Pendapat tentang membawa HP ke sekolah dalam bahasa Inggris

You're Reading a Free Preview
Pages 4 to 5 are not shown in this preview.

16.10.17

INIRUMAHPINTAR - Bagaimana menurut kamu tentang siswa membawa HP (Ponsel) ke sekolah? Apakah membawa manfaat atau tidak sama sekali? Apakah berdampak positif atau justru negatif bagi perkembangan siswa di sekolah? Yah, tentu banyak polemik tentang hal tersebut. Dan setiap orang bebas untuk berpendapat. Untuk itu, pada kesempatan ini saya pun tertarik mengangkat topik ini sebagai bahan analisis saya. Semoga kita bisa memandang polemik ini secara bijak. Sehingga kita tidak mudah menarik kesimpulan sebelum menimbang-nimbang sisi positif dan negatifnya. Dan bagi adik-adik pelajar/mahasiswa yang suka debat pendidikan, boleh juga mengangkat topik ini sebagai motion debat. Saya yakin bakal seru. Atau barangkali sudah ada yang pernah memperdebatkan topik ini dalam kompetisi formal. Mari kita berdiskusi. Berdasarkan fakta awal yang saya temukan di lingkungan saya, hampir setiap sekolah mulai dari tingkat sekolah dasar, menengah, dan atas menerapkan larangan membawa HP ke sekolah. Menurut kalian hal itu benar atau tidak? Sekali lagi, jangan menjawab sebelum mempertimbangkan banyak hal. Mari kita telusuri dampak positif dan negarif yang dirasakan oleh siswa jika dibolehkan membawa HP ke sekolah berikut ini:


1. Berpotensi Mengganggu Konsentrasi Belajar

HP dulunya hanya bertujuan sebagai alat komunikasi jarak jauh berbasis nirkabel. Namun, kebanyakan HP canggih saat ini telah berbasis android sehingga dapat digunakan untuk berbagai macam hal. Misalnya, memainkan musik, chatting, berselancar di internet, berfoto selfie maupun groufie, hingga memutar video dan editing. Nah, siswa yang membawa HP ke sekolah tentu tidak mudah mengabaikan godaan dari mewahnya fasilitas dari HP-nya sendiri. Walhasil, konsentrasi belajar tidak maksimal.

2. Berpotensi Mengakses Situs Terlarang

Cara pemakaian HP yang dibawa siswa ke sekolah tentu sulit dikontrol satu-satu oleh para guru dan warga sekolah. Bagaimana jadinya, jika salah seorang siswa mengakses situs-situs terlarang. Apalagi jika sampai mengajak teman-temannya untuk ikutan menikmati. Mental dan psikologi mereka bakal runtuh ibarat terhantam tsunami dan letusan gunung api. Saraf-saraf di otak mereka menjadi terputus dan sulit memahami pelajaran sekolah. Kemungkinan mereka juga terjangkit kecanduan jangka panjang. Hasilnya, siswa menderita kerugian, dan tentu saja mengancam masa depannya.

3. Berpotensi Menjadi Kampanye Negatif

Siswa yang diberi izin untuk membawa HP ke sekolah dan tanpa terkontrol dapat mengakses situs-situs negatif tentu saja berpotensi untuk menularkan kebiasaannya kepada teman kelas dan siswa-siswa lain. Apa jadinya, jika semua siswa kemudian menjadi terlena dan terbuai dengan kenikmatan situs-situs berbahaya? Tentu kerugian besar akan dialami oleh generasi muda, pemegang estafet pembangunan negeri ini kelak.

4. Berpotensi Mengundang Kesenjangan

Tidak semua siswa mampu membeli HP. Namun, sekiranya siswa diberi izin oleh sekolah untuk membawa dan menggunakan HP mahal (sebut saja Vivo V7 atau Oppo F1), kecenderungan terjadinya kesenjangan sangat besar. Siswa-siswa dari keluarga berada akan terlihat dominan. Sedangkan siswa-siswa yang sudah bersyukur dapat ongkos angkot dan jajan sehari-hari, berpotensi mengalami sindrom tersisih. Efeknya, siswa kurang mampu yang tidak tahan dengan kemolekan HP milik teman-temannya akan merengek-rengek minta dibelikan oleh orang tuanya. Tentu sobat pembaca bisa bayangkan sendiri bukan, betapa panjangnya rentetan siklus kesenjangan itu.

5. Berpotensi Menumbuhkan Hedonisme

Siswa yang bebas membawa HP ke sekolah juga berpotensi mengalami perubahan gaya hidup. Mereka cenderung mendapat pengaruh dari apa saja yang diaksesnya melalui HP. Jika mereka terjerembab dengan style berpakaian ala Korea karena keseringan melihat akun idola mereka di Instagram atau video-video klip di YouTube, maka besar kemungkinan saraf-saraf hedonisme di dalam diri mereka tumbuh subur seiring berjalannya waktu. Apalagi jika orang tua dan guru gagal menumbuhkan moral dan nilai-nilai karakter religius.

6. Berpotensi Menimbulkan Persaingan Tidak Sehat

Jika semua siswa bebas membawa HP ke sekolah, maka para siswa terutama mereka yang kaya cenderung akan memiliki intrik pameritas. Setiap ada HP keluaran baru, mereka minta dibelikan lalu membawanya ke sekolah. Tidak mau kalah, siswa lain yang juga tidak ingin tersaingi, pasti akan merengek dibelikan juga HP yang lebih keren dan canggih. Jika hal ini berada dalam zona aman (tidak terkontrol oleh guru dan orang tua) maka hasilnya akan menimbulkan persaingan dan kondusifits sekolah yang tidak sehat antar siswa. Walaupun begitu banyak efek negatif dari kebijakan sekolah mengijinkan para siswa membawa HP ke sekolah, namun ternyata hal ini juga berpotensi menularkan nilai-nilai positif, antara lain:

1. Berpotensi sebagai Sumber Belajar Tanpa Batas

Jika sekolah mengijinkan para siswa membawa HP ke sekolah, maka harus diikuti dengan kontrol yang profesional. Kebijakan tersebut sebaiknya diarahkan agar siswa benar-benar dapat memanfaatkan HP sebagai sumber belajar tanpa batas yang positif. Dalam hal ini, setiap pembelajaran yang membutuhkan referensi lebih luas, guru dapat membimbing dan mengarahkan para siswa mengakses situs-situs yang bermanfaat saja. Dengan demikian, para siswa dapat memperoleh ilmu dan wawasan yang luas.

2. Berpotensi sebagai Media Pembelajaran

Selain sebagai sumber belajar, HP juga dapat dijadikan media pembelajaran. Misalnya dalam pelajaran bahasa Inggris atau bahasa Indonesia, para siswa diarahkan untuk mendengarkan percakapan menggunakan headset di HP mereka masing-masing. Setelah itu, menyimpulkan atau menceritakan kembali (retelling) apa yang didengarkan menggunakan bahasa sendiri.

3. Mempercepat Komunikasi antar Siswa

Komunikasi antar siswa dalam lingkungan sekolah dapat terjalin dengan baik jika sekolah memberikan izin membawa HP. Komunikasi tersebut meliputi diskusi tentang mata pelajaran antar siswa yang kebetulan beda kelas. Atau bisa juga untuk memanggil teman yang masih ada di kantin agar segera ke kelas karena guru mata pelajaran telah datang.

4. Mendukung Sistem Pembelajaran berbasis E-Learning

Hal sama juga dapat dilakukan oleh guru. Dalam hal ini, guru dapat memperdengarkan lagu-lagu pelajaran atau materi e-learning melalui HP yang disambungkan ke LCD Proyektor dan speaker. Jadi, siswa dapat lebih mudah memahami dan menikmati pembelajaran.

5. Memudahkan Siswa Komunikasi dengan Orang Tua

Para siswa yang telah pulang sekolah dapat memberitahu orang tuanya untuk dijemput melalui HP yang dibawanya. Begitupun jika ada pelajaran tambahan atau diskusi kelompok di luar jam sekolah, para siswa dapat minta izin pulang terlambat melalui HP. Termasuk hal-hal lain yang mendadak. Jadi, orang tua tidak lagi harus bolak-balik ke sekolah sehingga pekerjaannya tidak terganggu.

6. Memotivasi Guru untuk Memperbaharui Strategi Pembelajaran

Dengan adanya ketertarikan siswa menggunakan gadget modern seperti HP, para guru sebaiknya melihat itu sebagai tantangan untuk memacu diri lebih baik bagaimana menghadirkan pembelajaran yang lebih menarik. Nah, termasuk dalam menciptakan strategi pembelajaran berbasis teknologi HP. Saya yakin tidak semua sekolah mengimplementasikan kebijakan "Pembolehan Siswa membawa HP ke sekolah." Hal itu dikarenakan sulitnya hal tersebut terkontrol dan juga karena mempertimbangkan efek-efek negatif yang dihasilkan. Namun demikian, melalui sistem pengawasan yang baik misalnya pembatasan jam akses HP bagi siswa, saya pikir justru hal-hal positif dapat dirasakan. Bahkan justru memacu semangat belajar dan kreativitas siswa. Jadi, bergantung bagaimana manajemen sekolah menyikapinya. 

Related Posts :

Dalam artikel kali ini saya akan membahas debat. Apa itu debat? Debat merupakan kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan. Keputusan pemenang biasa nya dari kemampuan argumen masing-masing tim. Dalam debat di perlukan public speaking yang baik dalam berbicara, wawasan dan ber-argumentasi. Debat di Sekolah Menengah Atas (SMA) biasanya dimulai dari tesis/mosi yaitu masalah yang akan di bahas dalam berdebat. Lalu di ikuti dengan argumen dari masing-masing tim debat yaitu pihak pro dan kontra. Pro adalah pihak debat setuju terhadap mosi tersebut, sementara pihak kontra adalah pihak debat yang menentang terhadap mosi tersebut. Debat di Sekolah Menengah Atas (SMA) ada 3 sesi yaitu Mosi juga Argumen, Tanya jawab atau berargumen kemudian kesimpulan. Debat biasanya memliki tempo waktu selama 5-9 menit, itupun juga bergantung kepada penyelenggara. Perbedaan Pro dan kontra juga memiliki dinamika yang jelas dalam setiap argumen. Berikut artikel berisi Perbedaan Pro dan kontra secara umum

TEKS DISKUSI DEBAT SECARA BERKELOMPOK

"DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF MEMBAWA HANDPHONE KE SEKOLAH"

1). Isu/Masalah

Banyaknya pelajar menggunakan handphone sebagai alat komunikasi  dan maraknya kemajuan teknologi menyebabkan pelajar terdorong membawa handphone ke sekolah tentu bukanlah hal yang asing lagi. Membawa handphone  ke sekolah memang mempunyai dampak positif, tetapi di sisi lain pasti mempunyai dampak negatif. Seperti yang saat ini marak terjadi beberapa perkara, dikarenakan siswa membawa handphone ke sekolah. Maraknya video asusila, penipuan dan sebagainya. Terutama globalisasi yang menyebabkan remaja melupakan dunia seperti halnya sosial media.

2). Argumen (pro/mendukung)

Mengendarai motor ke sekolah bagi para pelajar tentu memiliki beberapa dampak positif  sebagai berikut:  

1.  Dengan membawa handphone ke sekolah pelajar bisa menghemat waktu dalam mencari materi dan tugas-tugas yang ada karena tidak harus mencari materi hingga ke perpustakaan yang jauh dan bertanya selalu kepada orang sekitar yang akan membuang waktu dan kesalahpahaman sehingga pelajar  akan tersesat dan kehilangan banyak kesempatan atas ilmu yang di cari.

2.  Membawa handphone ke sekolah dapat membuat siswa menjadi cerdas karena internet telah di sediakan di handphone untuk sebagai bahan materi.

3.  Dengan membawa handphone ke sekolah, pelajar tidak perlu merepotkan guru yang harus memberikan gambaran dan contoh tambahan di sekolah. Dengan hal itu, pelajar bisa belajar mandiri.

4. Membawa handphone ke sekolah memang lebih nyaman dan aman, dibanding dengan janji untuk bertemu seseorang seperti orang tua tidak bisa mengantar, dikarenakan orang tua sakit sehingga siswa tidak harus menunggu lama.


3). Argumen (kontra/menentang)

          Dengan berbagai dampak positif ketika pelajar membawa handphone ke sekolah, tentu kita harus lebih bisa melihat kepada dampak negatif apa yang dapat disebabkan ketika pelajar membawa handphone ke sekolah. Dengan mengetahui beberapa dampak negatifnya, para orang tua siswa, para siswa, dan guru pembimbing atau pihak-pihak lain dapat lebih berpartisipasi. Berikut dampak-dampak negatifnya:

1.   Pelajar yang membawa handphone ke sekolah bisa saja mengalami hal yang tidak diinginkan, seperti poernografi. Ketika hal itu terjadi, tentu akan merugikan beberapa pihak, terutama orang tua pelajar, dan pelajar itu sendiri.

2.   ketika melakukan penjagaan ketat pun masih dapat terjadi pelanggaran dalam membawa handphone ke sekolah dikarenakan handphone milik pribadi dan memiliki privasi.

3.   Pelajar yang terlalu sering menggunakan handphone, akan merasa bosan, sehingga berinisiatif untuk mencari hal-hal yang baru, seperti melihat gambar tidak senonok. Tentu pelajar akan menganggap hal itu menyenangkan. Tetapi, di sisi lain akan merusak masa depan pelajar dan merugikan banyak masyarakat.

4.   Membawa handphone ke sekolah tentunya hal yang sangat menyenangkan bagi para pemula, karena mengendarai motor adalah sesuatu yang hal menyenangkan, hal itu bisa saja menurunkan konsentrasi belajar siswa karena memikirkan kesenangan dalam berkendara.

5). Simpulan/saran

Handphone memang mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari, Hnadphone akan membuat aktivitas sehari-hari berjalan dengan lancar. Terutama aktivitas para pelajar dan para pekerja. Tetapi aktivitas tentu akan terhambat jika tidak berhati-hati dalam menggunakan. Maka dari itu, dibutuhkan peran orang tua yang bisa menasehati dan mengajar anaknya yang masih tidak bisa membedakan yang yang baik dan yang buruk untuk bisa lebih berhati hati dalam menggunakan handphone. Hal apa saja bisa terjadi di luar dugaan sesuai kehendak-Nya, maka, diperlukan kehati-hatian dalam berkendara dan memohon kkeselamatan dari-Nya.

Saran lain artikel debat:

Contoh debat: Membawa motor ke sekolah (pro&kontra)

Contoh debat: Menggunakan plastik minuman di sekolah (pro dan kontra)

Posted by Fadlan Mumtaz

Fadlan Mumtaz Updated at: Wednesday, March 21, 2018

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA