Sebutkan apa saja ciri kebahasaan teks editorial?

Teks editorial adalah artikel yang berada pada kolom dalam surat kabar yang berisi pendapat (opini) atau pandangan suatu media terhadap satu peristiwa berita yang bersifat aktual atau yang sedang hangat menjadi bahan perbincangan publik (viral). Pendapat ini dapat berupa dukungan, pujian, kritikan, ataupun cemoohan yang menjadi sikap dari institusi media massa.

Isu yang diangkat dapat berupa isu sosial, politik, budaya, ataupun ekonomi. Misalnya, saat ini yang menjadi perbincangan publik salah satunya mengenai kebijakan pemerintah dalam penanggulangan virus korona. Isu ini dapat diangkat dari berbagai perspektif: Apakah isi teks editorial akan mendukung, mengkritik ataupun mencomooh, bergantung pada sikap institusi media massa. Opini yang disampaikan dalam teks editorial harus berlandaskan data-data yang faktual sehingga menghasilkan pendapat yang logis untuk menuntun pembaca agar bijak menyikapi suatu persoalan yang menyangkut kehidupan banyak orang.

Ciri-Ciri Teks Editorial

Teks editorial memiliki ciri-ciri, antara lain

  1. Topik yang diangkat dalam teks editorial berupa isu-isu yang tengah hangat diperbincangkan, baik isu sosial, politik, budaya, maupun ekonomi. Isu ini dapat berskala nasional, maupun internasional
  2. Opini yang disampaikan penulis dalam teks editorial bersifat sistematis dan logis. Artinya, penyampaiannya dari hal yang umum menuju khusus secara rapi dan berurutan.
  3. Kalimat-kalimat yang digunakan bersifat singkat, padat dan jelas. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya ruang yang tersedia pada kolom koran baik versi luring, maupun daring.
  4. Berisi opini yang dilandasi dengan fakta. Menurut pengertiannya, opini dapat dikatakan sebagai pendapat, pendirian, atau pikiran. Contohnya:
    • Penggunaan masker kain dengan berbagai motif dapat membantu kepercayaan diri individu dalam peranannya mematuhi protokol kesehatan.

Sementara itu,  fakta adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang merupakan kenyataan atau sesuatu yang benar terjadi. Contohnya:

    • Melalui Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesu, WHO resmi menetapkan virus korona sebagai virus pandemi global.
  1. Teks editorial tidak memuat nama penulis karena teks editorial merupakan pendapat redaksi, bukan dari individu sehingga tidak boleh menggunakan kata ganti saya.
  2. Teks editorial diawali dengan pemaparan umum atas isu yang tengah hangat diperbincangkan. Pemaparan ini akan dianalisis secara mendalam dengan persepsi tertentu hingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Pemaparan yang dimaksud dapat berupa pentingnya masalah, pendapat redaksi terhadap masalah, kritik, saran, serta harapan penulis akan masalah. Selain itu, pada umumnya penulis juga memberikan solusi atas permasalahan yang sedang dianalisis secara mendalam.

Sumber gambar: apnews.com

Struktur Teks Editorial

Struktur teks editorial terdiri atas bagian-bagian, antara lain.

  1. Pernyataan pendapat (tesis)

Pada bagian ini, penulis menyajikan pendapat atas permasalahan dari topik yang diangkat. Pendapat ini akan diperkuat dengan beberapa teori dan fakta. Selain itu, bagian ini juga bertujuan agar pembaca dapat berkonsentrasi untuk memahami atas permasalahan yang sedang dibahas. Di dalamnya, penulis juga memberikan pendapat yang berusaha agar pembaca dapat mengikuti arah berpikir penulis.

Bagian ini adalah bagain yang paling utama dalam teks editorial karena menyajikan opini yang berlandaskan data dan fakta untuk memperkuat apa yang dinyatakan pada bagian pembuka. Pada umumnya, pendapat yang berseberangan dari pendapat penulis juga disajikan. Hal ini bertujuan agar dapat dibandingkan dan dikritisi sehingga pembaca akan menaruh keyakinan terhadap pendapat penulis. Selain itu, bagian ini juga memaparkan pendapat para ahli ataupun hasil penelitian dari berbagai macam sumber yang bertujuan untuk memperkuat argumen penulis.

  1. Penegasan Ulang Pendapat atau Reiterasi

Bagian ini berisi pendapat yang ditegaskan kembali dengan didorong oleh fakta yang telah disampaikan pada bagian argumentasi. Penegasan ulang pendapat beradap pada bagian akhir dari teks editorial.

Kaidah Kebahasaan Teks Editorial

Kaidah kebahasaan teks editorial terdiri atas beberapa unsur, antara lain.

Adverbia atau kata keterangan digunakan dalam teks editorial dengan tujuan agar dapat mendapat keyakinan pembaca. Adverbia yang digunakan pada umumnya berupa adverbial kuantitatif, seperti biasanya, sering, kadang-kadang, jarang, sebagain besar, dsb. Averbia ini digunakan dengan tujuan mempertegas argumen penulis.

Verba material adalah salah satu jenis verba yang menyatakan siapa yang dibicarakan (subjek) melakukan sesuatu perbuatan, pekerjaan, ataupun aktivitas yang dapat dilihat. Penggunaan verba jenis ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa apa yang dinyatakan penulis untuk memperkuat argumen adalah perihal fakta. Contohnya, menulis, menangkap, mengenakan, menyelenggarakan, dsb.

Verba mental adalah salah satu jenis verba yang bermakna tanggapan atau reaksi dari suatu perbuatan, peristiwa, keadaan, ataupun keberadaan. Contohnya, menikmati, khawatir, mengamati, merasakan, dsb.

Verba ini berfungsi untuk mengubungkan antara subjek dengan pelengkap. Dengan begitu, struktur kalimatnya adalah: Subjek + verba relasional + Misalnya, “Virus korona merupakan virus yang mematikan. Kata merupakan menjadi verba penghubungan antara subjek (virus korona) dan pelengkap (virus yang mematikan). Contoh lainnya, Menteri Kesehatan memiliki tanggung jawab untuk menekan laju penyebaran virus korona.

Konjungsi merupakan kelas kata yang berfungsi untuk menghubungkan baik antarkata, antarfrasa, maupun antarkalimat. Berdasarkan fungsinya, konjungsi terbagi menjadi tiga: Konjungsi intrakalimat, konjungsi antarkalimat, dan konjungsi korelatif. Konjungsi intrakalimat, contohnya sedangkan, tetapi, melainkan, dsb. Konjungsi antarkalimat, contohnya akan tetapi, di samping itu, sementara itu, dsb. Konjungsi korelatif, contohnya tidak hanya berpasangan dengan tetapi juga, bukan berpasangan dengan melainkan, mulai dari berpasangan dengan hingga, dsb.

Contoh Teks Editorial Singkat

Dapat diakatan, kesehatan merupakan suatu hal di hidup yang sangat langka. Berbagai ungkapan tentang kesehatan muncul, seperti “Jangan sakit kalau miskin”, yang berarti apapun yang berkaitan tentang kesehatan, mulai dari biaya dokter, hingga obat-obatan tergolng sangat mahal  Hal ini, tentunya, bersifat ironi dengan penyataan bahwa sehat adalah nomor satu. Terlebih, investor saling bersaing untuk membangun Rumah Sakit Internasional (RSI). Padahal, secara jelas, dapat dilihat dan dirasakan secara langsung bahwa RSI sarat akan biaya yang mahal, yang tentunya jauh dapat diakses oleh para masyarakat berekonomi kelas bawah atau yang dilbeli dengan istilah “KK Miskin”.

Tidak dapat dimungkiri, persoalan-persoalan mengenai kesehatan masih menjadi PR utama di berbagai daerah, terutama di pedesaan. Tingginya tingkat kematian dan prevalensi penyebaran penyakit menular tataran lingkungan. Hal ini disebabkan oleh kemiskinan struktural yang terjadi di dalam masyarakat.

Jika ditelaah lebih lanjut, sebenarnya, hal ini sudah sampai di telinga pemerintah dan pemerintah pun sudah sampai pada tahapan eksekusi program. Namun, seringkali program yang dieksekusi bersifat sporadis. Artinya, program pemerintah hanya aktif dalam peresmiannya, tetapi tidak berlanjut hingga pada pemantauan (monitoring) dan evaluasi sehingga tak jarang gagal di tengah perjalanan.

Hal ini terjadi juga pada kondisi puskesmas sebagai pelayanan terpadu kesehatan masyarakat.  Yang terjadi pada puskesmas bahwa ide program pelayanan terpadu kesehatan tidak mampu diimplementasikan, padahal visi-misi yang terkandung sudah sangat mulia, seperti tak jarang puskesmas hanya dijadikan rujukan saja. Hal ini membuat pemerintah harus mengembalikan fungsi puskesmas kembali seperti semula.

  • Penegasan ulang (reiterasi)

Pengembalian fungsi awal puskesmas menjadi kunci dari keberhasilan pemberdayaan puskesmas. Selain itu, koordinasi dari semua kalangan juga perlu mendapat perhatian utama. Keberhasilan ini tentunya akan membuat puskesmas menjadi sumber vital dalam menyehatkan masyarakat yang sesuai dengan ide awal yang cemerlang.

Kontributor: Adip Prasetyo, S.Hum.
Alumni Sastra Indonesia FIB UI

Materi StudioBelajar.com lainnya:

  • Struktur Cerpen
  • Majas
  • Teks Eksposisi

Pendidikan.Co.Id – Kamu pasti pernah menemukan sebuah teks yang berisikan sebuah pendapat pribadi dari individu atau seseorang terhadap sebuah masalah, Secara sadar atau tidak kamu sudah membaca yang namanya Teks Editorial atau disebut juga dengan Teks Opini. Oleh sebab itu untuk dapat membedakan teks editorial/opini dengan teks lain seperti misalnya teks deskripsi atau teks lainnya mari baca lebih lanjut mengenai Teks Editorial secara jelas dibawah ini.

Pengertian Teks Editorial

Teks editorial merupakan sebuah teks yang berisi sebuah pendapat pribadi individu atau seseorang terhadap sebuah isu/masalah aktual. Isu atau masalah tersebut bisa meliputi masalah politik, sosial, maupun itu masalah ekonomi yang mempunyai hubungan dengan secara signifikan dengan politik. Meskipun begitu Pengungkapan teks tersebut harus juga didasari dan dilengkapi dengan bukti, data / fakta, maupun alasan yang logis dan bijak agar pembaca atau pendengar dapat menerimanya dengan baik dan bijak juga. lantas apa tujuan dari Teks Editorial atau Opini.

Tujuan Teks Tajuk Rencana / Editorial / Opini:

Adapun Tujuan dari Teks Editorial atau opini ini antara lain ialah sebagai berikut :

  1. Untuk dapat mengajak para pembaca untuk dapat ikut berpikir didalam sebuah masalah (isu/topik) yang sedang hangat terjadi di lingkungan sekitar.
  2. Memberikan sebuah pandangan dengan berdasarkan fakta data dan alasan kepada pembaca terhadap isu yang sedang berkembang.

Manfaat Teks Editorial / Opini:

Teks editorial ini akan memberi informasi kepada pembaca, dalam merangsang pemikiran, serta juga terkadang mampu untuk dapat menggerakkan pembaca untuk ikut berpartisipasi dan juga bertindak.

Fungsi Teks Tajuk Rencana/Editorial/Opini:

Adapun Fungsi dari Teks Editorial atau opini antara lain ialah sebagai berikut :

  1. Fungsi dari Teks Opini atau editorial ini umumnya menjelaskan sebuah berita juga akibatnya pada masyarakat.
  2. Mengisi latar belakang dari berhubungan dengan berita tersebut dengan kenyataan sosial serta juga faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
  3. Terkadang terdapat sebuah analisis kondisi yang berfungsi untuk dapat mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan yang dapat terjadi
  4. Meneruskan penilaian moral mengenai/tentang berita tersebut.

Ciri-Ciri Teks Editorial / Opini:

Dibawah ini merupakan ciri-ciri dari teks editorial atau opini, yakni :

  1. Tema tulisannya selalu hangat dan juga Up To Date (sedang berkembang / berlangsung dibicarakan oleh banyak orang dan juga luas), aktual dan faktual
  2. Bersifat sistematis serta juga logis
  3. Tajuk rencana / editorial atau juga opini merupakan sebuah gagasan atau pendapat yang sifatnya itu sebuah argumentasi (argumentative)
  4. Menarik untuk dibaca karna sedang Hangat, sedang Berlansung dan penggunaan kalimatnya yang singkat, padat serta jelas.

Struktur Teks Editorial

Terdapat 3 Struktur dalam membangun Teks editorial atau opini, yakni :

  1. Pernyataan pendapat (tesis):
    Bagian berisi sebuah sudut pandang penulis mengenai sebuah masalah yang dibahas. Biasanya teori akan diperkuat oleh argumen.
  2. Argumentasi:
    Alasan atau bukti yang digunakan dalam upaya memperkuat pernyataan dalam tesis, meskipun dengan secara umum argumentasi tersebut diartikan untuk dapat menolak suatu pendapat. Argumen tersebut juga bisa berbentuk pertanyaan umum/data dari hasil penelitian, dari pernyataan para ahli, ataupun juga fakta-fakta dengan berdasarkan referensi yang dapat dipercaya.
  3. Penyataan/Penegasan ulang pendapat (Reiteration):
    Bagian yang berisi penegasan ulang mengenai pendapat yang didorong oleh fakta dan data di bagian argumentasi dalam upaya memperkuat/menegaskan.

Kaidah Kebahasaan Teks Editorial

Diibawah ini merupakan kaidah kebahasaan teks editorial atau opini antara lain ialah sebagai berikut:

  • Adverbia: ditujukan agar pembaca meyakini teks yang dibahas, dengan menegaskan menggunakan kata keterangan (adverbia frekuentatif). Kata yang biasa digunakan yaitu: selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, sebagian besar waktu, jarang, dan lainnya.
  • Konjungsi: kata penghubung pada teks, contoh nya: bahkan.
  • Verba Material: verba yang menunjukkan perbuatan fisik/peristiwa.
  • Verba Relasional:  verba yang menunjukkan hubungan intensitas (pengertian A adalah B), dan milik (mengandung pengertian A mempunyai B).
  • Verba Mental: verba yang menerangkan persepsi (misalnya melihat, merasa), afeksi (misalnya suka, khawatir), dan kognisi (misalnya berpikir, mengerti). Pada verba mental terdapat partisipan pengindra (senser) dan fenomena.

Contoh Teks Editorial dan Struktur Analisanya

CBT, Pengembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia

            Di masa kini, pendidikan sangatlah penting dalam menjalani kehidupan. Tak dapat dipungkiri bahwa tanpa pendidikan masyarakat Indonesia akan tertinggal jauh oleh negara lain. Oleh karena itu, banyak sekali upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia tentang kemajuan pendidikan. Salah satu contoh pengupayaan nya adalah teknologi yang digunakan dalam suatu proses pendidikan, karena teknologi merupakan salah satu faktor untuk berkembangnya suatu negara.

            Baru-baru ini tidak jarang orang yang membicarakan mengenai Ujian Nasional dengan berbasis computer. Itulah salah satu upaya pengembangan teknologi di Indonesia.

            Computer Based Test atau yang sering disebut dengan istilah CBT ini memang sudah seharusnya diberlakukan pada sistem UN di Indonesia. Pada dasarnya, sistem ini tidak hanya untuk pengembangan teknologi saja, namun sistem ini juga lebih efisien dan lebih hemat dibanding dengan Paper Based Test yang harus mencetak soal ke dalam kertas. Padahal, peserta Ujian Nasional sangatlah banyak, dapat mencapai jutaan peserta. Tidak hanya itu, biaya pengiriman naskah soal pun tidak sedikit.

Pemanfaatan teknologi seperti itu sebenarnya sangatlah meringankan. Manfaat yang diberikan nya pun tidaklah sedikit. Manfaat tersebut tidak hanya didapat oleh pemerintahan saja. Untuk siswa, mereka akan lebih terbantu, karena mereka sudah tidak focus menghitamkan jawaban. Selama ini, factor menjawab pada kertas LJK sangatlah memengaruhi pada nilai mereka. Mereka hanya tinggal mengeklik jawabannya. Jadi, waktu nya tidak terbuang sia-sia.

            Kendala dari program tersebut adalah beberapa masyarakat yang belum bisa menyetujui hal tersebut. Mereka menganggap bahwa CBT tersebut akan membebankan siswa, terutama pada siswa yang belum lancar dalam masalah teknologi. Padahal,dengan itu mereka akan termotivasi untuk lebih bisa dalam teknologi seperti computer, karena pada dasarnya saat ini banyak sekali test-test yang menggunakan sistem CBT. Mereka yang tidak setuju, masih belum bisa untuk diajak berjalan menuju suatu perubahan yang lebih baik. Kecenderungan seperti itu dapat memengaruhi daya pengembangan, kreasi dan kreativitas. Padahal, untuk menjadi suatu negara yang maju, berubah itu perlu, berubah untuk yang lebih baik.

            Suatu negara memerlukan suatu kondisi paling tidak sejajar dengan negara lain yang ada di dunia. Indonesia merupakan negara berkembang dan Indonesia sendiri perlu suatu kemajuan.

MENGANALISIS TEKS EDITORIAL/OPINI

Struktur teks Kalimat dalam teks
Pernyataan pendapat 1.      Di masa kini, pendidikan sangatlah penting dalam menjalani kehidupan. Tak dapat dipungkiri bahwa tanpa pendidikan masyarakat Indonesia akan tertinggal jauh oleh negara lain. Oleh karena itu, banyak sekali upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia tentang kemajuan pendidikan. Salah satu contoh pengupayaan nya adalah teknologi yang digunakan dalam suatu proses pendidikan, karena teknologi merupakan salah satu faktor untuk berkembangnya suatu negara.
Argumentasi 2.      Baru-baru ini tidak jarang orang yang membicarakan mengenai Ujian Nasional berbasis computer. Itulah salah satu upaya pengembangan teknologi di Indonesia.

3.      Computer Based Test atau yang sering disebut dengan istilah CBT ini memang sudah seharusnya diberlakukan pada sistem UN di Indonesia. Pada dasarnya, sistem ini tidak hanya untuk pengembangan teknologi saja, namun sistem ini juga lebih efisien dan lebih hemat dibanding dengan Paper Based Test yang harus mencetak soal ke dalam kertas. Padahal, peserta Ujian Nasional sangatlah banyak, dapat mencapai jutaan peserta. Tidak hanya itu, biaya pengiriman naskah soal pun tidak sedikit.

4.      Pemanfaatan teknologi seperti itu sebenarnya sangatlah meringankan. Manfaat yang diberikan nya pun tidaklah sedikit. Manfaat tersebut tidak hanya didapat oleh pemerintahan saja. Untuk siswa, mereka akan lebih terbantu, karena mereka sudah tidak focus menghitamkan jawaban. Selama ini, factor menjawab pada kertas LJK sangatlah memengaruhi pada nilai mereka. Mereka hanya tinggal mengeklik jawabannya. Jadi, waktu nya tidak terbuang sia-sia.

5.      Kendala dari program tersebut adalah beberapa masyarakat yang belum bisa menyetujui hal tersebut. Mereka menganggap bahwa CBT tersebut akan membebankan siswa, terutama pada siswa yang belum lancar dalam masalah teknologi. Padahal,dengan itu mereka akan termotivasi untuk lebih bisa dalam teknologi seperti computer, karena pada dasarnya saat ini banyak sekali test-test yang menggunakan sistem CBT. Mereka yang tidak setuju, masih belum bisa untuk diajak berjalan menuju suatu perubahan yang lebih baik. Kecenderungan seperti itu dapat memengaruhi daya pengembangan, kreasi dan kreativitas. Padahal, untuk menjadi suatu negara yang maju, berubah itu perlu, berubah untuk yang lebih baik.

Pernyataan ulang pendapat 6.      Suatu negara memerlukan suatu kondisi paling tidak sejajar dengan negara lain yang ada di dunia. Indonesia merupakan negara berkembang dan Indonesia sendiri perlu suatu kemajuan.

Kata keterangan / adverbial frekuentatif

No Kalimat Adverbia Frekuentatif
1 Baru-baru ini tidak jarang orang yang membicarakan mengenai Ujian Nasional berbasis computer. Jarang
2 Computer Based Test atau yang sering disebut dengan istilah CBT ini memang sudah seharusnya diberlakukan pada sistem UN di Indonesia. Sering
No Kalimat Konjungsi Fungsi
1 Oleh karena itu, banyak sekali upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia tentang kemajuan pendidikan. Oleh karena itu Untuk menyatakan akibat
2 Salah satu contoh pengupayaan nya adalah teknologi yang digunakan dalam suatu proses pendidikan, karena teknologi merupakan salah satu faktor untuk berkembangnya suatu negara. karena Untuk menyatakan akibat
3 Pada dasarnya, sistem ini tidak hanya untuk pengembangan teknologi saja, namun sistem ini juga lebih efisien dan lebih hemat dibanding dengan Paper Based Test yang harus mencetak soal ke dalam kertas. Namun Untuk menyatakan keadaan pertentangan dengan keadaan sebelumnya
4 Padahal, peserta Ujian Nasional sangatlah banyak, dapat mencapai jutaan peserta. Padahal Memperkuat argumentasi
5 Manfaat tersebut tidak hanya didapat oleh pemerintahan saja. Untuk siswa, mereka akan lebih terbantu, karena mereka sudah tidak focus menghitamkan jawaban. karena Untuk menyatakan akibat
6 Selama ini, factor menjawab pada kertas LJK sangatlah memengaruhi pada nilai mereka. Selama ini Untuk menyatakan waktu
7 Jadi, waktu nya tidak terbuang sia-sia. Jadi Untuk menyatakan konsekuensi
8 Padahal, dengan itu mereka akan termotivasi untuk lebih bisa dalam teknologi seperti computer, karena pada dasarnya saat ini banyak sekali test-test yang menggunakan sistem CBT. padahal Memperkuat argumentasi
9 Padahal, untuk menjadi suatu negara yang maju, berubah itu perlu, berubah untuk yang lebih baik. padahal Memperkuat argumentasi
No Kalimat Verba Verba material/ relasional/ mental
1 Salah satu contoh pengupayaan nya adalah teknologi yang digunakan dalam suatu proses pendidikan, karena teknologi merupakan salah satu faktor untuk berkembangnya suatu negara. merupakan Verba relasional
2 Computer Based Test atau yang sering disebut dengan istilah CBT ini memang sudah seharusnya diberlakukan pada sistem UN di Indonesia. disebut Verba relasional
3 Selama ini, factor menjawab pada kertas LJK sangatlah memengaruhi pada nilai mereka. menjawab Verba material
4 Mereka menganggap bahwa CBT tersebut akan membebankan siswa, terutama pada siswa yang belum lancar dalam masalah teknologi. menganggap Verba mental
5 Padahal, untuk menjadi suatu negara yang maju, berubah itu perlu, berubah untuk yang lebih baik. menjadi Verba relasional
6 Indonesia merupakan negara berkembang dan Indonesia sendiri perlu suatu kemajuan. Merupakan Verba relasional

No

Kosakata

Arti kosakata

1

Efisien

tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya)

2

Kendala

keadaan yang membatasi, menghalangi, atau mencegah pencapaian sasaran; kekuatan yang memaksa pembatalan pelaksanaan;

3

Kreasi

hasil daya cipta; hasil daya khayal

4

Kreativitas

kemampuan untuk mencipta; daya cipta

Sekian dan terima kasih sudah membaca mengenai Teks Editorial : Pengertian , Struktur, Kaidah, Dan Contoh, semoga bermanfaat untuk anda.

Lihat Juga  √ Pengertian Potensi Diri

Lihat Juga  √ Pengertian Brosur, Ciri, Fungsi, Tujuan dan Contohnya

  • Jaringan Epitel
  • √ Pengertian Sekolah, Fungsi, Unsur, Beserta Jenjangnya
  • Pengertian Dongeng dan Contohnya
  • √ Pengertian Garis Khatulistiwa, Fungsi, Mahkluk, Iklim, Ciri dan Negara
  • Pengertian Novel, Ciri, Struktur, Jenis, Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik
  • Pengertian Teks Negosiasi
  • √ Pengertian BUMD, Fungsi, Tujuan, Ciri, Jenis, Kelebihan dan Kekurangan
  • √ Pengertian Perilaku Kerja Prestatif
  • √ Pengertian BUMN, Fungsi, Ciri, Jenis, Tujuan, Manfaat dan Contoh
  • √ Pengertian Remunerasi, Tujuan, Indikator, Unsur Menurut Para Ahli
  • √ Pengertian Lembaga Eksekutif, Tugas, Fungsi, Wewenang, Hak & Kewajiban
  • √ Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensial, Unsur, Ciri, dan Kelebihannya
  • √ Pengertian Birokrasi, Ciri, Jenis, Karakteristik dan Perannya
  • √ Pengertian Mollusca, Ciri, Sistem, Klasifikasi dan Contohnya
  • √ Pengertian Motif Ekonomi, Perbedaan, Macam dan Tujuannya

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA