Peristiwa turunnya al quran pertama kali disebut

JATENG | 22 April 2022 16:00 Reporter : Ayu Isti

Merdeka.com - Memasuki waktu pertengahan bulan Ramadan, tentu saja umat muslim telah menanti datangnya malam Nuzulul Quran. Ini adalah malam yang penuh limpahan berkah dan rahmat dari Allah. Bukan tanpa alasan, malam Nuzulul Quran adalah malam diturunkannya kitab suci Alquran ke bumi.

Seperti diketahui, malam Nuzulul Quran jatuh setiap tanggal 17 Ramadan. Di mana umat muslim berlomba-lomba memperbanyak amalan baik dengan membaca Alquran untuk memperingati peristiwa besar dalam sejarah agama Islam ini. Ini juga menjadi kesempatan baik untuk seluruh umat muslim agar lebih mempelajari dan memaknai setiap perintah Allah yang tercantum di dalam Alquran.

Selain banyak membaca dan memahami isi Alquran, Anda juga perlu mengetahui bagaimana sejarah Nuzulul Quran terjadi. Di mana Rasulullah SAW mendapatkan wahyu pertama berupa kita suci Alquran di usia 40 tahun. Turunnya wahyu Alquran ini juga disertai dengan perintah ‘Iqra’ atau perintah membaca.

Kemudian, melalui mukjizat tersebut Rasulullah mengemban tugas menyebarkan agama Islam dan menuntun umat muslim untuk membaca ayat-ayat suci dalam Alquran. Ayat-ayat suci Alquran ini berisi berbagai macam hal yang baik untuk dijadikan pelajaran agar mendapatkan kehidupan dunia dan akhirat yang baik. Dilansir dari NU Online, berikut kami merangkum sejarah Nuzulul Quran atau wahyu pertama yang didapatkan Rasulullah:

2 dari 4 halaman

Seperti telah disebutkan sebelumnya, malam Nuzulul Quran merupakan malam di mana pertama kali kitab suci Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sejarah Nuzulul Quran ini jatuh pada malam 17 Ramadan. Di mana, malaikat jibril mengirimkan wahyu kitab suci Alquran kepada Nabi Muhammad di Gua Hira, ayitu sekitar 5 km dari kota Makkah.

Dikatakan bahwa Nabi Muhammad menerima wahyu pertama tersebut saat berusia 40 tahun. Ketika itu, tiba-tiba malaikat Jibril datang, memeluk dan melepaskan Rasulullah SAW, sambil membawa wahyu yang dititipkan oleh Allah. Pelukan tersebut dilakukan malaikat Jibril sebanyak tiga kali, sambil berkata “Iqra!” yang artinya “Bacalah!”

Kemudian Rasulullah menjawab, “Aku tidak mengenal bacaan.” Lalu malaikat Jibril melanjutkan dengan membaca surat Al Alaq ayat 1-5 yang berbunyi, “Iqra’ bismi rabbikal ladzi khalaq, khalaqal insana min alaq. Iqra wa rabbukal akram. Alldzi allama bil qalam. Allamal bil qalam. Allamal insana ma lam ya’lam,”

3 dari 4 halaman

Dalam sejarah Nuzulul Quran, juga diceritakan bahwa sebelum menerima wahyu berupa Alquran, Nabi Muhammad SAW telah mendapatkan beberapa tanda atau petunjuk dari Allah. Di antara tanda tersebut adalah berupa mimpi. Rasulullah bermimpi kemudian terjadi suatu peristiwa di kehidupan nyata yang sama persis dengan mimpi yang dialami Rasulullah.

Tanda lain sebelum datangnya wahyu Alquran, Rasulullah merasakan kesenangan uzlah atau kesenangan menyepi. Tanda ini dirasakan menjelang turunnya wahyu Alquran yang dibawa oleh malaikat Jibril.

Penyataan ini didukung oleh riwayat Imam Bukhari dari sayyidah Aisyah RA. Disebutkan bahwa bulan Ramadan merupakan waktu turunnya Alquran. Hal ini juga tercantum dalam Surat Al Baqarah ayat 185. Sementara itu, malaikat yang turun membawa wahyu, adalah Ruh Amin atau Ruh Kudus, yang tidak lain adalah malaikat Jibril.

4 dari 4 halaman

Dalam penjelasan singkat sejarah Nuzulul Quran tersebut, tentu muncul pertanyaan surat mana yang pertama kali diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad. Terdapat beberapa perbedaan pendapat ulama dalam menafsirkan sejarah turunnya Alquran ini.

Sebagian ulama berpendapat bahwa surat Alquran yang pertama kali turun secara lengkap adalah Surat Al Muddatstir. Sedangkan ayat yang pertama kali turun secara lengkap adalah Surat Al Alaq ayat 1 – 5 seperti yang diucapkan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.

Meski begitu, terdapat beberapa ulama yang berpendapat lain. Di mana sebagian ulama meyakini wahyu yang pertama kali turun adalah Surat Al Fatihah yang didukung dengan riwayat munqathi. Sementara sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa wahyu Allah yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, adalah bacaan basmalah (bismillahir rahmanir rahim) karena basmalah merupakan awal setiap surat Alquran.

Dalam hal ini, adanya perbedaan pendapat ulama memang tak dapat dipungkiri. Sebab, setiap orang dapat menafsirkan hal yang berbeda sesuai dengan hadist riwayat dan sumber lain yang dipakai. Sehingga tidak dapat dikatakan, pendapat mana yang lebih benar dan mana yang salah.

Di balik perbedaan pendapat tersebut, tersirat pesan kebaikan yang didapatkan oleh seluruh umat muslim. Bahwa Allah telah memerintahkan hamba-Nya untuk membaca ayat-ayat dalam kitab suci Alquran. Dalam kitab ini terdapat berbagai nilai-nilai kehidupan yang bisa menjadi pedoman dan teladan untuk mendapatkan kehidupan dunia dan akhirat yang baik. (mdk/ayi)

Baca juga:
Jokowi Jadikan Nuzulul Quran Momentum Perkuat Kebersamaan Dalam Keragaman
Amalan Malam Nuzulul Quran yang Baik Diamalkan, Muslim Perlu Tahu
Al Quran Diturunkan pada Bulan Ramadan, Berikut Sejarahnya yang Wajib Diketahui
Ciptakan Keseimbangan, Ini Alasan Kepala Daerah di Jatim Gelar Khataman Al-Qur'an
Sri Mulyani dalam Peringatan Nuzulul Quran: Kita Harus Pandai Membaca
Mengenal Malam Nuzulul Quran, Ketahui Perbedaannya dengan Lailatul Qadar

SETIAP datang Ramadhan kita selalu dihadapkan dengan moment penting yaitu Nuzulul Quran dan Lailatul Qodar. Dua moment ini sama-sama peristiwa turunnya al-quran, sehingga menimbulkan pertanyaan, apa bedanya Nuzulul Qur’an dan Lailatul qodar tersebut?.

Nuzulul quran sering dipersepsi terjadi pada malam 17 Ramadhan, sementara Lailatul qodar terjadi di sepanjang bulan Ramadhan, atau lebih tepat pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan khususnya di malam-malam ganjil.

Peristiwa penting ini kemudian menjadi atensi besar bagi seluruh umat muslim dunia, disaat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, yang kemudian moment malam 17 tersebut diabadikan dengan peringatan malam turunya Al-Qur’an (Nuzulul Qur’an), dan malam Lailatul qodar yang diabadikan dengan moment Iktikaf.

Lalu apa makna Nuzulul qur’an yang sebenarnya, dan apa keterkaitan dengan Lailatul Qodar, serta bagaimana kedua peristiwa tersebut terjadi hubunganya dengan turunya al-qur’an. Tulisan kritis yang sangat jarang kita dapatkan ini, semoga mampu menginspirasi, bagaimana sesungguhnya Allah Subhana Wata’ala menurunkan Al-qur;an kepada Nabi Muhammad SAW. melalui malikat Jibril, dan bagaimana terjadinya peristiwa Lailatul Qodar.

Berawal dari makna Nuzulul qur’an yang berasal dari kata nuzul dan Al-quran. Kata nuzul artinya berpindah, yaitu dari atas kebawah. Pindahnya al-quran dari atas kebawah inilah yang dinamakan Nuzulul Quran. Jadi setiap turunya ayat-ayat al-qur’an dimana dan kapan saja maka dinamakan Nuzulul Quran.

Namun perlu diketahui bahwa turunnya Al-qur’an itu tidak langsung ke muka bumi atau langsung kepada Rosulullah SAW., akan tetapi Al-qur’an turun melalui beberapa tahapan. Sehingga para ulama’ ada yang menyebutkan al-quran turun melalui dua tahap, bahkan ada yang menyebut tiga tahap.

Allah SWT menurunkan Al-qur’an melalui Tahap pertama yaitu dari Lauhul Mahfudz (tempat tercatatnya qodho’ dan takdir manusia) menuju Baitu Izzah (Tempat yang penuh keagungan atau kemuliaan) atau bisa disebut Sama’uddunnya (langit dunia).

Sementara Tahap kedua yaitu dari Baitul Izzah ke Bumi kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantara malikat Jibril.

Turunya Alquran dari Allah SWT. ke Lauhil Mahfudz adalah tidak ada cerita, tidak ada kisah, sama sekali tanpa keterangan apapun, kapan, dimana, dan bagaimana turunya Al-qur’an, wallahu ‘alam bi showab, hanya allah yang mengetahui. Selanjutnya Al-qur’an tersebut tersimpan di Lauhul Mahfudz hanya untuk diketahui dan diyakini saja, ini sebagai konskuensi keimanan manusia.

Kemudian turunya Al-qur’an Tahap pertama, dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah berupa satu mushab Al-qu’ran lengkap dan sempurna yang terdiri dari 30 Juz, 114 surat, dan 6666 ayat, yaitu dari surat al-faatihah sampai surat an-nas. Dimana turunya al-quran ini terjadi dalam satu malam yaitu malam bulan Ramadhan. Inilah yang kemudian dinamakan Lailatul Qodar (Malam Kemuliaan). Hal ini berdasarkan Qur’an surat Albaqoroh, ayat 185, artinya Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq (benar) dan yang batil.

Q.S, Al-Qodar ayat 1, artinya sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar (malam kemulian) yaitu Ramadhan, serta Q.S. Ad- Dukhan ayat 2, yang artinya sesungguhnya kami menurunkannya pada malam yang diberkahi yaitu malam Ramadhan.

Ini menunjukan bahwa Lailatul qodar adalah peristiwa turunya al-quran secara keseluruhan dalam satu malam dan terjadi di malam bulan Ramadhan. Kemudian kebanyakan para ulama mengatakan malam lailatul qadar diyakini terjadi pada malam ganjil pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, meskipun perhitungan tepatnya tidak jelas. Dan malam lailatul qadar diyakini sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Kebaikan yang diperoleh seorang muslim pada malam tersebut mempunyai nilai lebih dari seribu bulan atau sekitar 83 tahun.

Sementara Tahap kedua, Al-qur’an turun ke bumi kepada Nabi Muhammad SAW, dan pertama kali menerima wahyu diawali dengan surat Al-‘alaq ayat 1 – 5, bertempat di Gua Qiro’, dan diakhiri surat Almaidah ayat 3, artinya : Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Rosul menerima wahyu Alquran tersebut melalui malaikat Jibril. Peristiwa turunya ayat al-qur’an dari Baitul Izzah ke Rosulullah SAW. inilah juga dinamakan Nuzulul Quran.

Sehingga Ketika Nabi Muhammad SAW., menjadi Nabi dan Rosul diusia 40 tahun sampai wafatnya diusianya 63 Tahun, maka al-quran turun selama 23 tahun. Dimana 13 tahun Al-qur’an turun di Makkah dan 10 tahun Al-Qur’an turun di Madinah, sehingga ayat-ayat yang turun terbagi menjadi dua yaitu pereode Makkah dan periode Madinah.

Ayat yang turun sebelum Nabi Muhammad hijrah, dinamakan surat makkiyah, bukan karena tempatnya di Makkah. Dan ayat yang turun setelah Nabi Muhammad hijrah dinamakan surat Madaniyah, bukan karena tempatnya di Madinah.

Selain itu Al-qur’an yang turun dari Baitul izzah ke bumi yaitu kepada Nabi Muhammad SAW. tidak langsung lengkap dalam 1 Mushab Al-qur’an. Namun selama 23 tahun secara berangsur-angsur dan tidak hanya terjadi di bulan Ramadhan, tapi juga terjadi di bulan-bulan lainnya, selain itu waktunya-pun juga berbeda-beda tidak hanya malam hari tapi juga siang hari bahkan sore hari, sesuai asbabun nuzul yaitu sebab-sebab turunya al-qur’an

Maka dari pemahanan tersebut dapat dimaknai bahwa bedanya Lailatul Qodar dan Nuzulul Qur’an. Lailatul Qodar adalah peristiwa turunya Al-qur’an yang lengkap dan sempurna, hanya sebatas dari Lauhul Mahfudz ke Baitul izzaah dalam satu malam yaitu malam Ramadhan.

Sementara Nuzulul Qur’an adalah setiap peristiwa turunya ayat-ayat Al-Qur’an, dari semua tahapan tadi, yaitu baik dari Allah SWT. Ke Lauhul Mahfudz, atau dari lauhul mahfudz ke baitul izzah, dan sampai kepada Rosulullah SAW, baik di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan.

Maka dengan kalimat sederhana bisa dimaknai bahwa peristiwa Lailatul Qodar bisa disebut Nuzulul qur’an, sedangkan tidak semua peristiwa Nuzulul Qur’an bisa disebut Lailatul Qodar. Karena tahapan atau waktu yang berbeda.

Letkol Sus Giyanto
Kasi Koleksi Muspusdirla

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA