Sebutkan empat pemimpin Islam yang pernah memerintah pada masa Daulah Umayyah di Andalusia

SEKILAS INFO

  • |     Selamat Datang di Website Kantor Kementerian Agama Kota Singkawang  |

Jakarta -

Bani Umayyah adalah kekhalifahan Islam pertama setelah Khulafaur Rasyidin atau kekhalifahan kedua setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Kekhalifahan ini didirikan pada 661 Masehi.

Pendiri sekaligus khalifah pertama Bani Umayyah adalah Muawiyah bin Abu Sufyan atau sering disebut Muawiyah I. Muawiyah I pernah menjabat sebagai Gubernur Syam pada masa Khulafaur Rasyidin, tepatnya pada pemerintahan Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan.

Nama Bani Umayyah merujuk pada nama kakek buyut Muawiyah I, Umayyah bin 'Abd asy-Syams bin Abdu Manaf. Kekhalifahan Bani Umayyah ini memerintah dari tahun 661-750 Masehi di Jazirah Arab dan sekitarnya.

Dikutip dari buku Sejarah Peradaban Islam oleh Yudi Irfan Daniel dan Shabri Shaleh Anwar, kekhalifahan ini juga memerintah dari 756-1031 di Kordoba, Spanyol sebagai Kekhalifahan Kordoba yang menjadi kekhalifahan Bani Umayyah periode kedua.

Berikut penjelasan sejarah dan khalifah pertama Bani Umayyah,

Sejarah Berdirinya Bani Umayyah

Sejarah berdirinya kekhalifahan Bani Umayyah tak lepas dari masa krisis pada pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Khilafah setelah Rasulullah SAW ini mencapai puncak kejayaan pada masa Utsman bin Affan dan mengalami kemunduran pada masa Ali bin Abi Thalib, terlebih ketika ia wafat dalam serangan balas dendam atas konflik kebijakan Utsman bin Affan pada periode kedua.

Setelah Ali bin Abi Thalib wafat, estafet kekhalifahan Islam digantikan oleh putranya, Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Namun, pada tahun 661 Masehi, Hasan undur diri dari kekhalifahan. Hal ini menyebabkan khilafah kaum muslimin dipegang oleh Muawiyah. Maka, berdirilah Bani Umayyah dengan memindahkan ibukota kerajaan dari Madinah ke Damaskus di Syam.

Khalifah Pertama Bani Umayyah

Bani Umayyah menerapkan sistem perundang-undangan yang bersifat kekeluargaan. Kerajaan Islam ini dipimpin oleh 14 khalifah. Khalifah pertama Bani Umayyah adalah Muawiyah dan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad.

Muawiyah merupakan putra dari Abu Sufyan dan Hindun binti 'Utbah. Ia lahir di Khif, Mina tepat 15 tahun sebelum hijrah. Dikutip dari buku Belajar dari Runtuhnya Daulah-daulah Islam oleh Abdul Halim Uwais, keluarga ini memeluk Islam pada masa penaklukan kota Mekkah.

Pendiri Bani Umayyah ini merupakan salah seorang penulis wahyu Rasulullah SAW. Ia juga terlibat dalam peperangan melawan orang-orang murtad bersama saudara dan ayahnya. Pada masa Khulafaur Rasyidin, Muawiyah diangkat sebagai gubernur untuk beberapa daerah di Syam oleh khalifah Umar bin Khattab. Di bawah kepemimpinan Muawiyah, seluruh wilayah di daerah syam berhasil disatukan.

Muawiyah wafat pada tahun 60 H. Kaum muslimin pada waktu itu membai'at putra Muawiyah yang bernama Yazid untuk menjadi pengganti Muawiyah. Namun, Yazid bin Muawiyah adalah seseorang yang wara' dan zuhud. Ia memilih untuk undur diri dari kekhalifahan Bani Umayyah yang didirikan ayahnya.

Simak Video "Melihat Kemegahan Rancangan Museum Rasulullah SAW"



(kri/erd)

Dinasti pertama yang memimpin Andalusia adalah Umayyah.

Senin , 15 Apr 2019, 18:00 WIB

picturesspain.com

Andalusia, Spanyol

Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah Andalusia dibebaskan, pemerintahan Islam silih berganti dari melangkah menuju masa kejayaan, memasuki puncak kejayaan, hingga akhirnya runtuh. Berikut periode pemerintahan Islam di Andalusia:

I. Periode Kekuasaan Bani Umayyah Damaskus (711-755 M)

Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada masa ini, stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna. Gangguan-gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam, antara lain, berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan.

Baca Juga

II. Periode Kerajaan Cordoba (756-1013 M)

Pada 750 M, kekuasaan Khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus digantikan oleh kekuasaan Bani Abbasiyah yang berpusat di Baghdad. Abdurrahman Ad-Dakhil, keturunan Bani Umayyah yang selamat, berhasil menurunkan Yusuf al-Fihri dan memproklamasikan dirinya sebagai amir Kerajaan Andalusia yang berpusat di Cordoba dan melepaskan diri dari Kekhalifahan Abbasiyah pada 756 M. Di antara amir Kerajaan Cordoba berturut-turut adalah Abdurrahman I (756-788 M), Hisyam I (788-796 M), al-Hakam I (796-822 M), Abdurrahman II (822-852 M), Muhammad I (852-886 M), al-Munzhir (886-888 M), dan Abdullah ibn Muhammad (888-912 M).

III. Periode Kerajaan-Kerajaan Lokal

Kekhalifahan Cordoba runtuh dengan terjadinya perang saudara antara 1009 dan 1013 M meskipun belum sepenuhnya berakhir hingga 1031 M. Negeri Andalusia kemudian terpecah menjadi lebih dari 30 negera kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth Thawaif yang berpusat di suatu kota, seperti Kerajaan Malaga, Zaragoza, Valencia, Badajoz, Sevilla, dan Toledo.

IV. Periode Kekuasaan Dinasti Maroko

Meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan Dinasti Murabithun (1086-1143 M) dan Dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada 1062 M, ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesh, Maroko. Ia masuk ke Spanyol atas “undangan” penguasa-penguasa Islam di sana yang tengah memikul beban berat perjuangan mempertahankan negeri-negerinya dari serangan orang-orang Kristen. Yusuf dan tentaranya memasuki Spanyol pada 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia. Karena perpecahan di kalangan raja-raja Muslim, Yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan berhasil.

V. Periode Kerajaan Granada

Sisa-sisa umat Islam di Andalusia masih dapat bertahan dan membangun kembali di Granada di bawah Dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti pada zaman Abdurrahman an-Nasir. Namun, secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Universitas Granada dan Istana Al-Hambra yang termasyhur itu pun dibangun walau di tengah ancaman tentara musuh.

  • penaklukan andalusia
  • andalusia

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

KOMPAS.com - Kekhalifahan Bani Umayyah adalah kekhalifahan kedua yang didirikan setelah kematian Nabi Muhammad.

Daulah Bani Umayah berdiri setelah wafatnya khalifah Ali bin Abi Thalib, pemimpin terakhir Kekhalifahan Rasyidin.

Pendiri Bani Umayyah adalah Muawiyah bin Abu Sufyan atau Muawiyah I, Gubernur Syam pada masa pemerintahan Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan.

Saat didirikan pada 661 masehi, khalifah pertama Bani Umayyah adalah Muawiyah I.

Setelah kematian Muawiyah I pada 680, konflik perebutan kekuasaan mengakibatkan perang saudara.

Kekuasaan akhirnya jatuh ke tangan Marwan I, dari marga yang lain.

Wilayah Suriah tetap menjadi basis kekuatan utama Bani Umayyah setelah itu, dan Damaskus adalah ibu kotanya.

Pemerintahan Bani Umayyah berlangsung selama 365 tahun, yang terbagi atas dua periode, yaitu pemerintahan di Damaskus selama 90 tahun dan pemerintahan di Cordoba (Spanyol) selama 275 tahun.

Baca juga: Kekhalifahan Abbasiyah: Sejarah, Masa Keemasan, dan Akhir Kekuasaan

Sejarah

Pada masa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib dari Kekhalifahan Rasyidin, terjadilah perang saudara antara Ali dengan Muawiyah I di Shiffin.

Perang Shiffin ini diakhiri dengan tahkim atau penyelesaian perkara, yang ternyata tidak menyelesaikan masalah bahkan menimbulkan perpecahan menjadi tiga golongan politik, yaitu Muawiyah, Syiah dan Khawarij.

Setelah Ali terbunuh, kepemimpinan sempat dilanjutkan oleh putranya, Hasan.

Namun, setelah beberapa bulan, Hasan mundur dari posisinya demi mendamaikan kaum muslim yang kala itu sedang dilanda beragam fitnah.

Dengan demikian, dimulailah kekuasaan Bani Umayyah.

Oleh karenanya, sering disebut bahwa Daulat Bani Umayyah itu didirikan dengan kekerasan dan tipu daya.

Bani Umayah juga mengubah pemerintahan yang awalnya demokratis menjadi monarki (sistem pemerintahan berbentuk kerajaan).

Baca juga: Masjid-masjid Peninggalan Kerajaan Islam dan Ciri-cirinya

Masa keemasan Kekhalifahan Bani Umayyah

Setelah resmi menjadi khalifah Bani Umayyah, Muawiyah memindahkan ibu kota pemerintahan dari Madinah ke Damaskus.

Muawiyah kemudian memfokuskan diri pada perluasan wilayah, hingga akhirnya berhasil menaklukkan seluruh kerajaan Persia, sebagian Kerajaan Bizantium di Afrika, Khurasan, dan Afganistan.

Bani Umayyah mencapai masa keemasan pada masa pemerintahan Khalifah Al-Walid I atau Al-Walid bin Abdul Malik yang memimpin pada tahun 705-715 masehi.

Pada masanya, pembangunan tidak hanya difokuskan pada perluasan wilayah, tetapi juga membangun jalan raya, pabrik, gedung, masjid, dan panti asuhan.

Ilmu agama dan pengetahuan juga berkembang pesat, dan umat Islam hidup dengan aman, makmur, serta tentram.

Pada masa pemerintahan khalifah setelahnya, ekspansi wilayah Bani Umayyah terus berlanjut.

Tidak heran apabila Bani Umayyah memiliki daerah sangat luas, baik di barat maupun timur, yang meliputi Spanyol, Afrika Utara, Suriah, Palestina, Semenanjung Arabia, Irak, sebagian wilayah Asia, Persia, Afganistan, Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kirgistan.

Baca juga: Masuknya Islam ke Nusantara

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA