Perangan omah Joglo Kang Digunakake kanggo pagelaran wayang arane apa?

Niat merupakan awal segala tindakan. Jika niatnya baik, maka baik pula amalnya, dan sebaliknya. Sebagaimana dikatakan bahwa sesungguhnya amal seseorang itu tergantung niatnya.

Sementara jika kita refleksikan, banyak sekali di zaman sekarang ini anak-anak yang menempuh pendidikan hanya untuk mendapatkan nilai dan ijazah. Dan ada pula yang hanya ingin punya pekerjaan.

Padahal seharusnya niat utamanya adalah mencari ilmu karena Allah. Jika ilmu dan ridha Allah didapatkan, maka Insyaallah mudah pula mendapat nilai, ijazah dan pekerjaan. Bukan sebaliknya.

Dalam hal ini yang dimaksud ahlinya adalah orang ahli di bidang ilmu tertentu, bukan setengah-setengah. Sehingga kata ahlinya juga bisa disandangkan pada guru dan dosen, orang yang kompeten di bidangnya.

Guru matematika harus menguasai ilmu matematika. Dosen manajemen harus menguasai ilmu manejemen. Yang tidak benar adalah guru bahasa Indonesia mengajar sosiologi, dan sebagainya.

Ada ungkapan bahwa seseorang yang menginginkan sesuatu, maka harus mencintai sesuatu itu. Sedangkan dalam pendidikan antara ilmu dan guru adalah satu. Ilmu terdapat pada diri seorang guru.

Sehingga jika kita ingin mendapatkan ilmu yang dimaksud, maka harus juga menghormati guru (mendapatkan hati guru). Tujuannya adalah agar terdapat kesukarelaan, keterbukaan dan keikhlasan antara guru terhadap siswa dalam menyampaikan ilmunya.

Mengapa tidak boleh menyakiti hatinya? Karena ruh dari ilmu seorang guru ada dalam hatinya. Jika hati guru sakit, maka secara tidak langsung terdapat penganiayaan terhadap guru itu. Padahal Allah melindungi orang yang teraniaya dan memberi pembelasan serupa. Pembalasan itu berupa hilangnya keberkahan ilmu dalam diri murid/siswa.

Inti dari mencari ilmu terletak pada mempelajarinya dan kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sekalipun ilmunya sedikit. Karena ilmu yang dipelajari oleh seseorang tetapi tidak diamalkan, menurut kitab Durusul Akhlak, akan disiksa sebelum orang-orang kafir disiksa.

Maksudnya adalah perlu bagi seorang pencari ilmu untuk mengakui, menghormati dan bahkan mendoakan para wali Allah. Apa alasannya? Karena penyampaian ilmu itu seperti piramida yang ujungnya adalah Allah SWT.

Seorang guru memiliki guru, memiliki guru, terus ke wali, tabiit tabiin, para sahabat, Nabi hingga sampai pada Allah SWT. Dengan demikian perlu kita bertawasul kepada mereka, walaupun hanya lewat doa dan kiriman Al-Fatihah. Ini merupakan salah satu jalan untuk mendapatkan keberkahan ilmu dari mereka.

Setelah seseorang tersambung dengan guru dan para wali hinggga nabi Allah, maka selanjutnya adalah mendekatkan diri dengan ibadah kepada Allah. Mengapa demikian? Karena inti dari pembelajaran seseorang adalah untuk mendapatkan jalan menuju hubungan yang vertikal (dengan Allah) sebelum akhirnya disempurnakan dengan  hubungan yang horizontal (dengan mahluk).

Maka tidak heran jika ilmu agama lebih utama daripada ilmu umum (alam) lainnya. Dengan demikian tidak boleh tidak seorang murid harus mendekatkan diri kepada sang pencipta untuk mendapatkan hakikat ilmu yang berkah (ilahiyah).

Ini juga yang sulit ditemukan di zaman sekarang ini. Banyak sekali anak-anak yang tawuran, pergaulan bebas, memukul gurunya dll. Hati sebagai rumah pertama bagi ilmu seseorang harus dibersihkan dari hal-hal yang kotor. Sehingga ilmu mudah bersarang dan didapat dengan hati yang ikhlas.

Sumber: //www.datdut.com/agar-ilmu-didapat-jadi-berkah-bagi-hidupmu-8-cara-mendapatkannya/

Page 2

Ingin tahu bagian-bagian dalam rumah joglo yang unik dan sarat makna? Yuk simak artikel mengenai rumah adat tradisional Jawa Tengah ini.

Setelah sebelumnya kita membahas mengenai sejarah dan keunikannya, kali ini Finansialku akan membahas bagian-bagian dalam rumah joglo. Penasaran? Baca yuk.

Rumah Joglo

Rumah Joglo merupakan rumah tradisional khas Jawa Tengah. Rumah tradisional yang terbuat dari kayu jati ini memiliki atap yang menyerupai gunung dengan puncaknya yang datar. Atap ini disebut dengan Tajug.

Istilah “joglo” sendiri berasal dari gabungan kata “tajug” dan “loro” yang berarti menggabungkan 2 tajug.

Untuk lebih mengenal rumah joglo dari sejarah dan keunikannya, Anda bisa mengunjungi artikel ini.

Rumah Joglo, Properti Tradisional Unik dan Sarat Makna

Selain Rumah Joglo, rumah adat khas Jawa lainnya yaitu Limasan, Kampung, Panggangpe, dan Tajug. Rumah-rumah ini dibedakan berdasarkan bentuk atapnya.

Kali ini Finansialku ingin membahas mengenai bagian-bagian dalam rumah joglo yang memiliki makna yang dalam di setiap ruangnya.

Bagian-bagian dalam Rumah Joglo

Bangunan Rumah Joglo memiliki beberapa bagian dengan fungsinya masing-masing, yaitu sebagai berikut.

[Gambar Peta Rumah Joglo]
1. Lawang Pintu; 2. Pendopo; 3. Pringgitan; 4. Emperan; 5. Dalem; 6. Senthong; 7. Gandhok; 8. Dapur

#1 Pendopo/Pendapa

Pendopo (Pendapa) adalah bangunan tambahan yang terletak di bagian depan Rumah Joglo.

Pendopo ini digunakan untuk menerima tamu, pertemuan formal, upacara adat, dan pertunjukkan seni seperti wayang kulit dan tarian.

Pendopo Rumah Joglo

Meskipun untuk menyambut tamu, bagian ini tidak memiliki meja maupun kursi melainkan hanya beralaskan tikar. Hal ini dilakukan untuk menciptakan kesetaraan antara tamu dan pemilik rumah.

Selain itu, Pendopo di Rumah Joglo ini pun tidak memiliki dinding karena mencerminkan sifat orang Jawa yang ramah dan terbuka.

#2 Pringgitan

Pringitan dalam Rumah Joglo

Pringgitan adalah penghubung antara Pendopo dengan Omah (rumah utama). Fungsinya sebagai lorong untuk jalan masuk ke rumah.

Sesuai dengan namanya, Pringgitan juga digunakan sebagai tempat ringgit yang artinya bermain wayang. Atap Pringgitan sendiri memiliki model Limasan atau Kampung.

#3 Emperan

Emperan adalah teras depan yang menghubungkan Pringgitan dengan Omah. Berbeda dengan Pendopo, Emperan digunakan untuk menerima tamu tetapi biasanya memiliki meja dan kursi.

Teras ini juga digunakan sebagai tempat bersantai bersama keluarga dan tetangga.

Emperan memiliki makna bahwa sesama anggota keluarga dan tetangga harus memupuk rasa kekeluargaan.

#4 Omah

Omah berasal dari bahasa Austronesia yang berarti “rumah”. Omah adalah bagian utama atau bagian dalam dari Rumah Joglo yang digunakan sebagai tempat tinggal pemilik rumah.

Bagian rumah ini memiliki lantai persegi yang luas dan lebih tinggi dari bagian rumah lainnya. Atapnya bermodelkan Joglo atau Limasan.

#5 Dalem

Dalem adalah ruang tertutup di dalam Omah yang dibagi-bagi menjadi bagian depan, tengah, dan belakang.

Bagian depan digunakan untuk aktivitas keluarga dan memiliki tempat tidur yang terbuat dari bambu.

Bagian ‘Dalem’ dari Rumah Joglo

Bagian tengah digunakan sebagai tempat duduk pengantin pria dan wanita saat melangsungkan upacara pernikahan. Dulunya, bagian ini digunakan sebagai tempat sembahyang untuk menghormati Dewi Sri.

Kemudian, bagian belakang Dalem adalah kamar yang disebut dengan Senthong.

#6 Senthong

Di bagian belakang Dalem, terdapat Senthong yang memiliki 3 kamar.

Anggota keluarga biasanya tinggal di kamar yang berada di samping kiri dan kanan. Kedua kamar ini pun digunakan untuk menyimpan hasil panen dan alat-alat pertanian.

[Baca Juga: 7 Rumah Adat Unik di Indonesia yang Bisa Jadi Inspirasi Rumah]

Kamar yang berada di bagian tengah digunakan untuk menyimpan harta keluarga dan pusaka seperti keris. Kamar ini memiliki tempat tidur yang biasanya ditempati oleh pasangan pengantin baru.

Kamar ini dianggap sebagai bagian rumah yang paling suci karena juga berfungsi sebagai tempat pemujaan Dewi Sri.

#7 Gandhok

Gandhok adalah bangunan tambahan yang terletak di sebelah kiri dan kanan rumah. Bangunan ini biasanya digunakan sebagai tempat tidur keluarga.

Tamu yang berkunjung ke rumah pun dapat menginap di Gandhok ini.

#8 Bagian Belakang Rumah

Di bagian paling belakang dan luar Rumah Joglo, terdapat dapur, kamar mandi, dan sumur. Sumur biasanya terletak di sebelah timur.

Itulah hal-hal yang perlu kamu ketahui tentang Rumah Joglo, mulai dari sejarahnya, bagian-bagiannya, hingga keunikannya.

Nah, supaya rumah adat ini tetap diingat dan dilestarikan, yuk silahkan SHARE artikel ini kepada teman-teman kamu ya!

Sumber Referensi:

  • Dewi Sundari. 14 Juli 2017. Filosofi dan Sejarah Rumah Joglo. Kompasiana.com – //bit.ly/2NMAChy
  • Admin. Rumah Adat Jawa. Romadecade.org – //bit.ly/33OB2t9
  • Admin. Rumah Adat Joglo. Romadecade.org – //bit.ly/33MJJUF
  • Shabrina Alfari. Arsitektur Tradisional Omah Adat Jawa. Arsitag.com – //bit.ly/32GYBTm
  • Admin. Joglo. Id.wikipedia.org – //bit.ly/2pgFu4Q
  • Admin. 29 April 2013. Rumah Tradisional Jawa. Pendopoonline.blogspot.com – //bit.ly/3765gtR

Sumber Gambar:

  • Rumah Joglo 1 – //bit.ly/2rcwONn
  • Bagian-bagian dalam Rumah Joglo 2 – //bit.ly/2D1jj68
  • Terminal Bandara Internasional Juanda Surabaya – //bit.ly/2Ofggwj
  • Pendopo Rumah Joglo – //bit.ly/2Xb7t2w
  • Peta Rumah Joglo – //bit.ly/33YJUfT
  • Pringgitan – //bit.ly/2XukVP7
  • Dalem – //bit.ly/343xRhb

keyboard_arrow_leftPrevious

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA