Reaksi yang dapat menghasilkan larutan penyangga asam adalah

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang dipakai sbg mempertahankan nilai pH tertentu supaya tidak banyak berganti selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berganti sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di sela kedua komponen penyusun ini dinamakan sbg reaksi asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan sbg campuran yang terdiri dari:

  • Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam.
  • Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

  • Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan asam (pH < 7). Sbg memperoleh larutan ini dapat dihasilkan dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah telah tersedia semakinnya. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Biasanya basa kuat yang dipakai seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

  • Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan basa (pH > 7). Sbg memperoleh larutan ini dapat dihasilkan dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan telah tersedia semakinnya.

Cara kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat tidak memihak ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat diamankan pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sbg berikut:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan menjadi kurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat diamankan pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sbg berikut:

Bila ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan menjadi kurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Anggaran pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Dapat dipakai tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemahg = jumlah mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Dapat dipakai tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxgataupOH = p Kb - log b/g

pH = 14 - pOH

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = konsentrasi basa lemahg = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Telah tersedianya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi pelaksanaan pemikiran larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada air tubuh. Air tubuh ini dapat dalam air intrasel maupun air ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam air intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang nyaris konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu pelaksanaan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan air tubuh kita, supaya tidak menimbulkan efek samping.

Tautan luar

  • Online pH buffer calculator
  • phosphate buffer

edunitas.com

Page 2

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan sebagai mempertahankan nilai pH tertentu supaya tidak banyak berganti selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berganti sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di sela kedua komponen penyusun ini dinamakan sebagai reaksi asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:

  • Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam.
  • Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

  • Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan asam (pH < 7). Sebagai memperoleh larutan ini dapat dihasilkan dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah telah tersedia semakinnya. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Biasanya basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

  • Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan basa (pH > 7). Sebagai memperoleh larutan ini dapat dihasilkan dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan telah tersedia semakinnya.

Cara kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat tidak memihak ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat diamankan pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan menjadi kurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat diamankan pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Bila ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan menjadi kurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Anggaran pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemahg = jumlah mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxgataupOH = p Kb - log b/g

pH = 14 - pOH

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = konsentrasi basa lemahg = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Telah tersedianya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan pemikiran larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada air tubuh. Air tubuh ini dapat dalam air intrasel maupun air ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam air intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang nyaris konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan air tubuh kita, supaya tidak menimbulkan efek samping.

Pranala luar

  • Online pH buffer calculator
  • phosphate buffer

edunitas.com

Page 3

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan sebagai mempertahankan nilai pH tertentu supaya tidak banyak berganti selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berganti sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen penyusun ini dinamakan sebagai reaksi asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:

  • Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam.
  • Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

  • Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan asam (pH < 7). Sebagai memperoleh larutan ini dapat dihasilkan dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah telah tersedia semakinnya. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Biasanya basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

  • Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan basa (pH > 7). Sebagai memperoleh larutan ini dapat dihasilkan dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan telah tersedia semakinnya.

Cara kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat tidak memihak ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat diamankan pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan menjadi kurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat diamankan pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Bila ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan menjadi kurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Anggaran pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemahg = jumlah mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxgataupOH = p Kb - log b/g

pH = 14 - pOH

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = konsentrasi basa lemahg = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Telah tersedianya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan pemikiran larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada air tubuh. Air tubuh ini dapat dalam air intrasel maupun air ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam air intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang nyaris konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan air tubuh kita, supaya tidak menimbulkan efek samping.

Pranala luar

  • Online pH buffer calculator
  • phosphate buffer

edunitas.com

Page 4

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan sebagai mempertahankan nilai pH tertentu supaya tidak banyak berganti selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berganti sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen penyusun ini dinamakan sebagai reaksi asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:

  • Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam.
  • Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

  • Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan asam (pH < 7). Sebagai memperoleh larutan ini dapat dihasilkan dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah telah tersedia semakinnya. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Biasanya basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

  • Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan basa (pH > 7). Sebagai memperoleh larutan ini dapat dihasilkan dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan telah tersedia semakinnya.

Cara kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat tidak memihak ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat diamankan pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan menjadi kurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat diamankan pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Bila ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan menjadi kurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Anggaran pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemahg = jumlah mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxgataupOH = p Kb - log b/g

pH = 14 - pOH

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = konsentrasi basa lemahg = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Telah tersedianya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan pemikiran larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada air tubuh. Air tubuh ini dapat dalam air intrasel maupun air ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam air intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang nyaris konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan air tubuh kita, supaya tidak menimbulkan efek samping.

Pranala luar

  • Online pH buffer calculator
  • phosphate buffer

edunitas.com

Page 5

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan sebagai mempertahankan nilai pH tertentu supaya tidak banyak berganti selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berganti sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di sela kedua komponen penyusun ini dinamakan sebagai reaksi asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:

  • Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam.
  • Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

  • Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan asam (pH < 7). Sebagai memperoleh larutan ini dapat dihasilkan dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah telah tersedia semakinnya. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Biasanya basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

  • Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan basa (pH > 7). Sebagai memperoleh larutan ini dapat dihasilkan dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan telah tersedia semakinnya.

Cara kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat tidak memihak ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat diamankan pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan menjadi kurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat diamankan pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Bila ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan menjadi kurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Anggaran pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemahg = jumlah mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxgataupOH = p Kb - log b/g

pH = 14 - pOH

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = konsentrasi basa lemahg = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Telah tersedianya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan pemikiran larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada air tubuh. Air tubuh ini dapat dalam air intrasel maupun air ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam air intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang nyaris konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan air tubuh kita, supaya tidak menimbulkan efek samping.

Pranala luar

  • Online pH buffer calculator
  • phosphate buffer

edunitas.com

Page 6

Suku kamfer-kamferan atau Lauraceae yaitu salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Laurales, klad magnoliids.

Ke dalam suku ini termasuk beragam tumbuhan rempah-rempah berwujud pohon, seperti laurel (salam Eropa), serta kulit manis (Cinnamomum zeylanicum) dan cassia vera (C. burmanii). Kayu beraroma yang dikenal sbg kayu kamfer/kamper (C. camphora) telah dikenal sejak ribuan tahun sbg produk ekspor dari Sumatera. Namanya diambil dari korupsi atas nama pelabuhan utama pengirimnya, Barus atau Pancur (orang Arab menyebutnya Fansur). Jenis kayu aromatik lainnya yang diperdagangkan sejak dulu yaitu mesoyi, yang serutan kayunya dipakai sbg campuran ratus.

Lauraceae banyak menghasilkan pohon dengan kualitas kayu yang patut.

Marga/Genera

(*: Machilus sering digabungkan ke dalam Persea sbg anakmarga)


edunitas.com

Page 7

Suku kamfer-kamferan atau Lauraceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Laurales, klad magnoliids.

Ke dalam suku ini termasuk beragam tumbuhan rempah-rempah berwujud pohon, seperti laurel (salam Eropa), serta kulit manis (Cinnamomum zeylanicum) dan cassia vera (C. burmanii). Kayu beraroma yang dikenal sbg kayu kamfer/kamper (C. camphora) telah dikenal sejak ribuan tahun sbg produk ekspor dari Sumatera. Namanya diambil dari korupsi atas nama pelabuhan utama pengirimnya, Barus atau Pancur (orang Arab menyebutnya Fansur). Jenis kayu aromatik lainnya yang diperdagangkan sejak dulu adalah mesoyi, yang serutan kayunya dipakai sbg campuran ratus.

Lauraceae banyak menghasilkan pohon dengan kualitas kayu yang patut.

Marga/Genera

  • Actinodaphne - gemor (penghasil kayu)
  • Adenodaphne
  • Aiouea
  • Alseodaphne
  • Anaueria
  • Aniba
  • Apollonias
  • Aspidostemon
  • Beilschmiedia
  • Brassiodendron
  • Caryodaphnopsis
  • Cassytha
  • Chlorocardium
  • Cinnadenia
  • Cinnamomum
  • Clinostemon
  • Cryptocarya
  • Dahlgrenodendron
  • Dehaasia
  • Dicypellium
  • Dodecadenia
  • Endiandra
  • Endlicheria
  • Eusideroxylon
  • Gamanthera
  • Hexapora
  • Hypodaphnis
  • Iteadaphne
  • Kubitzkia
  • Laurus
  • Licaria
  • Lindera
  • Litsea
  • Machilus *
  • Mezilaurus
  • Mocinnodaphne
  • Mutisiopersea
  • Nectandra
  • Neocinnamomum
  • Neolitsea
  • Nothaphoebe
  • Ocotea
  • Paraia
  • Parasassafras
  • Persea
  • Phoebe
  • Phyllostemonodaphne
  • Pleurothyrium
  • Potameia
  • Potoxylon
  • Povedadaphne
  • Ravensara
  • Rhodostemonodaphne
  • Sassafras
  • Sextonia
  • Sinosassafras
  • Syndiclis
  • Triadodaphne
  • Umbellularia
  • Urbanodendron
  • Williamodendron
  • Yushunia

(*: Machilus sering digabungkan ke dalam Persea sbg anakmarga)


edunitas.com

Page 8

Tags (tagged): laurales, unkris, plantae divisi magnoliophyta, kelas magnoliopsida, ordo, dalam klad magnoliids, menurut sistem, klasifikasi, apg ii, anak, kelas magnoliidae, berikut, anggota, suku lauraceae, suku monimiaceae, suku, siparunaceae, center of, studies semua, kelas, magnoliopsida artikel spesies, april 2013, rintisan

Page 9

Tags (tagged): laurales, unkris, plantae divisi magnoliophyta, kelas magnoliopsida, ordo, dalam klad magnoliids, menurut sistem, klasifikasi, apg ii, anak, kelas magnoliidae, berikut, anggota, suku lauraceae, suku monimiaceae, suku, siparunaceae, center of, studies semua, kelas, magnoliopsida artikel spesies, april 2013, rintisan

Page 10

Tags (tagged): laurales, unkris, plantae divisi magnoliophyta, kelas magnoliopsida, ordo, dalam klad magnoliids, menurut sistem, klasifikasi, apg ii, anak, kelas magnoliidae, berikut, anggota, suku lauraceae, suku monimiaceae, suku, siparunaceae, pusat ilmu, pengetahuan semua, kelas, magnoliopsida artikel spesies, april 2013, rintisan

Page 11

Tags (tagged): laurales, unkris, plantae divisi magnoliophyta, kelas magnoliopsida, ordo, dalam klad magnoliids, menurut sistem, klasifikasi, apg ii, anak, kelas magnoliidae, berikut, anggota, suku lauraceae, suku monimiaceae, suku, siparunaceae, pusat ilmu, pengetahuan semua, kelas, magnoliopsida artikel spesies, april 2013, rintisan

Page 12

Suku kamfer-kamferan atau Lauraceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Laurales, klad magnoliids.

Ke dalam suku ini termasuk beragam tumbuhan rempah-rempah berwujud pohon, seperti laurel (salam Eropa), serta kulit manis (Cinnamomum zeylanicum) dan cassia vera (C. burmanii). Kayu beraroma yang dikenal sbg kayu kamfer/kamper (C. camphora) telah dikenal sejak ribuan tahun sbg produk ekspor dari Sumatera. Namanya diambil dari korupsi atas nama pelabuhan utama pengirimnya, Barus atau Pancur (orang Arab menyebutnya Fansur). Jenis kayu aromatik lainnya yang diperdagangkan sejak dulu adalah mesoyi, yang serutan kayunya dipakai sbg campuran ratus.

Lauraceae banyak menghasilkan pohon dengan kualitas kayu yang patut.

Marga/Genera

  • Actinodaphne - gemor (penghasil kayu)
  • Adenodaphne
  • Aiouea
  • Alseodaphne
  • Anaueria
  • Aniba
  • Apollonias
  • Aspidostemon
  • Beilschmiedia
  • Brassiodendron
  • Caryodaphnopsis
  • Cassytha
  • Chlorocardium
  • Cinnadenia
  • Cinnamomum
  • Clinostemon
  • Cryptocarya
  • Dahlgrenodendron
  • Dehaasia
  • Dicypellium
  • Dodecadenia
  • Endiandra
  • Endlicheria
  • Eusideroxylon
  • Gamanthera
  • Hexapora
  • Hypodaphnis
  • Iteadaphne
  • Kubitzkia
  • Laurus
  • Licaria
  • Lindera
  • Litsea
  • Machilus *
  • Mezilaurus
  • Mocinnodaphne
  • Mutisiopersea
  • Nectandra
  • Neocinnamomum
  • Neolitsea
  • Nothaphoebe
  • Ocotea
  • Paraia
  • Parasassafras
  • Persea
  • Phoebe
  • Phyllostemonodaphne
  • Pleurothyrium
  • Potameia
  • Potoxylon
  • Povedadaphne
  • Ravensara
  • Rhodostemonodaphne
  • Sassafras
  • Sextonia
  • Sinosassafras
  • Syndiclis
  • Triadodaphne
  • Umbellularia
  • Urbanodendron
  • Williamodendron
  • Yushunia

(*: Machilus sering digabungkan ke dalam Persea sbg anakmarga)


edunitas.com

Page 13

Suku kamfer-kamferan atau Lauraceae yaitu salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Laurales, klad magnoliids.

Ke dalam suku ini termasuk beragam tumbuhan rempah-rempah berwujud pohon, seperti laurel (salam Eropa), serta kulit manis (Cinnamomum zeylanicum) dan cassia vera (C. burmanii). Kayu beraroma yang dikenal sbg kayu kamfer/kamper (C. camphora) telah dikenal sejak ribuan tahun sbg produk ekspor dari Sumatera. Namanya diambil dari korupsi atas nama pelabuhan utama pengirimnya, Barus atau Pancur (orang Arab menyebutnya Fansur). Jenis kayu aromatik lainnya yang diperdagangkan sejak dulu yaitu mesoyi, yang serutan kayunya dipakai sbg campuran ratus.

Lauraceae banyak menghasilkan pohon dengan kualitas kayu yang patut.

Marga/Genera

(*: Machilus sering digabungkan ke dalam Persea sbg anakmarga)


edunitas.com

Page 14

Suku kamfer-kamferan atau Lauraceae yaitu salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Laurales, klad magnoliids.

Ke dalam suku ini termasuk beragam tumbuhan rempah-rempah berwujud pohon, seperti laurel (salam Eropa), serta kulit manis (Cinnamomum zeylanicum) dan cassia vera (C. burmanii). Kayu beraroma yang dikenal sbg kayu kamfer/kamper (C. camphora) telah dikenal sejak ribuan tahun sbg produk ekspor dari Sumatera. Namanya diambil dari korupsi atas nama pelabuhan utama pengirimnya, Barus atau Pancur (orang Arab menyebutnya Fansur). Jenis kayu aromatik lainnya yang diperdagangkan sejak dulu yaitu mesoyi, yang serutan kayunya dipakai sbg campuran ratus.

Lauraceae banyak menghasilkan pohon dengan kualitas kayu yang patut.

Marga/Genera

(*: Machilus sering digabungkan ke dalam Persea sbg anakmarga)


edunitas.com

Page 15

Suku kamfer-kamferan atau Lauraceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Laurales, klad magnoliids.

Ke dalam suku ini termasuk beragam tumbuhan rempah-rempah berwujud pohon, seperti laurel (salam Eropa), serta kulit manis (Cinnamomum zeylanicum) dan cassia vera (C. burmanii). Kayu beraroma yang dikenal sbg kayu kamfer/kamper (C. camphora) telah dikenal sejak ribuan tahun sbg produk ekspor dari Sumatera. Namanya diambil dari korupsi atas nama pelabuhan utama pengirimnya, Barus atau Pancur (orang Arab menyebutnya Fansur). Jenis kayu aromatik lainnya yang diperdagangkan sejak dulu adalah mesoyi, yang serutan kayunya dipakai sbg campuran ratus.

Lauraceae banyak menghasilkan pohon dengan kualitas kayu yang patut.

Marga/Genera

  • Actinodaphne - gemor (penghasil kayu)
  • Adenodaphne
  • Aiouea
  • Alseodaphne
  • Anaueria
  • Aniba
  • Apollonias
  • Aspidostemon
  • Beilschmiedia
  • Brassiodendron
  • Caryodaphnopsis
  • Cassytha
  • Chlorocardium
  • Cinnadenia
  • Cinnamomum
  • Clinostemon
  • Cryptocarya
  • Dahlgrenodendron
  • Dehaasia
  • Dicypellium
  • Dodecadenia
  • Endiandra
  • Endlicheria
  • Eusideroxylon
  • Gamanthera
  • Hexapora
  • Hypodaphnis
  • Iteadaphne
  • Kubitzkia
  • Laurus
  • Licaria
  • Lindera
  • Litsea
  • Machilus *
  • Mezilaurus
  • Mocinnodaphne
  • Mutisiopersea
  • Nectandra
  • Neocinnamomum
  • Neolitsea
  • Nothaphoebe
  • Ocotea
  • Paraia
  • Parasassafras
  • Persea
  • Phoebe
  • Phyllostemonodaphne
  • Pleurothyrium
  • Potameia
  • Potoxylon
  • Povedadaphne
  • Ravensara
  • Rhodostemonodaphne
  • Sassafras
  • Sextonia
  • Sinosassafras
  • Syndiclis
  • Triadodaphne
  • Umbellularia
  • Urbanodendron
  • Williamodendron
  • Yushunia

(*: Machilus sering digabungkan ke dalam Persea sbg anakmarga)


edunitas.com

Page 16

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu supaya tidak banyak berganti selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berganti sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di sela kedua komponen penyusun ini dinamakan sebagai reaksi asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:

  • Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam.
  • Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

  • Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan asam (pH < 7). Untuk memperoleh larutan ini dapat dihasilkan dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah telah tersedia semakinnya. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Biasanya basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

  • Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan basa (pH > 7). Untuk memperoleh larutan ini dapat dihasilkan dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan telah tersedia semakinnya.

Cara kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat tidak memihak ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat diamankan pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat diamankan pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Anggaran pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemahg = jumlah mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxgataupOH = p Kb - log b/g

pH = 14 - pOH

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = konsentrasi basa lemahg = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Telah tersedianya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan pemikiran larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada air tubuh. Air tubuh ini bisa dalam air intrasel maupun air ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam air intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang nyaris konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan air tubuh kita, supaya tidak menimbulkan efek samping.

Pranala luar

  • Online pH buffer calculator
  • phosphate buffer

edunitas.com

Page 17

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang dipakai sbg mempertahankan nilai pH tertentu supaya tak banyak berganti selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berganti sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di sela kedua komponen penyusun ini dinamakan sbg reaksi asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan sbg campuran yang terdiri dari:

  • Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam.
  • Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

  • Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan asam (pH < 7). Sbg memperoleh larutan ini dapat dihasilkan dari asam lemah dan garamnya yang adalah basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah telah tersedia lebihnya. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Biasanya basa kuat yang dipakai seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dsb-nya.

  • Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan basa (pH > 7). Sbg memperoleh larutan ini dapat dihasilkan dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan telah tersedia lebihnya.

Prosedur kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat tidak memihak ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini prosedur kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam

Adapun prosedur kerjanya dapat diamankan pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sbg berikut:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, karenanya ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa

Adapun prosedur kerjanya dapat diamankan pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sbg berikut:

Bila ditambahkan suatu asam, karenanya ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, karenanya kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Anggaran pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Dapat dipakai tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemahg = jumlah mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Dapat dipakai tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxgataupOH = p Kb - log b/g

pH = 14 - pOH

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = konsentrasi basa lemahg = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Telah tersedianya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi pelaksanaan pemikiran larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada air tubuh. Air tubuh ini dapat dalam air intrasel maupun air ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam air intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang nyaris konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu pelaksanaan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan air tubuh kita, supaya tak menimbulkan efek samping.

Pranala luar

  • Online pH buffer calculator
  • phosphate buffer

edunitas.com

Page 18

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang dipakai sbg mempertahankan nilai pH tertentu supaya tak banyak berganti selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berganti sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di sela kedua komponen penyusun ini dinamakan sbg reaksi asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan sbg campuran yang terdiri dari:

  • Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam.
  • Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

  • Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan asam (pH < 7). Sbg memperoleh larutan ini dapat dihasilkan dari asam lemah dan garamnya yang adalah basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah telah tersedia lebihnya. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Biasanya basa kuat yang dipakai seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dsb-nya.

  • Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan basa (pH > 7). Sbg memperoleh larutan ini dapat dihasilkan dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan telah tersedia lebihnya.

Prosedur kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat tidak memihak ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini prosedur kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam

Adapun prosedur kerjanya dapat diamankan pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sbg berikut:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, karenanya ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa

Adapun prosedur kerjanya dapat diamankan pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sbg berikut:

Bila ditambahkan suatu asam, karenanya ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Bila yang ditambahkan adalah suatu basa, karenanya kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Anggaran pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Dapat dipakai tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemahg = jumlah mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Dapat dipakai tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxgataupOH = p Kb - log b/g

pH = 14 - pOH

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = konsentrasi basa lemahg = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Telah tersedianya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi pelaksanaan pemikiran larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada air tubuh. Air tubuh ini dapat dalam air intrasel maupun air ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam air intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang nyaris konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu pelaksanaan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan air tubuh kita, supaya tak menimbulkan efek samping.

Pranala luar

  • Online pH buffer calculator
  • phosphate buffer

edunitas.com

Page 19

Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu supaya tidak banyak berganti selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berganti sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.

Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di sela kedua komponen penyusun ini dinamakan sebagai reaksi asam-basa konjugasi.

Komponen Larutan Penyangga

Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai campuran yang terdiri dari:

  • Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam.
  • Basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.

Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:

  • Larutan penyangga yang bersifat asam

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan asam (pH < 7). Untuk memperoleh larutan ini dapat dihasilkan dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah telah tersedia semakinnya. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Biasanya basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

  • Larutan penyangga yang bersifat basa

Larutan ini mempertahankan pH pada kawasan basa (pH > 7). Untuk memperoleh larutan ini dapat dihasilkan dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan telah tersedia semakinnya.

Cara kerja larutan penyangga

Larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikat tidak memihak ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

Larutan penyangga asam

Adapun cara kerjanya dapat diamankan pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

Larutan penyangga basa

Adapun cara kerjanya dapat diamankan pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

Anggaran pH Larutan Penyangga

Larutan penyangga asam

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[H+] = Ka x a/valxgataupH = p Ka - log a/g

dengan, Ka = tetapan ionisasi asam lemah

a = jumlah mol asam lemahg = jumlah mol basa konjugasi

Larutan penyangga basa

Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

[OH-] = Kb x b/valxgataupOH = p Kb - log b/g

pH = 14 - pOH

dengan, Kb = tetapan ionisasi basa lemah

b = konsentrasi basa lemahg = konsentrasi asam konjugasi

Fungsi Larutan Penyangga

Telah tersedianya larutan penyangga ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat-obatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat fungsi penerapan pemikiran larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada air tubuh. Air tubuh ini bisa dalam air intrasel maupun air ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam air intraselnya seperti H2PO4- dan HPO42- yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat menjaga pH darah yang nyaris konstan yaitu sekitar 7,4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata. Pada obat tetes mata mempunyai pH yang sama dengan air tubuh kita, supaya tidak menimbulkan efek samping.

Pranala luar

  • Online pH buffer calculator
  • phosphate buffer

edunitas.com

Page 20

Suku kamfer-kamferan atau Lauraceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Laurales, klad magnoliids.

Ke dalam suku ini termasuk beragam tumbuhan rempah-rempah berwujud pohon, seperti laurel (salam Eropa), serta kulit manis (Cinnamomum zeylanicum) dan cassia vera (C. burmanii). Kayu beraroma yang dikenal sbg kayu kamfer/kamper (C. camphora) telah dikenal sejak ribuan tahun sbg produk ekspor dari Sumatera. Namanya diambil dari korupsi atas nama pelabuhan utama pengirimnya, Barus atau Pancur (orang Arab menyebutnya Fansur). Jenis kayu aromatik lainnya yang diperdagangkan sejak dulu adalah mesoyi, yang serutan kayunya dipakai sbg campuran ratus.

Lauraceae banyak menghasilkan pohon dengan kualitas kayu yang patut.

Marga/Genera

  • Actinodaphne - gemor (penghasil kayu)
  • Adenodaphne
  • Aiouea
  • Alseodaphne
  • Anaueria
  • Aniba
  • Apollonias
  • Aspidostemon
  • Beilschmiedia
  • Brassiodendron
  • Caryodaphnopsis
  • Cassytha
  • Chlorocardium
  • Cinnadenia
  • Cinnamomum
  • Clinostemon
  • Cryptocarya
  • Dahlgrenodendron
  • Dehaasia
  • Dicypellium
  • Dodecadenia
  • Endiandra
  • Endlicheria
  • Eusideroxylon
  • Gamanthera
  • Hexapora
  • Hypodaphnis
  • Iteadaphne
  • Kubitzkia
  • Laurus
  • Licaria
  • Lindera
  • Litsea
  • Machilus *
  • Mezilaurus
  • Mocinnodaphne
  • Mutisiopersea
  • Nectandra
  • Neocinnamomum
  • Neolitsea
  • Nothaphoebe
  • Ocotea
  • Paraia
  • Parasassafras
  • Persea
  • Phoebe
  • Phyllostemonodaphne
  • Pleurothyrium
  • Potameia
  • Potoxylon
  • Povedadaphne
  • Ravensara
  • Rhodostemonodaphne
  • Sassafras
  • Sextonia
  • Sinosassafras
  • Syndiclis
  • Triadodaphne
  • Umbellularia
  • Urbanodendron
  • Williamodendron
  • Yushunia

(*: Machilus sering digabungkan ke dalam Persea sbg anakmarga)


edunitas.com

Page 21

Suku kamfer-kamferan atau Lauraceae yaitu salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Menurut sistem klasifikasi APG II suku ini termasuk ke dalam bangsa Laurales, klad magnoliids.

Ke dalam suku ini termasuk beragam tumbuhan rempah-rempah berwujud pohon, seperti laurel (salam Eropa), serta kulit manis (Cinnamomum zeylanicum) dan cassia vera (C. burmanii). Kayu beraroma yang dikenal sbg kayu kamfer/kamper (C. camphora) telah dikenal sejak ribuan tahun sbg produk ekspor dari Sumatera. Namanya diambil dari korupsi atas nama pelabuhan utama pengirimnya, Barus atau Pancur (orang Arab menyebutnya Fansur). Jenis kayu aromatik lainnya yang diperdagangkan sejak dulu yaitu mesoyi, yang serutan kayunya dipakai sbg campuran ratus.

Lauraceae banyak menghasilkan pohon dengan kualitas kayu yang patut.

Marga/Genera

(*: Machilus sering digabungkan ke dalam Persea sbg anakmarga)


edunitas.com

Page 22

Kabupaten Aceh Jaya yaitu salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Kabupaten Aceh Jaya diwujudkan sbg hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat.

Kabupaten Aceh Jaya, khususnya kecamatan Jaya terkenal dengan profil warganya yang khas. Beberapa warga Kecamatan Jaya ini berprofil seperti orang Eropa di mana benar yang berkulit putih, bermata biru, dan berrambut pirang. Mereka dipercaya yaitu keturunan prajurit Portugis pada masa zaman ke-16 yang kapalnya terdampar di pantai Kerajaan Daya, dan ditawan oleh raja kawasan itu.

Para prajurit Portugis yang tertawan ini lama-kelamaan masuk Islam, menikah dengan warga setempat dan mengadaptasi tradisi Aceh secara turun-temurun. Keturunan mereka saat inilah yang terlihat khususnya di kecamatan Jaya (sekitar 75 kilometer arah barat daya Banda Aceh).

Pemerintahan

Kabupaten Aceh Jaya terbentuk pada tanggal 22 Juli 2002, yaitu wilayah pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat. Wilayah administrasi terdiri dari 6 kecamatan, 21 mukim dan 172 desa, dengan ibukota kabupaten terletak di Calang, yakni suatu wilayah yang terletak di Krueng Sabee.

Pemerintah Kawasan Kabupaten Aceh Jaya, secara susunan organisasi pada tahun 2005 terdiri dari lembaga/instansi berupa 11 Dinas, 3 Badan dan 6 Kantor yang yaitu kantor kecamatan. Banyak semuanya Pegawai Negeri Sipil kawasan yang bekerja di jajaran pemerintahan Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 sebanyak 1.148 orang. Sementara itu banyak wakil rakyat yang duduk pada lembaga legislatif yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Kawasan (DPRD) Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 sedang sebanyak 20 orang sebagaimana tahun 2004, hanya saja beberapa wakil rakyat mengalami pergantian antar waktu, terutama disebabkan oleh beberapa anggota DPRD yang meninggal pada saat terjadinya bencana gempa dan tsunami.

Kondisi geografi

Kabupaten Aceh Jaya yaitu wilayah pesisir Barat pantai Sumatera dengan panjang garis pantai sekitar 160 kilometer. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun sebesar 318,5 mm dengan banyak hari hujan rata-rata 19 hari. Suhu udara dan kelembaban udara sepanjang tahun tak terlalu berfluktuasi, dengan suhu udara minimum rata-rata berkisar sela 21,0-23,2 °C dan suhu udara maksimum rata-rata berkisar sela 29,9-31,4 °C.

Batas wilayah

Warga

Banyak warga Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 didasarkan pada hasil Sensus Warga Aceh Nias (SPAN) yang yaitu sensus warga sesudah bencana dunia gempa bumi dan gelombang tsunami yang melanda wilayah Aceh. SPAN dilaksanakan oleh BPS pada bulan September 2005 dengan hasil banyak warga Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tercatat sebanyak 4.031.589 jiwa. Sementara itu banyak warga Kabupaten Aceh Jaya hasil sensus tersebut sebanyak 60.660 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 31.515 jiwa dan perempuan 29.145 jiwa.

Potensi

Kabupaten Aceh Jaya yaitu salah satu kawasan yang sangat sesuai untuk budidaya beragam jenis komoditi pertanian, patut jenis tanaman pangan seperti padi, palawija, buah-buahan, dan sayuran, maupun jenis tanaman perkebunan seperti karet, kelapa sawit, dan kelapa dalam. Kabupaten Aceh Jaya termasuk kawasan Zona Pertanian di sela beberapa kabupaten yang benar di Provins NAD. Disamping itu lahan yang tersedia untuk budidaya pertanian sedang cukup lapang. Sub sektor peternakan juga sangat menjanjikan untuk semakin ditingkatkan di kawasan ini mengingat wilayah berupa padang rumput yang sedang lapang tersedia.

Untuk perikanan laut juga menjadi andalan kawasan ini karena semua kecamatannya bersamaan batasnya langsung dengan samudera Indonesia. Namun setelah terjadinya bencana gempa dan gelombang tsunami, beberapa akbar komoditi pertanian mengalami penurunan produksi pada tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh rusaknya areal budidaya beragam komoditi tanaman pertanian oleh gelombang tsunami. Seperti tanaman kelapa dalam yang dibudidayakan di sepanjang pantai wilayah ini, mulai dari Teunom sampai kecamatan Jaya, hancur oleh gelombang tsunami. Penurunan produksi tanaman pertanian juga disebabkan lumpuhnya kota Calang sbg sentra penyediaan fasilitas produksi pertanian seperti pupuk, obat-obatan dan peralatan pertanian lainnya.

Pada tahun 2005 produksi padi sawah tercatat sebesar 13.844 ton gabah, atau mengalami penurunan yang sangat akbar dibanding tahun 2004 yaitu menurun sebesar 74,31 persen dengan total produksi padi sawah pada tahun 2004 sebanyak 53.896 ton. Demikian juga halnya dengan produksi tanaman palawija dan sayur-sayuran yang rata-rata mengalami penurunan diatas 50 persen dibanding produksi tahun sebelumnya.

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ //www.nad.go.id/uploadfiles/PENDUDUK/PENDUDUKBULANJUNI_08.pdf


edunitas.com

Page 23

Kabupaten Aceh Jaya yaitu salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Kabupaten Aceh Jaya diwujudkan sbg hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat.

Kabupaten Aceh Jaya, khususnya kecamatan Jaya terkenal dengan profil warganya yang khas. Beberapa warga Kecamatan Jaya ini berprofil seperti orang Eropa di mana benar yang berkulit putih, bermata biru, dan berrambut pirang. Mereka dipercaya yaitu keturunan prajurit Portugis pada masa zaman ke-16 yang kapalnya terdampar di pantai Kerajaan Daya, dan ditawan oleh raja kawasan itu.

Para prajurit Portugis yang tertawan ini lama-kelamaan masuk Islam, menikah dengan warga setempat dan mengadaptasi tradisi Aceh secara turun-temurun. Keturunan mereka kala inilah yang terlihat khususnya di kecamatan Jaya (sekitar 75 kilometer arah barat daya Banda Aceh).

Pemerintahan

Kabupaten Aceh Jaya terbentuk pada tanggal 22 Juli 2002, yaitu wilayah pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat. Wilayah administrasi terdiri dari 6 kecamatan, 21 mukim dan 172 desa, dengan ibukota kabupaten terletak di Calang, yakni suatu wilayah yang terletak di Krueng Sabee.

Pemerintah Kawasan Kabupaten Aceh Jaya, secara susunan organisasi pada tahun 2005 terdiri dari lembaga/instansi berupa 11 Dinas, 3 Badan dan 6 Kantor yang yaitu kantor kecamatan. Banyak semuanya Pegawai Negeri Sipil kawasan yang bekerja di jajaran pemerintahan Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 sebanyak 1.148 orang. Sementara itu banyak wakil rakyat yang duduk pada lembaga legislatif yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Kawasan (DPRD) Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 sedang sebanyak 20 orang sebagaimana tahun 2004, hanya saja beberapa wakil rakyat merasakan pergantian antar waktu, terutama disebabkan oleh beberapa anggota DPRD yang meninggal pada kala terjadinya bencana gempa dan tsunami.

Kondisi geografi

Kabupaten Aceh Jaya yaitu wilayah pesisir Barat pantai Sumatera dengan panjang garis pantai sekitar 160 kilometer. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun sebesar 318,5 mm dengan banyak hari hujan rata-rata 19 hari. Suhu udara dan kelembaban udara sepanjang tahun tak terlalu berfluktuasi, dengan suhu udara minimum rata-rata berkisar sela 21,0-23,2 °C dan suhu udara maksimum rata-rata berkisar sela 29,9-31,4 °C.

Batas wilayah

Warga

Banyak warga Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 didasarkan pada hasil Sensus Warga Aceh Nias (SPAN) yang yaitu sensus warga sesudah bencana dunia gempa bumi dan gelombang tsunami yang melanda wilayah Aceh. SPAN dilaksanakan oleh BPS pada bulan September 2005 dengan hasil banyak warga Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tercatat sebanyak 4.031.589 jiwa. Sementara itu banyak warga Kabupaten Aceh Jaya hasil sensus tersebut sebanyak 60.660 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 31.515 jiwa dan perempuan 29.145 jiwa.

Potensi

Kabupaten Aceh Jaya yaitu salah satu kawasan yang sangat sesuai untuk budidaya beragam jenis komoditi pertanian, patut jenis tanaman pangan seperti padi, palawija, buah-buahan, dan sayuran, maupun jenis tanaman perkebunan seperti karet, kelapa sawit, dan kelapa dalam. Kabupaten Aceh Jaya termasuk kawasan Zona Pertanian di sela beberapa kabupaten yang benar di Provins NAD. Disamping itu lahan yang tersedia untuk budidaya pertanian sedang cukup luas. Sub sektor peternakan juga sangat menjanjikan untuk semakin ditingkatkan di kawasan ini mengingat wilayah berupa padang rumput yang sedang luas tersedia.

Untuk perikanan laut juga menjadi andalan kawasan ini karena semua kecamatannya bersamaan batasnya langsung dengan samudera Indonesia. Namun setelah terjadinya bencana gempa dan gelombang tsunami, beberapa akbar komoditi pertanian merasakan penurunan produksi pada tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh rusaknya areal budidaya beragam komoditi tanaman pertanian oleh gelombang tsunami. Seperti tanaman kelapa dalam yang dibudidayakan di sepanjang pantai wilayah ini, mulai dari Teunom sampai kecamatan Jaya, hancur oleh gelombang tsunami. Penurunan produksi tanaman pertanian juga disebabkan lumpuhnya kota Calang sbg sentra penyediaan sarana produksi pertanian seperti pupuk, obat-obatan dan peralatan pertanian lainnya.

Pada tahun 2005 produksi padi sawah tercatat sebesar 13.844 ton gabah, atau merasakan penurunan yang sangat akbar dibanding tahun 2004 yaitu menurun sebesar 74,31 persen dengan total produksi padi sawah pada tahun 2004 sebanyak 53.896 ton. Demikian juga halnya dengan produksi tanaman palawija dan sayur-sayuran yang rata-rata merasakan penurunan diatas 50 persen dibanding produksi tahun sebelumnya.

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ //www.nad.go.id/uploadfiles/PENDUDUK/PENDUDUKBULANJUNI_08.pdf


edunitas.com

Page 24

Kabupaten Aceh Jaya yaitu salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Kabupaten Aceh Jaya diwujudkan sbg hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat.

Kabupaten Aceh Jaya, khususnya kecamatan Jaya terkenal dengan profil warganya yang khas. Beberapa warga Kecamatan Jaya ini berprofil seperti orang Eropa di mana benar yang berkulit putih, bermata biru, dan berrambut pirang. Mereka dipercaya yaitu keturunan prajurit Portugis pada masa zaman ke-16 yang kapalnya terdampar di pantai Kerajaan Daya, dan ditawan oleh raja kawasan itu.

Para prajurit Portugis yang tertawan ini lama-kelamaan masuk Islam, menikah dengan warga setempat dan mengadaptasi tradisi Aceh secara turun-temurun. Keturunan mereka kala inilah yang terlihat khususnya di kecamatan Jaya (sekitar 75 kilometer arah barat daya Banda Aceh).

Pemerintahan

Kabupaten Aceh Jaya terbentuk pada tanggal 22 Juli 2002, yaitu wilayah pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat. Wilayah administrasi terdiri dari 6 kecamatan, 21 mukim dan 172 desa, dengan ibukota kabupaten terletak di Calang, yakni suatu wilayah yang terletak di Krueng Sabee.

Pemerintah Kawasan Kabupaten Aceh Jaya, secara susunan organisasi pada tahun 2005 terdiri dari lembaga/instansi berupa 11 Dinas, 3 Badan dan 6 Kantor yang yaitu kantor kecamatan. Banyak semuanya Pegawai Negeri Sipil kawasan yang bekerja di jajaran pemerintahan Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 sebanyak 1.148 orang. Sementara itu banyak wakil rakyat yang duduk pada lembaga legislatif yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Kawasan (DPRD) Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 sedang sebanyak 20 orang sebagaimana tahun 2004, hanya saja beberapa wakil rakyat merasakan pergantian antar waktu, terutama disebabkan oleh beberapa anggota DPRD yang meninggal pada kala terjadinya bencana gempa dan tsunami.

Kondisi geografi

Kabupaten Aceh Jaya yaitu wilayah pesisir Barat pantai Sumatera dengan panjang garis pantai sekitar 160 kilometer. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun sebesar 318,5 mm dengan banyak hari hujan rata-rata 19 hari. Suhu udara dan kelembaban udara sepanjang tahun tak terlalu berfluktuasi, dengan suhu udara minimum rata-rata berkisar sela 21,0-23,2 °C dan suhu udara maksimum rata-rata berkisar sela 29,9-31,4 °C.

Batas wilayah

Warga

Banyak warga Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 didasarkan pada hasil Sensus Warga Aceh Nias (SPAN) yang yaitu sensus warga sesudah bencana dunia gempa bumi dan gelombang tsunami yang melanda wilayah Aceh. SPAN dilaksanakan oleh BPS pada bulan September 2005 dengan hasil banyak warga Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tercatat sebanyak 4.031.589 jiwa. Sementara itu banyak warga Kabupaten Aceh Jaya hasil sensus tersebut sebanyak 60.660 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 31.515 jiwa dan perempuan 29.145 jiwa.

Potensi

Kabupaten Aceh Jaya yaitu salah satu kawasan yang sangat sesuai untuk budidaya beragam jenis komoditi pertanian, patut jenis tanaman pangan seperti padi, palawija, buah-buahan, dan sayuran, maupun jenis tanaman perkebunan seperti karet, kelapa sawit, dan kelapa dalam. Kabupaten Aceh Jaya termasuk kawasan Zona Pertanian di sela beberapa kabupaten yang benar di Provins NAD. Disamping itu lahan yang tersedia untuk budidaya pertanian sedang cukup luas. Sub sektor peternakan juga sangat menjanjikan untuk semakin ditingkatkan di kawasan ini mengingat wilayah berupa padang rumput yang sedang luas tersedia.

Untuk perikanan laut juga menjadi andalan kawasan ini karena semua kecamatannya bersamaan batasnya langsung dengan samudera Indonesia. Namun setelah terjadinya bencana gempa dan gelombang tsunami, beberapa akbar komoditi pertanian merasakan penurunan produksi pada tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh rusaknya areal budidaya beragam komoditi tanaman pertanian oleh gelombang tsunami. Seperti tanaman kelapa dalam yang dibudidayakan di sepanjang pantai wilayah ini, mulai dari Teunom sampai kecamatan Jaya, hancur oleh gelombang tsunami. Penurunan produksi tanaman pertanian juga disebabkan lumpuhnya kota Calang sbg sentra penyediaan sarana produksi pertanian seperti pupuk, obat-obatan dan peralatan pertanian lainnya.

Pada tahun 2005 produksi padi sawah tercatat sebesar 13.844 ton gabah, atau merasakan penurunan yang sangat akbar dibanding tahun 2004 yaitu menurun sebesar 74,31 persen dengan total produksi padi sawah pada tahun 2004 sebanyak 53.896 ton. Demikian juga halnya dengan produksi tanaman palawija dan sayur-sayuran yang rata-rata merasakan penurunan diatas 50 persen dibanding produksi tahun sebelumnya.

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ //www.nad.go.id/uploadfiles/PENDUDUK/PENDUDUKBULANJUNI_08.pdf


edunitas.com

Page 25

Kabupaten Aceh Jaya yaitu salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Kabupaten Aceh Jaya diwujudkan sbg hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat.

Kabupaten Aceh Jaya, khususnya kecamatan Jaya terkenal dengan profil warganya yang khas. Beberapa warga Kecamatan Jaya ini berprofil seperti orang Eropa di mana benar yang berkulit putih, bermata biru, dan berrambut pirang. Mereka dipercaya yaitu keturunan prajurit Portugis pada masa zaman ke-16 yang kapalnya terdampar di pantai Kerajaan Daya, dan ditawan oleh raja kawasan itu.

Para prajurit Portugis yang tertawan ini lama-kelamaan masuk Islam, menikah dengan warga setempat dan mengadaptasi tradisi Aceh secara turun-temurun. Keturunan mereka saat inilah yang terlihat khususnya di kecamatan Jaya (sekitar 75 kilometer arah barat daya Banda Aceh).

Pemerintahan

Kabupaten Aceh Jaya terbentuk pada tanggal 22 Juli 2002, yaitu wilayah pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat. Wilayah administrasi terdiri dari 6 kecamatan, 21 mukim dan 172 desa, dengan ibukota kabupaten terletak di Calang, yakni suatu wilayah yang terletak di Krueng Sabee.

Pemerintah Kawasan Kabupaten Aceh Jaya, secara susunan organisasi pada tahun 2005 terdiri dari lembaga/instansi berupa 11 Dinas, 3 Badan dan 6 Kantor yang yaitu kantor kecamatan. Banyak semuanya Pegawai Negeri Sipil kawasan yang bekerja di jajaran pemerintahan Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 sebanyak 1.148 orang. Sementara itu banyak wakil rakyat yang duduk pada lembaga legislatif yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Kawasan (DPRD) Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 sedang sebanyak 20 orang sebagaimana tahun 2004, hanya saja beberapa wakil rakyat mengalami pergantian antar waktu, terutama disebabkan oleh beberapa anggota DPRD yang meninggal pada saat terjadinya bencana gempa dan tsunami.

Kondisi geografi

Kabupaten Aceh Jaya yaitu wilayah pesisir Barat pantai Sumatera dengan panjang garis pantai sekitar 160 kilometer. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun sebesar 318,5 mm dengan banyak hari hujan rata-rata 19 hari. Suhu udara dan kelembaban udara sepanjang tahun tak terlalu berfluktuasi, dengan suhu udara minimum rata-rata berkisar sela 21,0-23,2 °C dan suhu udara maksimum rata-rata berkisar sela 29,9-31,4 °C.

Batas wilayah

Warga

Banyak warga Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2005 didasarkan pada hasil Sensus Warga Aceh Nias (SPAN) yang yaitu sensus warga sesudah bencana dunia gempa bumi dan gelombang tsunami yang melanda wilayah Aceh. SPAN dilaksanakan oleh BPS pada bulan September 2005 dengan hasil banyak warga Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tercatat sebanyak 4.031.589 jiwa. Sementara itu banyak warga Kabupaten Aceh Jaya hasil sensus tersebut sebanyak 60.660 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 31.515 jiwa dan perempuan 29.145 jiwa.

Potensi

Kabupaten Aceh Jaya yaitu salah satu kawasan yang sangat sesuai untuk budidaya beragam jenis komoditi pertanian, patut jenis tanaman pangan seperti padi, palawija, buah-buahan, dan sayuran, maupun jenis tanaman perkebunan seperti karet, kelapa sawit, dan kelapa dalam. Kabupaten Aceh Jaya termasuk kawasan Zona Pertanian di sela beberapa kabupaten yang benar di Provins NAD. Disamping itu lahan yang tersedia untuk budidaya pertanian sedang cukup lapang. Sub sektor peternakan juga sangat menjanjikan untuk semakin ditingkatkan di kawasan ini mengingat wilayah berupa padang rumput yang sedang lapang tersedia.

Untuk perikanan laut juga menjadi andalan kawasan ini karena semua kecamatannya bersamaan batasnya langsung dengan samudera Indonesia. Namun setelah terjadinya bencana gempa dan gelombang tsunami, beberapa akbar komoditi pertanian mengalami penurunan produksi pada tahun 2005. Hal ini disebabkan oleh rusaknya areal budidaya beragam komoditi tanaman pertanian oleh gelombang tsunami. Seperti tanaman kelapa dalam yang dibudidayakan di sepanjang pantai wilayah ini, mulai dari Teunom sampai kecamatan Jaya, hancur oleh gelombang tsunami. Penurunan produksi tanaman pertanian juga disebabkan lumpuhnya kota Calang sbg sentra penyediaan fasilitas produksi pertanian seperti pupuk, obat-obatan dan peralatan pertanian lainnya.

Pada tahun 2005 produksi padi sawah tercatat sebesar 13.844 ton gabah, atau mengalami penurunan yang sangat akbar dibanding tahun 2004 yaitu menurun sebesar 74,31 persen dengan total produksi padi sawah pada tahun 2004 sebanyak 53.896 ton. Demikian juga halnya dengan produksi tanaman palawija dan sayur-sayuran yang rata-rata mengalami penurunan diatas 50 persen dibanding produksi tahun sebelumnya.

Pustaka

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ //www.nad.go.id/uploadfiles/PENDUDUK/PENDUDUKBULANJUNI_08.pdf


edunitas.com

Page 26

Kabupaten Aceh Luhur merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Sebelum dimekarkan pada kesudahan tahun 1970-an, ibu kota Kabupaten Aceh Luhur merupakan Kota Banda Aceh, yang belakang sekali Kota Banda Aceh berpisah dijadikan kotamadya sehingga ibu kota Kabupaten Aceh Luhur pindah ke daerah Jantho di Pegunungan Seulawah. Kabupaten Aceh Luhur juga merupakan tempat lahir pahlawan nasional Cut Nyak Dhien yang berasal dari Lampadang.

Sekilas

Pada waktu Aceh sedang sebagai sebuah kerajaan, yang dimaksud dengan Aceh atau Kerajaan Aceh merupakan wilayah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Aceh Luhur ditambah dengan beberapa kenegerian/daerah yang sudah dijadikan anggota dari Kabupaten Pidie. Selain itu, juga termasuk Pulau Weh (sekarang sudah dijadikan pemerintah kota Sabang), beberapa wilayah pemerintah kota Banda Aceh, dan beberapa kenegerian/daerah dari wilayah Kabupaten Aceh Barat. Aceh Luhur dalam istilah Aceh dikata Aceh Rayeuk. Penyebutan Aceh Rayeuk sebagai Aceh yang sebenarnya karena daerah inilah yang pada mulanya dijadikan isi Kerajaan Aceh dan juga karena di situlah terletak ibukota kerjaaan yang bernama Bandar Aceh atau Bandar Aceh Darussalam. Bagi nama Aceh Rayeuk berada juga yang menamakan dengan sebutan Aceh Lhee Sagoe (Aceh Tiga Sagi).[3]

Ketika ini Aceh Luhur merupakan sebuah kabupaten yang terdapat di dalam wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dengan ibukotanya Kota Jantho. Namun, di Kota Jantho hanya terdapat kompleks perumahan dan kantor-kantor pemerintahan, tidak berada losmen ataupun hotel. Kota Jantho dihubungkan dengan labi-labi dengan jarak 60 km dari Banda Aceh, 28 km menuju Saree, dan 12 km menuju jalan utama Banda Aceh - Medan. Bertambah kurang 12 km dari Kota Jantho ini terdapat cairan terjun.[3]

Sejarah Aceh Luhur

Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956, Kabupaten Aceh Luhur merupakan daerah yang terdiri dari tiga kawedanan, yaitu:

  1. Kawedanan Seulimum
  2. Kawedanan Lhoknga
  3. Kawedanan Sabang

Habis dengan perjuangan yang panjang Kabupaten Aceh luhur disahkan dijadikan daerah otonom melintasi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1956 dengan ibu kotanya pada waktu itu merupakan Banda Aceh dan juga merupakan wilayah hukum Kotamadya Banda Aceh.

Sehubungan dengan tuntutan dan perkembangan daerah yang semakin maju dan berwawasan luas, Kota Banda Aceh sebagai ibu kota dianggap kurang efisien lagi, adun bagi masa kini maupun bagi masa yang akan datang. Usaha pemindahan ibu kota tersebut dari Kota Banda Aceh mulai dirintis semenjak tahun 1969, lokasi awalnya dipilih Kecamatan Indrapuri yang jaraknya 25 km dari Kota Banda Aceh. Usaha pemindahan tersebut belum berhasil dan belum dapat dimainkan sebagaimana diharapkan.

Tahun 1976 usaha perintisan pemindahan ibu kota bagi kedua kalinya mulai dimainkan lagi dengan memilih lokasi yang lain yaitu di Kecamatan Seulimeum tepatnya di kemukiman Janthoi yang jaraknya semakin kurang 52 km dari Kota Banda Aceh.

Habis usaha yang terakhir ini berhasil dengan ditandai dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1976 tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Luhur dari wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh ke kemukiman Janthoi di Kecamatan Seulimeum, Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Besar. Berdasarkan hasil penelitian yang dimainkan oleh tim Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia dan Pemerintah Daerah yang ditinjau dari segala bidang dapat disimpulkan bahwa yang dianggap memenuhi syarat sebagai ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Luhur merupakan Kemukiman Janthoi dengan nama Kota Jantho.

Setelah dipastikan Kota Jantho sebagai ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Luhur yang baru, maka secara bertahap pemindahan ibukota dimulai, dan habis secara serentak seluruh cara perkantoran resmi dipindahkan dari Banda Aceh ke Kota Jantho pada tanggal 29 Agustus 1983, dan peresmiannya dimainkan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Bapak Soepardjo Rustam pada tanggal 3 Mei 1984.[4]

Wilayah

Wilayah darat Aceh Luhur berbatasan dengan Kota Banda Aceh di sisi utara, Kabupaten Aceh Jaya di sebelah barat daya, serta Kabupaten Pidie di sisi selatan dan tenggara.

Aceh Luhur juga memiliki wilayah kepulauan yang termasuk Kecamatan Pulo Aceh. Kabupaten Aceh Luhur anggota kepulauan di sisi barat, timur dan utaranya dibatasi dengan Samudera Indonesia, Selat Malaka, dan Teluk Benggala, yang memisahkannya dengan Pulau Weh, tempat di mana Kota Sabang berada. Pulau-pulau utamanya adalah:

  • Pulau Breueh
  • Pulau Peunasoe (atau Pulau Nasi)

Secara geografis beberapa luhur wilayah Kabupaten Aceh Luhur berada pada hulu arus Sungai Krueng Aceh. Ketika ini keadaan tutupan ajang (land cover) merupakan 62,5% (menurut data citra landsat tahun 2007).

Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda yang merupakan bandara internasional dan dijadikan salah satu pintu gerbang bagi masuk ke Provinsi Aceh berada di wilayah kabupaten ini.

Pulau Benggala yang merupakan pulau paling barat dalam wilayah Republik Indonesia merupakan anggota dari Kabupaten Aceh Besar.

Kecamatan

Kabupaten Aceh Luhur memiliki 23 kecamatan yang salah satunya berupa kepulauan yaitu kecamatan Pulo Aceh. Jumlah desa semuanyanya mencapai 609 desa/kelurahan[5][6].

Pariwisata

Kebutuhan hidup khas

Kabupaten Aceh Luhur terkenal dengan salah satu kebutuhan hidup khasnya, yakni Bolu manis ala Aceh yang terkonsentrasi di kecamatan Peukan Bada. Bolu ini terkenal dengan citarasanya yang khas, namun kesukaran pengembangan karena gendala dana selain keadaan yang belum sepenuhnya stabil. Selain itu berada pula gulai kambing (kari) dan ayam tangkap yang terkenal kelezatannya serta Sie rebuh (daging Rebus) dan asam keu eung (asam pedas).

Wisata adat

  • Museum Cut Nyak Dhien pada mulanya merupakan tempat tinggal pahlawan wanita yang bernama Cut Nyak Dhien. Di dalamnya mempunyai pokoknya koleksi sejarah Aceh yang dikendalikan dan dirawat oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. Hanya pondasi yang asli dari yang didirikan ini, sedangkan yang berdiri sekarang ini merupakan hasil renovasi yang didirikan yang sebelumnya sudah dibakar oleh Belanda.[7]
  • Masjid Tua Indra Puri berlokasi semakin kurang 25 km ke selatan arah ke Medan dan dapat ditempuh dengan transportasi apapun. Indra Puri merupakan Kerajaan Hindu dan merupakan tempat pemujaan sebelum Islam masuk. Kemudian, Sultan Iskandar Muda memperkenalkan Islam kepada penduduk. Dan setelah seluruh penduduk memeluk Islam, tempat yang sebelumnya kuil diubah dijadikan sebuah masjid. Yang didirikan mesjid berdiri di atas tanah seluas 33.875 m², terletak di ketinggian 4,8 meter diatas permukaan laut dan berada semakin kurang 150 meter dari tepi Sungai Krueng Aceh.[7]
  • Benteng Indra Patra terletak ± 19 km dari Banda Aceh arah ke Krueng Raya, tidak jauh Pantai Ujong Batee. Menurut riwayat dibangun pada masa pra Islam di Aceh yaitu pada masa Kerajaan Hindu, Indra Patra. Namun berada sumber yang menyebutkan bahwa benteng ini dibangun pada masa Kesultanan Aceh Darussalam dalam upaya menahan serangan Portugis. Benteng ini sangat luhur fungsinya pada zaman Sultan Iskandar Muda yang tingkatan lautnya, pada waktu itu, dipimpin oleh Admiral Malahayati.[7]
  • Museum Ali Hasymi merupakan kebanggaan lain kota Banda Aceh. Ali Hasymi yang mantan Gubemur Aceh dan seniman memiliki koleksi pribadi yang bernilai dan menarik. Kini koleksi ia dijadikan pajangan di museum tersebut selang lain kitab- kitab karya para ulama luhur Aceh tempo dulu, keramik kuno, senjata khas Aceh, cendera mata dari beragam pelosok dunia, dan lain-lain.[7]
  • Perpustakaan Kuno Tanoh Abee terdapat di Desa Tanoh Abee, di kaki Gunung Seulawah, Aceh Besar. Perpustakaan Tanoh Abee terletak di dalam kompleks Pesantren Tanoh Abee yang didirikan oleh keluarga Fairus yang mencapai klimaks kejayaannya pada masa pimpinan Syekh Abdul Wahab yang terkenal dengan sebutan Teungku Chik Tanoh Abee. Ia meninggal pada tahun 1894 dan dimakamkan di Tanoh Abee. Pengumpukan naskah (manuskrip) Dayah Tanoh Abee sudah dimulai semenjak Syekh Abdul Rahim, kakek dari Syekh Abdul Wahab. Naskah yang terakhir ditulis pada masa Syekh Muhammad Sa’id, anak Syekh Abdul Wahab yang meninggal dunia pada tahun 1901 di Banda Aceh, dalam tahanan Belanda.[7]
  • Rumoh Teunuen Nyak Mu merupakan pusat produksi tenun asli khas Aceh, yang berlokasi di Gampong Siem Mukim Siem Kecamatan Darussalam. Lokasi ini berjauhan 12 KM ke sebelah Timur Kota Banda Aceh. Di Rumoh Teunuen Nyak Mu ini di produksi aneka kain tenun Aceh dengan beragam motif khas Aceh. [7]

Wisata dunia

Waduk Keuliling di Kuta Cot Glie

Gambar

Referensi

Sumber

  1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Retrieved 2013-02-15. 
  2. ^ //www.nad.go.id/uploadfiles/PENDUDUK/PENDUDUKBULANJUNI_08.pdf
  3. ^ a b Sekilas tentang Aceh Luhur di situs NAD
  4. ^ Aceh Luhur Dalam Angka 2004
  5. ^ Daftar kecamatan di Aceh Luhur
  6. ^ Daftar kecamatan di Aceh Luhur di situs resmi
  7. ^ a b c d e f g Wisata Adat Aceh Luhur di situs NAD
  8. ^ Presiden SBY meresmikan Waduk Keuliling
  9. ^ Pocut Meurah Intan: Riwayatmu Kini
  10. ^ Eksotisme Cagar Dunia Jantho

Lihat pula

Pranala luar

  • Situs Resmi Kabupaten Aceh Luhur

edunitas.com

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA