Rizal mempunyai kegemaran menggambar dengan crayon. Tapi ia tidak suka menggambar di buku gambar, melainkan di dinding. Suatu hari, ayah dan ibu mengajak Rizal pergi ke pantai. Saat melihat tembok luas di pantai, timbul keinginan Rizal untuk menggambar. Ibu sudah mengingatkan agar tidak mecorat-coret tembok pantai, namun Rizal mengabaikannya. Akhirnya, Satpam menegur dan memarahi Rizal karna sudah mencorat-coret tembok. Ia juga menghukum Rizal untuk membersihkan semua coretannya sampai bersih.
Komik ‘Crayon untuk Rizal’ ini mengajak anak-anak untuk ikut menjaga keindahan fasilitas umum, bukan malah merusaknya dengan coretan gambar-gambar. Tidak ada yang salah dengan kegemaran menggambar, namun harus pada media yang tepat. Menggambar atau mewarnai haruslah pada buku gambar atau kertas kosong. Tindakan Rizal membersihkan tembok hingga bersih juga memberikan contoh perbuatan tanggung jawab pada anak-anak.
Share Komik :
Trending Topic
Peduli Memelihara Fasum
16 Dec 2015
Meski hidup di kota besar, diakui oleh Dr. Ricardi S. Adnan, sosiolog Universitas Indonesia, budaya masyarakat Indonesia masih sangat agraris. Dalam hal waktu misalnya, budaya agraris hanya mengenal pagi, siang, dan malam. Berbeda dengan masyarakat modern yang menghargai waktu dengan sangat detail, bahkan hingga ke menit. Hal ini secara tidak langsung menumbuhkan konsep kurang peduli pada hal-hal yang kecil, termasuk dalam hal ini perkara menjaga kebersihan lingkungannya.
Hal paling mudah yang bisa kita amati adalah ketika menggunakan toilet umum. Tak jarang orang membuang sampah di toilet seenaknya, padahal sudah ada tempat sampah yang disediakan. Mereka juga kerap tidak peduli dengan lantai yang becek. Akibatnya, ketika semua orang melakukan hal yang sama, kebersihan toilet umum tidak terjaga. Coba pikirkan apa yang akan terjadi ketika orang-orang yang menggunakan toilet umum secara sadar membuang sampah di tempatnya, maka toilet umum tersebut akan terjaga kebersihannya. Mudahnya masyarakat kita mendapatkan sesuatu juga dinilai Ricardi menjadi penyebab mengapa orang Indonesia kurang bisa merawat fasilitas umum. Selain itu, pendidikan tentang menjaga dengan baik barang-barang yang ada di sekitar kita, juga belum ditanamkan sejak dini. Sehingga, yang terjadi kemudian adalah sikap tidak peduli dan tidak merawat apa yang telah ada. Masalah menjaga fasilitas umum tak hanya berhenti pada rendahnya kesadaran masyarakat kita. Perlu pula melihat bagaimana kebiasaan kita yang cenderung lebih heboh hanya di awal saja, tapi kurang memperhatikan keberlangsungannya. Menurut Ricardi, dalam membangun fasum kita lebih sibuk dalam proses pembuatan hingga peresmiannya, tapi setelah fasum itu ada, kita tidak memikirkan bagaimana perawatannya misalnya. Harus disadari bahwa masyarakat belum mempunyai rasa memiliki terhadap fasilitas umum. Sehingga, muncul anggapan bahwa fasum adalah milik pemerintah sehingga menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menjaganya. Yang tidak disadari oleh masyarakat dan aparat adalah bahwa fasilitas umum itu milik bersama, maka kewajiban tiap orang untuk menjaganya. Selama ini Ricardi melihat, sebenarnya sudah ada aturan yang jelas dari pemerintah tentang menjaga fasilitas umum. Hanya, penerapannya masih tidak maksimal. Ia mencontohkan soal larangan merokok di tempat umum. Aturannya sudah ada dan jelas, tapi pada pelaksanaannya, dicari celah untuk tidak diberlakukan mutlak. Misalnya, dengan membuat aturan, merokok di bagian luar atau di restoran yang menyediakan area merokok.Tidak mudah memang untuk menumbuhkan rasa memiliki, apalagi menjaga fasum. Itu sebabnya, ditekankan Ricardi pentingnya keluarga untuk mengajarkan anak mereka sejak dini tentang bagaimana menghargai barang, milik siapa pun itu. Peran komunitas juga dirasa penting, karena menjadi penggerak bagi kelompok masyarakat untuk peduli pada fasilitas umum. (f)
Baca Juga:Komuntas Peduli Fasilitas Umum
MORE ARTICLE
Trending Topic
Menjaga Fasilitas Umum
14 Dec 2015
Hal sederhana ini pun dilihatnya sebagai perwujudan dari sikap kita yang kurang peduli pada barang. “Selain rasa kepemilikan yang rendah, mudahnya kita mendapatkan sesuatu juga menjadi alasan mengapa orang Indonesia tidak bisa menjaga barang milik bersama dengan baik,” jelasnya. (f)
Penting demi kehidupan sosial anak ketika dewasa
Pasca pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) tentang hasil pilpres 2019 April lalu yang dimenangkan oleh pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin, masa pendukung kubu Prabowo-Sandi tidak terima dengan hasil yang dikeluarkan oleh KPU.
Mereka menilai banyak kecurangan yang terjadi dalam pemilu 2019 lalu. Akibatnya aksi demo terjadi mulai terjadi di sejumlah tempat di Jakarta sejak 21 Mei 2019 kemarin. Banyak fasilitas umum yang rusak akibat peristiwa ini.
Mulai dari merusak plang-plang di tempat umum membakar mobil, menendang motor, melempar batu ke tempat parkir mobil, dan banyak lagi. Padahal fasilitas umum yang ada harusnya dijaga dengan baik untuk kepentingan bersama.
Menurut Pasal 170 KUHP, barangsiapa secara terbuka dengan tenaga bersama melakukan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara maksimum 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan.
Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai orang tua mengajarkan anak menjaga fasilitas umum sejak dini. Mengapa? Simak penjelasan berikut ya Moms!
Baca Juga: 9 Mal dengan Fasilitas Ibu Menyusui yang Lengkap dan Nyaman
1. Demi Kenyamanan Bersama
Alasan paling utama tentu untuk memberikan kenyamanan bersama pada pengguna fasilitas umum lainnya.
Sesuai namanya, fasilitas umum bisa digunakan oleh semua orang tanpa terkecuali.
Jika fasilitas tersebut kotor atau rusak akibat kelalaian seseorang dalam menjaganya, hal tersebut tentu akan merugikan banyak orang.
Contohnya, merusak fasilitas di stasiun akan menghambat aktivitas banyak orang, seperti para karyawan yang akan berangkat kerja.
Baca Juga: Lakukan 5 Hal Ini Jika Anak Bersikap Kurang Ajar Pada Orang Lain
2. Menumbuhkan Rasa Peduli terhadap Sesama
Mengajarkan anak menjaga fasilitas umum juga dapat membantunya menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitar.
Sebelum melakukan sesuatu hal yang sifatnya merusak, tentu anak akan jadi mempertimbangkan terlebih dahulu baik buruknya akibat dari perbuatan tersebut.
"Mengajarkan anak tentang sebab dan akibat juga bisa dilakukan melalui cerita, membacakan buku, atau bermain pura-pura. Obrolkan bersama anak tentang pikiran, perasaan, dan perilaku karakter," saran Sheri Madigan, profesor di Alberta Children’s Hospital Research Institute
3. Agar Anak Mengerti Bertindak yang Benar Ketika Dewasa
Sikap menjaga fasilitas umum yang ditumbuhkan sejak dini juga dapat membantu anak untuk menjadi lebih bijak ketika dewasa nanti.
Si Kecil akan mulai memikirkan secara matang risiko dari tindakannya sebelum ia melakukan tindakan tersebut. Atau dengan kata lain, bijak dalam mengambil keputusan.
4. Sekaligus Mengajarkan Anak tentang Sopan Santun
Sopan santun tidak harus dilakukan terhadap orang yang lebih tua saja atau hanya kepada orang tua. Sikap sopan santun perlu dimiliki anak di manapun ia berada dan kepada siapapun.
Hal ini sekaligus dapat menjadi norma pertama yang bisa Moms ajarkan kepada anak dalam hidup dengan sesama, yaitu kesopanan.
Baca Juga: 7 Sopan Santun yang Perlu Dikuasai Anak
Itulah Moms alasan mengapa kita perlu mengajarkan anak menjaga fasilitas umum sejak dini. Moms dan Dads perlu memberikan contoh agar anak bisa lebih memahaminya. Jangan pernah membuang sampah sembarangan, mencoret-coret bangku jalanan, atau merusak fasilitas umum lainnya agar tidak ditiru Si Kecil.