Penyebab anak lemas dan tidur terus setelah demam

Halodoc, Jakarta - Bila tubuh sedang mengalami kondisi yang kurang fit, biasanya memberikan tanda-tanda, salah satunya adalah demam. Menurut Harvard Medical School, demam menjadi salah satu tanda paling umum ketika tubuh sedang melawan infeksi yang menyerang kesehatan.

Baca juga: Awas, Demam Tinggi pada Anak Menandakan 4 Penyakit Ini

Normalnya, tiap manusia memiliki suhu tubuh mencapai 37 derajat celcius. Adanya bakteri dan virus yang menjadi penyebab infeksi pada manusia dapat menaikkan suhu tubuh. Seseorang dikatakan demam ketika suhu tubuh pada orang dewasa mencapai 38 derajat Celcius. Ketika tubuh mengalami demam dan suhu tubuh meningkat, tubuh memberi tanda bahwa sedang mempertahankan diri melawan virus dan bakteri yang menjadi penyebab infeksi tersebut.


Penyakit dengan Gejala Demam yang Naik Turun

Biasanya demam akan reda dan hilang dalam waktu yang tidak lama. Demam bisa kamu atasi dengan bantuan obat penurun demam yang diberikan oleh dokter, dijual bebas, atau tidak mengonsumsi obat sama sekali. Namun, perlu diperhatikan ketika kamu mengalami demam naik turun, artinya bisa menjadi gejala dari beberapa penyakit berikut:

1. Demam Berdarah

Kemungkinan demam naik turun petanda gejala demam berdarah. Demam berdarah merupakan penyakit infeksi virus dengue yang disebabkan karena gigitan nyamuk aedes aegypti. Dilansir dari World Health Organization, Demam Berdarah Dengue (DBD) biasanya terjadi di negara-negara subtropis dan tropis dan banyak terjadi pada musim hujan. Demam berdarah menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang di beberapa negara asia, salah satunya adalah Indonesia.

Maka dari itu, jangan anggap remeh demam, karena DBD bisa merenggut nyawa seseorang dalam hitungan hari. Selain demam yang tidak kunjung reda, gejala lain demam berdarah, seperti munculnya ruam pada beberapa bagian tubuh, mengalami mual, muntah, nyeri pada bagian mata, dan nyeri tulang. Tidak hanya itu, segera kunjungi rumah sakit terdekat dan lakukan pemeriksaan ketika kamu mengalami gejala lain, seperti kelelahan terus menerus, muntah yang bercampur dengan darah dan keluar darah dari hidung.

Baca juga: Waspada Infeksi Virus Dengue Penyebab Demam Berdarah

2. Malaria

Selain demam berdarah, penyakit yang sering ditemukan pada negara beriklim tropis dan subtropis adalah malaria. Melansir National Health Service UK, penyebab dari penyakit malaria adalah Parasite plasmodium. Ada berbagai jenis Parasite plasmodium yang berbeda di beberapa negara. Namun, penularan penyakit malaria sama melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi.

Demam naik turun petanda gejala malaria bisa mengindikasikan gejala awal. Menurut Stanford Health Care, ada gejala lain yang dialami oleh pengidap malaria, seperti sakit kepala, panas dingin, tubuh berkeringat, muntah dan terkadang disertai nyeri otot, dan diare.

Demam naik turun petanda gejala karena malaria terjadi dalam siklus 24-72 jam yang bergantung pada jenis parasit yang menginfeksi. Perlu diperhatikan saat siklus ini, awalnya kamu merasa kedinginan dan menggigil. Kemudian muncul demam, rasa kelelahan yang disertai banjir keringat. Gejala biasanya berlangsung antara 6-12 jam dan kemudian demam turun kembali.

Baca juga: Penularan Malaria dan Pencegahannya yang Perlu Diwaspadai

3. Tifus

Demam naik turun juga bisa menjadi gejala dari tifus. Tifus (tipes) atau demam tifoid, disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi yang tertelan oleh pengidap dan biasanya menyebar lewat makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Tifus termasuk penyakit demam parah yang terjadi secara mendadak dan sering tidak diketahui penyebabnya.

Hal ini disebabkan karena sanitasi yang kurang baik dan akses air bersih yang terbatas menjadi alasan utama gejala tifus ini berkembang. Selain itu penyebab lain dari gejala tifus lainnya, seperti mengonsumsi seafood dari air yang terkontaminasi urine dan feses terinfeksi, memakan sayur-sayuran yang memakai pupuk dari kotoran manusia yang terinfeksi, meminum produk susu yang terkontaminasi, dan memakai toilet yang terkontaminasi bakteri.

Baca juga: Ini Gejala Tifus dan Penyebabnya

Kamu akan merasa tidak enak badan 7-14 hari setelah terinfeksi bakteri, yang disertai tanda seperti batu kering, nyeri perut, diare, demam tinggi hingga mencapai 39-40 derajat Celcius. Demamnya pun naik turun, contohnya di pagi hari suhu tubuh kamu bisa turun, namun saat malamnya bisa kembali naik. Jika pengidap tifus tidak segera mendapat pertolongan, gejala bisa bertambah parah, dan berisiko menyebabkan komplikasi yang fatal.

Nah, itulah beberapa jenis penyakit yang ditandai dengan gejala demam naik turun. Ingat, selalu perhatikan gejala yang aku alami dan segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

“Ketika Si Kecil mengalami demam, wajar apabila dirinya sering menangis (rewel) dan mudah marah. Sebab, demam juga seringkali disertai dengan tubuh yang lesu, nyeri, dan sakit kepala. Namun, ada beberapa gejala lain yang perlu ibu waspadai ketika anak demam. Contohnya seperti gangguan pencernaan, penurunan kesadaran, hingga kejang.”

Halodoc, Jakarta - Demam terjadi ketika suhu tubuh mengalami peningkatan lebih dari 38 derajat Celsius, dan umumnya diakibatkan karena peradangan. Masalah kesehatan ini paling sering menyerang anak, karena pada usia ini sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna. Munculnya demam pada anak menandakan respons tubuh saat sel antibodi melawan virus dan bakteri penyakit.



Demam memang terkadang bisa mereda dengan sendirinya tanpa perlu penanganan medis khusus. Beberapa kasus demam juga membaik setelah pemberian obat pereda atau penurun panas. Akan tetapi, jika demam anak diikuti oleh beberapa gejala berikut ini, ibu perlu waspada dan segera membawa anak ke rumah sakit terdekat. 

Gejala yang Perlu Diwaspadai Saat Anak Demam

Berikut adalah gejala penyerta yang perlu diwaspadai saat anak demam, antara lain: 

1. Gangguan Pencernaan

Ketika Si Kecil mengalami demam yang disertai dengan buang air besar (BAB) terus-menerus, bisa jadi ia terkena diare atau tifus. Diare ditandai dengan peningkatan frekuensi BAB, biasanya lebih dari tiga kali sehari dengan feses berbentuk cair. Gangguan medis ini bisa terjadi karena beberapa faktor, misalnya infeksi bakteri, virus, parasit, reaksi obat, dan sensitif terhadap makanan tertentu.

Selain itu, anak mungkin juga akan mengalami beberapa gejala lain, seperti mual, muntah, dan penurunan nafsu makan. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, Si Kecil akan berisiko mengalami dehidrasi. Waspada apabila diare terjadi saat usia sang buah hati kurang dari 5 tahun. Pasalnya, diare pada usia tersebut berpotensi menyebabkan dehidrasi yang bisa mengancam nyawa.

2. Penurunan Kesadaran 

Coba perhatikan, apakah demam yang dialami anak disertai dengan penurunan kesadaran atau terlihat sulit dibangunkan, kurang aktif, selalu mengantuk, dan tidak merespons saat diajak bicara? Jika iya, bawa segera anak ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis. 

Bukan tanpa alasan, demam yang disertai dengan penurunan kesadaran bisa menjadi tanda DBD, terlebih jika muncul ruam merah pada tubuhnya. Jika tidak segera ditangani, anak bisa mengalami gejala DSS (dengue shock syndrome), seperti mimisan, gusi berdarah, muntah berdarah, dan feses berdarah.

3. Kejang

Kejang terjadi akibat peningkatan suhu tubuh secara ekstrem. Kondisi ini biasanya muncul ketika suhu tubuh berada di atas 38 derajat Celsius. Masalah kesehatan ini lebih rentan terjadi pada anak berumur 6 bulan hingga 5 tahun. Kejang demam sendiri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

  • Kejang demam sederhana yang terjadi hanya satu kali dalam 24 jam dengan durasi kejang kurang dari 15 menit. Kejang umumnya terjadi pada seluruh tubuh, tidak hanya pada sebagian tubuh.
  • Kejang demam kompleks yang demam tipe terjadi lebih dari 15 menit atau lebih dari satu kali dalam 24 jam. Kejang hanya terjadi pada sebagian tubuh.

Kejang demam sederhana jarang mengakibatkan kerusakan otak ataupun kecacatan mental. Kondisi ini juga bukan merupakan tanda epilepsi. Sebaliknya, kejang demam kompleks terbilang sangat berbahaya jika tidak segera ditangani.

Selain tiga gejala yang sudah disebutkan, ada pula gejala yang wajar dialami oleh Si Kecil ketika mengalami demam, seperti sering menangis (rewel) dan mudah marah. Biasanya, demam juga disertai dengan tubuh yang lesu, nyeri, dan sakit kepala.

Apabila Si Kecil mengalami demam, ibu bisa menemaninya agar ia merasa nyaman. Jika memang dibutuhkan, berikan obat penurun panas yang bisa ibu dapatkan dengan mudah di apotek. 

Kalau ibu tidak memiliki stok di rumah, ibu bisa cek kebutuhan obat penurun panas pada aplikasi Halodoc. Tentunya tanpa perlu lagi keluar rumah atau menunggu berlama-lama di apotek. Jadi, jangan sampai ibu tidak punya aplikasi

Bagaimana cara mengatasi anak yang lemas setelah sakit?

Cara Mengatasi Lemas Setelah Anak Sakit.
Jaga Ruangan Tetap Sejuk. ilustrasi anak sedang merasa nyaman. ( sumber: Pexels) ... .
Beri Anak Minum. Ilustrasi Anak Minum Air Putih. ( Ilustrasi/iStockphoto) ... .
Ajak Anak untuk Berisitirahat. Ilustrasi/copyrightshutterstock/DONOT6_STUDIO. Setelah sakit mungkin anak akan merasa kelelahan..

Mengapa anak lemas setelah demam?

Ada banyak faktor yang membuat anak terus tidur saat demam, diantaranya: Faktor lingkungan, karena Si Kecil melakukan kontak langsung dengan orang lain yang mungkin beberapa diantaranya sedang tidak sehat. Melawan infeksi yang terjadi didalam tubuh. Sistem kekebalan tubuh Si Kecil yang masih lemah.

Kenapa anak sesudah sakit tidur terus?

Anak yang menjadi lemas atau letargi (ingin tidur terus) dapat disebabkan oleh rasa lemas akibat sakit, mengalami dehidrasi, mengalami infeksi berat, dsb. Sebaiknya anak tetap diberikan asupan cairan yang cukup untuk menurunkan suhu tubuh dan menghindari dehidrasi pada anak.

Kenapa anak lemas dan sering tidur?

Penyebab anak terlihat lemas dan mengantuk bisa bermacam-macam, seperti dehidrasi, infeksi, benjolan di kepala, keracunan, dan lain-lain. Semua hal itu membutuhkan penanganan medis secepatnya.