Pengendalian kualitas produksi produk konversi energi dapat dilakukan dalam empat langkah kecuali

Sebuah perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi tentu harus melakukan evaluasi terhadap produknya sebelum diluncurkan ke pasaran. Untuk menghasilkan barang yang bermutu, perusahaan harus menentukan standar kualitas secara jelas. Pentingnya melakukan evaluasi produk agar perusahaan bisa memantau setiap kerusakan produk kemudian dicari penyebabnya dan segera dilakukan perbaikan.

Evaluasi produk adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang akan dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.

Adapun faktor yang biasa dipakai dalam mengevaluasi kepuasan produksi manufaktur menurut Garvin dalam Lovelock (1994), antara lain meliputi aspek sebagai berikut :

  • Reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Dalam hal ini konsumen melihat kinerja ( performance ) karakteristik operasi pokok dari produk inti yang dibeli.
  • Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan ( features ) yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap yang merupakan fasilitas tambahan yang menambah fungsi dasar berkaitan dengan pilihan pengembangan.
  • Kehandalan ( reliability ), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal digunakan. Berkaitan dengan kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam waktu tertentu dibawah kondisi tertentu.
  • Kesesuaian dengan spesifikasi ( conformance to specification ),yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan.
  • Daya tahan ( durability ) berakaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan. Biasanya karakteristik ini berhubungan dengan ukuran masa pakai suatu produk.
  • Kemampuan pelayanan (serviceability), merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan kompetensi, kenyamanan, mudah direspirasi serta penanggulangan keluhan yang memuaskan.
  • Estetika ( estebility ) merupakan karakteristik yang bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan pribadi.
  • Kualitas yang dirasakan ( perceived quality ) bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk tersebut seperti meningkatkan harga diri, biasanya merupakan karakteristik yang berhubungan dengan reputasi.

Penentuan Kualitas Produk dan Pengendalian Mutu Produk

Adapun standar dari kualitas suatu produk ditetapkan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Kualitas produk pesaing
Minimal perusahaan menghasilkan produk dengan kualitas yang sama dengan pesaingbahkan sedapat mungkin lebih baik dari produk pesaing.

b. Manfaat akhir dari produk
Apakah produk tersebut sebagai produk akhir atau produk perantara untuk diproduksi lebih lanjut.

c. Keseimbangan antara harga dan kualitas
Perusahaan harus menyesuaikan harga jual dengan kualitas produk. Konsumen tidak akan segan membeli dengan harga tinggi, bila kualitas dari produk yang dibelinya memang terjamin atau berkualitas super.

Pengendalian mutu terhadap produk tentu sangat diperlukan. Pengendalian mutu atau quality control adalah proses penilaian dan pengawasan kualitas atas hal-hal yang berkaitan dengan produksi. ISO 9000 mendefinisikan pengendalian mutu sebagai “Bagian dari manajemen kualitas yang berfokus pada pemenuhan standar kualitas suatu produk”.

Pendekatan Pengendalian Kualitas Produk

Pengendalian kualitas bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan, baik bahan, tenaga, waktu maupun kualitas barang jadi serta untuk memperbaiki kesalahan – kesalahan yang pernah terjadi sebelumnya, pada saat maupun setelah proses produksi. Pengedalian kualitas umumnya dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu sebagai berikut:

a. Pendekatan Masukan
Kualitas suatu produk akhir sangat ditentukan oleh kualitas masukan (input) produksi, baik bahan baku atau pendukung, tenaga kerja, maupun peralatan produksi yang digunakan. Pengendalian kualitas berdasarkan pendekatan masukan adalah pengendalian dengan cara menetapkan standar yang sangat ketat terhadap spesifikasi bahan baku diperiksa secara cermat,tenaga kerja yang digunakan diseleksi secara ketat serta fasilitas atau perlengkapan produksi dipilih secara cermat.

b. Pendekatan Proses
Pendekatan ini dilakukan melalui pengendalian yang ketat terhadap standar proses produksi yang dijalankan. Sebelum melakukan proses produksi setiap pekerja terlebih dahulu diberikan pedoman pelaksanaan proses produksi yang harus mereka pahami dengan baik sehingga mereka bekerja sesuai pedoman. Di samping itu setiap pekerja berusaha untuk meminimalisasi penyimpangan dan setiap kerusakan peralatan produksi segera diperbaiki.

c. Pendekatan Keluaran
Pendekatan ini dilakukan dengan melihat kesesuaian produk akhir dengan pesanan atau standar yang telah ditetapkan, yaitu dengan melihat dan memeriksa sampel produk. Di samping itu pengendalian dengan pendekatan ini juga dilakukan terhadap fasilitas penyimpangan produk akhir, setiap produk akhir ( keluaran ) akan diperiksa untuk melihat kesesuaiannya dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu yang disebut dengan sampel produk.

Manfaat Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas bagi perusahaan memiliki manfaat sebagai berikut:

  1. Tercapainya efesiensi,dikarenakan tidak ada pemborosan bahan baku atau pendukung,waktu dan tenaga kerja.
  2. Menekan biaya,sehingga biaya rata-rata dan harga jual menjadi rendah.
  3. Meningkatkan penjualan,disamping karena harga jual relative rendah juga kerena kualitas barang yang terjamin.
  4. Manfaat bagi konsumen adalah konsumen merasa puas karena memperoleh barang/produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing.

Langkah Melakukan Evaluasi Kualitas Produk

Berikut ini beberapa langkah yang bisa diambil perusahaan dalam melakukan evaluasi produk, antara lain :

  1. Evaluasi pada kualitas produk, yaitu dengan melakukan pengendalian mutu atau quality control, mencari cacat produk dan segera melakukan perbaikan. Pengendalian kualitas produk dilakukan yaitu dengan cara mengidentifikasi kerusakan produk, mencari penyebab kerusakan dan usaha untuk melakukan perbaikan. Perusahaan perlu menentukan standar kerusakan produk maksimal dua persen.
  2. Evaluasi terhadap persepsi karyawan. Mengevaluasi persepsi karyawan dan para manajer terhadap kualitas juga mengevaluasi tingkat komitmen para karyawan dan manajer terhadap kualitas.
  3. Evaluasi tingkat kerusakan produk. Evaluasi ini dilakukan untuk mencari penyebab terjadinya kerusakan, seperti kualitas bahan yang digunakan tidak sesuai dengan standar, keteledoran karyawan yang disebabkan kurangnya pengawasan atau mesin yang sudah tidak layak pakai.

Setelah diperoleh hasil dari analisis tersebut dapat digunakan sebagai evaluasi terhadap strategi bisnis perusahaan yang telah mencanangkan kebijakan mutu barang yang dihasilkan oleh perusahaan, termasuk kebijakan tingkat kerusakan barang.

Pengendalian Kualitas – Kualitas merupakan tolak ukur baik buruknya sesuatu, kualitas disebut juga mutu. Biasanya untuk mengetahui mutu produk sebelum dijual ke pasaran maka biasanya perusahaan akan melakukan pengendalian kualitas. Apa yang dimaksud dengan pengendalian kualitas? Apa tujuan pengendalian kualitas?

Baca Juga : Pengertian Kualitas Audit

Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian pengendalian kualitas menurut para ahli, tujuan dan cara mengendalikan kualitas secara lengkap.

Pengertian Pengendalian Kualitas

Pengertian pengendalian kualitas atau pengendalian mutu adalah cara yang digunakan perusahaan untuk mengetahui mutu suatu produk sebelum didistribusikan ke pasaran. Pengendalian mutu bisa membantu perusahaan mengetahui mutu barang/jasa yang diproduksinya bersumber pasa batasan kontrol yang sudah ditetapkan.

Pengendalian kualitas merupakan sebuah metode dan kativitas yang dikerjakan guna menjamin standar mutu sesuai dengan detail yang ditentukan mulai dari mutu bahan, proses produksi dan pengolahan barang setengah jadi dan barang jadi hingga standar distribusi pada pembeli agar barang/jasa yang diproduksi lebih ekonomis dan juga praktis.

Pengendalian mutu adalah proses yang dilakukan untuk menjamin mutu suatu produk. Pengendalian ini juga diartikan sebagai proses yang dibuat untuk menjaga dan memajukan mutus suatu barang/jasa agar sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan konsumen terpenuhi.

Selain untuk menemukan kerusakan produk dalam proses produksi tapi juga meminimalisir terjadinya kerusakan tersebut.

Pengendalian mutu dalam rekayasa dan manufaktur berkaitan dengan pengembangan sistem untuk menentukan bahwa rancangan dan produksi sebuah produk digunakan untuk memenuhi syarat dari konsumen dan juga produsennya.

Assauri (2004)

Pengertian pengendalian kualitas yaitu aktivitas yang dilakukan untuk menjamin proses produksi dan operasi yang dikerjakan sesuai dengan rencana dan jika kesalahan terjadi maka bisa direvisi sehingga rencana bisa dicapai.

Gasperz (2005)

Pengendalian kualitas bisa diartikan sebagai metode dan mobilisasi operasional yang dipakai untuk mencapai standar mutu yang diinginkan.

Ginting (2007)

Definisi pengendalian kualitas ialah teknik pembenaran dan pengawasan tingkat kualitas suatu produk atau prosedur yang diinginkan dengan perencanaan yang teliti, penggunaan peralatan yang tepat, pengawasan yang konstan dan juga perlakuan korektif jika dibutuhkan .

Baca Juga : Pengertian Pengendalian Intern

Prawirosentono (2007)

Pengendalian kualitas merupakan aktivitas sistematis mulai dari standar mutu bahan, proses produksi dan pengolahan barang setengah jadi dan barang jadi hingga standar distribusi pada pembeli agar barang/jasa yang diproduksi sesuai dengan persyaratan mutu yang ditentukan.

Tujuan Pengendalian Kualitas

Tujuan utama dilakukan pengendalian mutu ialah untuk menjamin kualitas produk yang diproduksi tepat seperti standar mutu yang sudah ditetapkan dengan biaya seminimal mungkin.

Tujuan pengendalian kualitas berdasarkan pendapat Assauri (2004), antara lain:

  • Standar kualitas produk yang dihasilkan bisa tercapai.
  • Meminimalisir biaya pengawasan.
  • Meminimalisir biaya desain produk dan prosesnya.
  • Meminimalisir biaya produksi.

Sedangkan, Yamit (2002) berpendapat bahwa tujuan dilakukannya pengendalian mutu diantaranya:

  • Meminimalisir jumlah kesalahan dan perbaikan.
  • Mempertahankan mutu sesuai ketentuan.
  • Menekan komplain dari pembeli.
  • Memungkinkan terjadinya output grading.
  • Mempertahankan image perusahaan.

Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas

Terdapat 2 jenis pengendalian kualitas (Assauri:2004), diantaranya:

  • Pengendalian selama proses. Ini perlu dilakukan dengan sistematis, selain pengawasaan pada pengolahan dilakukan juga pengendalian bahan yang dipakai dan lainnya.
  • Pengendalian terhadap hasil produksi. Pengendalian selama pengolahan tak menjamin tak ada produk yang kurang baik atau rusak maka untuk itu perlu dilakukan pengenlian terhadap hasil produksi.

Baca Juga : Pengertian Nilai Pelanggan (Customer Value)

Faktor Yang Memengaruhi Pengendalian Kualitas

Ada sejumlah faktor yang berpengaruh dalam mengendalikan mutu produk (Assauri:2004), antara lain:

Kemampuan Pengolahan. Jika ingin mencapai batasan yang ditentukan maka kemampuan prosesnya harus disesuaikan. Karena jika batasan proses melebihi kemampuan proses maka pengendalian tak berguna.

Spesifikasi yang valid. Detail hasil produksi yang hendak diraih harus bisa berlaku, jika dikaji dari kemampuan pengolahan dan kebutuhan pelanggan. Sehingga sebelum melakukan pengendalian kualitas dimulai pastikan bahwa spesifikasi bisa berlakudari keduanya (kemampuan pengolahan dan kebutuhan pelanggan).

Ketaksesuaian yang diperoleh. Pengendalian proses bertujuan meminimalisir adanya produk dibawah standar atau ketentuan . Pemberlakukan pengendalian tersebut bergantung pada banyaknya penerimaan produk yang tak sesuai standar.

Anggaran Mutu. Anggaran untuk kualitas prodyk sangat berpengaruh pada pengendalian kualitas dalam produksi dimana anggaran berkaitan denga kualitas barang produksi.

Cara Mengendalikan Kualitas Produk

Menurut Edward Deming, proses pengendalian kualitas bisa dilakukan dengan proses Plan, Do, Check, Action atau disingkat PDCA. Proses tersebut biasanya digunakan untuk menguji dan menerapkan perubahan guna membenahi kinerja produk serta sistem di masa mendatang. Berikut tahapan siklus PDCA:

Plan
Dalam tahapan ini, terjadi pengembangan rencana mulai dari rencana dan penentuan standar yang baik, serta memberikan wawasan pada karyawan mengenai pentingnya mutu. Pelaksanaan pengendalian kualitas berkelanjutan.

Do
Pada tahap ini, rencana yang sudah dibuat diterapkan sedikit demi sedikit dengan berskala kecil dan pembagian tugas pada karyawan secara merata sesuai kapasitas dan potensi mereka.Lakukan pengendalian selama rencana dilaksanakan agar rencana tersebut berjalan sesuai dengan tujuannya.

Check
Lakukan pemeriksaan pada rencana yang telah dijalankan apakan susah sesuai dan apakan sudah ada kemajuan. Bandingkan mutu produk yang dihasilkan dengan standar yang berlaku, apabila ada kegagalan maka segera pelajari penyebab kegagalan tersebut.

Action
Setelah melakukan analisa, bisa dilakukan penyesuaian apabila diperlukan. Hal ini berkaitan dengan standarisasi prosedur baru agar terhindar dari kemunculan masalah yang sama atau penentuan target baru perbaikan selanjutnya.

Baca Juga : Pengertian Pengembangan Produk

Alat Bantu Pengendalian Kualitas

Ada 7 alat bantu pengendalian (Montgomery:2001), antara lain:

  • Flow Chart, yaitu ilustrasi yang berisi langkah utama, unit produksi dan produk yang dihasilkan.
  • Check Sheet, yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisa data yang ditampilkan dalam bentuk tabel berisi nama, jumlah produk yang dihasilkan dan jumlah produk yang tidak memenuhi standar.
  • Pareto Analysis, yaitu strategi yang tersusun untuk mengenali, mengatur dan bekerja untuk menyingkirkan ketidakcocokan secara tetap, berfokus pada sumber masalah yang penting dengan aturan 80% masalah dan 20% penyebab.
  • Control Chart, yaitu grafik yang merupakan tolak ukur waktu yang menunjukkan nilai statistika juga garis pusat dan beberapa (1 atau lebih) batas kendali yang diperoleh secara statistik.
  • Cause and Effect Diagram, yaitu diagram yang berisi komponen proses yang digunakan untuk menganalisa sumber potensial dari berbagai proses.
  • Histogram, yaitu penyaluran yang menunjukkan frekuensi kejadian diantara data yang tinggi dan data yang rendah.
  • Scatter Diagram atau Peta Korelasi, yakni diagram yang berisi tentang perbandingan antara nilai karakteristik yang satu dengan yang lainnya.

Demikian artikel pembahasan tentang pengertian pengendalian kualitas menurut para ahli, tujuan dan cara mengendalikan kualitas secara lengkap. Semoga bermanfaat

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA