Sebut dan jelaskan organ kelamin luar pada laki-laki

Sebut dan jelaskan organ kelamin luar pada laki-laki

Sebut dan jelaskan organ kelamin luar pada laki-laki
Lihat Foto

mynewyorkminute.org

Ilustrasi anatomi organ reproduksi pria

KOMPAS.com - Sistem reproduksi pria mencakup sekelompok organ yang membentuk sistem reproduksi dan kemih pada pria.

Sistem reproduksi pria terdiri dari bagian internal (di dalam tubuh) dan eksternal (di luar tubuh).

Bersama-sama, organ-organ ini membantu buang air kecil, melakukan hubungan seksual, dan fungsi reproduksi lainnya.

Fungsi organ reproduksi pria

Dilansir dari Cleveland Clinic, berikut adalah fungsi organ reproduksi pria: 

1. Memproduksi, memelihara dan mengangkut sperma (sel reproduksi pria) dan air mani (cairan pelindung di sekitar sperma).

2. Mengeluarkan sperma ke dalam saluran reproduksi wanita.

3. Mereka memproduksi dan mengeluarkan hormon seksual pria.

Baca juga: Apa Fungsi Tuba Falopi untuk Reproduksi?

Urutan organ reproduksi pria

Sebagaimana telah disebutkan, organ reproduksi pria terdiri dari organ internal dan organ eksternal.

Masing-masing organ memiliki fungsi yang berbeda bagi sistem reproduksi pria.

Organ reproduksi eksternal

1. Penis

Penis adalah alat kelamin pria yang memiliki tiga bagian, yakni akar, batang, dan kelenjar.

Akar adalah bagian penis yang menempel pada dinding perut.

Kemudian, batang adalah bagian yang berbentuk seperti tabung atau silinder. 

Terakhir, kelenjar adalah ujung penis yang berbentuk kerucut. Kelenjar ditutupi dengan lapisan kulit longgar yang disebut kulup. 

Baca juga: Kelenjar Reproduksi Pria, Apa Saja?

2. Skrotum

Skrotum adalah kantung kulit seperti kantong longgar yang menggantung di belakang penis.

Skrotum menyimpan testis serta banyak saraf dan pembuluh darah. Skrotum bertugas melindungi testis serta menyediakan semacam sistem kontrol iklim. 

3. Testis

Testis adalah organ oval seukuran buah zaitun yang sangat besar yang terletak di skrotum, diikat di kedua ujungnya oleh struktur yang disebut korda spermatika.

Kebanyakan pria memiliki dua testis. Testis bertanggung jawab untuk membuat testosteron dan untuk memproduksi sperma. 

Di dalam testis terdapat massa melingkar dari tabung yang disebut tubulus seminiferus. 

Tubulus ini bertanggung jawab untuk memproduksi sel sperma melalui proses yang disebut spermatogenesis.

Baca juga: Urutan Organ Reproduksi Wanita dari Luar ke Dalam

4. Epididimis

Epididimis adalah tabung panjang melingkar yang terletak di bagian belakang setiap testis. 

Epididimis membawa dan menyimpan sel sperma yang dibuat di testis. 

Organ ini juga bertugas untuk membawa sperma hingga matang karena sperma yang diproduksi dari testis belum matang dan tidak mampu melakukan pembuahan.

Organ reproduksi internal

Berikut adalah organ reproduksi internal pada pria:

1. Vas deferens 

Vas deferens adalah tabung panjang berotot yang memanjang dari epididimis ke rongga panggul, tepat di belakang kandung kemih.

Vas deferens mengangkut sperma matang ke uretra untuk persiapan ejakulasi.

Baca juga: Alat Reproduksi Pria dan Proses Pembentukan Sperma

2. Saluran ejakulasi 

Saluran ejakulasi dibentuk oleh fusi vas deferens dan vesikula seminalis. Duktus ejakulasi bermuara ke dalam uretra.

3. Uretra 

Uretra adalah tabung yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh. 

Pada pria, uretra memiliki fungsi tambahan untuk mengeluarkan air mani saat mencapai orgasme. 

4. Vesikula seminalis 

Vesikula seminalis adalah kantung yang menempel pada vas deferens di dekat dasar kandung kemih.

Vesikula seminalis membuat cairan kaya gula yang menyediakan sperma dengan sumber energi dan membantu kemampuan sperma untuk bergerak.

Baca juga: Reproduksi Aseksual pada Hewan beserta Contohnya

5. Kelenjar prostat 

Kelenjar prostat adalah struktur yang terletak di bawah kandung kemih di depan rektum. 

Kelenjar prostat memberikan kontribusi cairan tambahan untuk ejakulasi. Cairan prostat juga membantu menyehatkan sperma.

6. Kelenjar bulbourethral 

Kelenjar bulbourethral atau kelenjar Cowper adalah struktur yang terletak di sisi uretra, tepat di bawah kelenjar prostat. 

Kelenjar ini menghasilkan cairan bening dan licin yang bermuara langsung ke uretra. 

Cairan ini berfungsi untuk melumasi uretra dan menetralkan keasaman yang mungkin ada karena sisa tetesan urin di uretra.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Reproduksi adalah salah satu dari sekian banyak ciri makhluk hidup. Ini adalah proses saat makhluk hidup bisa menghasilkan keturunan dengan tujuan supaya tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya.

Reproduksi pada manusia berarti membahas suatu sistem yang berbeda struktur dan fungsinya pada pria dan wanita. Sistem reproduksi adalah kumpulan organ internal dan eksternal yang bekerja bersama untuk tujuan prokreasi.

Oleh karena peran vitalnya dalam kelangsungan hidup spesies, tak sedikit ahli yang berpendapat bahwa sistem reproduksi adalah salah satu sistem yang paling penting di seluruh tubuh.

Cara Kerja Sistem Reproduksi Manusia

Proses reproduksi manusia terjadi ketika sel telur dari wanita dengan sel sperma dari pria bersatu dan berkembang di dalam rahim untuk membentuk janin. Dengan kata lain, kemampuan ini berguna untuk menghasilkan keturunan atau berkembang biak. 

Beberapa bagian tubuh, baik pada wanita maupun pria dibutuhkan agar proses ini dapat terjadi yang disebut dengan alat reproduksi atau alat kelamin. Sistem reproduksi pada pria dan wanita memiliki sistem kerja yang berbeda satu sama lain. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda dan keunikannya sendiri secara genetik. 

Ketika proses reproduksi terjadi melalui hubungan intim, percampuran antara sel sperma dan sel telur akan menuju pada proses yang disebut dengan pembuahan. Setelah itu, janin akan terbentuk di dalam rahim antara 36 hingga 40 minggu hingga dilahirkan sebagai bayi.

Perbedaan Sistem Reproduksi Pria dan Wanita

Sistem reproduksi pria terdiri dari dua bagian utama, yaitu testis sebagai tempat sperma diproduksi dan penis. Bagian penis dan uretra sebenarnya termasuk dalam sistem saluran kemih dan reproduksi pada pria. 

Sedangkan testis merupakan bagian organ reproduksi pria yang terletak di dalam kantong luar yang disebut dengan skrotum.  Biasanya sedikit lebih dingin dibandingkan suhu tubuh untuk memfasilitasi produksi sperma.

Sementara itu, struktur eksternal dari sistem reproduksi wanita antara lain klitoris, labia minora, labia majora, serta kelenjar Bartholin. Bagian tubuh yang termasuk organ dalam utama dari sistem reproduksi wanita adalah vagina dan rahim. Kedua organ ini berguna sebagai wadah dari air mani dan ovarium tempat menghasilkan sel telur. Vagina terletak menempel ke rahim melalui serviks, sedangkan saluran tuba menghubungkan rahim ke ovarium.

Pembuahan terjadi jika sperma memasuki tuba falopi dan terus berada di dalam sel telur. Pembuahan biasanya terjadi di saluran telur, tetapi bisa juga terjadi di rahim itu sendiri. 

Sel telur kemudian ditanamkan di lapisan rahim saat proses embrio dan janin mulai terbentuk. Saat janin sudah cukup dewasa untuk bertahan hidup di luar rahim, serviks akan membesar dan menyebabkan kontraksi rahim untuk mendorongnya keluar melalui jalan lahir.

Anatomi Sistem Reproduksi Pria

Organ reproduksi pria memiliki struktur eksternal yang meliputi:

Penis adalah organ vital yang digunakan untuk berhubungan intim. Sperma dapat keluar melalui saluran di dalam penis ketika sudah mencapai orgasme.

Bagian kantong kulit yang menggantung di pangkal penis. Skrotum berfungsi untuk melindungi testis, saraf, serta pembuluh darah.

Suatu kelenjar yang memiliki fungsi untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron. Bagian ini adalah organ terpenting dari sistem reproduksi pria dan terletak di dalam skrotum.

Selain itu, pria juga memiliki organ reproduksi internal yang dikenal sebagai organ tambahan. Organ tersebut berfungsi untuk membantu berlangsungnya proses produksi, penyimpanan, dan keluarnya sperma. Organ tersebut, antara lain:

  • Uretra.
  • Vas deferens.
  • Epididimis.
  • Vesikula seminalis.
  • Duktus ejakulatorius.
  • Kelenjar prostat.
  • Kelenjar bulbouretral.

Hormon testosteron dapat memengaruhi fungsi dari organ-organ reproduksi tersebut. Selain itu, hormon testosteron juga bermanfaat dalam pengembangan karakteristik pria dari segi fisik, gairah seksual, FSH (follicle stimulating hormone), dan LH (luteinizing hormone) yang berguna untuk membantu produksi sperma.

Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

Organ reproduksi wanita lebih banyak terletak pada tubuh bagian dalam yang meliputi:

Jalur yang menghubungkan ovarium dan rahim yang berguna untuk pergerakan sel telur. Bentuk dari tuba falopi menyerupai tabung kecil dan menempel di bagian atas rahim.

Sebuah kelenjar dengan fungsi untuk menghasilkan sel telur, hormon progesteron, dan hormon estrogen. Organ ini berbentuk oval kecil dan terletak di kedua sisi rahim.

Bagian ini berfungsi sebagai jalur penghubung antara serviks ke bagian luar tubuh. Selain itu, vagina juga berguna sebagai jalan keluar bayi saat proses melahirkan. Saat berhubungan intim, organ ini berguna untuk jalur penetrasi penis sehingga sel sperma dapat masuk dan bertemu sel telur.

Rahim berguna sebagai tempat janin untuk berkembang ketika kehamilan terjadi. Rahim berbentuk menyerupai buah pir dan merupakan organ berongga yang wajib dimiliki setiap wanita jika ingin hamil.

Selain itu, wanita juga memiliki beberapa organ tambahan, seperti labium mayor, labium minor, kelenjar Bartholin, dan klitoris. Organ-organ tersebut berfungsi untuk:

  • Melindungi bagian reproduksi internal wanita dari bermacam jenis infeksi.
  • Memicu hasrat seksual pada wanita.
  • Sebagai jalur yang memungkinkan sperma untuk masuk ke dalam tubuh wanita dan mencapai sel telur.

Setiap wanita juga memiliki empat hormon reproduksi utama, yaitu FSH dan LH yang membantu proses produksi sel telur di ovarium. Bagian lainnya adalah hormon yang berperan penting untuk kehamilan, yaitu estrogen dan progesteron.

Penyakit pada Sistem Reproduksi Pria

Banyak sekali masalah kesehatan yang rentan terjadi pada sistem reproduksi pria, dan kanker prostat menjadi penyakit yang paling umum ditemui. Namun, pria juga dapat mengidap kanker testis dan kanker penis. Selain itu, masalah pada sistem reproduksi pria lainnya yang juga umum terjadi adalah:

  • Disfungsi ereksi.
  • Prostatitis.
  • Epididimitis.
  • Hipospadia.
  • Varikokel.
  • Hidrokel.
  • Orchitis.

Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita

Banyak bagian dari sistem reproduksi pria dan wanita dapat dipengaruhi oleh kanker. Sel kanker dapat menyerang rahim, ovarium, payudara dan leher rahim, di antara organ lainnya. Selain itu, masalah pada sistem reproduksi wanita lainnya yang juga umum terjadi adalah:

  • Sindrom polikistik ovarium (PCOS).
  • Endometriosis.
  • Miom.
  • Radang panggul.
  • Prolaps uteri.

Cara Menjaga Kesehatan Sistem Reproduksi Pria dan Wanita

Oleh karena sangat rentan mengalami masalah kesehatan yang membahayakan, setiap individu perlu mengetahui bagaimana cara tepat menjaga kesehatan sistem reproduksi, yaitu:

  • Pastikan selalu menjaga kebersihan area intim

Tidak hanya membuat pasangan menjadi enggan untuk melakukan hubungan intim, area kelamin yang tidak terjaga kebersihannya juga meningkatkan risiko munculnya penyakit. Kondisi ini bisa mengakibatkan terganggunya kinerja dari sistem reproduksi. 

Pastikan area intim bersih dan kering setelah buang air kecil. Bagi wanita, sebaiknya tidak menggunakan produk yang memiliki kandungan parfum karena bisa mengiritasi vagina. Sementara untuk pria, sebaiknya mempertimbangkan untuk melakukan khitan guna mengurangi risiko infeksi bakteri. 

  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang

Mengonsumsi makanan bergizi seimbang tidak hanya memiliki dampak positif untuk kesehatan fisik, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan sistem reproduksi. Konsumsi makanan bergizi tinggi bisa membuat peluang wanita untuk mendapatkan kehamilan menjadi lebih tinggi. Sementara itu, konsumsi makanan bergizi seimbang juga bisa meningkatkan kualitas sperma pada pria. 

  • Praktik hubungan intim yang aman

Bertujuan untuk menghindari risiko penularan penyakit seksual, tetapi juga mencegah terjadinya kehamilan yang memang tidak direncanakan. Baik pria dan wanita sebaiknya tidak sering berganti pasangan, menggunakan alat kontrasepsi yang aman, dan segera membersihkan area kelamin setelah berhubungan intim.

  • Terapkan pola hidup sehat

Selain pola makan sehat, menjaga kesehatan organ reproduksi juga bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat. Pastikan untuk mendapatkan cukup istirahat, menghindari dan mengelola stres dengan baik, berolahraga rutin, tidak merokok, serta menghindari mengonsumsi minuman beralkohol. 

  • Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter

Terakhir, pastikan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan organ reproduksi ke dokter. Jadi, adanya masalah kesehatan yang menyerang organ reproduksi bisa dideteksi dan ditangani lebih dini, sehingga komplikasi yang berbahaya dapat dihindari. 

Kapan Harus ke Dokter?

Bagi wanita yang sudah aktif secara seksual, perlu untuk melakukan pemeriksaan sistem reproduksi seperti pap smear. Sementara bagi pria, pemeriksaan sperma juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui kualitas sperma dan tingkat kesuburan. 

Semua pemeriksaan tersebut sekarang lebih mudah dilakukan dengan membuat Janji Medis di aplikasi Halodoc. Yuk,  download Halodoc di ponselmu melalui App Store dan Play Store!

Referensi:
Britannica. Diakses pada 2022. Human Reproductive System.
Live Science. Diakses pada 2022. Reproductive System: Facts, Functions & Diseases.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Male Reproductive System.
Healthline. Diakses pada 2022. Female Reproductive.
American Sexual Health Association. Diakses pada 2022. Reproductive Health.
Women’s Health. Diakses pada 2022. Protecting Your Sexual and Reproductive Health.

Diperbarui pada 5 Juli 2022