Perhatikan data hasil observasi pada orang yang mengalami gangguan sistem ekskresi berikut ini

Umumnya, manusia memiliki empat sistem ekskresi yang terdiri dari ginjal, hati, paru-paru, serta kulit. Masing-masing organ ini berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa metabolisme dan racun dari dalam tubuh. Namun, bagaimana jika sistem ekskresi mengalami gangguan, apa penyebabnya? Berikut ulasan selengkapnya.

Ginjal merupakan salah satu dari sistem ekskresi yang berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa dari tubuh dalam bentuk urine. Pada dasarnya, proses ini diperlukan oleh tubuh untuk menjaga agar zat kimia dalam tubuh tetap stabil. Akan tetapi, proses ini dapat terganggu, terutama ketika ginjal mengalami kondisi medis tertentu.

Gangguan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi Ginjal

Alat ekskresi pada manusia, seperti halnya ginjal, bisa terkena gangguan karena berbagai macam faktor. Berikut beberapa penyakit dan kelainan yang dapat memengaruhi fungsi ginjal:

  • Gagal ginjal
    Gagal ginjal merupakan kondisi di mana ginjal tidak berfungsi secara normal, tidak dapat menyaring zat sisa metabolisme, tidak mampu mengontrol jumlah air dan elektrolit dalam darah, dan tidak bisa mengendalikan tekanan darah. Hal ini membuat racun dan cairan berbahaya akan terkumpul di dalam tubuh, yang dapat berakibat fatal jika tidak segera diobati.
    Secara umum, penyakit gagal ginjal dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu gagal ginjal akut (GGA) dan gagal ginjal kronis (GGK). Sering kali, gejala dari penyakit gagal ginjal di tahap awal sulit untuk dideteksi sehingga penderitanya tidak segera melakukan pengobatan, dan lambat laun kondisi ini akan menjadi semakin berat.
    Beberapa gejala yang patut diwaspadai dari penyakit ini adalah mudah lelah, sesak napas, kehilangan nafsu makan, lemas, jumlah urine berkurang, gangguan detak jantung, sering mengalami keram otot dan kesemutan, pembengkakan di pergelangan kaki, dan mual muntah.
  • Infeksi ginjal
    Infeksi ginjal atau pielonefritis merupakan komplikasi dari infeksi saluran kemih (ISK), yang terjadi karena berpindahnya bakteri dari kandung kemih ke ginjal. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh bakteri E. coli yang terdapat pada kotoran manusia. Perpindahan bakteri dari anus ke saluran kemih dapat terjadi ketika melakukan hubungan seksual atau saat membersihkan daerah tersebut usai buang air besar. Umumnya, wanita lebih berisiko untuk mengalami infeksi ginjal. Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang meningkatkan risiko terkena infeksi ginjal, di antaranya adalah wanita yang aktif secara seksual, sistem kekebalan tubuh yang lemah, pemakaian kateter jangka panjang, adanya sumbatan pada saluran kemih, hingga kerusakan saraf di sekitar kandung kemih.

    Infeksi ginjal akan memunculkan gejala yang cukup cepat, setelah bakteri mencapai ginjal. Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini meliputi demam, rasa sakit di sekitar perut atau punggung, adanya darah atau nanah dalam urine, serta urine yang berbau busuk.

  • Batu ginjal
    Penyebab gangguan sistem ekskresi lainnya adalah batu ginjal. Batu ginjal merupakan suatu kondisi ketika mineral mengendap di dalam ginjal sehingga membentuk bongkahan seperti batu. Mineral tersebut berasal dari sisa zat-zat limbah di dalam darah yang kemudian mengendap dan mengkristal seiring waktu. Terbentuknya batu di dalam ginjal dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kurang minum air putih, mengonsumsi obat tertentu, atau menderita suatu penyakit, seperti infeksi dan asam urat. Gejala batu ginjal biasanya tidak akan dirasakan penderitanya jika batu ginjal masih berukuran sangat kecil atau belum menyumbat saluran kemih. Namun jika batu berukuran besar dan sudah menyebabkan sumbatan, akan menimbulkan gejala berupa rasa nyeri.

    Gejala batu ginjal yang bisa muncul apabila batu bergesekan dengan saluran kemih adalah rasa nyeri yang menetap pada perut bagian samping, punggung bagian bawah, selangkangan atau bahkan testis, rasa mual, muntah, warna urine menjadi kemerahan atau lebih gelap, dan rasa sakit ketika berkemih.

  • Radang ginjal (nefritis)
    Radang ginjal atau nefritis sering kali disebabkan oleh gangguan autoimun atau infeksi bakteri yang dapat memengaruhi fungsi ginjal. Kondisi ini dapat terjadi pada area di dalam ginjal, seperti glomerulus, tubulus, atau jaringan interstitial renal. Jika radang ginjal sudah dalam kondisi kronis, maka gejala yang akan muncul meliputi berkurangnya frekuensi buang air kecil, memburuknya fungsi ginjal, mual dan lesu, tidak nafsu makan, serta adanya bercak darah di urine. Pengobatan yang diberikan pada penderita radang ginjal akan disesuaikan dengan penyebabnya.

Cara Merawat Sistem Ekskresi Ginjal

Supaya ginjal Anda tetap sehat, lakukan hal-hal sederhana berikut untuk mencegah munculnya berbagai penyakit ginjal yang dapat menyebabkan gangguan sistem ekskresi ginjal:

  • Perbanyak minum air putih.
  • Atur pola makan. Pilihlah makanan seperti buah-buahan dan sayur-sayuran untuk dikonsumsi setiap hari.
  • Jaga berat badan ideal Anda.
  • Berhenti merokok dan stop minum minuman beralkohol.
  • Rutin berolahraga.
  • Hindari mengonsumsi obat-obatan yang dijual secara bebas, misalnya obat penghilang rasa sakit tanpa saran dokter.
  • Batasi konsumsi dan penggunaan garam pada makanan.
  • Kontrol gula darah dan tekanan darah tubuh.

Selain melakukan hal di atas, disarankan pula untuk rutin memeriksakan diri ke dokter guna memantau kondisi dan fungsi ginjal Anda. Pemeriksaan fungsi ginjal yang biasanya dilakukan mencakup pemeriksaan fisik ditambah tes darah dan tes urine untuk menilai kondisi ginjal. Dengan pemeriksaan kesehatan yang rutin, beragam gangguan pada sistem ekskresi ginjal bisa ditemukan lebih awal dan diobati lebih cepat.

Terakhir diperbarui: 27 Januari 2019

KOMPAS.com - Tahukah kamu pada sistem ekskresi manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan yang disebabkan berbagai hal?

Gangguan sistem ekskresi dapat terjadi pada ginjal, hati, paru-paru atau kulit.

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), berikut beberapa gangguan pada sistem ekskresi manusia yang harus kamu ketahui, antara lain:

  1. Diabetes mellitus
  2. Daibetes insipidus
  3. Batu ginjal
  4. Gagal ginjal

Baca juga: Mengenal Sistem Ekskresi Manusia

Berikut penjelasan gangguan pada ekskresi manusia tersebut:

Diabetes mellitus

Diabetes mellitus disebut juga penyakit kencing manis.

Kencing manis merupakan penyakit yang ditandai adanya kandungan gula yang tinggi di dalam darah dan zat-zat keton serta asam. Akibat dari kurangnya atau ketiadaan hormon insulin.

Hormon insulin penting dalam proses pengubahan gula darah menjadi gula otot sebagai tenaga dan dalam sintesis lemak.

Adanya zat-zat keton dan asam yang berlebihan di dalam darah akan menyebabkan timbulnya rasa haus yang terus menerus.

Bahkan sering buang air kecil, berat badan turun meski selera makan baik. Daya tahan tubuh menurun, tubuh lemah dan mudah sakit.

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), sering buang air kecil diakibatkan banyaknya kadar gula dalam darah. Sehingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui ginjal bersama air.

Baca juga: Puskesmas Mulai Disiapkan Tangani Pasien Diabetes Mellitus

Saat rasa haus merupakan reaksi tubuh dari yang sering buang air kecil. Sering minum itu agar tubuh tidak dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh.

Jika terlalu banyak makan disebabkan olah kurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga tubuh berusaha mendapatkan gula lewat makanan.

Bagi penderita diabetes mellitus parah, akan timbul gejala lain. Seperti penurunan berat badan, kesemutan (mati rasa) atau rasa sakit pada tangan dan kaki.

Kemudian timbul luka (borok) pada kaki yang tak kunjung sembuh. Bahkan bisa hilangnya kesadaran diri (pingsan).

Penyakit tersebut juga bisa menimbulkan komplikasi penyakit. Seperti gangguan pada mata hingga menjadi buta, gangguan pada ginjal hingga mengakibatkan penyakit gagal ginjal.

Bisa juga gangguan pada saraf, gangren (kondisi serius) hingga harus diamputasi. Bahkan bisa juga koma.

Diabetes mellitus juga termasuk penyakit yang dapat diturunkan dari orang tua kepada keturunannya.

Baca juga: Awas, Tidur Lebih dari 8 Jam Bisa Picu Diabetes hingga Kematian Dini

Penyakit ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Dua ahli kesehatan Yunan menamai suatu penyakit bagi orang yang banyak minum danbuang air kecil dengan diabetes.

Diabetes mellitus diambil dari bahasa latin. Diabetes artinya penerusan dan mellitus artinya manis.

Pada tahun 1921, dua dokter dari Inggris, Dr. Frederick Banting dan Prof. Charles Best menemukan hormon insulin. Adanya hormon insulin membuat penderita diabetes dapat tertolong dan dapat hidup lebih lama dalam usia normal.

Diabetes insipidus ini ditandai dengan rasa haus yang berlebihan dan produksi urine yang encer. Ini sebabkan kekurangan hormon anti diuretik.

Hormon tersebut memengaruhi penyerapan air dari tubulus kontortus. Sehingga jumlah air dapat naik 20 hingga 30 kali lipat, kondisi itu bisa menyebabkan dehidrasi.

Hormon itu dihasilkan oleh bagian posterior (belakang) kelenjar hipofisis dan bekerja pada ginjal. Itu mengurangi penyerapan air pada tubulus kontortus sehingga meningkatkan jumlah urine.

Baca juga: Turunkan Risiko Diabetes Melitus 2, Pakai Cara ini!

Berkurangnya hormon akibat dari rusaknya kelenjar hipofisis bagian belakang. Kerusakannya itu bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti tumor, infeksi, cedera kepala atau karena cacat bawaan.

Kalau gejala yang tampak pada penyekit tersebut sering buang air kecil, sering bangun malam untuk buang air kecil (nokturia).

Banyak minum karena merasa haus. Urine tidak berwarna kuning, bahkan bening.

piotr_malczyk Ilustrasi batu ginjal

Batu ginjal

Batu ginjal merupakan penyakit yang disebabkan adanya endapan garam kalsium, fosfat, atau asam urat urine di dalam rongga ginjal, saluran ginjal atau kandung kemih.

Adanya batu tersebut menyulitkan keluarnya urine dan menimbulkan rasa nyeri. Timbulnya batu karena terlalu pekatnya konsentrasi urine.

Sehingga zat-zat di dalam urine membentuk kristal batu. Bisa juga karena infeksi, kelebihan sekresi hormon paratiroid, asidosis pada tubulus ginjal.

Baca juga: Ini Penjelasan Ahli, Hubungan Erat Hipertensi dan Gagal Ginjal

Adanya peningkatan kadar asam urat juga. Terlalu banyak mengonsumsi vitamin D dan kalsium.

Gajala yang dialami batu ginjal biasanya rasa nyeri pinggang bawah menuju pinggul hingga ke alat kelamin luar.

Kadang-kadang mengalami demam, merasa kedinginan, adanya darah atau nanah di dalam urine akibat batu melukai ureter dan distensi perut.

Untuk mencegah batu ginjal, kamu bisa banyak minum air putuh, mengonsumsi vitami C, mengurangi konsumsi kalsium dan fosfat.

Gagal ginjal

Gagal ginjal adalah penyakit yang disebabkan oleh kerusakan ginjal pada bagian korteks. Fungsi ginjal menurun secara perlahan hingga tidak berfungsi lagi.

Itu menyebabkan penimbunan limbah metabolik di dalam darah (azotemia). Gagal ginjal merupakan salah satu penyakit yang serius dan bisa berdampak pada kerusakan ginjal.

Baca juga: Untuk Batu Ginjal, Dokter Sarankan Metode Gelombang Kejut

Gejala gagal ginjal, mata dan kaki bengkak, nyeri di pinggang, buang air kecil sakit dan sering. Urine sedikit, demam, dan urine berwarna merah karena mengandung darah.

Gagal ginjal menyebabkan berkurangnya produksi urine, peningkatan kadar zat nitrogen, kalium, sulfat, dan fosfat dalam daerah secara cepat serta tidak normal.

Untuk penanganan atau pengobatan biasanya tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal. Seperti penderita harus melakukan diet konsumsi sodium, protein, dan cairan apabila penyebabnya zat-zat tersebut.

Jika disebabkan penyakit lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan tertentu. Seperti untuk pengobatan hipertensi, anemia, atau untuk menurunkan kolestrol.

Namun jika kondisi sudah parah dilakukan pencucian darah (haemodialisa) atau transplantasi (cangkok) ginjal.

Untuk pencegahan agar terhindar dari gagal ginjal bisa minum air putih cukup banyak dan menjalankan pola hidup yang baik dan sehat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link //t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA