Salah satu tujuan audit penerimaan kas adalah untuk meyakinkan bahwa

You're Reading a Free Preview
Pages 4 to 5 are not shown in this preview.

1. Salah satu faktor yang mungkin memotivasi manajemen atas terjadinya salah saji dalam asersi siklus pendapatan adalah:A. Adanya order pelanggan secara langsung dilakukan oleh pelanggan atau melalui divisi penjualanB. Order penjualan yang menyajikan data dasar untuk proses internal oleh penjual tentang orderpelanggan.C. Piutang mungkin salah diklasifikasikan sebagai kepemilikan lancar atau tidak lancar.D. Dokumen pengiriman yang merupakan kontrak tertulis antara pengangkut barang dengan

penjual atas penerimaan dan pengiriman barang yang keliru.

2. Salah satu proses penjualan kredit yang terdiri dari fungsi penjualan kredit adalah:A. Pemenuhan order penjualanB. Order pelangganC. Order penjualan

D. Dokumen pengiriman

3. Salah satu tujuan audit penerimaan kas adalah untuk meyakinkan bahwa:A. Penjualan tunai mungkin tidak dicatat, hal ini disengaja dilakukan dalam rangka pencurian kasB. Posisi kas pada tanggal neraca benar-benar ada dan merupakan milik perusahaanC. Penerimaan mungkin dimasukkan ke akun pelanggan yang salah

D. Beberapa penerimaan mungkin tidak dicatat

4. Salah satu transaksi untuk penyesuaian penjualan adalah:A. Persetujuan penjualanB. Persetujuan kreditC. Persetujuan diskon

D. Persetujuan

 5. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang melakukan penjualan, mengirimkan barang, melakukan penagihan, memberikan otorisasi atas penjualan kredit, membuat faktur penjualan dan melakukan pencatatan merupakan ciri dari:A. Resiko pengendalianB. Resiko deteksi yang dapat diterimaC. Tujuan substantif

D. Tujuan pemeriksaan piutang

6. Resiko yang ditanggung auditor karena sample yang diambil dalam proses pengujian tidak representatif atau mewakili populasi tempat sampel itu diambil, dikenal dengan istilah:A. Audit riskB. Sampling riskC. Nonsampling risk

D. Evident risk

7. Dalam satu contoh audit perusahaan manufaktur, maka populasi untuk audit bagian pembelian adalah:A. Seluruh transaksi perusahaanB. Seluruh transaksi pembelian dan penjualanC. Seluruh voucher pembelian yang telah disetujui

D. Seluruh voucher pembelian yang telah teregistrasi

8. Metode pemilihan sample yang tepat dalam auditor yang umum dilakukan adalah :A. random sampling dan purposive samplingB. purposive sampling dan systematic samplingC. systematic sampling dan audit sampling

D. random sampling dan systematic sampling

 9. Salah satu tujuan pengambilan sampel dalam pengujian substantif adalah:A. Menentukan jumlah sampel yang dianggap benar oleh auditorB. Pengendalian internal perusahaan terhadap berbagai kepentinganC. Mendemontrasikan apakah pengendalian internal perusahaan telah berjalan efektif atau non

D. Menentukan tingkat deviasi terbaik populasi sesungguhnya yang diramalkan oleh auditor

10. Pertimbangan profesional dalam menentukan ukuran sampel harus memperhatikan tiga faktor, salah satunya adalah :A. Saldo debet dan kredit perusahaanB. Resiko pengukuran current ratio (CR) terlalu rendahC. Wujud Õsik suatu populasi yang terbatas dan tidak mewakili populasi keseluruhan

D. Suatu dokumen yang menjadi bukti terjadinya transaksi

11. Pada audit spesifik maka semua transaksi pembelian dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode telah dicatat dalam objek audit kelas transaksi, hal ini merupakan pernyataan yang termasuk dalam asesrsi:

B. Valuation or allocation

D. Presentation and disclosur

12. Pencatatan perusahaan yang berhubungan dengan transaksi ekuitas pemegang saham adalah:

C. Transaksi utang jangka panjang

13. Memeriksa dokumentasi dan otorisasi perolehan perjanjian obligasi dan kontrak jangka panjang lainnya dalam hubungan tujuan audit dan prosedur audit utang jangka panjang termasuk ke dalam tujuan audit:

A. Adanya atau terjadinya penilaian kelengkapan kewajibannya

B. Adanya kewajiban penilaiannya

C. Terjadinya kewajibannya

D. Penyajian dan pengungkapan

14. Membuktikan bahwa utang jangka panjang yang dicantumkan di neraca merupakan klaim kreditur terhadap aktivitas entitas merupakan tujuan substantif terhadap:

C. Penyajian dan pengungkapan

1. C. Piutang mungkin salah diklasifikasikan sebagai kepemilikan lancar atau tidak lancar.2. A. Pemenuhan order penjualan3. B. Posisi kas pada tanggal neraca benar-benar ada dan merupakan milik perusahaan4. C. Persetujuan diskon

5. D. Tujuan pemeriksaan piutang

6. B. Sampling risk7. C. Seluruh voucher pembelian yang telah disetujui8. D. random sampling dan systematic sampling9. A. Menentukan jumlah sampel yang dianggap benar oleh auditor

10. B. Resiko pengukuran current ratio (CR) terlalu rendah

13. C. Terjadinya kewajibannya

14. B. Utang jangka panjang

Page 2

Blog virunik.com adalah sebuah blog yang tujuannya untuk memberikan informasi kepada saja yang membutuhkan. Blog ini akan berisi tentang pengetahuan-pengetahuan secara umum yang mungkin sangat berguna bagi kita semua.

Kas merupakan asset lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah untuk diselewengkan. Selain itu banyak transaksi perusahaan yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas. Karena itu, untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecurangan atau penyelewengan yang menyangkut uang kas perusahaan, diperlukan adanya pengendalian intern (internal control) yang baik atas kas dan setara kas.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), kas adalah sebuah investasi yang dapat bersifat sangat liquid, memiliki jangka pendek, dan dapat dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko atas perubahan nilai yang signifikan. Lebih lanjut, IAI menyebutkan bahwa kas terdiri dari saldo kas (cash on hand), rekening giro, atau setara kas.

Menurut Sukrino Agoes (Auditing: petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik. Hal. 230)

  • Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.
  • Bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.

Setara kas dimiliki untuk tujuan memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Namun, investasi dapat dikualifikasikan sebagai setara kas apabila investasi tersebut dapat dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Maka dari itu, investasi umumnya diklasifikasikan sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu tuga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan.

Perkiraan perkiraan yang biasa digolongkan sebagai kas dan setara kas antara lain kas kecil (Petty Cash) dalam rupiah maupun mata uang asing, saldo rekening giro Bank dalam rupiah maupun mata uang asing, bon sementara (I O U), bon-bon kas kecil yang belum di-reimbursed, dan cek tunai yang akan di depositokan.

Sedangkan yang tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas dan setara kas pada laporan keuangan (neraca) contohnya adalah deposito berjangka (time deposit), cek mundur dan cek kosong, dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund), dan rekening giro yang tidak dapat segera digunakan baik di dalam maupun di luar negeri, misalnya karena dibekukan.

Tujuan audit kas dan setara kas antara lain:

  1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.

Beberapa ciri internal control yang baik dapat dilihat dari adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang menerima dan mengeluarkan kas dengan yang melakukan pencatatan, adanya pemisahan tugas antara pegawai yang membuat rekonsiliasi bank dengan yang mengerjakan buku bank, menyimpan asset-asset (uang kas, Blanko check dan giro) ditempat yang yang aman, penerimaan kas, check dan giro disetor ke bank dalam jumlah seutuhnya (intact) paling lambat keesokan harinya, dan bukti-bukti pendukung dari pengeluaran kas yang sudah dibayar harus distempel lunas, untuk menghindari kemungkinan untuk di proses pembayarannya dua kali (double payment)

  1. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di laporan posisi keuangan (neraca) per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) betul betul ada dan dimiliki oleh perusahaan (existence). Oleh karena itu auditor harus melakukan kas opname dan mengirim konfirmasi bank;
  2. Untuk memeriksa apakah semua transaski betul-betul terjadi dan tidak ada transaksi fiktif (occurance);
  3. Untuk memeriksa apakah transaksi sudah dicatat secara akurat dan pada waktu yang tepat dalam buku penerimaan kas dan pengeluaran kas sehingga tidak ada transaksi yang dihilangkan (completeness), tidak ada kesalahan perhitungan matematis, tidak salah posting dalam buku penerimaan kas dan pengeluaran kas , klasifikasi (accuracy, posting, and summarization, and classification.), dan tidak terjadi pergeseran waktu pencatatan (timing);
  4. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara kas. Jika perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk keperluan pelunasan obligasi berikut bunganya (sinking fund) maka dan tersebut tidak dapat dilaporkan sebagai bagian dari kas di asset lancer. Begitupun jika ada saldo rekening giro yang dibekukan karena perusahaan tersangkut suatu masalah hukum;
  5. Untuk memeriksa sendainya ada saldo kas/setara kas dalam valuta asing. Apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi (komprehensif) tahun berjalan.

Perusahaan biasanya tidak hanya memiliki harta dalam bentuk Rupiah saja, ada kalanya suatu perusahaan memiliki harta dalam bentuk valuta asing. Pemeriksaan ini sendiri bertujuan untuk mengetahui apakah ada saldo perusahaan dalam bentuk valuta asing.

  1. Untuk memeriksa apakah penyajiannya di laporan posisi keuangan (neraca) sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia berdasarkan SAK/ETAP/IFRS

Terkadang perusahaan melakukan pencatatan saldo kas tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Sebagai contoh ditemuinya pada laporan keuangan perusahaan, pengeluaran kas yang dibatasi untuk pengeluaran jangka pendek tetapi tidak dimasukkan ke dalam asset lancar.

Menurut SAK:

  • kas dan setara kas disajikan di laporan posisi keuangan (neraca) sebagai asset lancar (Current Assets).
  • kas dan setara kas yang penggunaannya diabtasi dapat dimasukkan dalam asset lancar hanya jika pembatasan tersebut dilakukan untuk menyisishkan dana untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau jika pembatasan tersebut hanya berlaku selama satu tahun.
  • saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek. Saldo kredit dan debit rekening giro pada bank yang sama dapat digabung dan disajikan pada laporan posisi keuangan (neraca) sebagai satu kesatuan.

Sumber: Agoes, Sukrisno.2017. Auditing: petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA