Sebutkan dua hal tolong-menolong yang diperintahkan islam

Bajawa (Inmas) - Penyuluh Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ngada, Nurdin Sufyanto, S.Pd.I, menyampaikan Tausiyah pada pembinaan rohani bagi ASN beragama Islam secara rutin bertempat di ruangan Seksi Bimas Islam Kantor Kemenag Kab. Ngada, Rabu (05 April 2017).

"Manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Antara seorang dengan yang lain tentu saling hajat-menghajatkan, butuh-membutuhkan dan dari situ timbul kesadaran untuk saling bantu-membantu dan tolong-menolong. Tidak mungkin seseorang dapat bertahan hidup sendirian tanpa bantuan pihak lain," ungkap Nurdin.

Lebih lanjut, Nurdin menegaskan dengan mengutip Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi: "Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya".

Maka sungguh tepat apa yang dipaparkan oleh Al-Qur’an bahwa manusia tidak akan pernah rugi selama mereka masih mau menegakkan nilai-nilai saling menolong disamping juga beriman, beramal shalih dan bertakwa kepada Allah SWT.

Sebagai makhluk sosial, tidak mungkin manusia dapat bertahan hidup sendirian tanpa bantuan pihak lain. Sehingga timbullah kesadaran untuk saling membantu dan menolong. Memberikan bantuan haruslah dengan hati yang ikhlas agar orang yang kita bantu merasa ringan dengan beban masalah yang dideritanya.

Kebaikan yang telah diberikan orang lain hendaknya kita balas dengan kebaikan juga, jangan sampai keburukan yang kita balaskan. Dan harus berhati-hati akan kejahatan yang mungkin dilakukan oleh orang yang telah kita bantu, pesan Nurdin di akhir tausiyahnya.***(Kuwaydin/Prily)

Perilaku menolong (helping behavior) menurut Wrightsman & Deaux adalah setiap tindakan yang lebih memberikan keuntungan bagi orang lain daripada terhadap diri sendiri. Sedangkan perilaku menolong dalam islam dikenal dengan istilah ta’awun. Ta’awun sendiri berasal dari bahasa arab yang artinya berbuat baik sedangkan menurut istilah adalah suatu pekerjaan atau perbuatan yang didasari pada hati nurani dan semata-mata mencari ridho Allah SWT. Ta’awun bisa dilakukan dengan apa saja tanpa ada aturan persyaratan, semua bisa melakukannya, baik yang masih kecil, muda ataupun tua, dalam mengerjakan kebaikan dan kebajikan.

Taawun juga dapat diartikan sebagai sikap kebersamaan dan rasa saling memiliki dan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, sehingga dapat mewujudkan suatu pergaulan yang harmonis dan rukun.

Al-quran menyebutkan bahwa ta’awun merupakan hal yang esensial bagi setiap muslim. Umat islam diperintahkan untuk saling tolong menolong terhadap sesama terutama tolong menolong dalam perbuatan yang terpuji. Seperti yang tercantum dalam surat al maidah ayat 2 yang artinya :

*“Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa dan janganlah kalian tolong menolong dalam perbuatan dosa dan**permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaan-Nya“.

Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa Islam menganjurkan untuk menolong sesama terutama yang mengarah pada suatu hal yang positif dan baik yang dalam ayat diatas disebut dengan al-birr yang berarti kebajikan, dan mengecam bentuk pertolongan apapun yang mengarah pada suatu hal negatif yang menyangkut masalah dosa, permusuhan, serta perkara yang dilarang oleh agama yang dalam ayat diatas disebut dengan al-itsmu.

Kata al-birr dan kata attaqwa mempunyai makna yang sangat erat kaitannya, karena masing-masing menjadi bagian dari yang lainnya. Kata al-birr berarti kebaikan, kebaikan dalam hal ini adalah kebaikan secara menyeluruh, mencakup segala macam dan ragam yang dianjurkan oleh agama, seperti memberi sedekah,
dan lain sebagainya.

Lawan dari kata al-birr adalah al-itsm yang berarti dosa, yang maknanya adalah satu ungkapan yang mencakup segala bentuk kejelekan dan aib yang menjadi sebab seorang hamba menjadi tercela bila melakukannya, seperti halnya mencuri.

Ulama mengatakan bahwa penggabungan kata al-birr dan at-taqwa dalam satu tempat seperti ayat diatas mengandung pengertian yang berbeda, al-birr bermakna semua hal yang dicintai Allah dan di ridhoi-Nya, baik berupa ucapan maupun perbuatan, lahir dan batin. Sementara attaqwa mengarah pada tindakan menjauhi segala yang diharamkan (Al-Qawaid al-Hisan, Syaikhas-Sa’idi, hlm 48 )

Kata al-itsm dan al-‘udwan memiliki hubungan yang erat, karena masing- masing kata mengandung pengertian kata lainnya. Setiap dosa (al-itsm) merupakan bentuk dari al-udwan (kelaliman) terhadap ketentuan Allah yang berupa larangan atau perintah. Dan setiap melakukan tindakan ‘udwan pelakunya berdosa. Namun jika disebut bersamaan, masing-masing kata al-itsm dan al- ‘udwan memiliki pengertian yang berbeda dari yang lainnya. Al-itsm (dosa) berkaitan dengan perbuatan yang hukumnya haram, seperti minum khamer (minuman keras), zina, dsb. Kata al-‘udwan lebih mengarah pada suatu perbuatan yang berupa kelaliman seperti mengajak bermusuhan.

Ayat diatas mengandung isi anjuran untuk saling tolong menolong terhadap sesama, namun yang perlu digaris bawahi adalah tolong menolong dalam hal kebaikan dan taqwa, seperti memberi sedekah kepada orang yang membutuhkan. Memberi sedekah kepada orang yang membutuhkan itu merupakan salah satu bentuk dari perilaku menolong yaitu donation, dan dalam Islam pun menganjurkan pula hal tersebut. namun kita tidak diperbolehkan membantu seseorang yang dapat berimbas pada hal yang merugikan orang lain, seperti mencuri.

Islam hanya menganjurkan untuk menolong orang lain yang mengarah pada kebaikan, dan sebaliknya Islam sangat tidak menganjurkan untuk menolong pada hal yang dapat merugikan orang lain. Meskipun diri kita sendiri yang dirugikan tapi tetap harus membalas dengan kebaikan, karena segala sesuatu yang kita lakukan akan mendapat balasannya, seperti dalam firman Allah pada surat Ar-rahman yang artinya :

tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Sudahri.Adabul Mufrad, 2008)

Manusia ditakdirkan Allah sebagai makhluk social yang membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk social, manusia juga memerlukan bantuan dan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual. Dengan kerjasama dan tolong menolong tersebut diharapkan manusia bisa hidup rukun dan damai dengan sesamanya. Sesuai dengan hadits nabi yang artinya:

“Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya di Hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitann niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke syurga. Suatu kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitabkitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya. (Muttafaq alaih).” (Hadits ke tiga puluh enam dalam Arba’in Nawawi)

Anjuran untuk menolong orang lain terkandung dalam isi hadist diatas, dan balasan untuk setiap perbuatan baik yang dilakukan juga telah dijanjikan, yaitu siapa yang membantu seorang muslim dalam menyelesaikan kesulitannya, maka akan dia dapatkan pada hari kiamat sebagai tabungannya yang akan memudahkan kesulitannya di hari yang sangat sulit tersebut, dan Allah memberikan balasan yang sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh hambaNya.

Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama, selain itu dalam bersikap ta’awun juga tidak memandang status dan derajat juga tidak membedakan gender. Seperti yang tercantum dalam surat at-taubah ayat 71 yang artinya:

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perernpuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf mencegah dari yang munkar.” ( departemen agama:198 )

Ayat diatas menjelaskan bahwa dalam tolong menolong itu berlaku bagi siapa saja tanpa melihat adanya perbedaan jenis kelamin. Perilaku menolong berlaku bagi laki-laki yang dalam ayat diatas disebut dengan al-mukmin maupun perempuan (al-mukminat) . Sebagian kaum mukminin, baik laki-laki maupun perempuan adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka saling menyongkong karena kesamaan agama dan keimanan kepada Allah. Mereka menyuruh yang ma’ruf (segala amal saleh yang diperintahkan agama, seperti ibadah), mencegah yang mungkar (segala ucapan dan perbuatan yang dilarang agama, seperti berbuat menzhalimi orang lain).

Tolong-menolong Dalam Kebaikan dan Ketaqwaan

Ayat Alquran Tentang Tolong Menolong dalam Kebaikan dan Taqwa – Tolong menolong atau dalam istilah agama disebut ta’awun adalah upaya untuk saling membantu, saling bersinergi antara satu pihak dengan pihak yang lain. Maka kemungkinannya bisa jadi positif dan juga negatif. Dikatakan positif jika tolong menolong dilakukan dalam hal kebaikan, dan negatif jika tolong menolong tersebut dilakukan dalam hal kemaksiatan. Dalam ajaran islam, perintah tolong menolong diarahkan dalam konteks yang positif, yakni dalam urusan kebaikan dan ketakwaan.

Sejarah telah membuktikan bagaimana sebuah masyarakat madani di Madinah terbentuk berkat ukhuwah (rasa persaudaraan) serta saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan yang terjalin antara kelompok Muhajirin dan Anshar. Seperti inilah tolong menolong yang sejalan dengan tujuan dasar islam, yaitu dalam rangka untuk memupuk nilai-nilai positif dan akhlak terpuji pada diri setiap insan Muslim.

Termasuk tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan adalah mencegah saudara muslim yang lain dari perbuatan dosa dan maksiat. Dalam sebuah hadis, Rasulullah pernah berpesan kepada para sahabat untuk menolong saudaranya yang mendzalimi dan yang terdzalimi. Ketika para sahabat bertanya tentang bagaimana menolong seseorang yang berbuat dzalim, Rasulullah kemudian menjelaskan bahwa cara menolongnya ialah dengan Mencegahnya dari terus melakukan kedzaliman itu.

Kumpulan Dalil Ayat Alquran Tentang Tolong Menolong dalam Kebaikan dan Ketakwaan

Sikap saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan adalah suatu hal yang sangat mulia. Sejumlah ayat dalam alquran juga telah menyebutkan secara tegas tentang perintah ini. Berikut ini beberapa ayat alquran tentang tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan yang penting untuk kita ketahui, sebagai penegasan bahwa kebiasaan tolong menolong dalam konteks kebaikan dan ketakwaan merupakan bagian dari ajaran islam yang mulia.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَائِدَ وَلَا آمِّينَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنْ رَبِّهِمْ وَرِضْوَانًا وَإِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوا وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ أَنْ صَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَنْ تَعْتَدُوا وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syiar-syiar kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qala’id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridhaan dari Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencianmu terhadap suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (terhadap mereka). Dan saling tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan saling tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya. – (Q.S Al-Maidah: 2)

قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا * آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ حَتَّى إِذَا سَاوَى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوا حَتَّى إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا

Dia (Zulkarnain) berkata, “Apa yang telah dianugerahkan Tuhanku kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu dan mereka. (95) Berilah aku potongan-potongan besi,” Hingga ketika potongan besi itu telah terpasang sama rata dengan kedua puncak gunung itu, dia (Zulkarnain) berkata, “Tiuplah (api itu)!” Hingga ketika (besi) itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku tuangkan ke atasnya (besi panas itu).” (96). – (Q.S Al-Kahfi: 95-96)

قَالَ رَبِّ إِنِّي قَتَلْتُ مِنْهُمْ نَفْسًا فَأَخَافُ أَنْ يَقْتُلُونِ * وَأَخِي هَارُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّي لِسَانًا فَأَرْسِلْهُ مَعِيَ رِدْءًا يُصَدِّقُنِي إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُكَذِّبُونِ * قَالَ سَنَشُدُّ عَضُدَكَ بِأَخِيكَ وَنَجْعَلُ لَكُمَا سُلْطَانًا فَلَا يَصِلُونَ إِلَيْكُمَا بِآيَاتِنَا أَنْتُمَا وَمَنِ اتَّبَعَكُمَا الْغَالِبُونَ

Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah membunuh salah seorang dari golongan mereka, sehingga aku takut mereka akan membunuhku. (33) Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripada aku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantu untuk membenarkan (perkataan)ku. Sesungguhnya, aku takut mereka akan mendustakanku.” (34) Dia (Allah) berfirman, “Kami akan menguatkan engkau (membantumu) dengan saudaramu, dan Kami berikan kepada kamu berdua kekuasaan yang besar, sehingga mereka tidak akan dapat mencapaimu. (Berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamu yang akan meraih kemenangan.” (35) – (Q.S Al-Qashas: 33-35)

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap tegas terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang terhadap sesama mereka. Kamu melihat mereka senantiasa rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam kitab Taurat dan Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu tumbuh semakin kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya. Tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan ampunan dan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka. – (Q.S Al-Fath: 29)

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. – (Q.S Al-Hujurat: 10)

Itulah beberapa ayat alquran tentang saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan yang tersebar dalam sejumlah surat. Semoga bisa menjadi motivasi bagi kita untuk membiasakan diri menolong terhadap sesama.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA