Perilaku konsumen yang dapat dianalisis menggunakan pendekatan ordinal adalah


Kegiatan suatu perekonomian merupakan gabungan kegiatan setiap orang. Pada materi ini akan membahas perilaku individu sebagai konsumen. Individu sebagai konsumen akan mengonsumsi berbagai macam barang dan jasa untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya.

Perilaku konsumen yang dapat dianalisis menggunakan pendekatan ordinal adalah

Foto pria yang sedang membawa barang 

(Foto oleh Erik Mclean on Unsplash)

Perilaku konsumen pada dasarnya menjelaskan bagaimana konsumen mendayagunakan sumber daya yang ada  dalam memuaskan keinginan atau kebutuhan dari suatu atau beberapa produk. konsumen yang rasional akan melakukan pilihan terhadap barang-barang dan jasa yang dikonsumsi yang dapat memberikan manfaat, kegunaan, dan kepuasan yang paling tinggi. Untuk menjelaskan perilaku konsumen dalam memperoleh kepuasan terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi terdapat dua pendekatan teori, yaitu pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal.

1. Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach)

Pendekatan kardinal menganggap bahwa kepuasan konsumen yang diperoleh dari kegiatan konsumsi barang dan jasa dapat diukur secara kuantitatif. Dengan kata lain pendekatan kardinal menyatakan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur secara langsung melalui angka-angka, seperti saat kita mengukur tinggi badan. Karena kepuasan konsumen yang diperoleh dari hasil konsumsi barang dan jasa sering disebut dengan istilah utilitas (utility), maka pendekatan kardinal juga sering disebut dengan pendekatan utilitas (utility approach).

Beberapa konsep mendasar yang berkaitan perilaku konsumen melalui pendekatan kardinal adalah konsep utilitas total (total utility) dan utilitas marjinal (marginal utility). Utilitas total adalah yang dinikmati konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu secara keseluruhan. Adapun utilitas marjinal adalah pertambahan utilitas yang dinikmati oleh konsumen dari setiap tambahan satu unit barang dan jasa yang dikonsumsi. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada artikel tentang Hukum Gossen.

 Asumsi dalam pendekatan Kardinal adalah sebagai berikut:

a. konsumen bertindak rasional. Maksudnya  Konsumen akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya sesuai dengan anggaran yang dimilikinya.

b. Tingkat utilitas total yang dicapai seorang konsumen merupakan fungsi dari kuantitas barang yang dikonsumsi. Maksudnya kepuasan total yang diperoleh konsumen dipengaruhi oleh jumlah berbagai barang yang dikonsumsi. Hal ini sesuai dengan hukum Gossen..

c. Tambahan kepuasan dari setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi akan menurun.

d. Tingkat kepuasan konsumen dapat diukur secara kuantitatif.

e. uang memiliki nilai subjektif yang tetap.

2. Pendekatan Ordinal (Ordinal Approach)

Dalam perkembangannya, para ahli ekonomi menolak gagasan tentang utilitas yang dapat diukur dengan angka-angka. Sehingga dikembangkan pendekatan baru untuk menjelaskan prinsip memaksimumkan utilitas oleh seorang konsumen dengan pendapatan yang terbatas. Teori tersebut dikenal dengan teori utilitas ordinal. Teori utilitas orginal adalah teori yang menyatakan bahwa utilitas tidak dapat dihitung, melainkan hanya dapat dibandingkan.

Jadi, berdasarkan pendekatan ordinal kepuasan konsumen tidak dapat diukur dengan angka tetapi hanya dapat diukur dengan peringkat.  Pendekatan kardinal juga sering disebut dengan pendekatan indeferens. Pendekatan ordinal menganggap bahwa utilitas suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya utilitas yang di peroleh dari mengonsumsi sejumlah barang atau jasa. Selanjutnya konsumsi dipandang sebagai upaya optimalisasi dalam konsumsinya.

 Asumsi yang dipergunakan dalam pendekatan ordinal antara lain:

a. konsumen bertindak rasional.  Maksudnya konsumen dianggap selalu akan memilih kombinasi barang yang akan mendatangkan nilai guna atau kepuasan maksimum.

b. Konsumen dianggap mempunyai informasi yang sempurna atas uang yang tersedia baginya serta informasi harga-harga yang ada di pasar.

c. Konsumen perlu mempunyai preferensi yang disusun atas dasar besar kecilnya nilai guna, walaupun besarnya nilai guna itu sendiri secara absolut tidak perlu diketahui. Preferensi dalam hal ini adalah  pola menentukan pilihan terhadap barang yang akan dikonsumsi.

d. konsumen memiliki sejumlah uang tertentu;

e. konsumen konsisten dengan pilihannya. Jika ia memilih A dibanding B, memilih B dibanding C, maka ia akan memilih A dibanding C.

f. Konsumen akan selalu ingin mengkonsumsi jumlah barang yang lebihbanyak karena konsumen tidak pernah terpuaskan.

Pendekatan ordinal dapat dianalisis dengan menggunakan kurva indiferen (indifference curve) dan garis anggaran ( budget line).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persamaan dan perbedaan pendekatan kardinal dan ordinal adalah sebagai berikut.

3. Persamaan pendekatan kardinal dan ordinal

Persamaan pendekatan kardinal dan ordinal adalah kedua pendekatan tersebut beranggapan bahwa tingkat utilitas total yang dicapai seorang konsumen merupakan fungsi dari kuantitas barang yang dikonsumsi. Persamaan pendekatan kardinal dan ordinal lainnya adalah konsumen akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya sesuai dengan anggaran yang dimilikinya.

4. Perbedaan Pendekatan kardinal dan ordinal

Perbedaan pendekatan kardinal dan ordinal adalah bahwa perdekatan kardinal menganggap bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan angka sedangkan pendekatan kardinal menganggap bahwa kepuasan konsumen tidak dapat diukur dengan angka tetapi hanya bisa dibandingkan.

Sebelum kita mempelajari apa yang dimaksud teori Perilaku konsumen baik secara ordinal maupun cardinal,yang pertama-tama kita bahas yaitu apa yang dimaksud dari Perilaku konsumenterdahulu. Apa yang dimaksud Perilaku Konsumen?? Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Pengertian perilaku konsumen menurut Philip Kotler adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya.

Sedangkan menurut Etat Swan pengertian dari perilaku konsumen adalah evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan/pemakaiannya
Pelanggan merasa puas kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira kalau harapan mereka terlampaui.

Pelanggan yang puas cenderung tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak, kurang peka terhadap perubahan harga dan pembicaraannya menguntungkan perusahaan.
Seorang konsumen dalam memilih sesuatu mempunyai beberapa factor penting untuk memilih suatu barang/benda yang akan dipilihnya,beberapa faktornya sebagai berikut :

  1. tingkatpendapatan seseorang
  2. jenis/ukuran yg dibutuhkan
  3. tingkat kebutuhan
  4. Efektifitas

Teori pendekatan konsumen terdapat 2 macan yaitu :

1.Pendekatan Konsumen Oridinal

Pendekatan konsumen Ordinal adalah pendekatan yang daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.

Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah :

  • Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya
  • Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering
  • Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya. Kelemahan pendekatan konsumen ordinal yaitu terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dari satu kepuasan.

2.Pendekatan Konsumen Kardinal

  • Pendekatan konsumen Kardinal adalah daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subyek yang menilai. Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati

Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal. Pada pendekatan Kardinal terdapat beberapa asumsi yang dapat digunakan untuk menunjukan bahwa tingka konsumennya,yaitu :

  1. Konsumen Rasional, konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
  2.  Diminshing marginal utility, tambahan utilitas yang diperoleh konsumen makin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari komoditas tersebut
  3. Pendapatan konsumen tetap
  4.  Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap

Dan juga asumsi dasar dari Pendekatan Konsumen Kardinal adalah :

  • Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
  • Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan
  • Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan
  • Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.