menerima tugas sulit mempertahankan Mesir dari serangan Raja Latin Yerusalem, khususnya Amalric I. Kedudukannya cukup sulit pada awalnya, sedikit orang yang beranggapan ia akan berada cukup lama di Mesir mengingat sebelumnya telah banyak terjadi pergantian pergantian kekuasaan dalam beberapa tahun terakhir disebabkan bentrok yang terjadi antar anak-anak Kalifah untuk posisi wazir. Sebagai pemimpin dari pasukan asing Suriah, dia juga tidak memiliki kekuasaan atas pasukan Syi'ah Mesir yang masih berada di bawah Khalifah yang lemah, Al-Adid. Berakhirnya kekuasaan yang dipimpin khalifah al-adid maka Salahudin pun menguasai mesir dengan sebutan dinasti Ayyubiyah.[5]

  • Kingdom of Heaven
  • Raja Richard I dari Inggris
  • Guy dari Lusignan
  • Nuruddin

  1. ^ Spevack 2014, hlm. 44.
  2. ^ Lēv 1999, hlm. 131.
  3. ^ Halverson, Corman & Goodall 2011, hlm. 201.
  4. ^ Ibn Khallikan says that Saladin's father and his family originated from Dvin, and "they were Kurds." See Vladimir Minorsky, The Prehistory of Saladin, Studies in Caucasian History, Cambridge University Press, 1957, pp. 124-132.
  5. ^ "Kisah Salahuddin Al-Ayyubi Memberantas Syiah di Mesir". www.arusnews.com. Diakses tanggal 2020-08-25. 

  • Alan K. Bowman, Egypt After the Pharaohs: 1986
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Saladin.

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Salahuddin_Ayyubi&oldid=20221832"

Video yang berhubungan

Sebutkan usaha yang dilakukan oleh Shalahuddin Al Ayyubi dalam membangun pemerintahan

1. Mendirikan Madrasah-Madrasah yang menganut Madzhab Syafi'i dan Madzhab Maliki.

2. Mengganti kadi-kadi Syi'ah menjadi kadi-kadi Sunni.

3. Mengganti pegawai pemerintahan yang melakukan korupsi.

4. Memecat pegawai yang bersekongkol dengan penjahat dan perampok.