Pada suatu agen koran dan majalah terdapat 15 orang berlangganan koran dan majalah

Pada suatu agen koran dan majalah terdapat 18 orang berlangganan koran dan majalah, 24 orang berlangganan majalah, dan 36 orang berlangganan koran. Banyaknya seluruh pelanggan agen tersebut adalah : . . .

A

42 orang

B

78 orang

C

60 orang

D

40 orang


Pada suatu agen koran dan majalah terdapat 15 orang berlangganan koran dan majalah, 34 orang berlangganan koran, dan 26 orang berlangganan majalah. Banyaknya seluruh pelanggan agen tersebut adalah ... orang​
Pada suatu agen koran dan majalah terdapat 15 orang berlangganan koran dan majalah, 34 orang berlangganan koran dan 26 orang berlangganan majalah. Banyaknya seluruh pelanggan agen tersebut adalah ... orang
Mempromosikan produk & jasa yang dipasarkan oleh UMKM, Usaha Besar dan Korporasi termasuk aktifitas yang dilakukan oleh Institusi, Lembaga dan Organisasi baik Swasta, Pemerintahan maupun Internasional yang beroperasi di wilayah Republik Indonesia

Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman yang bermain untuk dua klub yang berbeda di Super Liga Slovakia.

Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman yang telah berkarier lebih dari tiga musim di Eropa mengatakan bermain di luar negeri memperkuat mental dan mereka "tidak takut untuk bermimpi yang terlalu tinggi".

Egy dan Witan - yang dalam empat bulan terakhir turun di dua klub berbeda di Fortuna Liga atau liga utama Slovakia - mengatakan mereka berharap suatu saat nanti bisa tampil di pertandingan bergengsi Eropa, Liga Champions, kompetisi paling tinggi atau Europa League ataupun Conference League.

Witan saat ini bermain untuk AS Trencin sementara Egy mengakhiri kontrak dengan FC ViOn Zlaté Moravce, secara resmi pada akhir Desember 2022.

Mereka bergabung pada waktu yang hampir bersamaan, Agustus 2022, pindah dari klub Senica yang ketika itu mengalami masalah finansial.

"Saya ingin bermain di kompetisi tinggi di Eropa, Champions League, mungkin mimpi saya terlalu tinggi atau bagaimana kata orang tapi gak apa saya ingin mencapai mimpi itu," kata Egy kepada wartawan BBC News Indonesia Endang Nurdin, setelah sesi latihan bersama FC ViOn di Kota Zlate Moravce, bulan November.

"Gagal atau berhasil, saya tidak akan pernah menyesali karena saya melakukan apa yang saya mau, apa pun hasilnya, enggak takut, jalanin aja, bagaimanapun ke depannya," tambah pemain sayap ini.

Pada suatu agen koran dan majalah terdapat 15 orang berlangganan koran dan majalah
BBCEgy bergabung dengan FC ViOn pada awal Agustus lalu dan akan mengakhiri kontraknya pada 31 Desember 2022.

Witan, yang ditemui secara terpisah di Kota Trencin, juga memiliki harapan serupa - keinginan yang menurutnya ia lalui dengan belajar untuk berani meningkatkan mental di lapangan.

Pemuda kelahiran Palu, Sulawesi Tengah, ini mengatakan pada awalnya dulu ketika baru tiba dari Indonesia, ia sempat gugup pegang bola karena "sering dimarahi di lapangan".

"Pertama kali ke Eropa saya sampai takut pegang bola karena sering dimarahi [kalau melakukan kesalahan] terus saya cuma bilang sorry, sorry, maaf-maaf, mereka tekan terus saya, kasih pressure terus ke saya," cerita Witan.

Pada suatu agen koran dan majalah terdapat 15 orang berlangganan koran dan majalah
BBCWitan pindah ke Slovakia, dimulai dengan klub Senica tahun lalu.

"Kalau bermain di Eropa, kalau kita dimarahi, kita harus marah balik, karena mentalnya beda dengan di Indonesia," kata Witan tergelak. Ia menambahkan, setelah sekitar satu bulan, ia sudah berani memberikan komentar balik bila dikritik.

Namun ia mengatakan kritikan di lapangan bertujuan positif untuk meningkatkan keterampilan tim di lapangan.

BBC News Indonesia bertemu dengan keduanya secara terpisah pada November.

"Selebritas besar…mungkin dia sombong"

Zlate Moravce, markas klub sepak bola ViOn, merupakan kota kecil yang dikelilingi perbukitan, sekitar satu setengah jam berkendara dari ibu kota Slovakia, Bratislava.

Hanya ada sejumlah toko di pusat kota.

Latihan rutin tim bola ini dilakukan biasanya satu kali atau dua kali per hari.

Saat BBC News Indonesia ikut menyaksikan sesi latihan pagi, pengurus media FC ViOn, Timotej Pavlik sibuk mengambil foto para pemain.

Timo mengatakan mereka terkejut melihat pengikut Egy di media sosial, sebelum pemuda asal Medan, Sumatera Utara itu bergabung empat bulan lalu.

"Saya terkejut, karena pengikut dia di media sosial begitu banyak, saya sempat mengira dia mungkin sombong karena seorang selebritas besar. Tapi dia ternyata biasa saja dan saat dia bergabung dia langsung seperti keluarga dalam klub ini, karena di klub ini kami semua seperti keluarga," cerita Timo.

Timo mengatakan pengikut media sosial ViOn terdongkrak banyak setelah Egy bergabung pada Agustus 2022.

Di klub ini, hanya ada enam pemain asing, termasuk Egy, dan mereka semua tinggal di Hotel ViOn, tak jauh dari stadion dan tempat latihan.

Selama berkarier sebagai pemain profesional, Egy mengatakan hal yang paling berat baginya adalah hidup sendiri.

"Saya dari umur 18 sudah jauh [dari keluarga], yang paling berat sendiri, enggak ada siapa-siapa, mau bicara, pakai bahasa Inggris, bisa, tapi agak takut, sebagai orang Indonesia kan suka enggak enakan, apalagi dengan yang lebih tua. Jadi hidup sendiri … itu yang harus dilawan, kalau makanan dan cuaca itu, urusan belakangan," kata Egy.

Ia mengatakan untuk melawan kesepian ia menelepon keluarganya lewat video dan berbincang dengan teman-teman satu tim.

"Bangun pagi salat Subuh, tidur lagi, latihan, setelah latihan lunch (makan siang) sama tim, meeting (hadiri pertemuan), nonton video taktik. Kalau dua kali latihan, sekitar jam 14.00 latihan lagi, makan malam, nonton film, telepon orang tua, pacar… atau dinner (makan malam) dengan teman-teman, minum kopi, main game, gitu-gitu aja," cerita Egy terkait kegiatannya sehari-hari.

Ia menyebut dekat dengan pemain asing lain - dari Brasil, Bosnia, Yunani, Macedonia yang tinggal di akomodasi yang sama.

Baca juga:

  • Saat Elkan Baggott mendengar Indonesia Raya, 'langsung terasa begitu spesialnya momen bermain untuk negara saya'
  • Lechia Gdansk: 'Reaksi sangat gila' di Instagram berkat Egy Maulana yang meraih 'mimpi'
  • Anindya Bakrie dan Erick Thohir mengambil alih Oxford United
  • Timnas Indonesia juarai Piala AFF U-22 setelah tekuk Thailand 2-1

Egy mengatakan walaupun Zlate Moravce sepi, ia mengaku "senang dan menikmati pemandangan sekeliling" kota kecil itu.

Pada suatu agen koran dan majalah terdapat 15 orang berlangganan koran dan majalah
BBCSepi, nyaman dan indah dipandang, kata Egy soal kota Zlate Moravce.

"Tinggal di sini walaupun kotanya kecil, nyaman juga, saya sukanya tempat sepi dan tenang, jadi bagi saya, saya merasa santai walaupun sepi."

Ia disebut dalam salah satu dari 60 remaja terbaik dalam sepak bola pada 2017 oleh media Inggris, the Guardian setelah tampil meyakinkan dalam tim Under-19 di Turnamen Toulon, Prancis.

Prestasi Egy di lapangan mulai banyak dilirik setelah menjadi pencetak gol terbanyak dalam Piala AFF (Asean Football Federation) U-18 pada 2017, dengan menyarangkan delapan gol dari enam pertandingan.

Ia mendapatkan tawaran trials (uji coba) di sejumlah klub saat itu termasuk Benfica, Ajax Amsterdam dan Espanyol.

Pada suatu agen koran dan majalah terdapat 15 orang berlangganan koran dan majalah
Getty ImagesEgy dalam semifinal Piala AFF, timnas Indonesia melawan Singapura pada 25 Desember 2021.

Ia juga tampil meyakinkan untuk tim U-19 Indonesia yang bermain dengan tim Espanyol B dalam pertandingan persahabatan pada tahun yang sama. Pelatih tim Espanyol B, David Gallego ketika itu menyebutnya "outstanding" (sangat bagus) dan mendorong agar ia menambah keterampilan pertahanan untuk berkarier lebih tinggi lagi.

Namun ia menandatangani kontrak profesional pertamanya selama tiga tahun dengan Lechia Gdanks pada 2018, klub Polandia yang menerimanya tanpa percobaan. Setelah selesai kontrak, ia bergabung dengan klub Senica, Slovakia pada Agustus 2021.

Stadion dengan latar belakang kastel

Di Trencin, kota yang berjarak sekitar 130 kilometer di utara ibu kota Bratislava, Witan Sulaeman mengatakan tantangan terberat bagi dirinya berkarir di Eropa, juga kesepian.

Namun, kesempatan dan tantangan bermain yang mendorongnya untuk tetap bertahan.

"Pernah saya berpikir, aduh ngapain di Eropa, lebih baik di berkarier di Indonesia, dapat gaji lumayan dan dapat fasilitas gampang, bahasa Indonesia juga, dekat dengan keluarga. Cuma saya berpikir lagi, kalau main di Indonesia mungkin, seperti engak ada tantangan, jadi ya lebih bagus di Eropa," cerita Witan.

Dalam perjalanan di mobil kembali ke apartemennya setelah latihan, ia mengatakan jarang keluar dan mengunjungi kafe sesekali dan hanya sering ke supermarket untuk belanja.

Sambil tertawa ia menyebut kota asalnya, Palu, Sulawesi Tengah, lebih ramai dibandingkan Trencin.

"Sempat merasa sedih hidup sendiri, tapi mau bagimana lagi, masa mau nangis-nangis, enggak bisa juga," ceritanya.

Tapi dalam tiga bulan terakhir, Witan - yang menikah Mei lalu - mengajak istrinya ke Slovakia.

Kesepian bukan masalah lagi. "Sekarang, ada istri, jadi betah," kata pemuda berusia 21 tahun ini.

Penampilan Witan di lapangan mulai menonjol saat turun di Piala AFC (Asian Football Confederation) 2018 untuk U-19 - ketika timnas Indonesia melaju ke perempat final.

Pada suatu agen koran dan majalah terdapat 15 orang berlangganan koran dan majalah
Getty ImagesWitan juga dalam semifinal Piala AFF pada 25 Desember 2021.

Sempat meneken kontrak dengan PSIM Yogyakarta sebelum terbang ke Eropa, ia bergabung dengan Radnik Surdulica, klub Super Liga Serbia.

Debutnya baru dimulai pada Juli 2020 setelah terhenti karena pandemi Covid-19. Ia sempat bergabung selama sekitar satu tahun dengan klub Polandia Lechia Gdańsk tahun lalu sebelum pindah ke Senica, Slovakia pada Januari 2022.

Pada suatu agen koran dan majalah terdapat 15 orang berlangganan koran dan majalah
BBC

Di AS Trencin yang memiliki stadion dengan latar belakang kastel dan kapasitas 10.000 orang ini, Witan telah mencetak empat gol sejak bergabung Agustus lalu.

Namun pemain yang disebut sebagai pemain "baby faced assasin" oleh Breaking the Lines, media online yang menganalisis pemain sepak bola, mengatakan pengalamannya masih belum cukup.

"Saya belum ada apa-apanya, saya harus berani bagimana biar sukses ke depan." Ia menyebut selalu mendorong diri untuk tidak berada di zona nyaman untuk terus meningkatkan keterampilan.

Pada suatu agen koran dan majalah terdapat 15 orang berlangganan koran dan majalah
BBCWitan dalam sesi latihan di stadion Trencin.

"Dampak besar di dalam dan luar lapangan...Indonesia harus bangga"

Dari sisi finansial, keduanya mengatakan penghasilan tidak jauh berbeda dengan bermain di Indonesia.

"Pemain Asia ke Eropa, jujur saja dengan finansial yang kecil tapi mencukupi. Cukup untuk hidup sederhana di sini … kalau ingin lebih baik, harus membuktikan menjadi yang terbaik, setelah itu bakalan lebih tinggi lagi," kata Egy.

Cuaca yang menggigit, terutama pada musim dingin, bukan masalah bagi dua pesepak bola Indonesia ini.

"Saya malah pernah beberapa kali main saat turun salju, hampir semata kaki, saya oke-oke saja, hokinya malah di situ, gol malah di situ. Dingin enggak terlalu masalah bagi saya," cerita Egy.

Egy dan Witan mengatakan karier profesional mereka di Eropa sangat terbantu dengan peran agen.

Dusan Bogdanovic - mantan pemain bola Serbia yang menjadi agen mereka - mengatakan mulai memperhatikan keduanya sejak di Sekolah Khusus Olahraga, Ragunan.

Namun untuk dapat berkarier di klub di Eropa, menurut Dusan, pemain perlu menunjukkan komitmen tinggi.

"Perjalanan mereka jauh dari mudah tetapi mereka kerja keras dan tidak pernah menyerah."

"Mereka anak-anak sangat baik yang memiliki komitmen untuk sukses. Indonesia harus bangga," kata Dusan.

Chris Gerstle, direktur Strategi dan Pengembangan European Leagues, mengatakan langkah Egy dan Witan berkarier di Eropa "dapat berdampak besar di lapangan dan di luar lapangan".

Selain kenaikan tinggi di sosial media tempat klub-klub mereka bermain, pertandingan-pertandingan saat mereka turun sangat populer secara internasional, baik siaran langsung atau cuplikan-cuplikannya, ujar Gerstle.

"Kami memiliki data jumlah yang menonton dari mitra kami OneFootball dan Eleven Sports yang menampilkan pertandingan-pertandingan itu di platform digital mereka."

Ia juga mengatakan tren pemain Asia ataupun Indonesia seperti Egy dan Witan "akan terus meningkat karena level sepak bola terus berkembang".

Dalam perjalanan karier empat musim di Eropa, Egy mengatakan saat ini ia mencoba bangkit kembali setelah sempat cedera.

Sejak bergabung dengan FC ViOn, pemuda berusia 22 tahun ini belum banyak diturunkan.

Direktur olahraga ViOn, Vlado Cerveny mengatakan Egy adalah pemain dengan teknik yang handal. Namun pelatih baru tim ini, Ivan Galad, menerapkan sistem yang lebih fisik.

"Setelah Egy datang, kami ada pelatih baru yang menerapkan sistem yang berbeda. Saat ini yang diterapkan adalah lebih fisik, sementara Egy adalah pemain yang lebih teknikal. Setiap pemain penting bagi kami termasuk Egy," kata Vlado menjawab pertanyaan tentang jam main Egy yang kurang.

Awal bulan ini, Egy dan FC ViOn sama-sama sepakat untuk mengakhiri kontrak, secara resmi pada 31 Desember 2022.

Pernyataan resmi klub itu menyebutkan "Egy secara teknis adalah pemain yang sangat bagus, namun ia sering tidak turun karena gaya bermain kami yang tidak cocok".

Keduanya berdiskusi dan "sama-sama sepakat untuk mengakhiri kontrak," penyelesaian yang hanya diambil "beberapa menit".

Terlepas dari mengakhiri kontrak ini, Egy sendiri mengatakan banyak yang harus dia tingkatkan.

Pada suatu agen koran dan majalah terdapat 15 orang berlangganan koran dan majalah
BBC

"Secara mental, taktik dan fisik harus lebih baik lagi, masih banyak yang harus saya perbaiki. Apa lagi sempat cedera. Saya merasa ketinggalan, jadi harus mengejar dan cara satu-satunya nya bangkit, balik ke perform [semula] dan jangan nyerah," katanya.

"Kita di sini pemain asing, kalau kekuatan sama seperti yang lain, kita harus lebih dari yang lain, kita harus benar-benar kasih yang terbaik agar pelatih melihat ke kita," tambahnya.

Di klasemen sementara liga, FC ViOn - klub yang didirikan pada 1995 ini berada di posisi 10 dari 12 klub.

Sementara klub yang dibentuk 30 tahun lalu, AS Trencin berada tak jauh di posisi sembilan.

Banyak belajar di kiblatnya sepak bola

Dua pesepak bola Indonesia mengatakan masih ingin menempa pengalaman di Eropa dalam tahun-tahun ke depan dan membidik di kompetisi yang lebih tinggi di Eropa.

"Pengalaman selama tiga musim pertandingan sangat membantu dalam segala aspek, dalam disipilin, dalam mental berjuang, mental bertanding, apalagi untuk timnas yang membawa lambang Garuda, saya harus memberikan segalanya untuk negara," kata Witan.

Pelatih AS Trencin, Marián Zimen, yang juga mantan pemain belakang timnas Slovakia, menyebut setiap pemain harus menunjukkan kemampuan tinggi untuk bisa diturunkan.

Ia menyebut Witan sebagai anak muda hebat yang memiliki mentalitas kuat.

"Saya tahu terkadang Witan tak senang bila ia tidak diturunkan. Saya paham itu. Tapi keesokan harinya, ia siap 100%. Karakter hebat," kata Zimen.

Witan sendiri menyatakan ia berharap klubnya itu bisa tampil di kompetisi tinggi.

"Saya ingin sukses di Eropa … saya mau main di Champions League, Europa league, Conference league. Semoga saja dengan AS Trencin bisa main di Conference League, paling tidak di Conference League dulu, step by step," kata Witan.

Liga Champions - kompetisi sepak bola antarklub yang diselenggarakan oleh organisasi sepak bola Eropa, UEFA - diikuti oleh klub dari liga atau divisi tertinggi Eropa. Klub yang berada di posisi kelima kebawah dapat mengikuti kejuaraan kasta kedua Liga Eropa dan berikutnya Liga Konperensi.

Pada suatu agen koran dan majalah terdapat 15 orang berlangganan koran dan majalah
Getty ImagesEgy bersama rekan satu tim dari Lechia Gdanks, (dari kiri), Jan Bieganski, Bartosz Kopacz, Egy Maulana Vikri, Mykola Musolitin dan Joseph Ceesay sebelum pertandingan liga melawan Jagiellonia Bialystok pada 30 Januari 2021 di Gdanks, Polandia.

Bagi Egy kesempatannya saat ini, ingin ia gunakan untuk terus menggali keterampilan.

"Eropa kiblatnya sepak bola, berjuta-juta orang mau main bola, ada yang punya kesempatan ada yang tidak. Saya beruntung dapat kesempatan dan mencoba menjadi lebih baik, belajar dan mencari pengalaman," kata Egy.

Ia mengaku masih harus banyak belajar ke depan dan pesannya untuk para pemain muda yang ingin berkarier di Eropa adalah untuk mengejar target.

"Harus bekerja keras dan pasang target, tujuan seperti apa dan harus dengan kemauan sendiri dengan target itu, berhasil, gagal, gak apa yang penting kamu senang, kamu menjalani tujuan dengan bangga."

"Latihan, kerja keras, berdoa, dekat dengan keluarga, bicara dengan keluarga, bicara dengan teman-teman. Saya berharap banyak pemain-pemain Indonesia yang bisa jauh lebih baik dari saya, lebih tinggi dari saya, itu akan sangat membanggakan. Saya akan senang sekali dengan hasil itu," tutup Egy.

Asisten pelatih timnas Nova Arianto mengatakan ketrampilan keduanya sejak berkarier di Eropa sangat membantu bagi tim Indonesia.

"Egy dan witan semenjak berkarier di luar mengalami perkembangan secara skill, mental dan kedewasaan dalam bermain sangat baik, pastinya itu sangat membantu tim nasional yang kedepan akan banyak mengikuti beberapa kejuaraan dan FIFA match Day dan paling terdekat di Piala AFF," kata Nova.

Indonesia akan menghadapi Kamboja pada tanggal 23 Desember dan melawan Thailand enam hari kemudian di Gelora Bung Karno, Jakarta.

Saat ini terdapat delapan pemain Indonesia yang berkarir di luar negeri, termasuk Egy dan Witan.

Dua pemain lain yang bermain di Eropa adalah Sandy Walsh yang bermain di Belgia dan Elkan Baggott di Inggris.