Salah satu faktor yang mendorong remaja terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba adalah

Dampak buruk narkoba tidak perlu diragukan lagi. Namun, kasus penyalahgunaan narkoba pada remaja justru semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini sangat disayangkan karena narkoba tak hanya mengganggu prestasi akademik, tetapi juga berbahaya bagi kesehatan.

Tingkat penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja Indonesia terus mengalami peningkatan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2018, setidaknya ada 2,2 juta remaja dari 13 provinsi di Indonesia yang menggunakan narkoba.

Salah satu faktor yang mendorong remaja terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba adalah

Ada banyak faktor tertentu yang dapat memengaruhi kemungkinan penyalahgunaan atau kecanduan narkoba pada remaja. Apa sajakah faktor itu?

Pemicu Remaja Menggunakan Narkoba

Berikut ini adalah berbagai faktor yang dapat membuat anak-anak dan remaja lebih berisiko terjerumus dan menjadi pecandu narkoba:

1. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan dari teman sebaya merupakan faktor risiko tertinggi penyalahgunaan narkoba pada remaja. “Ikut teman” atau “agar diterima di pergaulan” dapat memicu remaja untuk mulai mencoba narkoba hingga menjadi kecanduan.

Selain teman, anggota keluarga juga bisa menjadi faktor lingkungan yang membuat remaja kecanduan narkoba, terutama jika kondisi rumah tidak kondusif, misalnya karena tidak bisa menghadapi toxic parents atau kurang mendapatkan perhatian dari orang tua dan saudaranya.

2. Faktor psikologis

Remaja yang mengalami stres berat, gangguan perilaku, atau masalah psikologis, seperti depresi dan gangguan cemas, lebih berisiko mengalami kecanduan narkoba. Bagi mereka, mengonsumsi narkoba bisa menjadi salah satu cara atau bahkan solusi untuk mengatasi berbagai masalah yang sedang mereka alami.

3. Faktor genetik

Faktor keturunan juga menjadi salah satu faktor risiko penyalahgunaan narkoba pada remaja. Seorang remaja berisiko besar menjadi pecandu narkoba jika ia memiliki orang tua atau saudara kandung yang juga mengalami kecanduan narkoba atau alkohol.

4. Rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu juga bisa membuat remaja penasaran untuk mencoba narkoba hingga akhirnya menjadi seorang pecandu. Penelitian menunjukkan bahwa mencoba narkoba pada usia muda akan meningkatkan risiko menjadi pecandu di kemudian hari.

Penting untuk memahami berbagai faktor risiko tersebut, sehingga dapat dilakukan upaya-upaya guna mencegah penyalahgunaan narkoba pada remaja.

Tanda-Tanda Remaja Menjadi Pecandu Narkoba

Remaja yang menggunakan narkoba bisa menunjukkan beberapa tanda dan gejala secara fisik maupun psikologis berikut ini:

Tanda fisik

Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala fisik yang dapat dikenali dari seorang pecandu narkoba:

  • Mata merah dan pupil mata yang mengecil atau membesarPerubahan pola makan atau pola tidur
  • Penurunan atau peningkatan berat badan yang drastis dalam waktu singkat
  • Sering kelelahan atau justru sangat bertenaga dan tidak bisa diam
  • Sulit atau tidak bisa tidur
  • Perubahan pada penampilan fisik atau ketidakpedulian terhadap penampilan
  • Sering mimisan
  • Batuk yang tidak kunjung sembuh
  • Mengalami kejang tanpa adanya riwayat epilepsi

Tanda perilaku dan psikologis

Selain gejala fisik, remaja atau orang dewasa yang menggunakan narkoba juga bisa menunjukkan beberapa tanda dan gejala psikologis atau perubahan perilaku, seperti:

  • Lebih tertutup dan terlihat seperti merahasiakan sesuatu
  • Perubahan suasana hati secara tiba-tiba
  • Berkurangnya minat terhadap hal-hal yang disukai sebelumnya
  • Sulit konsentrasi
  • Tidak memiliki motivasi dan tampak lesu
  • Cemas, paranoid, dan menarik diri dari lingkungan sosial
  • Sering bolos sekolah dan prestasi akademik menurun

Tidak hanya gejala psikologis di atas, seorang remaja yang kecanduan narkoba juga sering kali berperilaku buruk, seperti mencuri atau menjual barang-barang hanya untuk membeli narkoba, kerap terlibat dalam perkelahian dengan teman, atau sering berselisih dengan keluarga dan guru.

Gejala Spesifik dari Jenis Narkoba yang Dikonsumsi

Selain gejala fisik dan psikologis, gejala yang lebih spesifik juga dapat muncul tergantung jenis narkoba yang dikonsumsi. Berikut ini adalah tanda dan gejala spesifik akibat efek narkoba berdasarkan jenis narkoba yang digunakan:

Obat golongan stimulan

Beberapa contoh narkoba yang termasuk golongan stimulan meliputi kokain, ekstasi, dan amfetamin. Narkoba jenis ini dapat menyebabkan peningkatan detak jantung dan tekanan darah, sulit tidur, tidak bisa diam, sering lapar, dan mudah lupa.

Obat golongan depresan

Narkoba yang termasuk obat golongan depresan, seperti obat penenang, heroin, dan ganja, akan membuat penggunanya merasa lebih rileks, mengantuk, napas melambat, tekanan darah menurun, detak jantung melemah, dan proses berpikir menjadi lebih lama.

Obat halusinogen

Obat halusinogen terkadang juga disebut sebagai obat psikedelik. Contoh narkoba yang termasuk dalam golongan obat halusinogen adalah magic mushroom, LSD, ketamine, ekstasi, dan ganja.

Narkoba jenis ini dapat menimbulkan halusinasi, perubahan suasana hati, mual, pusing, dan muntah-muntah.

Cara Mengatasi Kecanduan Narkoba pada Remaja

Peran orang tua untuk membekali anak dengan pengetahuan mengenai bahaya narkobaadalah sangatlah penting. Dengan informasi yang jelas dan akurat, anak-anak dan remaja akan mengerti dan memahami bahaya narkoba.

Saat menjelaskan perihal bahaya narkoba pada remaja, hindari penggunaan kalimat yang cenderung menakut-nakuti. Sebaliknya, berikan informasi yang jelas mengenai efek dan konsekuensi dari penggunaan narkoba.

Jika anak sudah terlanjur atau terbukti menggunakan narkoba, tetap hadapi dengan bijak dan terbuka. Sebagai orang tua, Anda mungkin sangat kecewa dan emosi Anda mudah terpancing. Namun, cobalah untuk berbicara dengan tenang agar anak merasakan adanya kepedulian, empati, dan kasih sayang.

Dengan mendengarkan dan memberikan ruang kepada anak untuk berbicara, mereka bisa menjadi lebih jujur untuk mengungkapkan apa yang sedang terjadi dan alasan mereka menggunakan narkoba.

Jika anak Anda menjadi salah satu korban penyalahgunaan narkoba pada remaja, Anda dapat membawanya ke psikiater untuk menjalani konsultasi dan pemeriksaan psikologis.

Setelah melakukan pemeriksaan, psikiater mungkin akan menyarankan anak untuk menjalani sesi psikoterapi, rehabilitasi narkoba, dan memberikan pengobatan untuk menangani kondisi anak Anda yang mengalami ketergantungan narkoba.

Faktor penyebab seorang remaja terjerumus pada penyalahgunaan narkoba adalah pergaulan yang salah, hubungan keluarga yang kurang harmonis, mempunyai waktu luang yang banyak, dan rasa ingin tahu yang kebablasan.  .

Jadi, jawaban yang tepat adalah D.

Salah satu faktor yang mendorong remaja terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba adalah

  • Keinginan untuk mencoba, ingin tampil beda, kurang percaya diri, akhirnya menjadi adiksi (ketergantungan).
  • Menggunakan narkoba sebagai gaya hidup (life style)
  • Pengaruh lingkungan, pergaulan yang salah, tekanan kelompok sebaya (peer group), dipaksa, diancam, dijebak akhirnya terjerumus kedalam penyalahgunaan narkoba.
  • Tekanan kerja, tekanan belajar, sehingga mencari cara untuk meningkatkan daya tahan tubuh (self endurance) melalui penyalahgunaan narkoba.

Salah satu faktor yang mendorong remaja terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba adalah

Lampung Selatankab.bnn.go.id, Kalianda – Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya. Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.

Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.

Pengertian Narkoba

Narkoba adalah obat, bahan dan zat bukan makanan yang jika diminum, dihisap, dihirup, ditelan atau disuntik berpengaruh pada kerja otak dan sering menyebabkan ketergantungan.Akibatnya, kerja otak berubah. Demikian pula fungsi vital organ lain seperti jantung, peredaran darah, pernapasan, dan lain-lain.

Dampak bahaya Penyalahgunaan Narkoba :

Dampak Fisik :

  1. Gangguan pada sistem saraf (neorologis) : kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan saraf tepi.
  2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) : infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah.
  3. Gangguan pada kulit (dermatologis) : penanahan, bekas suntikan dan alergi.
  4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) : penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, penggesaran jaringan paru-paru, pengumpulan benda asing yang terhirup.
  5. Dapat terinfeksi virus HIV dan AIDS, akibat pemakain jarum suntik secara bersama-sama.

Dampak psikologis : 
Berfikir tidak normal, berperasaan cemas, tubuh membutuhkan jumlah tertentu untuk menimbulkan efek yang di inginkan, ketergantungan / selalu membutuhkan obat.

Dampak sosial dan ekonomi :
Selalu merugikan masyarakat baik ekonomi, sosial, kesehatan & hukum.

Ciri-ciri penyalahguna Narkoba : 

  1. Perubahan fisik dan lingkungan sehar-hari : jalan sempoyongan; penampilan dunguk; bicara tidakjelas; mata merah; kurus dan nyeri tulang.
  2. Perubahan psikologis :gelisah, bingung, apatis, suka menghayal, dan linglung.
  3. Perubahan prilaku sosial :menghindari kontak mata langsung; suka melawan; mudah tersinggung; ditemukan obat2an, jarum suntik dalam kamar/ tas; suka berbohong; suka bolos sekolah; malas belajar, suka mengurung diri di kamar.

Dari sudut individu, penyalahgunaan narkoba harus dipahami dari masalah perilaku yang kompleks, yang juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.Lingkungan berbicara tentang keluarga, kelompok sebaya, kehidupan sekolah, dan masyarakat.

Dari ketiganya, yang terpenting adalah faktor individu. Seorang harus bertanggung jawab atas perilakunya dan tidak boleh mempersalahkan orang lain atau keadaan. Tanggung jawab adalah masalah pengambilan keputusan, yang dilakukan atas pertimbangan mengenai apa yang baik dan buruk. Ada lima faktor utama seorang menjadi rawan terhadap narkoba yaitu :

1 Keyakinan Adiktif 
Keyakinan adiktif adalah keyakinan tentang diri sendiri, orang lain dan dunia sekitar. Semua keyakinan itu menentukan kepribadian, dan perilakunya sehari-hari. Beberapa keyakinan adiktif adalah harus sempurna,harus menguasai dan mengendalikan orang lain, harus memperoleh apa yang diinginkannya. Keyakinaan itu umumnya tidak disadari, seseorang tidak akan mengatakan keyakinan itu kepada dirinya sendiri atau kepada orang lain.

2 Kepribadian Adiktif 
Beberapa ciri kepribadian adiktif adalah teropsesi pada diri sendiri, kurangnya jati diri, hidup tanpa tujuan, depresi yang tersembunyi, tidak mampu mengatasi masalah dan kebutuhan pemuasan segera.

3 Ketidakmampuan Menghadapi Masalah 
Seorang yang tinggal dalam keluarga dan masyarakat adiktif, memiliki sedikit sekali orang-orang yang dapat menjadi teladan tentang bagaimana menghadapi masalah dengan baik dan benar.Sebaliknya kebanyakan orang lebih suka mencari penyelesaian masalah saat itu juga yang langsung dapat memuaskan keinginannya.

4 Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Emosional  Tidak Terpenuhinya Kebutuhan yang seharusnya seorang terima yaitu, rasa aman, tujuan hidup, serta kegembiraan.Hal ini masih pula ditambah ketidakmampuan seseorang mengatasi masalah, dan rasa nyaman pada adiksi.

5 Kurangnya Dukungan Sosial 


Tanpa adanya dukungan sosial yang memadai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat, ketidakmampuan menghadapi masalah menyebabkan mencari penyelesaian pada narkoba.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mulai menyalahgunakan narkoba, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan ketergantungan. Beberapa faktor penyebab penyalahgunaan narkoba diantaranya yaitu:

1. Faktor kepribadian 

Beberapa hal yang termasuk di dalam faktor pribadi adalah genetik, bilogis, personal, kesehatan dan gaya hidup yang memiliki pengaruh dalam menetukan sorang remaja terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba .
Kurangnya Pengendalian Diri 
Orang yang coba-coba menyalahgunakan narkoba biasanya memiliki sedikit pengetahuan tentang narkoba, bahaya yang ditimbulkan, serta aturan hukum yang melarang penyalahgunaan narkoba.

Konflik Individu/Emosi 
Yang Belum Stabil Orang yang mengalami konflik akan mengalami frustasi. Bagi individu yang tidak biasa dalam menghadapi penyelesaian masalah cenderung menggunakan narkoba, karena berpikir keliru bahwa cemas yang ditimbulkan oleh konflik individu tersebut dapat dikurangi dengan mengkonsumsi narkoba.

Terbiasa Hidup Senang / Mewah Orang yang terbiasa hidup mewah kerap berupaya menghindari permasalahan yang lebih rumit. Biasanya mereka lebih menyukai penyelesaian masalah secara instan, praktis, atau membutuhkan waktu yang singkat sehingga akan memilih cara-cara yang simple yang dapat memberikan kesenangan melalui penyalahgunaan narkoba yang dapat memberikan rasa euphoria secara berlebihan.


2. Faktor Keluarga 



Kurangnya kontrol keluarga 
Orang tua terlalu sibuk sehingga jarang mempunyai waktu mengontrol anggota keluarga. Anak yang kurang perhatian dari orang tuanya cenderung mencari perhatian diluar, biasanya mereka juga mencari kesibukan bersama teman-temanya.

Kurangnya penerapan disiplin dan tanggung jawab 
Tidak semua penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh remaja dimuali dari keluarga yang broken home, semua anak mempunyai potensi yang sama untuk terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Penerapan disiplin dan tanggung jawab kepada anak akan mengurangi resiko anak terjebak ke dalam penyalahgunaan narkoba. Anak yang mempunyai tanggung jawab terhadap dirinya, orang tua dan masyarakat akan mempertimbangkan beberapa hal sebelum mencoba-coba menggunakan narkoba.

3. Faktor Lingkungan 

Masyarakat Yang Individualis
Lingkungan yang individualistik dalam kehidupan kota besar cenderung kurang peduli dengan orang lain, sehingga setiap orang hanya memikirkan permasalahan dirinya tanpa peduli dengan orang sekitarnya. Akibatnya banayak individu dalam masayarakat kurang peduli dengan penyalahgunaan narkoba yang semakin meluas di kalangan remaja dan anak-anak.

Pengaruh Teman Sebaya
Pengaruh teman atau kelompok juga berperan penting terhadap penggunaan narkoba. Hal ini disebabkan antara lain karena menjadi syarat kemudajan untuk dapat diterima oleh anggota kelompok. Kelompok atau Genk mempunyai kebiasaan perilaku yang sama antar sesama anggota. Jadi tidak aneh bila kebiasaan berkumpul ini juga mengarahkan perilaku yang sama untuk mengkonsumsi narkoba.

4. Faktor Pendidikan 

Pendidikan akan bahaya penyalahgunaan narkoba di sekolah-sekolah juga merupakan salah satu bentuk kampanye anti penyalahgunaan narkoba. Kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh siswa-siswi akan bahaya narkoba juga dapat memberikan andil terhadap meluasnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.

5. Faktor Masyarakat dan Komunitas Sosial 

Faktor yang termasuk dan mempengaruhi kondisi sosial seorang remaja atnara lain hilangnya nilai-nilai dalam sebuah keluarga dan sebuah hubungan, hilangnya perhatian dengan komunitas, dan susahnya berdaptasi dengan baik (bisa dikatakan merasa seperti alien, diasingkan)

6. Faktor Populasi Yang Rentan

Remaja masa kini hidup dalam sebuah lingkaran besar, dimana sebagian remaja berada dalam lingkungan yang beresiko tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba. Banyak remaja mulai mencoba-coba narkoba, seperti amphetamine-type stimulants ( termasuk didalamnya alkohol, tembakau dan obat-obatan yang diminum tanpa resep atau petunjuk dari dokter, serta obat psikoaktif ) sehingga menimbulkan berbagai macam masalah pada akhirnya

Akibat penyalahgunaan narkoba bagi pelajar 

1 Bagi Diri Sendiri 

1. Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja :

1) Daya ingat sehingga mudah lupa 2) Perhatian sehingga sulit berkonsentrasi

3) Persepsi sehingga memberi perasaan semu.

1. Keracunan, yaitu timbul akibat pemakaian narkoba dalam jumlah yang cukup, berpengaruh pada tubuh dan perilakunya. 2. Overdosis, terjadi karena sudah lama berhenti pakai, lalu memakai lagi dengan dosis yang dahulu digunakan. Overdosis dapat menyebabkan kematian karena terhentinya pernapasan atau peredaran otak. 3. Gejala putus zat, yaitu gejala ketika dosis yang dipakai berkurang atau dihentikan pemakaianya. 4. Berulang kali kambuh, yaitu ketergantungan menyebabkan craving (rasa rindu pada narkoba) walaupun telah berhenti pakai. Itulah sebabnya pecandu akan berulang kali kambuh. 5. Gangguan perilaku, yaitu sulit mengendalikan diri, mudah tersinggung, menarik diri dari pergaulan, serta hubungan dengan keluarga terganggu. Terjadi perubahan mental, gangguan pemusatan perhatian, motivasi belajar lemah. 6. Gangguan kesehatan, yaitu kerusakan atau gangguan fungsi organ tubuh seperti, hati, jantung, paru-paru, ginjal, dan lai-lain, 7. Kendornya nilai-nilai, yaitu mengendornya nilai-nilai kehidupan agama, sosial-budaya, seperti seks bebas dengan akibat(penyakit kelamin, kehamilan tak diinginkan). Sopan santun hilang. Ia menjadi asocial, mementingkan diri sendiri, dan tidak mempedulikan kepentingan orang lain.

8. Masalah ekonomi dan hukum, yaitu pecandu terlibat hutang, karena berusaha memenuhi kebutuhannya akan narkoba. Ia mencuri uang atau menjual barang-barang milik pribadi atau keluarga. Jika masih sekolah, uang sekolah digunakan untuk membeli narkoba, sehingga terancam putus sekolah, dan di tahan polisi atau bahkan di penjara.

RESIKO PEMULIHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

– Umumnya seorang pengguna Narkoba membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pemulihan kondisi fisik, psikis dan sosial. Dalam tahap pemulihan untuk kembali pada kondisi yang wajar, korban harus menjalani program rehabilitasi – Dibutuhkan biaya yang besar, waktu, upaya, kerja keras, disiplin, niat yang kuat dan kerjasama antara keluarga dan lembaga/pusat rehabilitasi untuk pemulihan

– Tidak ada jaminan sama sekali bahwa ia tidak dapat kambuh/menggunakan lagi, sekalipun seorang pecandu sudah pulih beberapa tahun. Pemulihan adalah perjuangan seumur hidup.

Pencegahan penanggulangan Narkoba 

Penggunaan narkoba tidak sesuai dengan ketentuan disebut penyalahgunaan narkoba. Sangat memprihatinkan penyalahgunaan narkoba ini yang telah menimpa generasi muda, mulai dari anak SD sampai perguran tinggi. Mereka yang terkena penyalahgunaan narkoba akan mengalami ketidak seimbangan emosi, kemauan. Pola penyalahgunaan narkoba mula mula di mulai dengan bujukan, penawaran, ataupun tekanan dari seseorang atau kelompok yang bersangkutan. Dorongan rasa ingin tahu, ingin mencoba dan atau ingin merasakan maka anak mau menerima tawaran tersebut.

Dan hal ini makin lama makin ketagihan, sulit untuk menolak tawaran tersebut. Korban-korban penyalahgunaan narkoba mulai sejak SD, SMP, SMA dan bahkan ke perguruan tinggi, untuk itu perlu ada usaha pencegahan sedini mungkin.

cara cara pencegahan meluasnya pengaruh penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar. Dengan basis sekolah sebagai salah satu aspek masyarakat yang menyiapkan warganya untuk masa depan. seperti bersikap dan berperilaku positip, mengenal situasi penawaran/ajakan dan terampil menolak tawaran/ajakan tersebut.

Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah perilaku manusia bukan semata-mata masalah zat atau narkoba itu sendiri. Maka dalam usaha pencegahan meluasnya pengaruh penyalahgunaan narkoba itu perlu pendekatan tingkah laku. Tentu saja hal ini perlu selektif, jangan sampai terjadi sebaliknya. Karena dorongan rasa ingin tahu justru terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba. Maka dikembangkanlah cara belajar hidup bertanggung jawab. Dan menangkal terjadinya kekerasan akibat penyualahgunaan narkoba. Cara yang harus dilakukan adalah DARE (Drug Abuse Resisstance Education Program ), yang populer di Amerika Serikat pada sekarang ini.

Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba 

Penanggulangan Narkoba 

Penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba saat ini menjadi masalah yang sangat memprihatinkan dan semakin meningkat serta merupakan masalah bersama antara yang melibatkan pemerintah dan masyarakat sehingga memerlukan suatu strategi yang melibatkan seluruh bangsa dalam suatu gerakan bersama untuk melaksanakan strategi dalam menanggulangi Narkob di negara kita ini. sebagai berikut:

1. Bidang Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. 
Mencegah penyalahgunaan narkoba dengan meningkatkan kapasitas pada bidang terkait, meningkatkan kualitas seorang aparat, n menumbuhkan kesadaran, kepedulian dan peran aktif seluruh masyarakat melalui lembaga keagamaan, organisasi kemasyarakatan, tokoh masyarakat, pelajar, mahasiswa dan pemuda, pekerja, serta lembaga-lembaga lainnya yang ada di masyarakat. (Pendidikan, Kesehatan sosial, Sosial-Akhlak, Sosial-pemuda & OR Ekonomi-Tenaga Kerja). Mencegah terjadinya penyalahgunaan dan perredaran gelap, dengan upaya-upaya yang berbasiskan masyarakat mendorong dan menggugah kesadaran, kepedulian dan peran serta aktif seluruh komponen masyarakat dengan motto yang menjadi pendorong semangat adalah ”Mencegah Lebih baik Daripada Mengobati”

menghilangkan atau mengurangi faktor-faktor yang mendorong timbulnya kesempatan atau peluang untuk melakukan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, dengan usaha kegiatan n menciptakan kesadaran, kepedulian, kewaspadaan, prilaku dan hidup sehat tanpa narkoba.

Strategi Nasional Usaha Promotif

Usaha-usaha promotif dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan pembinaan dn pengembangan lingkungan masyarakat bebas narkoba, pembinaan dan pengembangan pola hidup sehat, beriman, kegiatan positif, produktif, konstruktif dan kreatif.

Strategi nasional untuk komunikasi, Informasi dan Pendidikan Pencegahan. 

Pencegahan penyalahgunaan narkoba terutama diarahkan kepada generasi muda (anak, remaja, pelajar, pemuda, dan mahasiswa). Penyalahgunaan sebagai hasil interaksi individu yang kompleks dengan berbagai elemen dari lingkungannya, terutama dengan orng tua, sekolah, lingkungan masyarakat dan remajapemuda lainnya, oleh karena itu Strategi informasi dan Pendidikan Pencegahan dilaksanakan melalui 7 (Tujuh) jalur yaitu :

  1. Keluarga, dengan sasaran orang tua, anak, pemuda, remaja dan anggota keluarga lainnya.
  2. Pendidikan, sekolah maupun luar sekolahdengan kelompok sasaran gurutenaga pendidikan dan peserta didikwarga belajar baik secara kurikuler maupun ekstra kurikuler.
  3. Lembaga keagamaan, engan sasaran pemuka-pemuka agama dan umatnya.
  4. Organisasi sosial kemasyarakatan, dengan sasaran remajapemuda dan masyarakat.
  5. Organisasi Wilayah Pemukiman (LKMD, RT,RW), dengan sasaran warga terutama pemuka masyarakat dan remaja setempat.
  6. Unit- unit kerja, dengan sasaran Pimpinan, Karyawan dan keluargannya.
  7. Mass Media baik elektronik, cetak dan Media Interpersonal (Talk show dan dialog interaktif), dengan sasaran luas maupun individu.

Terkait