Perhatikan gambar di bawah ini berdasarkan gambar di atas perbedaan bentuk candi keduanya adalah

Banyak yang masih keliru dalam membedakan candi Budha dan candi Hindu. Padahal perbedaan candi Hindu dan Budha cukup signifikan lho!

Candi Borobudur, salah satu candi Budha paling populer di Indonesia

Umat Buddha khususnya di Indonesia, merayakan Hari Raya Waisak 2564 BE atau pada Kamis, 7 Mei 2020.

Biasanya, puncak perayaan hari raya Waisak diselenggarakan di candi-candi Budha yang ada di Indonesia seperti Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Jiwa, dan candi-candi lainnya.

Namun, mengingat kasus positif virus corona di Indonesia terus meningkat, Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau peringatan pelaksanaan Hari Raya Waisak 2564 BE dirayakan di rumah masing-masing.

Bicara soal candi, sebagian besar dari kamu pasti sudah tahu bahwa Indonesia memiliki banyak sekali candi Hindu maupun candi Budha yang tersebar di hampir seluruh Pulau Jawa dan Bali.

Pada umumnya candi digunakan sebagai tempat pemujaan dewa dan dewi pemeluk agama Hindu dan Budha. 

Selain itu candi juga dapat dimanfaatkan sebagai istana, gapura, tempat pemandian, dan lain sebagainya.

Sekilas, candi Hindu dan Budha serupa. Namun ternyata, terdapat perbedaan candi Hindu dan Budha dari berbagai aspek.

Masih banyak yang keliru, ini perbedaan candi Budha dan candi Hindu 

Perbedaan candi Hindu dan Budha ada banyak. Baik itu dari segi fungsi, bahan pembuat candi, bentuk puncak candi, struktur, hingga arca candi.

Lebih lengkapnya, ini dia yang membedakan keduanya.

Fungsi

Secara umum, fungsi candi tidak terlepas dari fungsi keagamaan. 

Namun dilansir dari candi.pnri.go.id, terdapat perbedaan antara keduanya. 

Perbedaannya, candi-candi Budha umumnya dibangun sebagai bentuk pengabdian kepada agama dan untuk mendapatkan ganjaran. 

Candi juga digunakan sebagai tempat ibadah atau tempat pemujaan para dewa pada zaman itu.

Dan candi-candi Hindu di Indonesia umumnya dibangun oleh para raja pada masa hidupnya. 

Arca dewa, seperti Dewa Wisnu, Dewa Brahma, Dewi Tara, dan Dewi Durga, yang ditempatkan dalam candi banyak dibuat sebagai perwujudan leluhurnya. 

Struktur

Struktur bangunan pada candi Hindu dan Buddha memiliki kesamaan. Ragam hias yang terdiri dari pelipit candi, relief hias ornamental, ujung pada pipi tangga, antefiks, dan bahan dasar batu candi sama-sama bisa ditemukan di candi Hindu dan Budha. 

Namun perbedaannya yang signifikan terlihat jelas pada bentuk puncak dari candi tersebut. 

Pada candi Budha, bentuk puncaknya berbentuk kubus, dan biasa disebut stupa. Pada candi Hindu, bentuk puncaknya meruncing berbentuk tabung dan biasa disebut amalaka. 

Penyebutan setiap tingkatan candi

Candi Hindu dan Budha juga sama-sama terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki candi, tubuh candi, dan atap. 

Namun terdapat perbedaan dalam penyebutan ketiga tingkatan dunia yang digambarkan pada bagian candi, yaitu kaki, tubuh dan atap. 

Candi Budha menyebutnya Bhurloka, yaitu bagian dasar candi yang menyimbolkan dunia fana, Bhurvaloka yaitu tubuh candi yang menyimbolkan dunia pemurnian atau pembersih, dan Svarloka yaitu bagian atas atau atap candi yang menyimbolkan dunia para dewa.

Sedangkan candi Hindu menyebutnya dengan Kamadhatu yaitu bagian dasar candi sebagai simbol bahwa manusia identik dengan penuh dosa, Rupadhatu yaitu bagian tengah candi sebagai simbol bahwa kehidupan manusia di dunia fana yang penuh dengan nafsu, dan Arupadhatu yaitu bagian atas atau atap candi sebagai simbol bahwa manusia yang telah mencapai nirwana.

Kompleks percandian

Perbedaan juga terlihat pada kompleks percandian. Pada candi-candi dengan latar belakang agama Buddha, umumnya terdapat sebuah candi induk dengan banyak candi perwara di sekelilingnya. 

Pada candi-candi Buddha biasanya terdapat sebuah relung yang bisa membuat pengunjungnya dapat melihat ke dalam bilik candi tersebut. 

Sedangkan di candi Hindu, umumnya pola terlihat adalah sebuah candi induk dengan tiga buah candi perwara di depannya. Pada candi induk tersebut terdapat arca-arca.

Relief cerita yang ada di sekitar candi

Relief cerita yang ada di sekeliling candi juga berbeda.

Bila relief yang ada menceritakan kisah-kisah Buddha, seperti Jataka, Lalitavistara, dan lain-lain, maka dapat dipastikan candi tersebut merupakan candi Buddha.

Sebaliknya, bila relief tersebut menceritakan kisah-kisah Hindu seperti Garudeya, Ramayana, Mahabharata, Tantri Kamandaka dan lain sebagainya, maka dapat dipastikan candi tersebut merupakan candi Hindu. 

Contoh candi Budha yang ada di Indonesia

- Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah

- Candi Mendut, Magelang, Jawa Tengah

- Candi Pawon, Magelang, Jawa Tengah

- Candi Banyunibo, Sleman, Yogyakarta

- Candi Sewu, Yogyakarta

- Candi Plaosan, Klaten, Jawa Tengah

- Candi Muara Takus, Riau

Contoh candi Hindu yang ada di Indonesia

- Candi Prambanan, Sleman, Yogyakarta

- Candi Arca Gupolo, Sleman, Yogyakarta

- Candi Arca Gupolo, Sleman, Yoyakarta

- Candi Sambisari, Sleman, Yoyakarta

- Candi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah

- Candi Sukuh, Karanganyar, Jawa Tengah

- Candi Cetho, Karanganyar, Jawa Tengah

Terinspirasi

Terhibur

Biasa Saja

Tidak Menarik

Terganggu

Tidak Suka

Candi memiliki ciri khas tersendiri di tiap tiap daerah. Antara candi yang dibuat di Indonesia dengan yang ada di India sebagai pusat agama Hindu Buddha pun berbeda. Berikut ini adalah tabel perbedaan candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur

NoCandi Jawa TengahCandi Jawa Timur
1Bentuk candi berbentuk tambun  Bentuk candinya ramping
2Atapnya candi berbentuk berundak-undak  Atapnya candi perpaduan tingkatan  
3Puncak dari candi berbentuk ratna atau stupa  Puncaknya candi segitiga  
4Pada Bagian gawang pintu atau relung terdapat hiasan kala makara  Tidak terdapat makara , pintu serta relung hanya terdapat di bagian ambang atasnya, yang
diberi kepala kala  
5Pada bagian reliefnya timbul agak tinggi dan lukisannya bersifat alamiah  Pada bagian reliefnya timbul sedikit dan lukisannya simbolis menyerupai wayang
kulit  
6Candi di terletak di tengah halaman  Candi terletak di bagian belakang halaman
7Sebagian besar candi di Jawa Tengah menghadap ke timur  Sebagian besar candi di Jawa Timur menghadap ke barat  
8Sebagian besar terbuat dari batu andesitSebagian besar terbuat dari bata  

Baca Juga : Perbedaan Candi Hindu dan Buddha

Perbedaan lain antara candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur

1. Bentuk Bangunan

Candi Jawa Timur umumnya lebih artistik dibandingkan dengan candi – candi di Jawa Tengah. Kaki candi pada umumnya lebih tinggi dan berbentuk selasar bertingkat. Pada umumnya bentuk candi di Jawa Timur meruncing keatas dengan atap candi berbentuk kubus.

Candi di Jawa Tengah pada umumnya berbentuk tambun dengan puncak atap yang meruncing. Kaki candi dan tubuh candi pada umumnya memiliki selasar yang cukup lebar, yang berfungsi sebagai tempat melakukan pradaksina.

Pradaksina merupakan ritual mengelilingi obyek yang dianggap suci. Ritual pradaksina diawali dari sisi timur (daksina) dengan obyek berada di sebelah kanan badan kemudian mengitari obyek ke arah selatan searah dengan jarum jam. Sambil memutari obyek, dilakukan pula puja – puja atau doa – doa yang berulang.

2. Hiasan pada Tangga Masuk

Pada candi – candi di Jawa Timur menggunakan patung atau ukiran naga sebagai hiasan pada tangga. Sedangkan pada candi Jawa Tengah menggunakan makara sebagai hiasan pada tangga masuk candi.

3. Relief  dan Patung Candi

Relief pada candi Jawa Timur

  • Pemahatan menggunakan teknik yang dangkal atau tipis (Ketebalan pahatan berkisar 1/4 ketebalan media)
  • Obyek yang dipahat berupa figur simbolis (tokoh manusia) seperti wayang kulit
  • Seluruh panil berisi hiasan
  • Cerita yang dipahat tidak lengkap hanya sepotong – sepotong (seperti episode pada film)
  • Pada umumnya mengisahkan tentang cerita romantis dengan acuan kepustakaan Jawa Kuno
  • Obyek digambarkan tampak samping

Pada candi Jawa Tengah

  • Teknik pahatan dalam dengan ketebalan pahatan 1/2 hingga 3/4 dari media
  • Penggambaran bersifat naturalis
  • terdapat bidang – bidang yang kosong pada panil
  • Cerita dipahat secara lengkap dari awal hingga akhir
  • Cerita yang dipahatkan umumnya wiracarita (epos) dan acuannya adalah kesusastraan India

Relief pada candi Jawa Timur umunnya berkisah mengenai patung – patung Trimurti (tiga dewa dalam Hindu).  Sedangkan pada candi di Jawa Tengah biasanya dihiasi dengan relief yang berkaitan dengan ajaran Buddha.

4. Formasi Candi

Pada candi Jawa Timur, pada umumnya letak candi induk berada pada belakang halaman serta menghadap ke arah barat. Sedangkan pada candi Jawa Tengah, candi induk berada di tengah dan menghadap ke arah timur.

5. Hiasan Kala

Kala pada candi di Jawa Timur memiiki rahang bawah (berdagu) dan terlihat jelas sepasang siung (gigi taring) di kanan dan kiri. Pada zaman Singasari dan Majapahit bentuk kala dilengkapi dengan sepasang tanduk dan taring yang mencuat dari pipi kiri dan kanan.

Kala pada candi Jawa Tengah digambarkan tanpa rahang bawah (tidak berdagu) dan seringkali tidak memiliki siung dan menggambarkan wajah singa dengan simbol wajah kemenangan (kirttimukha).

6. Fungsi Candi

Candi – candi di Jawa Timur khususnya candi dari Kerajaan Majapahit memliki keistimwaan tersendiri dari candi – candi lain. Dari segi fungsi, candi di Jawa Tengah dikenal sebagai candi pemujaan, sedangkan candi di Jawa Timur berkaitan dengan ritus pemujaan leluhur, candi berfungsi sebagai tempat pendharmaan dan wadah mengenang raja yang telah meninggal.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA