Seburuk-buruknya manusia dihadapan allah adalah orang yang

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَرَسُولَهُ وَلاَ تَوَلَّوْا عَنْهُ وَأَنتُمْ تَسْمَعُونَ ﴿٢٠﴾ وَلاَ تَكُونُواْ كَالَّذِينَ قَالُوا سَمِعْنَا وَهُمْ لاَ يَسْمَعُونَ ﴿٢١﴾ إِنَّ شَرَّ الدَّوَابَّ عِندَ اللّهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِينَ لاَ يَعْقِلُونَ ﴿٢٢﴾ وَلَوْ عَلِمَ اللّهُ فِيهِمْ خَيْرًا لَّأسْمَعَهُمْ وَلَوْ أَسْمَعَهُمْ لَتَوَلَّواْ وَّهُم مُّعْرِضُونَ ﴿٢٣﴾

"Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya), dan janganlah kamu menjadi sebagai orang-orang (munafik) yang berkata: "Kami mendengarkan, padahal mereka tidak mendengarkan." Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apa pun. Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jika Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu)." (QS. Al-Anfaal [8] : 20-23)

Orang-orang beriman diseru kembali untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Diingatkannya mereka agar jangan berpaling dari-Nya dan jangan menyerupai orang-orang yang mendengar ayat-ayat Allah ketika dibacakan kepada mereka, tetapi seakan-akan mereka tidak mendengarkannya.

Maka, mereka itulah orang yang tuli dan bisu, meskipun mereka mempunyai telinga yang dapat mendengarkan suara dan mulut yang dapatmengucapkan kata-kata. Merekalah seburuk-buruk makhluk melata di muka bumi, karena mereka tidak mengambil petunjuk dari apa yang mereka dengar itu.

Seruan kepada orang-orang yang beriman di sini adalah agar mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Juga agar jangan berpaling dari-Nya padahal mereka mendengar ayat-ayat dan kalimat-kalimat-Nya.

Seruan ini datang setelah dipaparkannya peristiwa-peristiwa peperangan itu, setelah dilihatnya campur tangan Allah, rencana dan ketentuan-Nya, pertolongan dan bantuan-Nya. Juga, setelah adanya penegasan bahwa Allah menyertai orang-orang mukmn dan melemahkan tipu daya orang-orang kafir.

Setelah semua itu, tidak ada alasan utuk tidak mendengar dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Berpaling dari Rasul dan perintah-perintahnya sesudah itu semua tampak sekali sebagai sikap yang mungkar dan buruk.

Hal itu tidak mungkin dilakukan oleh orang-orang yang memiliki hati untuk merenung dan akal untuk berpikir. Oleh karena itu, disebutkannya binatang melata di sini adalah sangat tepat.

Lafal dawaab ‘makhluk melata’ ini meliputi manusia dengan segala sesuatunya, karena mereka melata atau merayap di muka bumi. Tetapi, penggunaannya lebih banyak untuk binatang. Maka, pengucapannya secara mutlak di sini menampakkan bayang-bayangnya. Gambaran binatang dalam indra dan khayalan ini diberikan kepada “orang yang pekak (tuli) dan bisu yang tidak mengerti apa pun.”

Dengan demikian, menurut bayang-bayang ini, mereka aalah binatang melata, bahkan seburuk-buruk binatang melata. Karena, binatang itu mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengarkan kecuali kata-kata yang tidak jelas.

Binatang itu mempunyai lidah, tetapi tidak dapat mengucapan kata-kata yang dapat dimengerti. Hanya saja binatang mendapatkan petunjuk dengan fitrahnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan urusan kehidupannya yang vital. Sedangkan, binatang-binatang melata (yang berupa manusia sesat) itu urusannya diserahkan kepada akal yang tidak mereka pergunakan. Sehingga, sudah barang tentu mereka menjadi makhluk melata yang paling buruk.

“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apa. Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar…” (QS. Al-Anfaal [8] : 22-23)

Yakni, menjadikan hati mereka lapang untuk menerima apa yang didengar oleh telinganya. Akan tetapi, Allah tidak melihat kebaikan dalam hati mereka dan tidak melihat adanya keinginan pada mereka terhadap petunjuk.

Karena, mereka telah merusak potensi fitrah untuk menerima dan mematuhi seruan Allah. Maka, Allah tidak membukakan hati yang telah mereka tutup dan fitrah yang telah mereka rusak itu.

Seandainya Allah menjadikan mereka mengerti dengan akal mereka terhadap hakikat sesuatu yang diserukan kepada mereka, maka mereka pun tidak mau membuka hati mereka dan tidak mau menaati apa yang mereka ketahui itu.

“…Dan jika Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu).”

Karena akal dapat mengerti, tetapi hatinya sudah tertutup, tidak mau taat. Sampai-sampai andaikata Allah menjadikan mereka dapat mendengar dan mengerti, mereka pun tetap tidak mau mematuhi.

Kepatuhan itu ialah mendengarkan dengan benar. Betapa banyak orang yang pikirannya bisa mengerti, tetapi hatinya tertutup, tidak mau menaati.

Ikuti update terbaru di Channel Telegram Eramuslim. Klik di Sini!!!

loading...

Ini Dosa yang dilakukan manusia /Anemone123/Pixabay

MANTRA SUKABUMI – Rasulullah SAW merupakan makhluk Allah SWT yang sangat dicintai dan yang paling agung, sudah dari jauh beliau mengingatkan kepada umatnya mengenain manusia paling buruk di sisi Allah SWT.

Berbicara mengenai baik dan buruknya Manusia di mata Allah SWT tidak ditentukan oleh apapun, terkecuali dari amal baiknya, seperti berdzikir, sholat, puasa, dan amalan lainnya yang berkaitan dengan ini.

Hal ini telah Rasulullah SAW ingatkan dalam sejumlah hadits mengenai ciri-ciri manusia paling buruk di sisi Allah SWT kelak di hari kiamat.

Baca Juga: Nikmati Mudahnya Belanja Online di Merchant Baru ShopeePay 

Baca Juga: FPI Resmi Dibubarkan, Fahri Hamzah: Sangat Menyesalkan Kepada Mahfud MD

>

Adapun ciri manusia paling buruk di sisi Allah SWT pada hari kiamat, yang dilihat dari berbagai sumber hadits Rasulullah SAW yaitu sebagai berikut:

1. Manusia bermuka dua

Manusia yang bermuka dua yaitu manusia yang akan berprilaku baik di hadapan orang yang satu dan akan berubah sikap disaat dihadapan orang yang lainnya, dan ia akan membicarakan hal yang berbau kejelekan di setiapnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits, Rasulullah SAW yaitu sebagai berikut:

Rasulullah bersabda: "Kalian akan mendapati seburuk-buruknya manusia adalah orang-orang yang bermuka dua. Dia mendatangi kelompok yang ini dengan satu wajah, dan mendatangi kelopok lainnya dengan wajah lainpula," (HR Mukhari dan Muslim)

Jum'at, 10 Juli 2020 - 05:13 WIB

Dalam kehidupan kita, mungkin kerap tererat pada perbuatan nista dan tercela. Perbuatan-perbuatan tersebut terkadang tak bisa dihindari dan terus terulang hingga membuat dosa-dosa menggunung. Foto : Ilustrasi/Istimewa

MAKASSAR - Dalam kehidupan kita, mungkin kerap terjerat pada perbuatan nista dan tercela. Perbuatan-perbuatan tersebut terkadang tak bisa dihindari dan terus terulang hingga membuat dosa-dosa menggunung. Tobat menjadi jalan keluar terbaik, agar kita terhindar dari kriteria manusia paling buruk menurut Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi wassalam. Nausubillah.

Inilah kriteria manusia-manusia paling buruk dan sifat-sifat tercela yang harus kita hindari agar kita selamat di akhirat maupun di dunia. Baca : Keistimewaan Hari Senin: Hari Setor Amalan dan Pengampunan Dosa

1. Manusia yang Bermuka Dua

"Kalian akan mendapati seburuk-buruknya manusia adalah orang-orang yang bermuka dua. Dia mendatangi kelompok yang ini dengan satu wajah, dan mendatangi kelopok lainnya dengan wajah lainpula," (HR Mukhari dan Muslim). Dalam hal ini diumpamakan untuk orang-orang yang munafik. Sebab mereka tidak memiliki pendirian dan keteguhan dalam imannya. Sehingga apabila berkumpul dengan orang-orang shaleh, maka mereka seakan-akan menjadi bagian dari orang-orang shaleh tersebut. Akan tetapi apabila berkumpul dengan orang-orang kafir, ia bisa menjadi lebih dahsyat kefakirannya dibandingkan kaum kafir itu sendiri.

2. Manusia yang Ditakuti oleh Sesamanya karena Kejahatannya

Minggu, 27 Desember 2020 - 21:38 WIB

Sosok Abu Jahal di Film kolosal Omar digambarkan sebagai salah satu manusia terburuk karena lisan dan perangainya jauh dari nilai-nilai kebaikan. Foto/Ilustrasi

Semua orang pasti ingin menjadi yang terbaik di sisi Allah, bukan menurut pandangan manusia. Barangsiapa yang mencari ridha manusia tetapi Allah murka, maka Allah akan biarkan dia bergantung pada manusia.

Maka beruntunglah orang yang mendapatkan ridha Allah. Salah satu ciri orang yang meraih ridha Allah adalah mereka yang bertakwa dan selalu berbuat ihsan, berbuat baik dan bermanfaat bagi manusia lainnya. (Baca Juga: Perintah Menutupi Aib Saudara Sesama Muslim)

Lalu, seperti apa manusia paling buruk di sisi Allah Ta'ala? Dai lulusan Al-Azhar Mesir Fakultas Ushuluddin Jurusan Hadis, Ustaz Rikza Maulan menukil salah satu hadis Nabi berikut:

عن عائشة رضي الله عنها قالت، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم، يا عَائِشَةُ إِنَّ شَرَّ النَّاسِ مَنْزِلَةً عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ وَدَعَهُ أَوْ تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ فُحْشِهِ (رواه مسلم)

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Ya Aisyah, sesungguhnya manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari Kiamat adalah orang yang dihindari oleh manusia karena takut kejelekannya." (HR. Muslim No 4693)

Kata Ustaz Rikza, setiap manusia diciptakan Allah sebagai makhluk sosial. Kewajiban ibadah yang dibebankan oleh manusia, tidak hanya terfokus ibadah hablumminallah, namun juga mencakup ibadah sosial yaitu berbuat baik terhadap sesama manusia (hablumminannas). Islam sangat menekankan untuk berbuat baik terhadap sesama manusia, sebagaimana disebutkan dalam Hadis: "Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain".

Sebagaimana hadis di atas, Nabi صلى الله عليه وسلم mengkategorikan orang yang dihindari oleh orang lain karena keburukannya, adalah "sejelek-jeleknya" manusia. Artinya, orang yang tidak peduli terhadap orang lain, bersikap negatif dan berperangai buruk terhahap orang lain, yang oleh karenanya orang-orang takut dan menghindarinya adalah manusia terburuk di muka bumi, meskipun ia suka beribadah mahdhah.

Dalam hadis lain, Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَام (رواه الترمذي)

"Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan dan laksanakanlah shalat pada saat manusia tertidur nisacaya kalian masuk surga dengan selamat." (HR at-Tirmidzi)Semoga kita termasuk golongan hamba-hamba Allah yang istiqamah dalam ibadah mahdhah kepada-Nya dan berbuat ihsan terhadap sesama manusia.

(Baca Juga: 3 Mutiara yang Mengangkat Derajat Manusia di Sisi Allah)

Wallahu A'lam

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA